Telur asin (Foto: Pexels) |
Nilai
impor Singapura di tahun 2018 untuk telur bebek mencapai 16,3 juta dolar AS. Peluang
besar ini harus ditangkap para pengusaha di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau
(Kepri).
Hal
tersebut disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian
Pertanian (Kementan), Fini Murfiani di Biz Hotel Batam, Senin (25/11/2019) usai
hadir dalam acara “Temu Bisnis Sinergitas Antar Daerah Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional”.
Lanjut Fini, Kementan mendorong pengusaha di Kabupaten Lingga untuk mengembangkan
peternakan bebek dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar telur bebek di Singapura.
Selain
letak geografis Lingga yang sangat menguntungkan karena berdekatan dengan
Singapura, menurut Fini, aktivitas di Lingga juga terbilang masih lengang. Kondisi
ini dinilai sangat mendukung untuk peternakan bebek, mengingat bebek termasuk
ternak yang mudah stres apabila mendengar suara bising yang berlebihan.
"Singapura
itu masuk dalam daftar lima besar sebagai negara pengimpor telur bebek di
dunia. Karena itu, pengusaha Lingga harus menangkap peluang pasar ini,"
kata Fini.
Menurut
Fini, nilai impor Singapura tahun 2018 untuk telur bebek yang masuk ke kategori
preserve (yang sudah diawetkan) atau cooked (dimasak) mencapai 16,3 juta
dolar AS.
Bahkan,
angka impor ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
"Ini
baru telur asin atau telur dalam keadaan preserve
(yang sudah diawetkan) dan telur yang sudah diolah atau dimasak,"
jelasnya.
Fini
melihat peluang pasar ekspor telur bebek dari bumi "Bunda Tanah
Melayu" itu cukup potensial karena berdekatan dengan Singapura.
Apalagi
selama ini, Singapura melakukan impor telur bebek dari Indonesia masih sangat
terbatas, tentunya hal ini membuka peluang besar untuk pengusaha di Lingga.
"Bahan
baku pakan banyak tersedia di Lingga. Jadi, tinggal menyiapkan pabrik
pengolahannya. Sehingga harga pakan bisa bersaing," paparnya.
Bupati
Lingga Alias Wello mengatakan cukup tertarik dengan informasi tersebut. Pria
yang akrab disapa Awe ini berjanji akan meminta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
Kabupaten Lingga untuk mendalami peluang pengembangan peternakan bebek yang
disarankan.
"Benar
apa yang dikatakan Bu Fini, kami punya bahan baku pakan yang melimpah. Sagu
kami banyak dan masih murah. Bahan pakan lainnya seperti dedak dan ikan, juga
sudah tersedia di sini," terang Awe usai berbincang dengan Direktur
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian di Biz Hotel.
Awe
menambahkan, secepatnya akan mengumpulkan pengusaha Lingga agar peluang bisnis
ini cepat terealisasi di Lingga, sehingga selain penghasil Udang tambak
terbesar se-Kepri, Lingga juga merupakan pengekspor telur asin terbesar ke
Singapura. (Sumber: kompas.com)
0 Comments:
Posting Komentar