Halal Bihalal Peternak Layer Jabodetabek
Bertempat di Restaurant Pondok Kemangi BSD, sebanyak
32 orang dari kalangan peternak layer dan technical services (TS) perusahaan
obat hewan dan pakan berkumpul menggelar halal bihalal. Acara ini ditujukan
untuk memupuk jalinan silaturahmi dan sebagai momen untuk saling bermaaf-maafan
pasca hari raya umat muslim Idul Fitri 1437 H.
Acara yang berlangsung Jumat, 15 Juli 2016 ini
diawali dengan makan malam dengan sajian khas masakan tradisional selera
nusantara. Kemudian disambung dengan acara foto bersama, perkenalan dan ramah
tamah. Pada kesempatan ini juga dilakukan pengundian doorprize memperebutkan
hadiah hiburan.
Suasana penuh kekeluargaan dan keakraban terpancar
antara peternak dan segenap TS yang hadir. Seakan tak ada jarak diantara mereka
acara berlangsung semarak. Bahkan seusai acara beberapa TS memanfaatkan momen
untuk bisa berdiskusi dengan beberapa peternak secara lebih intens terkait
bisnis. Sukses buat semua! (wan)
Baru 13 Bulan Menjabat, Muladno Diberhentikan Sebagai Dirjen PKH
"Tidak simpang siur Pak. Sudah lurus Pak. Saya diberhentikan," demikian jawaban tegas Muladno via whatsapp, menjawab pertanyaan Infovet mengenai kesimpangsiuran informasi pemberhentian dirinya sebagai Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kamis (14 Juli 2016).
Informasi perihal pemberhentian Dirjen PKH pada Kamis kemarin demikian ramai di sosial media kalangan peternakan dan kesehatan hewan. Pasalnya Muladno menjabat sebagai Dirjen baru 13 bulan. Ia dilantik Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada 1 Juni 2015.
Sebagai pakar yang juga aktivis di berbagai organisasi, Muladno sejak menjabat langsung bisa menyatu dengan stakeholder peternakan dan kesehatan hewan. Di kalangan internal Ditjen PKH sendiri Muladno sosok yang sudah lama dikenal kiprahnya baik sebagai pakar, narasumber maupun pengurus beberapa organisasi peternakan. Konsep dan gagasan tentang peternakan langsung diungkap ke publik dan mendapat respon positif. Konsep yang paling menonjol adalah SPR (Sentra Peternakan Rakyat) yang sudah dijalankannya semenjak dirinya masih bertugas di kampus IPB sebagai dosen. Konsep ini dikembangkan menjadi sebuah program pemerintah, dan telah disosialisasikan ke berbagai daerah dan berbagai asosiasi. Program SPR telah mulai berjalan dengan angaran APBN.
Kepada asosiasi bidang peternakan dan kesehatan hewan, Muladno mengharapkan agar dapat menjalankan aktivitasnya secara profesional. Ia menyelenggarakan dialog revitalisasi asosiasi peternakan saat pameran Indolivestock Expo di Surabaya, Juli 2015. Di forum itulah disepakati bahwa asosiasi yang diakui Ditjen PKH adalah yang berbadan hukum di Kemenhukham.
Pembenahan ini merupakan langkah strategis karena menurut Muladno ada lebih dari 70 asosiasi dan sebagian hanya ada pengurus tanpa anggota, sehingga suaranya belum tentu mewakili pihak yang diakui sebagai anggotanya.
Banyak pihak mengakui dialog dengan stakeholder berlangsung peternakan berlangsung produktif karena Muladno mau mendengar dan sudah cukup lama mendalami persoalan lapangan. "Meski baru setahun menjabat, sudah terlihat banyak langkah pembenahan yang positif," kata seorang pengamat, yang sangat menyayangkan adanya pergantian tersebut.
Perihal pemberhentian dirinya, Muladno menyatakan belum tahu penyebabnya. Sejumlah menduga pemberhentian ini karena selama ini Muladno kerap berbeda pandangan dengan Menteri Pertanian.
Ketidak harmonisan Menteri dengan Dirjen PKH tampak makin nyata tatkala sebuah acara peresmian bibit ternak kambing di Jateng, dimana Mentan hadir tanpa didampingi Muladno, beberapa waktu lalu.
Beberapa sumber lain menyatakan karena kegagalan Dirjen menurunkan harga daging sapi menjadi Rp. 80.000/kg.
Dengan pemberhentian ini, Muladno menjabat sebagai Dirjen PKH hanya 13 bulan. Sejak era reformasi, pergantian Dirjen dalam waktu singkat sudah beberapa kali terjadi. Wasito, guru besar UGM sempat menjabat Dirjen hanya dalam waktu 9 bulan. Sementara Prabowo Respatio menjabat 1 tahun.
"Tragedi pejabat gonta-ganti, tak akan ada solusi yang berarti," kata Heri Setiawan, pemerhati perunggasan nasional menanggapi pergantian ini.
Ditanya tentang langkah selanjutnya setelah tidak menjabat Dirjen, Muladno menyatakan akan kembali ke kampus. Hingga artikel ini disusun belum ada informasi siapa yang akan menggantikan Muladno sebagai Dirjen PKH. Untuk sementara pelaksana tugas (Plt) Dirjen PKH adalah Sekjen Kementan Hari Priyono. ***
Alltech Indonesia Gelar Bukber dan Media Gathering
Sebanyak belasan tamu undangan yang terdiri dari wartawan dan insan media bidang peternakan dan pertanian memenuhi undangan Buka Puasa Bersama yang diselenggarakan oleh Alltech Indonesia. Acara yang berlangsung di Din Tai Fung Restoran, Lotte Shopping Avenue Kuningan Jakarta ini sekaligus juga menjadi event media gathering yang dibuka oleh General Manager Alltech Ir Hery Santoso MP.
Acara pada Selasa, 28 Juni 2016 ini menjadi spesial karena momen pertama kalinya insan media bertatap muka dan berkenalan secara langsung dengan Marketing Coordinator Alltech Indonesia yang baru yaitu Vinda Amelia Sari. Secara singkat Vinda yang alumnus London School of Public Relations dan telah malang melintang di industri pertanian ini menyampaikan perkenalannya dan corporate profile tentang Alltech secara global. Ia mengungkapkan sebagai perusahaan global, Alltech tak lepas dari nilai-nilai edukasi, inovasi, aplikasi dan keterlibatan (involvement).
“Di Alltech, misi kami adalah untuk meningkatkan kesehatan dan performa masyarakat, ternak dan tumbuhan melalui nutrisi dan inovasi sains. Kami berkomitmen membawa nilai lebih melalu rantai pangan, melalui peningkatan nilai dan kualitas bahan baku pakan. Selain itu menyediakan program nutrisi ternak untuk mencapai performa sesuai potensi genetiknya dan mendukung peternak dalam menghasilkan produk pangan yang lebih bernutrisi dan aman bagi konsumen,” terang Vinda.
Acara buka bersama ini berjalan dengan penuh keakraban antara Tim Alltech Indonesia dan insan media yang terdiri dari Majalah Infovet, Poultry Indonesia, Trobos, Trubus, Agrina, dan AgroTV. Acara bukber juga diisi dengan diskusi ringan seputar strategi marketing dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca dari masing-masing media. Secara khusus Vinda juga menyampaikan ketertarikannya pada industri perikanan budidaya perihal peluang dan tantangan sektor usaha yang terus tumbuh ini.
Selamat datang kepada Bu Vinda di industri peternakan dan perikanan ini, semoga kerjasama kita bisa terus meningkat di kemudian hari. (wan)
Foto bersama Tima Alltech Indonesia dengan insan media bidang pertanian, peternakan/perunggasan dan perikanan. |
“Di Alltech, misi kami adalah untuk meningkatkan kesehatan dan performa masyarakat, ternak dan tumbuhan melalui nutrisi dan inovasi sains. Kami berkomitmen membawa nilai lebih melalu rantai pangan, melalui peningkatan nilai dan kualitas bahan baku pakan. Selain itu menyediakan program nutrisi ternak untuk mencapai performa sesuai potensi genetiknya dan mendukung peternak dalam menghasilkan produk pangan yang lebih bernutrisi dan aman bagi konsumen,” terang Vinda.
Acara buka bersama ini berjalan dengan penuh keakraban antara Tim Alltech Indonesia dan insan media yang terdiri dari Majalah Infovet, Poultry Indonesia, Trobos, Trubus, Agrina, dan AgroTV. Acara bukber juga diisi dengan diskusi ringan seputar strategi marketing dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca dari masing-masing media. Secara khusus Vinda juga menyampaikan ketertarikannya pada industri perikanan budidaya perihal peluang dan tantangan sektor usaha yang terus tumbuh ini.
Selamat datang kepada Bu Vinda di industri peternakan dan perikanan ini, semoga kerjasama kita bisa terus meningkat di kemudian hari. (wan)
Audiensi ISPI dengan Mensesneg Pratikno
Kondisi peternakan tanah air yang dinilai sedang
bergejolak, membuat Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) merasa prihatin
dan tergerak untuk dapat memberikan masukan kepada Pemerintah. Atas kondisi
tersebut, Kamis 23 Juni 2016, rombongan ISPI yang dipimpin oleh Ketua Umum ISPI
Prof. Ali Agus mengadakan audiensi dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg)
Prof Pratikno di Kantornya.
Foto bersama para pelaku industri peternakan dengan Mensesneg Prof Pratikno. |
Dalam dialog tersebut, Ali Agus mengatakan bahwa salah
satu program kerja PB ISPI antara lain adalah advokasi kebijakan bidang
peternakan, sehingga pertemuan tersebut diharapkan dapat menjembatani para
pelaku peternakan dengan Pemerintah. Pengurus ISPI Rochadi Tawaf mengatakan,
kondisi tata niaga daging sapi saat ini dan keberadaan daging sapi impor membuat
kerugian bagi semua pihak, terutama peternak sapi lokal.
“Kebijakan pemerintah yang ingin menekan harga
daging sapi hingga Rp 80.000/kg dan hanya bisa dilakukan dengan impor, maka
yang paling diuntungkan ialah para free
rider dan para importir daging sapi. Memang kita memahami betul bahwa salah
satu tugas Pemerintah ialah menstabilkan ketersediaan supply-demand daging
sapi, dan saat ini kebijakan impor daging merupakan jalan satu-satunya untuk
memenuhi kebutuhan,” kata Rochadi.
Lebih lanjut Rochadi menjelaskan, daging yang dijual
saat ini dengan harga Rp 80.000 per kg merupakan daging CL (chemical lean) yang
seharusnya dibanderol harga Rp 60.000. Dengan kondisi seperti itu, yang
diuntungkan sekali lagi justru para importir daging.
Joko Susilo yang juga Pengurus ISPI menambahkan,
kondisi perunggasan berbanding terbalik dengan kondisi di sapi. Industri
perunggasan mengalami over supply
atau pasokan berlebih, sehingga menyebabkan kerugian bagi peternak yang
berimbas terhadap jumlah peternak. “Saat ini jumlah peternak rakyat tinggal
hanya 15% dibanding jumlah integrator,” kata Joko.
Oleh karenanya, kami para peternak ayam mengharapkan
adanya segmentasi pasar yang belum pernah diatur. Harapannya, para integrator
dapat diarahkan untuk melakukan ekspor, bukan malah sama-sama menjual produknya
di pasar tradisional. “Kalau sama-sama menyasar pasar tradisional, peternak
rakyat yang akan habis,”kata Joko.
Ketua Umum ISPI Prof Ali Agus menambahkan, dengan
pertemuan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah untuk dapat
menyediakan pangan kepada masyarakat yang terjangkau (murah) dan tentunya
berkualitas. “Bukan hanya sekadar murah, namun juga harus berkualitas pula,”
tegas Prof Ali Agus yang juga Dekan Fakultas Peternakan UGM. (wan)
KEPUTUSAN AFKIR DINI UNTUK BELA PETERNAK RAKYAT
Jakarta – Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan
Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Indonesia Hartono menyampaikan bahwa PT
Charoen Phokpand Tbk dan PT Japfa Comfeed Tbk beserta 10 pembibitan unggas yang
menjadi terlapor, hanya merupakan korban dalam pelaksanaan kebijakan afkir dini
induk ayam (parent stock/ PS) yang diperkarakan oleh Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU). Para perusahaan pembibitan unggas membantu peternak dengan
menjalankan instruksi Pemerintah untuk mengafkir dini induk ayam PS yang masih
berada dalam usia produktif.
Drh Hartono, Ketua Dewan Pembina PINSAR Indonesia |
“Saya harus jujur, dalam perkara afkir dini ini,
Charoen dan Japfa dan para terlapor lainnya merupakan pahlawan, karena
berkorban demi menyelamatkan kami selaku peternak mandiri,” ujarnya saat
bersaksi di sidang pemeriksaan lanjutan dugaan kartel ayam pedaging di KPPU,
Rabu (15/6).
Hartono menaksir, kerugian yang ditangung oleh 12
perusahaan pembibitan yang menjadi terlapor mencapai Rp 600 miliar. Perhitungan
tersebut dengan asumsi harga satu ekor PS yang masih produktif berkisar Rp 200
ribu dan jumlah PS yang sudah diafkir sebanyak 3 juta ekor.
Dalam persidangan Hartono mengakui, bahwa usulan afkir
dini bermula dari tuntutan PINSAR agar pemerintah mengambil langkah nyata atas
krisis yang dialami peternak. Sejak 2013, peternak menderita karena harga ayam
hidup (live bird) jatuh di bawah
harga pokok produksi (HPP).
Hartono yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum
PINSAR Indonesia kemudian memimpin demonstrasi-demonstrasi peternak di
Kementerian Pertanian, Kementerian perdagangan, dan Istana Negara yang
berlangsung dalam kurun waktu 2013 sampai 2014.
“Kami berteriak hampir tiga tahunan. Semua
teman-teman rela datang jauh-jauh ke Istana. Dalam demo ke Kementan kami sampai
membawa telur busuk dan melepas ayam kami disitu sebagai simbol kekecewaan
kami,” ujar Hartono, yang juga merupakan peternak mandiri di Bogor, Jawa Barat
dengan produksi hingga 400.000 ekor per bulan.
Hartono mengungkapkan, setelah Muladno menjabat
sebagai Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian
Pertanian di Juni 2015, Pemerintah mulai melakukan tindakan yang lebih nyata
ketimbang hanya memberikan janji. “Pak Muladno berani pasang badan untuk
menyelamatkan peternak dengan meminta perusahaan pembibitan untuk melakukan afkir
dini PS,” jelasnya.
Hartono mengatakan saat afkir dini tahap I terhadap
2 juta PS dilakukan pada Oktober dan November 2015, serta tahap II sebanyak 1
juta, peternak sempat merasakan dampak positifnya pada bulan Desember tahun
itu.
Menurutnya, afkir dini yang dilakukan menguntungkan
peternak karena harga live bird yang terpuruk mulai bergerak normal. Namun,
setelah ada instruksi dari KPPU untuk menghentikan afkir dini, harga kembali
jatuh di bulan Februari. “Setahu kami ada penghentian dari KPPU. Salah satu
yang mendorong harga jatuh itu karena KPPU menghentikan afkir dini,” serunya.
Hartono juga menjelaskan bahwa jumlah PS yang diafkir
sebanyak enam juta juga berawal dari usulan PINSAR. Bahkan, awalnya PINSAR
mengusulkan jumlah yang diafkir sebanyak 10 juta PS. “Tapi dengan asumsi satu
PS nilainya Rp200.000 per ekor, jika dikalikan 10 juta PS berarti nilainya Rp2
triliun. Siapa yang mau nanggung rugi sebesar itu? Akhirnya dicari angka yang
rasional, itu pun setelah melalui perdebatan dan tarik ulur,” jelas Hartono.
Tanggungjawab Pemerintah
Pada sidang sebelumnya, Dirjen PKH muladno
menyatakan, afkir dini indukan ayam (parent
stock) oleh 12 perusahaan pembibitan unggas merupakan instruksi dan bentuk
tanggungjawab pemerintah. “Kebijakan afkir dini induk ayam itu saya putuskan
sebagai bentuk tanggung jawab demi kebaikan bangsa ini. Saat memutuskan afkir
dini, niatnya adalah demi kepentingan publik, membela rakyat kecil,” ujarnya.
Menurut Muladno, kebijakan afkir dini berawal dari
jeritan peternak rakyat yang dalam beberapa tahun terakhir merugi karena harga
ayam hidup (live bird) jatuh di bawah
harga pokok produksi akibat berlebihnya pasokan anak ayam usia sehari (day old
chick/DOC). Harga harga ayam hidup sempat terjun bebas ke level Rp 12.000 per
kilogram, di sejumlah kota bahkan merosot sampai di Rp 8.000 per kilogram.
Sementara, biaya pokok produksi ayam mencapai Rp 18.000 per kilogram.
Berdasarkan data yang ada, hal itu disebabkan oleh kelebihan pasok (oversupply) DOC. Kebutuhan seminggu
hanya 42 juta ekor namun pasokan mencapai 60 juta ekor.
“Kebijakan afkir dini diambil setelah melalui kajian
oleh tim ad hoc yang mewakili para pemangku kepentingan (stakeholders),
termasuk pemerintah dan peternak. Keputusan afkir dini juga diambil setelah tim
ad hoc melakukan sekitar 40 kali pertemuan untuk merumuskan solusi atas
permasalahan yang dihadapi peternak,” tuturnya.
Anggota Dewan Pembina PINSAR Indonesia Rachmat
Pambudy mengatakan, tindakan Dirjen PKH mengisntruksikan afkir dini induk ayam
adalah kebijakan tepat untuk menegakkan wibawa pemerintah dalam melindungi,
menyelamatkan dan memastikan kelangsungan budidaya peternak ayam nasional.
Peternakan ayam nasional adalah sektor sangat penting dan strategis karena
menghasilkan protein hewani bergizi tinggi (daging dan telur) yang terjangkau
sebagian besar masyarakatnya.
“Tindakan Dirjen PKH perlu dihargai, dihormati dan
dilindungi sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tindakan KPPU mengintervensi dan
menganulir keputusan Dirjen PKH berpotensi melemahkan wibawa pemerintah dan
hilangnya kepercayaan masyarakat serta dunia usaha pada pemerintah,” tandasnya.
(wan)
Toko Tani Indonesia Untuk Stabilkan Harga Pangan
Dalam menghadapi persoalan fluktuasi harga komoditas
pokok pemerintah mulai gencar membangun Toko Tani Indonesia (TTI). Saat ini
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman telah meresmikan TTI di Pasar Minggu
Jakarta Selatan. TTI menjual berbagai jenis komoditas pokok seperti beras,
daging sapi, ayam, minyak goreng, cabai merah, bawang merah dan bawang putih
serta gula pasir.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meninjau hari ke-3 Toko Tani Indonesia (TTI) Permanen di Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (15/6/2016). |
"Sejak hari Rabu lemarin lusa kita sudah jual
daging segar dan frozen kemudian bawang merah dan putih, ayam segar dan beku,
gula pasir, minyak goreng dengan harga dibawah pasar," ujar Menteri
Pertanian Amran Sulaiman saat ditemui Infovet di Toko Tani Indonesia Center di
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (15/6/2016).
Toko Tani Indonesia Center berlokasi di Gedung
Sentral Promosi dan Pemasaran Produk Pertanian Nusantara (SP4N) Pasar Minggu
(depan SMAN 28), Jln. Ragunan P7 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dari pantauan Infovet, Toko Tani Indonesia menjual
daging sapi Rp 75.000/kg, gula pasir Rp 12.000/kg, daging ayam Rp 30.000/ekor,
bawang merah Rp 23.000/kg, bawang putih Rp 22.000/kg, beras premium Rp 7.900/kg,
dan minyak goreng Rp 9.500/liter.
Sejak pagi masyarakat dari berbagai pelosok Jakarta
Selatan hingga Depok telah berkerumun yang didominasi oleh ibu-ibu yang ingin
yang berbelanja dengan harga yang terjangkau.
Mentan menjelaskan, berbagai komoditas pokok yang
ditawarkan TTI dengan harga murah lantaran penjualan dilakukan langsung oleh
produsen bersama TTI dan berbagai produsen swasta di Indonesia.
Beberapa pihak yang terlibat dalam TTI antara lain
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan
UKM serta Kementerian BUMN menggandeng Inkopol, Artha Ghaha Peduli, Charoen
Pokphand, Japfa Comfeed, Sierad Produce, Fajar Mulia Transindo serta Asosiasi
Minyak Goreng Indonesia.
Sementara itu, saat ini TTI Center Pasar Minggu akan
berjalan terus menerus bukan hanya saat puasa dan lebaran. Mentan menjelaskan,
mulai hari ini akan ada 1.000 TTI yang tersebar di berbagai wilayah di
Indonesia.
Tahap awal, ditargetkan TTI akan membuka pasar murah
rutin setiap hari sampai akhir tahun 2016, dan direncanakan akan dipermanenkan
jika penjualan langsung tersebut bisa berjalan dengan baik.
Kesiapan suplai daging di PT Indoguna Utama selaku importir daging sapi beku asal Australia. |
Tekan Harga Komoditas Pertanian
Melalui TTI ini daging sapi beku impor dilepas
dengan harga Rp 70.000/kg dan daging segar dari sapi lokal pun bisa dijual
dengan harga Rp 75.000/kg. Salah satu penyuplai daging sapi beku impor asal
Australia adalah PT Indoguna Utama yang berlokasi di Jl. Taruna No. 8 Pondok
Bambu, Jakarta.
Di lokasi ini Mentan Amran Sulaiman bersama rombongan
wartawan meninjau kesiapan perusahaan importir daging ini dalam penyediaan stok
daging jelang hari raya Idul Fitri. Sebelumnya Mentan juga mengatakan siap
mendatangkan didatangkan 1.000 ekor sapi lokal.
Nantinya, sapi lokal yang telah dipotong, dagingnya
akan diperjualbelikan langsung di TTI Permanen dengan harga di bawah Rp 80.000.
"Kami jual daging segar di sini dengan harga
Rp75.000/kg dengan 1.000 ekor sapi yang telah disiapkan. Sementara daging sapi
beku impor dilepas dengan harga Rp 70.000/kg," ujar Amran.
Mentan Amran meninjau salah satu operasi pasar di depan Polsek Duren Sawit. |
Mentan menambahkan, melalui TTI permanen ini juga
akan menyiapkan stok daging beku impor sebanyak 2.000 ton atau setara dengan
10.000 ekor sapi. Hal ini untuk menjaga
kestabilan harga daging sapi di pasaran.
"Kami sampaikan kebutuhan daging di Jabodetabek
1.000 ekor per hari. Nah dengan ketersediaan stok di TTI dengan harga yang di
bawah harga pasar, kita ingin ada struktur yang berubah jangka
panjangnya," jelasnya.
Menurut Amran, operasi pasar murah di TTI Permanen
merupakan solusi jangka pendek untuk bisa menekan harga komoditas pokok. Melalui
TTI ada solusi jangka panjang yaitu pemangkasan rantai pasok yang bersinergi
dengan dan antar Kementerian Perdagangan, Perindustrian, Koperasi UKM, serta
BUMN. Toko Tani Indonesia tersebar di 1.000 wilayah di Indonesia. Melalui toko
tersebut, masyarakat bisa membeli pangan berkualitas. Toko Tani Indonesia
Centre mendapat sponsor dari Artha Graha Peduli, Inkopol, Berdikari, Inkopkar,
dan Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia. (wan)
BERSIAP KUNJUNGI SIMA ASEAN 2016 – Pameran Agribisnis Terbesar di Asia Tenggara
SIMA ASEAN 2016 akan menjadi penyelenggaraan edisi
kedua dari agenda tahunan ini di Bangkok dan memberikan akses ke seluruh
kawasan ASEAN. Seperti diketahui, kawasan ASEAN mengalami ekspansi pertanian
yang dinamis, serta pertumbuhan praktek-praktek mekanisasi pertanian, dan saat
ini membutuhkan berbagai peralatan yang efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan ambisi dalam rantai pertanian pangan.
Pameran dagang internasional untuk suplier pertanian
ini merupakan hasil kerja bareng dengan tiga penyelenggara pameran
internasional, diantaranya adalah COMEXPOSIUM, AXEMA, dan IMPACT.
SIMA ASEAN 2016 akan menyajikan rangkaian lengkap
produk yang sesuai dengan kebutuhan di kawasan ini: input, traksi, peralatan
kerja tanah, perawatan tanaman, panen, irigasi, penyimpanan, peralatan
peternakan, suku cadang, teknologi baru, first food process, dll
Didukung oleh pemerintah Thailand, pameran ini juga
akan menghadirkan inovasi terbaru dalam kaitannya dengan tanaman regional, dan
konferensi untuk membantu petani ASEAN dan peternak dalam perkembangan mereka.
SIMA ASEAN adalah pameran dagang supplier pertanian Internasional bagi negara-negara ASEAN. |
Mengapa Anda harus mempertimbangkan untuk
mengunjungi pameran SIMA ASEAN 2016?
•
Didirikan pada tahun 2015 yang menjadi awal
berlakunya ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan merupakan pasar tunggal terbesar
dari 10 negara (Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei,
Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam) mencakup 618 juta konsumen dan berbagi
tingkat pertumbuhan PDB 5,8% per tahun.
•
Thailand adalah negara agraris terbesar di Asia
Tenggara dengan kebutuhan yang besar dalam mekanisasi pertanian dan kemauan
nasional menjadi "dapur dari dunia" (kitchen of the world) melalui
pembangunan pertanian yang didukung oleh inisiatif pemerintah.
•
Penyelenggaraan pertama SIMA ASEAN pada tahun
2015 menggapai sukses besar dengan tingkat kepuasan 96% dari peserta pameran
nya.
Exhibitor Profile:
A comprehensive range of products to meet all the
needs of farm operations
•
tractors and power equipment,
•
spare parts and accessories, embedded
electronics,
•
tilling, sowing, planting,
•
harvesting equipment (fodder, cereals, root,
fruits and vegetables, etc.),
•
Post-harvest equipment (cleaning, sorting,
drying, conservation),
•
process, food packaging,
•
equipment for tropical and special crops,
•
handling, transportation, storage, and
buildings,
•
breeding equipment,
•
dairy and milking products,
•
breeders and breeder associations,
•
creation and maintenance of rural and wooded
areas,
•
pro equipment for green spaces,
•
sustainable development, renewable energy,
•
professional organization, services,
consultancy,
•
management and IT software.
Visitor
Profile:
South East Asia qualified professionals involved in
the agriculture and food processing sectors:
• Agricultural and Forestry Contractors
• Agriculture Organizations/Government Agencies
• Agriculture Trade Counselors
• Breeder
• Distributors & Agents
• Education
• Farmers
• Machinery Manufacturer
• Research Scientists
• Retailers
• Traders-Buyer/ Importer-Exporter
• Wholesaler/Cooperatives
Dates : September 8-10, 2016
Location : IMPACT Exhibition Center-
Bangkok, Thailand
Frequency : Annual
Previous Show :
September 17-19, 2015
No. of Visitors :
13,200 visitors from 56 countries
No. of Exhibitors :
150 companies (96% satisfaction rate) from 23 countries
Website :
http://www.sima-asean.com
Wajah Baru Website Info Medion
Tepat di
tanggal 1 Juni 2016 kemarin, Medion merayakan ulang tahunnya yang ke-40.
Perusahaan produsen obat, vaksin, dan peralatan peternakan asal Bandung yang
telah berkiprah di industri peternakan di Asia, Afrika, bahkan ke Eropa ini,
merupakan perjalanan panjang Medion dengan memegang teguh komitmen terhadap
kualitas produk dan pelayanan yang prima.
Kontribusi
dalam industri peternakan tidak terbatas hanya pada penyediaan produk
berkualitas saja, namun juga dalam bidang edukasi peternak baik di dalam maupun
luar negeri. Salah satu perwujudan upaya edukasi tersebut adalah melalui Buletin
Info Medion.
Buletin
Info Medion sendiri terbit setiap bulan dan dibagikan secara gratis kepada
siapa saja yang membutuhkan dan dapat diakses secara online melalui website
info.medion.co.id. Informasi teknis peternakan mulai dari pengobatan,
vaksinasi, hingga tatalaksana dibahas lengkap di dalamnya.
Tidak
hanya itu, informasi mengenai harga komoditi serta informasi menarik lainnya
juga disajikan sebagai pelengkap pembaca. Dalam rangka memeriahkan ulang tahun
Medion ini, website Info Medion hadir
dengan wajah baru yang semakin menarik, lebih mudah dioperasikan, dan
dilengkapi dengan fitur agenda kegiatan Medion.
Kunjungi
website Info Medion dan ikuti kuisnya! Serta dapatkan hadiah menarik
khusus untuk pengunjung website Info Medion. (med)
ARTIKEL TERPOPULER
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk ...
-
Manajemen pemberian pakan ayam petelur sangat penting. Mengingat biaya operasional terbesar adalah pakan (70-80%). Jika manajemen pakan buru...
-
Acara pendampingan pakan untuk peternak sapi perah yang dilaksanakan AINI dan KPSBU melalui daring. (Foto: Istimewa) Dalam acara Pendampinga...
-
Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur (( Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya produksi telur, diharapkan peternak dapat m...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Peran brooder sangat penting untuk menjaga suhu dalam kandang saat masa brooding , agar ayam nyaman dan pertumbuhannya bisa optimal. ...
-
Peternak unggas terutama self-mixing harus cerdas dalam memilih imbuhan pakan feed additive maupun feed supplement. (Foto: Dok. Infovet) Sej...
-
TIDAK ADA CERITANYA PETERNAK BROILER RUGI? (( Ayam pedaging, usaha peternakannya dihitung per periode. Perhitungannya ada kalah menangnya. M...
-
Karena kekeringan yang berkepanjangan, ketidakpastian yang diciptakan oleh pandemi Covid-19, dan pemadaman listrik yang berkelanjutan, peter...
-
Seorang peternak bercerita kepada Infovet bahwa ayam broiler umur 12 hari mengalami ngorok atau gangguan pernafasan. Setelah vaksinasi IB...