Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini babi | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BABI ARAPAWA ISLAND

Ini adalah jenis babi liar langka yang berasal dari Selandia Baru.

Tubuhnya lebih besar dari breed Auckland dengan moncong yang lebih pendek. Umumnya mereka cukup berbulu dan berpola hitam dan cokelat, meskipun warna lain juga ada.

Sumber gambar: wikipedia

BABI ANGELN SADDLEBACK

Berasal dari Jerman dikembangkan pada tahun 1937 dengan menyilangkan Landrace dengan Wessex Saddleback. Ini adalah jenis yang langka.

Jenis babi besar berwarna hitam dengan kaki dan dada berpita putih. Babi jantan biasanya memiliki berat sekitar 350 kg, dan betina 300 kg. Menghasilkan daging yang cukup berlemak.

Sumber gambar: wikipedia

BABI AMERICAN YORKSHIRE

Juga dikenal sebagai Yorkshire atau Large White, adalah breed paling populer di Amerikat Serikat. Ini adalah varietas Amerika dari English Large White yaitu Yorkshire White. Jenis Yorkshire pertama kali diimpor ke Amerika pada tahun 1930an.

American Yorkshire adalah jenis besar dengan tubuh berotot dan punggung yang panjang dan lurus. Wajahnya panjang, dan telinganya biasanya kecil dan tegak.

Kulitnya berwarna merah muda dengan bulu putih dan, biasanya, bebas noda. Babi jantan memiliki berat sekitar 250 hingga 350 kg, sedangkan babi betina memiliki berat sekitar 200 hingga 295 kg. Yorkshire Amerika adalah jinak di alam dan ibu yang sangat baik.

Mereka menghasilkan rata-rata tiga belas anak babi per induk dan menghasilkan susu dalam jumlah besar. Mereka adalah jenis yang kuat yang dapat mengatasi iklim yang berbeda.

Dianggap sebagai jenis yang baik untuk daging karena lemak punggungnya rendah dan persentase daging tanpa lemak yang tinggi. Mereka juga digunakan untuk persilangan untuk meningkatkan keturunan jenis lainnya.

Sumber gambar: wikipedia

BABI AMERICAN RED WATTLE

Juga dikenal sebagai Red Wattle, jenis ini dibawa ke Amerika Serikat (mungkin oleh pemukim Prancis dari Kaledonia Baru) dan beradaptasi dengan baik, menjadikannya jenis yang populer di Amerika. Jumlahnya menurun dengan cepat karena mereka telah dikawin silangkan untuk meningkatkan produksi daging.

Seperti namanya, jenis ini biasanya berwarna merah dan memiliki dua pial (jumbai seperti kambing) yang tergantung di dagu. Warnanya dapat bervariasi dari sepenuhnya merah hingga merah dengan bintik hitam, hingga sebagian besar hitam.

Mereka terkenal karena tahan banting dan kemampuan mencari makan, membuat mereka beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim dan ideal untuk perkebunan kecil di luar ruangan atau di padang rumput. Induk babi menjadi ibu yang sangat baik, menghasilkan 9-10 anak babi dan jumlah susu yang baik. Mereka memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat baik. Red Wattle memiliki sifat jinak dan mudah dijinakkan, menjadikannya jenis yang bagus untuk pemelihara babi pemula.

Red Wattle menghasilkan daging dengan kualitas yang sangat baik. Ramping, lembut dan juicy dengan rasa seperti daging sapi.

Sumber gambar: wikipedia

BABI AKSAI BLACK PIED

Aksai Black Pied adalah ras babi Rusia. Dikembangkan pada tahun 1952 di peternakan eksperimental di Kazakhstan untuk mengoptimalkan produksi daging. Babi lokal disilangkan dengan Large Whites dan Berkshires, dan keturunannya kemudian disilangkan dengan Large Whites dan Estonian Bacon untuk memaksimalkan produksi daging dan bacon. Populasi telah menurun sejak tahun 1980.

Bertubuh sedang hingga besar yang dicirikan oleh warna bulu putih krem dengan bintik-bintik tidak rata abu-abu tua hingga hitam. Berat rata-rata babi betina adalah 245 kg, dan babi jantan adalah 317 kg. Tubuh dan kaki kekar, moncong besar, telinga panjang dan tegak. Betina memiliki sekitar 9 atau 10 anak babi sekali melahirkan.

Babi Aksai Black Pied biasanya dibiakkan secara komersial untuk produksi daging. Induk juga disilangkan secara komersial dengan ras Landrace dan Kaukasia Utara.

Sumber gambar: breedslist.com

SELKO INTELLIBOND® C : MEMAKSIMALKAN PERFORMA DAN PRODUKSI TERNAK MONOGASTRIK

Selko Intellibond® C : Memaksimalkan produksi ternak monogastrik

Tembaga, atau dalam bahasa inggris disebut dengan copper, yang dalam bahasa latin disebut dengan cuprum (Cu) merupakan salah satu unsur kimia yang namanya sering kita dengar. Nyatanya copper memiliki efek bakterisidal dan fungisidal dalam konsentrasi tertentu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substituen antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP) terutama pada ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

Hal tersebut dibahas secara mendalam oleh Prof. Hans Stein, peneliti dari Illinois University dan Alice Hibbert Global Program Manager - Trace Mineral Trouw Nutrition dalam sebuah webinar bertajuk "Effect of hydroxy copper chloride on growth performance of monogastric animals" Rabu (28/7) lalu yang diadakan oleh PT Trouw Nutrition Indonesia

Menggali Manfaat Copper Pada Ternak Monogastrik

Prof. Hans Stein

Prof. Hans Stein lebih dulu menjabarkan secara detil efek pemberian hidroksi copper klorida sebagai imbuhan pakan pada babi. Dari kacamata nutrisi ternak, copper memiliki beberapa fungsi seperti antibakteri, sebagai mikronutrien, membantu dalam beberapa reaksi metabolisme, dan sebagai komponen dari metaloenzim (enzim yang berkaitan dengan logam). 

Lebih lanjut dalam presentasinya Prof. Stein menjabarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya pada babi. Dimana copper dalam bentuk sediaan hidroksi copper klorida teruji dan terbukti dapat meningkatkan performa pertumbuhan, meningkatkan kecernaan nutrisi, meningkatkan performa bakteri baik pada saluran cerna, dan berfungsi dalam metabolisme lemak. 

Gambar 1. Penambahan Copper (Cu) pada ransum babi, mereduksi kasus diare (Espinosa et al, 2017)

"Intinya copper ini memiliki potensi yang jika diberikan dalam ransum babi dalam jumlah yang tepat, dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan saluran cerna dan meningkatkan performa sistem imun babi," tukas Prof Stein.

Gambar 2. Efek Penambahan Copper pada kenaikan bobot badan babi (Espinosa et. al, 2017)


Selko Intellibond® C: Substituen AGP Kaya Manfaat

Alice Hibbert

Senada dengan Prof Stein, Alice Hibbert juga menjabarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh timnya di berbagai negara terkait efek copper sebagai imbuhan pakan pada ayam. Ia mengatakan bahwa ayam merupakan sumber protein hewani terbanyak yang dikonsumsi oleh manusia di dunia. Namun sayangnya, penggunaan antibiotik pada ayam di seluruh dunia merupakan yang kedua terbesar setelah babi, yakni 150 mg/1 kg ternak.

Selain itu Alice juga menyinggung mengenai isu Antimicrobial Resistance yang sudah mendunia dimana kita tahu bahwa salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol di sektor peternakan, terutama ayam.

“Kami dan tim berusaha mencari solusi dari sini dan memaksimalkan potensi copper agar dapat digunakan untuk mensubtitusi AGP. Kami juga telah banyak melakukan trial pada ayam, hasilnya pun bisa dibilang sangat baik dengan produk yang kami miliki yakni Selko Intellibond® C,” tutur Alice.

Selko Intellibond® C merupakan produk imbuhan pakan berbasis Copper Chlorida yang diproduksi dengan teknologi canggih agar dapat diserap dalam jumlah yang cukup oleh ternak. Produk ini telah melalui pengembangan selama lebih dari 20 tahun dan telah terbukti di seluruh dunia dapat meningkatkan performa ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

Selko Intellibond® C memastikan kesehatan hewan dan produktivitasnya dengan bekerja secara langsung mendukung integritas jaringan, proses enzimatik, meningkatkan pertumbuhan bobot badan dan produktivitas, serta meningkatkan fungsi sistem imun.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh tim Trouw Nutrition menjabarkan manfaat yang didapat ketika menambahkan Selko Intellibond® C pada pakan ayam. Salah satunya terlihat pada Tabel 1 di bawah ini, dimana Selko Intellibond® C dapat menekan pertumbuhan bakteri E.coli dan C. perfringens (penyebab nekrotik enteritis).

Tabel 1. Efek penggunaan Selko Intellibond® C pada pakan ayam




Tidak hanya itu, dalam kondisi adanya Nekrotik Enteritis pun, penggunaan Selko Intellibond® C juga terbukti bahwa ayam tetap dapat memberikan performa terbaik. Hal ini sebagaimana terlihat pada Tabel 2. di bawah ini. 

Tabel 2. Penggunaan Selko Intellibond® C pada ayam yang terinfeksi NE

Bahkan, dalam trial lainnya, Alice juga membuktikan bahwa Selko Intellibond® C juga bekerja lebih baik ketimbang AGP yakni BMD dan sediaan sejenis yang berupa Copper Sulfat. Dengan demikian Alice mengatakan bahwa Selko Intellibond® C dapat menjadi bahan alternatif dalam mengurangi penggunaan antibiotik baik sebagai growth promoter maupun terapi suportif medikasi.

"Copper sulfat mungkin harganya lebih murah, tetapi sifatnya sangat reaktif ketimbang produk kami. BMD juga merupakan AGP yang sudah lama digunakan dalam pakan, namun karena isu keamanan pangan (food safety) penggunaannya mulai ditinggalkan, Selko Intellibond® C menawarkan sesuatu yang lebih baik dengan harga yang lebih terjangkau, jadi, mengapa harus ragu untuk beralih ke Selko Intellibond® C,” tutup Alice. (adv).




MENGGALI LEBIH DALAM POTENSI COPPER HIDROKLORIDA SEBAGAI IMBUHAN PAKAN




Tembaga, atau dalam bahasa inggris disebut dengan copper, yang dalam bahasa latin disebut dengan cuprum (Cu) merupakan salah satu unsur kimia yang namanya sering kita dengar. Nyatanya copper memiliki efek bakterisidal dan fungisidal dalam konsentrasi tertentu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai substituen antibiotik pemacu pertumbuhan (AGP) terutama pada ternak monogastrik seperti babi dan unggas.

Hal tersebut dibahas secara mendalam oleh Prof. Hans Stein, peneliti dari Illinois University dan Alice Hibbert Global Program Manager - Trace Mineral Trouw Nutrition dalam sebuah webinar bertajuk "Effect of hydroxy copper chloride on growth performance of monogastric animals" Rabu (28/7) lalu.

Prof. Hans Stein lebih dulu menjabarkan secara detil efek pemberian hidroksi copper klorida sebagai imbuhan pakan pada babi. Dari kacamata nutrisi ternak, copper memiliki beberapa fungsi seperti anitbakteri, sebagai mikronutrien, membantu dalam beberapa reaksi metabolisme, dan sebagai komponen dari metaloenzim (enzim yang berkaitan dengan logam). 

Lebih lanjut dalam presentasinya Prof. Stein menjabarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya pada babi. Dimana copper dalam bentuk sediaan hidroksi copper klorida teruji dan terbukti dapat meningkatkan performa pertumbuhan, meningkatkan kecernaan nutrisi, meningkatkan performa bakteri baik pada saluran cerna, dan berfungsi dalam metabolisme lemak. 

"Intinya copper ini memiliki potensi yang jika diberikan dalam ransum babi dalam jumlah yang tepat, main goal -nya adalah copper dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan saluran cerna dan meningkatkan performa sistem imun babi," tukas Prof Stein.

Senada dengan Prof Stei, Alice Hibbert juga menjbarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh timnya di berbagai negara terkait efek copper sebagai imbuhan pakan pada ayam. Ia mengatakan bahwa ayam merupakan sumber protein hewani terbanyak yang dikonsumsi oleh manusia di dunia.

Selain itu Alice juga menyinggung mengenai isu Antimicrobial Resisstance yang sudah mendunia dimana kita tahu bahwa salah satu penyebabnya adalah penggunaan antibiotik yang kurang terkontrol di sektor peternakan, terutama ayam.

Oleh karenanya Alice mengatakan bahwa copper dapat menjadi bahan alternatif dalam mengurangi penggunaan antibiotik baik sebagai growth promoter maupun medikasi. Hal ini bukan tanpa alasan, karena dalam beberapa hasil penelitian yang dijabarkan oleh Alice, copper dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada unggas seperti C. perfringens, S. enteritidis, dan S. gallinarum.

"Kami juga sudah membandingkan penggunaan copper vs AGP (BMD) pada ayam, dan hasilnya penggunaan hidroksi copper klorida bisa berefek sama bahkan lebih baik dari BMD, selain itu cost yang dikeluarkan lebih rendah, dan yang terpenting performa juga tetap terjaga," tutur Alice. (CR)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer