-->

FAPET UNHAS GELAR MUSYARAWAH PEMBANGUNAN PETERNAKAN BERSAMA WARGA

Mahasiswa FAPET UNHAS Bersama Peserta Musyawarah
(foto : FAPET UNHAS)


Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (UNHAS) melalui Program Perencanaan Pembangunan Peternakan (P3) melaksanakan Musyawarah Pembangunan Peternakan di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sabtu-Minggu, 12-13 Oktober 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat melalui praktik lapang yang dapat berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup warga lokal.

Dalam kegiatan ini pula, mahasiswa diberdayakan melalui Forum Group Discussion (FGD) bersama aparat desa untuk mendiskusikan keresahan para peternak di Desa Pucak, serta kapasitas para peternak, terutama terkait permasalahan pakan yang terbatas dan mahalnya harga pakan. Selain itu, minat beternak di sebagian warga Desa Pucak juga masih rendah, karena kekhawatiran akan gagal dalam beternak yang membutuhkan modal cukup tinggi.

Program ini berkolaborasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, serta dosen Fakultas Peternakan UNHAS, yang turut mendukung pelaksanaan Musrenbang. Panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memfasilitasi praktik lapang ini.

Salah satu desa yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan praktik lapang ini adalah Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.

Dalam kegiatan praktik lapang, terdapat agenda berupa Forum Group Discussion bersama Bapak Abdul Razak selaku Kepala Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.

Forum Group Discussion (FGD) yang diadakan bersama Kepala Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Abdul Razak menyampaikan, sebenarnya, Desa Pucak memiliki potensi untuk mengembangkan sektor peternakan, namun terhambat oleh kendala biaya.

Abdul Razak menambahkan bahwa, meskipun warga Desa Pucak memiliki kemampuan dan keterampilan dalam beternak, tingginya biaya operasional, terutama dalam hal penyediaan pakan dan infrastruktur, menjadi penghalang utama bagi perkembangan peternakan di desa tersebut.

Olehnya itu, dengan adanya bantuan atau subsidi dari pemerintah, baik dalam bentuk modal maupun pelatihan teknis, desa ini dapat lebih optimal dalam mengembangkan sektor peternakan yang berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia menambahkan, sebagian besar warga Desa Pucak hanya menjadikan beternak sebagai pekerjaan sampingan. Misalnya, warga yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) memanfaatkan beternak untuk menambah penghasilan.

" Hanya sedikit warga Desa Pucak yang menjadikan beternak sebagai mata pencaharian utama, dikarenakan tingginya biaya pakan ternak,"jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kendala utama dalam beternak adalah biaya operasional yang tinggi, terutama dalam penyediaan pakan berkualitas. Hal ini menyebabkan banyak warga lebih memilih pekerjaan lain sebagai sumber penghasilan utama.

Meski begitu, potensi peternakan di Desa Pucak sebenarnya cukup besar, terutama jika didukung oleh bantuan pemerintah atau pihak terkait dalam bentuk subsidi pakan atau pelatihan pengelolaan peternakan yang lebih efisien.

Diketahui, di Desa Pucak, pernah dilaksanakan program peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Program ini memberikan satu ekor sapi kepada setiap kelompok yang terdiri dari empat warga atau lebih untuk diternak dan dibudidayakan.

Harapan warga, dapat memelihara sapi tersebut hingga tumbuh besar dan berkembang biak, sehingga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi mereka.

Namun, program ini tidak berjalan sesuai rencana karena kendala utama yang dihadapi adalah masalah pakan ternak. Ketersediaan pakan yang sulit didapat di wilayah Desa Pucak menjadi hambatan signifikan.

Banyak warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pakan berkualitas di sekitar desa, sementara untuk membeli pakan dari luar daerah membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Kondisi ini menyebabkan banyak warga kesulitan memenuhi kebutuhan pakan sapi mereka, yang pada akhirnya berdampak pada keberlanjutan program tersebut.

Diharapkan ke depannya, pemerintah atau pihak terkait dapat memberikan solusi dalam bentuk bantuan atau subsidi pakan, serta pelatihan kepada warga mengenai pengelolaan pakan ternak yang lebih efisien dan berkelanjutan, agar program peternakan serupa dapat memberikan hasil yang lebih optimal bagi warga Desa Pucak.

Adapun dosen pendamping dalam kegiatan paraktek lapang perencanaan pembangunan peternakan yang terlibat adalah Prof. Dr. Ir. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt., M.Si. dan Indrawirawan, S.Pt dan Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin sebanyak 22 orang yang terdiri dari praktikan dan kakak asisten serta mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. (INF)

LEADERSHIP CLASS FAPET UNSOED

Dr. Yanin Opatpatanakit memberikan kuliah kepada mahasiswa


Proses pembelajaran ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan diterima pasar industrI. Salah satu kompetensi lulusan yang dibutuhkan industri adalah kepemimpinan. Hal ini memberikan sinyal bahwa lulusan Fakultas Peternakan (Fapet) Unsoed dituntut memiliki kompetensi kepemimpinan yang luar biasa. Kerjasama global antara Fapet Unsoed dengan Maejo University, Thailand dilakukan salah satunya untuk meningkatkan proses pembelajaran dan penguatan kapasitas alumni.

Leadership Class yang diinisiasi Fapet Unsoed dilaksanakan pada Senin (12/12) bekerjasama dengan Maejo University, Thailand. Lulusan Fakultas Peternakan diarahkan memasuki industri global sehingga harus mampu menyiapkan diri dengan kompetensi kepemimpinan dalam perspektif internasional. Pada Leadership Class yang pertama tersebut dihadirkan pembicara/fasilitator Dr. Yanin Opatpatanakit (Vice President Maejo University).

Leadership class dilakukan sehari yang meliput teori, praktek, dan evaluasi. Peserta Leadership Class meliputi para pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fapet Unsoed, mahasiswa program magister peternakan, dan mahasiswa program S1 peternakan Fapet Unsoed.

Dekan Fakultas Peternakan Unsoed, Prof.Dr. Triana Setyawardani mengucapkan apresiasi atas kehadiran Dr. Yanin dan berharap kerjasama yang lebih ekstensif antara Fapet Unsoed dengan Maejo University. Pada milestone 2023-2026 Fapet Unsoed akan fokus meningkatkan peran dan kontribusi di Asia Tenggara agar diakui sebagai Pusat Pengembangan Sumberdaya Peternakan dan Kearifan Lokal.

Selanjutnya Prof Triana Setyawardani juga mengatakan bahwa Leadership Class untuk mempersiapkan lulusan yang memiliki kapasitas kepemimpinan global agar terus dilaksanakan untuk menjadi branding institusi Fakultas Peternakan Unsoed.

Dr. Yanin Opatpatanakit (Vice President Maejo University) dengan pengalamannya sebagai manajerial di Lembaga pendidikan dan kapasitas kepemimpinannya yang excellent mendorong para mahasiswa untuk memiliki kemampuan teknis yang dilengkapi dengan kemampuan mempengaruhi, mengarahkan, dan menginspirasi bawahannya.

Menurutnya kepemimpinan harus dilatih melalui pengalaman organisasi di masyarakat maupun di kampus. “Pemimpin juga harus memiliki kemampuan akademik yang mumpuni sehingga mampu memberikan perubahan yang signifikan di masyarakat. Kemampuan komunikasi baik regional maupun global sangat dibutuhkan untuk membangun network karena pemimpin ke depan dihadapkan pada tantangan globalisasi”, ungkap Dr. Yanin.

Leadership class diakhiri dengan serah terima cinderamata antara Prof.Dr. Triana Setyawardani (Dekan Fakultas Peternakan Unsoed) dengan Dr. Yanin Opatpatanakit (Vice President Maejo University). Kerjasama antara kedua institusi ini diharapkan dapat diperluas pada aspek inovasi teknologi peternakan danbentuk bentuk lain pengabdian kepada masyarakat. Diharapkan Leadership Class ini akan terus berlanjut dan mendukung para lulusan Fapet Unsoed untuk memiliki kompetensi kepemimpinan yang lebih  mumpuni. (INF)

MAHASISWA INDONESIA RAIH BEASISWA WVA VETERINARY SCHOLARSHIP PROGRAM

Suwatibul Annisa, peraih beasiswa WVA Veterinary Student Scholarship 2020


Suwaibatul Annisa atau yang akrab disapa Ica, mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan Unair angkatan 2017 menjadi satu-satunya mahasiswa Indonesia yang berhasil mendapatkan beasiswa dari MSD Animal Health/WVA Veterinary Student Scholarship Program 2020.Dari program tersebut, Ica mendapatkan bantuan dana pendidikan sebesar 5.000 dolar AS.

“Rencananya biaya tersebut akan digunakan untuk upgrade karir saya di dunia kedokteran hewan dan untuk meningkatkan pengalaman akademik saya dengan magang atau mengikuti konferensi,” ucap Ica.

Dalam proses mengajukan beasiswa tersebut, selain menyiapkan transkrip nilai dan surat keterangan aktif, Ica juga perlu meminta surat rekomendasi dari dosen dan dekan dan membuat personal statement. Pada tahap pembuatan personal statement Ica harus menceritakan kelebihannya, aktivitas studi, keadaan finansial, dan potensi di masa depan. Untuk itu, ia perlu mengetahui passionnya. Salah satu cara untuk menemukan passion dan tujuan karir dilakukannya dengan mencoba-coba.

“Lakukan sekarang mumpung masih muda. Coba semua hal agar tahu mana yang membuat enjoy atau tidak, mana yang bisa diusahakan atau tidak,” terang Ica.

Dalam mempersiapkan persyaratan untuk mengajukan beasiswa. Ica juga sempat mengalami hambatan. Yaitu ketika meminta surat rekomendasi dekan dari kemahasiswaan. Menurutnya, beberapa beasiswa taraf internasional dan nasional memiliki perbedaan format dalam penulisan recommendation letter. Program beasiswa yang diikuti dIca tersebut mempersyaratkan agar recommendation letter ditulis dalam bentuk esai, namun format dari kemahasiswaan fakultasnya adalah hanya dengan menyertakan nama dan nomor induk mahasiswa (NIM) mahasiswa.

“Karena recommendation letter memerlukan KOP, maka butuh waktu untuk berdiskusi dengan pihak kemahasiswaan agar mau mengubah format tersebut menjadi bentuk esai,” terang Ica. Tantangan lain adalah dalam hal bahasa. Program beasiswa internasional mengharuskan beberapa dokumen dalam bentuk bahasa inggris.

“Persiapan berkas dan persyaratan pengajuan beasiswa juga jangan sampai mendekati tenggat waktu deadline karena hal tersebut bisa membuat kehilangan kesempatan ketika melewati tenggat waktu,” pesannya pada mahsiswa yang ingin mengajukan beasiswa, “ tutupnya. (INF)







AYO IKUTI TRAINING JURNALISTIK BERSAMA FORMAT DI INDOLIVESTOCK 2016


ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer