-->

GEMAR KONSUMSI KULIT AYAM? COBA PERTIMBANGKAN LAGI

Olahan kulit goreng krispi yang banyak dijadikan camilan. (Foto: shutterstock/kohuku)

Harus diakui, gurih dan nikmatnya kulit ayam yang digoreng krispi bisa menggoda selera makan siapapun. Anak-anak hingga orang dewasa suka menikmatinya. Tetapi bagi penggemarnya dan sering mengonsumsinya, cobalah pertimbangkan lagi.

Karyoto, fotografer media online di Jakarta, mendadak berhenti mengunyah sepiring kulit ayam tepung yang digoreng kering. Gara-garanya, bersamaan ngemil camilan krispi itu, ia membaca ulasan artikel tulisan seorang dokter sekaligus ahli nutrisi yang menjadi kontributor di media tempat ia bekerja. Artikel tersebut berjudul “Jika Ingin Sehat, STOP Konsumsi Kulit Ayam Goreng!

Lelaki berambut ikal ini tercengang membaca artikel yang mengulas bahaya keseringan mengonsumsi kulit ayam goreng. Bisa dimaklumi, saat ini umur fotografer sudah menginjak 54 tahun. Berat badannya lebih dari 85 kg. Artinya umur sudah setengah abad dan bobot badannya tergolong tambun.

Separo camilan kesukaannya itu ia geser sedikit menjauh dari jangkauan tangannya. Camilan kesukaan itu ia beli dari warung makan tak jauh dari kantornya. Siang itu ia masih duduk di meja kerjanya. Ia masukan kembali ke dalam kertas bungkus, lalu diberikan kepada temannya.

“Dari dulu memang suka banget sama kulit ayam goreng krispi. Gurih banget, kalau di rumah buat lauk sama sambel,” tutur Karyoto kepada Infovet, saat berkunjung ke kantornya.

Fotografer senior ini mengaku sebenarnya sudah pernah membaca artikel yang mengulas kandungan nutrisi pada kulit ayam, plus bahaya jika dikonsumsi berlebihan. Tetapi Karyoto berpikiran, yang namanya berlebihan itu kalau dirinya makan satu baskom sekaligus. Tapi sejak membaca artikel yang ditulis seorang dokter tadi, Karyoto mengaku berhenti konsumsi kulit ayam goreng. Tidak berhenti total, hanya sesekali saja.

“Aku ini termasuk bandel kalau urusan makanan. Sudah ada yang ingetin, tapi karena kulit ayam itu gurih, jadi keterusan,” ungkapnya.

Renyah dan rasa gurih olahan kulit ayam goreng kering memang menjadikan olahannya disukai banyak orang. Andai saja kandungan lemak kulit ayam tak tinggi, bisa jadi camilan favorit banyak orang.

Seberapa bahaya konsumsi kulit ayam bagi kesehatan? Sudah banyak platform dan media online yang mengulas tentang kandungan bagian dari ayam ini. Salah satunya portal FatsecretIndonesia.id, platform yang khusus mengulas tentang kandungan nutrisi ini menyebutkan kulit ayam dalam 100 gram mengandung 454 kalori dengan rincian kalori: 82% lemak, 0% karbohidrat, dan 18% protein.

Menurut Akromah SGz RD selaku Dietisien di Rumah Sakit Umum Pemerintah Fatmawati (RSUP Fatmawati), hampir semua olahan kulit hewani memiliki kandungan lemak, termasuk kulit ayam dan kulit sapi. Dietsien ini menyebutkan, kandungan lemak pada kulit ayam memang lebih tinggi dibandingkan dengan kulit sapi.

“Tapi masih aman-aman saja sih dikonsumsi, asal porsinya yang wajar. Sumber pangan hewani itu memang mengandung kolesterol. Termasuk kulit ayam,” ujarnya kepada Infovet.

Kekhawatiran sebagian orang mengonsumsi olahan kulit ayam karena takut terkena kolesterol, menurut ahli nutrisi ini, dianggap wajar. Akibat kekurangtahuan mereka akan kandungan nutrisinya. “Pokoknya, selama tidak terlalu sering dan dalam porsi yang wajar, itu tidak masalah,” imbuhnya.

Tak Bahayakan Jantung
Menurut Akromah, sampai kapanpun kolesterol menjadi momok semua kalangan, baik anak muda, apalagi yang sudah menjelang lansia. Padahal, tak semua kolesterol itu buruk untuk kesehatan. Sudah banyak media yang mengulas tentang dua jenis kolesterol di dalam tubuh manusia, yakni LDL (Low Density Lipoprotein) atau yang biasa disebut sebagai kolesterol jahat dan HDL (High Density Lipoprotein) atau yang biasa disebut kolesterol baik.

“Kondisi tubuh akan tidak bagus jika prosentase koleterol LDL lebih banyak di dalam tubuh dibandingkan kolesterol HDL,” ujarnya.

Dua jenis koleterol tersebut (HDL dan LDL) sama-sama dibutuhkan tubuh. Namun kondisi tubuh akan baik jika perbandingan antara keduanya sesuai kebutuhan di dalam tubuh. Hanya saja, jika konsumsi sumber lemak hewani terlalu banyak, maka jumlah kolesterol jahatnya pun akan banyak juga.

Dalam artikel tentang kandungan kulit ayam yang sudah di-review dr Andreas Wilson Setiawan Mkes, di platform Hellosehat.com, jumlah lemak total mencapai 44,2 gram dalam setiap 100 gram kulit ayam mentah. Jika dikonsumsi secara berlebihan kulit ayam bisa meningkatkan kolesterol atau menambah lemak tubuh. Meski demikian, ada manfaat yang bisa didapatkan dari mengonsumsi kulit ayam, asalkan tidak berlebihan dan dimasak dengan tepat.

Pertama, lemak baik. Lemak dalam kulit ayam lebih banyak terkandung dalam jenis lemak baik (lemak tak jenuh) dibandingkan lemak jahat (lemak jenuh). Departemen Pertanian Amerika Serikat melaporkan bahwa 100 gram kulit ayam mengandung sekitar 12 gram lemak jenuh dan mengandung 19 gram lemak tak jenuh. Artinya, kulit ayam mungkin tidak membahayakan kesehatan jantung jika dimakan dalam jumlah yang tidak berlebihan. Karena kandungan lemak tak jenuh dalam kulit ayam yang lebih besar mungkin dapat mencegah penyakit jantung. Lemak tak jenuh berpotensi membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol.

Kedua, mengurangi penyerapan minyak pada daging. Memasak ayam dengan kulitnya dapat membantu menjaga kelembapan daging ayam. Saat memasak ayam dengan suhu tinggi, kulitnya berfungsi sebagai penghalang minyak. Dengan begitu, minyak tidak diserap berlebihan ke dalam daging sehingga kelembapan daging ayam terjaga. Jika memasak ayam tanpa kulit, minyak bisa langsung terserap pada daging dan menyebabkan daging ayam kering.

Ketiga, mengurangi asupan garam. Karena rasa kulit ayam sudah gurih, maka tidak perlu menambahkan terlalu banyak garam lagi. Penambahan sedikit garam dalam masakan ayam sudah cukup membuat masakan tersebut lezat. Kebanyakan garam justru dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Mengurangi asupan garam membantu menurunkan tingkat tekanan darah, terutama pada orang dengan tekanan darah tinggi.

Keempat, tinggi protein. Kulit ayam mengandung protein. Jika mengonsumsinya dalam porsi sewajarnya, makanan ini bisa membantu menurunkan berat badan. Meningkatkan asupan protein dapat memberikan rasa kenyang. Hal ini bisa mengurangi keinginan untuk makan lebih banyak. Jika mampu mengontrol nafsu makan, berat badan bisa terjaga, apalagi jika rutin berolahraga.

Agar Sehat Makan Kulit Ayam
Bagi penggemarnya, mungkin tidak perlu menghindari memakan ayam dengan kulitnya lagi. Tetapi yang harus diingat, mengonsumsi kulit ayam dalam jumlah banyak juga berbahaya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat makan kulit ayam.

Pertama, jangan mengonsumsinya secara berlebihan. Meski lebih banyak mengandung lemak baik daripada lemak jahat, tetapi tetap saja kulit ayam mengandung lemak. Makan berlebihan dapat menambah kalori berlebih pada tubuh.

Kedua, usahakan jangan masak kulit ayam sampai kering. Memasak kulit ayam terlalu kering dapat menghilangkan zat gizi yang terkandung di dalamnya. Bahkan, justru bisa meningkatkan kandungan lemaknya. Cara terbaik memasak kulit ayam mungkin dengan menggorengnya agak renyah atau direbus bersama sop.

Ketiga, usahakan tidak melapisi kulit ayam dengan tepung. Tepung hanya akan membuat lebih banyak minyak terserap dalam kulit ayam. Hal ini bisa menambah kandungan lemak dan kalori kulit ayam. Setelah diberi bumbu, sebaiknya langsung masak ayam dengan minyak rendah kolesterol seperti minyak jagung atau kanola.

Keempat, pilih cara memasak kulit ayam seperti memanggang, menumis, mengukus, atau menggoreng dengan minyak yang tidak terlalu banyak. Jika mengonsumsi dalam batas wajar dan memasaknya dengan mengurangi minyak, makan kulit ayam bisa memberikan keuntungan tersendiri.

Itulah dua sisi kelebihan dan kekurangan tentang olahan kulit ayam. Bagi para penggemarnya, ada baiknya menimbang secara bijak saat konsumsi kulit ayam dalam bentuk olahan apapun. Tetap nikmat, tetap sehat. ***


Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

KULIT AYAM, DITAKUTI TAPI TETAP GURIH DAN MENYEHATKAN

Meskipun memiliki sejumlah khasiat positif, mengonsumsi kulit ayam harus tetap bijak. (Foto: Shutterstock)

Salah satu tips agar tak terpicu banyak penyakit akibat konsumsi olahan kulit ayam yang gurih, makanlah dalam batas yang moderat dan jangan sering. Apapun yang berlebihan, pasti berisiko.

Kalau melihat kulit ayam yang masih mentah, rasanya ogah untuk menyentuhnya. Tetapi jika sudah digoreng krispi berbalut tepung, lidah ogah berhenti mengunyah. Mungkin Anda pernah mengalaminya. Kulit ayam goreng krispi bukan cuma disukai anak-anak, orang dewasapun banyak yang menggemarinya.

Olahan yang satu ini hingga sekarang masih pro dan kontra di masyarakat. Ada yang beranggapan olahan kulit ayam sangat berbahaya bagi kesehatan karena mengandung kolesterol tinggi dan tidak layak untuk dikonsumsi orang dewasa. Tetapi ada juga yang berpendapat olahan kulit ayam krispi aman-aman saja dikonsumi selama tubuh dalam kondisi sehat.

Sebagian besar penelitian menyebutkan bahwa kulit ayam tidak baik dikonsumsi bahkan dianjurkan untuk dibuang saja. Salah satu artikel yang ditulis Portal Gizi FK UNDIP, menyebutkan hal ini dikarenakan tingginya kandungan lemak pada kulit ayam, yakni antara 20-30%. Angka ini termasuk cukup besar dibandingkan kandungan proteinnya yang hanya sebesar 12,5% saja.

Kulit ayam memang mengandung banyak lemak. Namun, dalam penelitian selanjutnya disebutkan bahwa lemak dalam kulit ayam lebih banyak terkandung dalam jenis lemak baik (lemak tak jenuh) dibandingkan lemak jahat (lemak jenuh).

Dikutip laman PH Labs, salah satu alasan mengapa kulit ayam tidak disukai adalah kandungan lemaknya (memiliki 40 gram lemak total dalam porsi 3,5 ons). Namun sebagian besar lemak ini adalah lemak tak jenuh, yang sebenarnya dapat mendukung kesehatan jantung karena dikaitkan dengan penurunan kolesterol dan tekanan darah.

Lemak ayam juga mengandung asam oleat yang sehat dan lemak jenuhnya mendukung sistem kekebalan tubuh dan produksi hormon. Selain lemak sehat, dalam 3,5 ons kulit ayam juga mengandung 20 gram protein bersama dengan sedikit zat besi, potasium, dan kalsium. Sebagai bonus, kulit ayam juga tidak mengandung karbohidrat atau gula.

Dietisien di Rumah Sakit Umum Pemerintah Fatmawati (RSUP Fatmawati), Akromah SGz RD, mengatakan bahwa hampir semua olahan kulit hewani memiliki kandungan lemak, termasuk kulit ayam dan kulit sapi. Dietsien ini menyebutkan sebagai contoh kulit sapi merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi kandungannya. Dalam 100 gram kulit sapi, memiliki kandungan protein 10 gr. Sementara kandungan lemaknya tak terlalu tinggi.

“Masih aman-aman saja untuk dikonsumsi dalam porsi yang wajar. Prinsipnya sumber pangan hewani itu mengandung kolesterol. Termasuk kulit sapi dan kulit ayam,” ujarnya kepada Infovet.

Ahli gizi ini menyebut wajar saja jika ada orang yang takut mengonsumsi olahan kulit, karena ketidaktahuan mereka akan kandungan gizinya. Yang terbayang hanya kandungan kolesterol yang menghantui. “Sekali lagi, selama porsinya wajar, tidak berlebihan, tidak masalah,” ujarnya mengingatkan.

Penuh Nutrisi
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ada dua jenis kolesterol di dalam tubuh manusia, yakni LDL (Low Density Lipoprotein) atau yang biasa disebut sebagai kolesterol jahat dan HDL (High Density Lipoprotein) atau yang biasa disebut kolesterol baik. Nah, kondisi tubuh akan tidak bagus jika prosentase koleterol LDL lebih banyak di dalam tubuh dibandingan kolesterol HDL.

Menurut ahli nutrisi ini, kedua jenis koleterol tersebut (HDL dan LDL) sama-sama dibutuhkan oleh tubuh. Namun kondisi tubuh akan baik jika perbandingan antara keduanya sesuai kebutuhan di dalam tubuh. Namun demikian, kalau kosumsi sumber lemak hewani terlalu banyak, maka jumlah kolesterol jahatnya pun akan banyak juga.

Dalam salah satu artikel situs Science Direct menyebutkan, kulit ayam memiliki sejumlah kandungan yang kompleks, di antaranya air: 44.9 gr (g), kalori 440 kkal, protein 9,58 gr, lemak total 44,2 gr, karbohidrat 0,79 gr, kalsium 6 miligram (mg), besi 0,37 mg, magnesium 8 mg, fosfor 95 mg, kalium 119 mg, natrium 51 mg, seng 0,65 mg, tembaga 0,038 mg, mangan 0,014 mg, tiamin 0,04 mg, riboflavin 0,032 mg, niasin 2,56 mg, asam pantotenat 0,61 mg, vitamin b-6 0,116 mg, kolin 28,3 mg, betain 8,3 mg, dan vitamin e (alfa-tokoferol) 0,27 mg.

Selain itu, kulit ayam diyakini mengandung sejumlah kecil vitamin A yang berperan penting untuk kesehatan mata, pertumbuhan sel, dan sistem imun. Situs Science Direct juga mengulas sejumlah manfaat dari mengonsumsi kulit ayam.

Pertama, menyuplai lemak sehat. Berat 1 ons kulit ayam mengandung 8 gram lemak tak jenuh dan 3 gram lemak jenuh. Oleh karena itu, konsumsi kulit ayam dengan cara dan porsi yang tepat sesungguhnya memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh.

Kedua, tidak mengganggu program diet. Total kalori seporsi ayam dengan kulitnya hanya di angka 50 kkal. Sedangkan, lemak jenuhnya ada di takaran 2,5 gram. Oleh sebab itu, mengonsumsi seporsi ayam beserta kulitnya dengan kuantitas yang tepat tidak akan mengganggu program diet. Anda tetap bisa menikmati kulit ayam tanpa rasa khawatir.

Ketiga, menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung. Kandungan lemak tak jenuhnya dianggap sebagai salah satu manfaat kulit ayam untuk mencegah munculnya kanker dan penyakit jantung. Kandungan lemak tak jenuh tersebut terbukti baik untuk bagian kardio dan metabolisme tubuh. Namun, disarankan untuk melakukan pengolahan tanpa minyak, agar lemak tak jenuhnya tetap terjaga.

Keempat, melengkapi cita rasa makanan. Kaldu ayam yang diproses dengan bagian kulit akan terasa jauh lebih gurih dibandingkan dengan masakan yang dibuat hanya dengan dagingnya saja. Bukan hanya itu, gorengan ayam ternyata lebih juicy saat dipadukan dengan bagian kulitnya.

Ingat, Jangan Berlebihan!
Meskipun memiliki sejumlah khasiat positif, mengonsumsi kulit ayam harus tetap bijak. Tidak boleh terlalu banyak dan sering. Sebab, tubuh juga membutuhkan asupan gizi dari makanan lainnya. Dalam banyak literatur kesehatan sering dijelaskan ada sejumlah risiko jika terlalu banyak mengonsumsi olahan kulit ayam.

Pertama, menyebabkan peningkatan kadar kolesterol. Terlalu banyak atau sering mengonsumsi kulit ayam dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Jika kadar kolesterol LDL meningkat, maka risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke dapat meningkat.

Kedua,meningkatkan risiko obesitas. Konsumsi kulit ayam dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penumpukan lemak pada tubuh. Hal ini dapat berdampak pada naiknya berat badan.

Ketiga,menyebabkan tekanan darah tinggi. Konsumsi kulit ayam secara berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Keempat, dapat memicu risiko kanker. Konsumsi kulit ayam yang mengandung lemak jenuh dikhawatirkan akan meningkatkan risiko terjadinya kanker, terutama kanker payudara, usus besar, dan prostat.

Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi kulit ayam dalam jumlah yang moderat dan tidak terlalu sering. Sekali-kali boleh saja. Tetapi akan lebih baik memilih bagian ayam yang lebih sehat, seperti daging ayam tanpa kulit atau telur ayam, agar mendapatkan manfaat nutrisi tanpa menimbulkan dampak buruk kesehatan. “Intinya, jangan berlebihan dalam mengonsumsi,” kata Akromah.

Daging dan telur ayam merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Beberapa manfaat dari protein hewani di antaranya untuk pertumbuhan dan regenerasi sel-sel tubuh, meningkatkan pembentukan energi tubuh, meningkatkan ketahanan tubuh, dan meningkatkan massa otot. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer