Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini ayam dan telur | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Konsumsi Protein Hewani Penting untuk Tumbuh Kembang Anak

Kampanye Gizi di Universitas Brawijaya, Malang

Tahukah Anda, konsumsi protein hewani ternyata dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa?  Hal tersebut sangat penting untuk tumbuh kembang anak, sehingga kebutuhan zat gizi terutama protein hewani sangat penting untuk diperhatikan.

Protein hewani mengandung asam amino yang tidak tergantikan yang berfungsi sebagai zat pembangun dan mempengaruhi metabolisme. Juga merupakan unsur yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.

Hal tersebut disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNAK) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fini Murfiani pada Kampanye Gizi, Sabtu (8/12/2018) bersama Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) di Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya Malang.

Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian Kegiatan Seminar Nasional dan Kongres Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) ke XII di Malang, Jawa Timur.

Kegiatan yang bertema "Konsolidasi Sarjana Peternakan dalam Mendukung Kemandirian Pangan Asal Ternak"  berlangsung selama 3 hari di kampus Fapet Universitas Brawijaya Malang.

"Edukasi yang baik tentang manfaat daging ayam dan telur, diharapkan dapat meningkatkan gizi dan prestasi anak bangsa," ungkap Fini.

Protein hewani yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia yaitu telur dan daging ayam. Kedua komoditas tersebut bahkan telah dinyatakan surplus dan sudah ekspor ke berbagai negara.

Data statistik peternakan menunjukkan peningkatan tajam pada produksi unggas nasional. Jika pada awal tahun 1970-an kontribusi daging unggas hanya sebesar 15%, tetapi pada tahun 2017 produksi-nya telah mencapai 2.147,21 ribu ton atau 66,34% terhadap produksi daging secara keseluruhan. (AS)

FPP UIN Suska Riau Siap Berkontribusi pada HATN 2019 Mendatang

Kunjungan tim HATN ke FPP UIN Suska Riau. (Foto: Infovet)

Tim Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) IX 2019, yang terdiri dari Ir Bambang Suharno (Infovet) dan Ricky Bangsaratoe (Pinsar Indonesia) saat berkunjung ke Provinsi Riau, turut menyambangi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UIN Suska Riau, Senin (26/11). Kehadiran tim disambut hangat oleh Dekan FPP, Edi Erwan SPt MSc PhD.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Drh Askardiya R. Patrianov beserta jajarannya, Wakil Dekan II Dr Triani Adelina, Wakil Dekan III Dr Arsyadi Ali, Kepala Laboratorium, perwakilan Riau Pos, Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia Daerah Riau Drh Musran, Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Dekan FPP menyebut, kehadiran tim HATN merupakan hal positif, baik bagi institusi maupun bagi peternak dan masyarakat yang mengonsumsi produk ternak dimaksud.

"Civitas akademika FPP UIN Suska Riau siap mendukung dan menyukseskan HATN 2019, hal ini sesuai dengan salah satu tugas pokok dan fungsi perguruan tinggi, yakni menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sehingga tidak ada salahnya kegiatan ini dilaksanakan di Riau jika memang diamanahkan penyelenggaraannya oleh tim,” kata Edi Erwan.

Ia menambahkan, fakultas dengan program studi peternakan, siap berkolaborasi dengan institusi, pemerintah dan swasta, maupun dengan organisasi lainnya, yakni pertanian dan peternakan.

“Kami tidak menutup diri, artinya selalu terbuka dengan sesiapapun, asalkan tujuan dan manfaatnya jelas, memajukan industri pertanian dan peternakan, sumber pangan untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.

Selanjutnya, Erwan pun membeberkan beberapa kegiatan yang telah disepakati dengan Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Diantaranya pengelolaan peternakan sapi lokal, baik dari sisi budidayanya maupun dari sisi pemanfaatan limbah yang dihasilkan, yang akan di kerjasamakan dalam waktu dekat.

“Kita selalu menjalin hubungan baik dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari berbagai aspek yang terkait dengan bidang peternakan itu sendiri,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Drh Askardiya R. Patrianov, memberikan apresiasi kepada FPP UIN Suska Riau atas kerjasama menyukseskan HATN 2019 mendatang.

“Kita dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan jelas berharap agar FPP UIN Suska Riau dapat mendukung kegiatan ini, hal ini untuk memaksimalkan peran fakultas pertanian dan peternakan dengan program studi peternakan yang dimilikinya,” ujar Patrianov. 

Lebih lanjut, ia berharap dengan ditunjuknya Riau sebagai tuan rumah, saatnya Riau berbenah khususnya untuk bidang perunggasan yang memang secara program belum tersentuh secara totalitas oleh pemerintah.

”Barangkali nanti FPP dapat berperan sebagai institusi yang menyelenggarakan seminar atau dialog-dialog terkait dunia perunggasan Riau ke depannya,” pungkasnya. (Sadarman)

Ribuan Peserta Ramaikan Jalan Sehat HATN 2018

Peserta memadati Manado Town Square memeriahkan HATN (Foto: Istimewa)

Puncak Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) dan Hari Telur Sedunia digelar, Sabtu 20 Oktober 2018. Acara yang dipusatkan di  Manado Town Square tepatnya di Parkiran Mantos 1 diawali dengan jalan sehat dan karnaval jam 06.00 Wita, dilanjutkan dengan senam poco-poco bersama dan penarikan doorprize dengan berbagai hadiah menarik.

Ribuan peserta meramaikan jalan sehat ini. Di lokasi yang sama, panitia menggelar Bazaar berbagai produk ayam dan telur serta bazaar aneka produk da nada juga kegiatan donor darah PMI.

Ketua Panitia Daerah HATN, Tommy Waworundeng mengajak para siswa, mahasiswa,TNI Polri, ASN, karyawan dan masyarakat Manado dan sekitarnya untuk ikut hadir mengikuti jalan sehat dan senam  bersama ini.

“Semoga dengan HATN dan berbagai rangkaian kegiatan yang digelar ini, bisa mengedukasi masyarakat tentang gizi di telur dan daging ayam untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat,” kata Wakil Ketua Pinsar Indonesia, Ir Eddy Wahyudin MBA yang didampingi Tommy Waworundeng.

Berbagai rangkaian acara HATN ini dilaksanakan oleh Charoen Pokphan Indonesia, Majalah Infovet, FAO Indonesia, Manado Post dan didukung Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, Pinsar Sulut, Fakultas Peternakan  Unsrat, Japfa, Honda Daya Adicipta Wisesa, CV Mmanguni Sejahtera, PT Pandu Karya Aksara, Saka Farma-Xon Ce, Komix Herbal, ASOHI. Dukungan media partner seperti Kawanua TV, Radio Montini dan Radio Cosmo Fem. (Sumber: Manado Post)

Seminar Gizi: Pengurus PKK Diharapkan Berperan Tingkatkan Konsumsi Ayam dan Telur



(Dari kiri ke kanan) Alfred Kompudu, Drh Hanna Olly Tioho, Drh Desianto B Utomo  (Foto: Infovet/Bams)

Para pengurus PKK dari seluruh wilayah Sulawesi Utara (Sulut) diharapkan ikut berperan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi ayam dan telur baik ke lingkungan sekitar maupun di lingkungan keluarganya. Demikian harapan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulut yang diwakili Sekretaris Tim Penggerak PKK Provinsi Sulut, Ellen Tirayoh Jacob SPt di ruang pertemuan kantor Gubernur Sulut, Manado. 

Ellen Tirayoh membuka acara Seminar Gizi Ayam dan Telur yang diadakan hari ini, Jumat (19/10/2018 ) sebagai salah satu agenda menyemarakkan peringatan Hari Ayam dan Telur (HATN) serta World Egg Day 2018.

Seminar menghadirkan pembicara Alfred Kompudu dari FAO Indonesia dan Drh Desianto Budi Utomo PhD yang dikenal sebagai Ahli Perunggasan Nasional. Lebih dari 200 orang yang terdiri dari para pengurus PKK dari kabupaten wilayah Provinsi Sulut, Darma Wanita Provinsi Sulut, kelompok ibu-ibu pengajian, ibu-ibu aktivis gereja dan para tamu undangan lainnya datang di seminar ini.

Peserta seminar diantaranya pengurus PKK Provinsi Sulut. (Foto: Infovet/Bams)

Hadir juga wakil Ketua Umum Pinsar Indonesia Ir Eddy Wahyudin MBA, Ketua Panitia Pusat HATN Ricky Bangsaratoe, Wakil Direktur Manado Post Tommy Waworundeng, dan perwakilan FAO Indonesia Drh Eri Setiawan.

Dalam sambutannya, Ketua Tim Pengerak PKK menyampaikan keprihatinannya bahwa konsumsi ayam dan telur masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Mengutip data Pinsar Indonesia, ia mengatakan konsumsi ayam dan telur hanya sepertiga dari konsumsi masyarakat Malaysia.

"Sementara itu konsumsi rokok masyakarat Indonesia termasuk tertinggi di dunia, sekitar 1200 batang rokok per orang per tahun. Oleh karena itu, para ibu sangat berperan dalam meningkatkan status gizi masyakarat," ujarnya.

Ia berharap pengetahuan yang diperoleh dari seminar ini dapat ditularkan kepada anggota PKK di daerah masing masing.

"Sesuai tema HATN tahun ini yaitu ayam dan telur untuk Indonesia cerdas, mari kita berperan meningkatkan konsumsi ayam dan telur menuju masyarakat Sulut yang cerdas dan Sulut hebat," tegas ketua PKK mengakhiri sambutannya.

Sementara itu, Ketua Panitia Daerah HATN yang juga wakil Direktur Manado Post Tommy Waworundeng dalam sambutannya menyampaikan penghargaannya kepada semua pihak khususnya ibu ibu Tim Penggerak PKK yang bekerjasama untuk acara seminar ini.

Tommy menjelaskan rangkaian acara HATN sudah dimulai sejak September dengan kegiatan seminar di Gedung Rektorat Unsrat,  dilanjutkan dengan kegiatan talkshow ayam dan telur di beberapa radio dan TV, perlombaan untuk anak dan ibu, serta festival ayam dan telur.

"Hari ini ada dua acara yaitu seminar gizi dan nanti sore seminar biosekuriti untuk peternak unggas se-Sulut di Graha Pena Manado Post.  Besok, 20 oktober acara puncak di kawasan Manado Town Square yang akan diisi dengan karnaval ayam dan telur, senam poco poco, bazar ayam dan telur, pengumuman pemenang lomba, aneka doorprize dan lain lain," ujar Tommy. (Bams)


Dampak Aturan Harga Baru Telur dan Ayam Bagi Peternak

Ilustrasi. (Sumber : Google)

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 tentang harga baru acuan telur ayam dan daging ayam mulai berdampak bagi  peternak. Peternak ayam mengaku sudah mulai merasakan perbaikan harga jual sejak awal bulan Oktober.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Singgih Januratmoko mengatakan harga telur dan ayam di tingkat peternak  sudah mulai mengalami peningkatan atau berada di kisaran Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram.

Singgih mengaku pergerakan harga di tingkat peternak baru terjadi di Pulau Jawa untuk komoditas  telur. Harga daging ayam sudah hampir merata di seluruh Indonesia. Menurutnya, harga telur masih sekitar Rp 17 ribu per kilogram di Jawa Timur untuk tingkat peternak.

Pihaknya meminta pemerintah melakukan penghitungan jumlah pasokan dan permintaan telur dan daging ayam dengan lebih tepat. Apalagi menjelang kuartal IV,  permintaan bahan makanan biasanya relatif lebih tinggi sehingga harga jual berpotensi kembali naik.

“Harga ayam dan telur sangat elastis tergantung pasokan dan permintaan sehingga harus cepat diantisipasi,” ujar Singgih.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bulog dan Berdikari belum melakukan penyerapan seperti tercantum pada aturan. Selain itu, Singgih juga menyebutkan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) belum optimal dalam penyerapan untuk mendorong harga. Alasannya, pembelian telur dan ayam saat ini lebih banyak dilakukan oleh  pedagang besar serta Rumah Potong Hewan (RPH).

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menjelaskan aturan penyerapan telur dan ayam oleh BUMN baru akan dilakukan jika ada kebutuhan mendesak dan mengintervensi harga pasar, seperti jika harga ayam dan telur jatuh jauh di bawah harga acuan atau sebaliknya.

Mekanisme serapannya  juga tak bisa dilakukan seketika, melainkan harus berdasarkan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Kementerian Perdagangan bertugas untuk memberikan penugasan nantinya,” imbuh Tjahya.

Sementara itu, terkait kerja sama penyerapan ayam dan telur di tingkat peternak antara pemerintah dengan pengusaha retaail menurutnya juga belum mencapai kesepakatan. Upaya tersebut menjadi salah satu opsi memaksimalkan potensi penyerapan dan meningkatkana harga telur dan ayam di tingkat peternak, meski diakui Tjahja bahwa serapan dari peretail masih relatif kecil.

Oleh karena itu, upaya lain yang terus dilakukan  untuk menjaga harga yam dan telur yakni dengan mengawasi pergerakan harga di pasar tradisional. “Untuk meminta Aprindo, kami masih akan lihat situasi dan kondisi,” ujar Tjahya.

Sebelumnya, Bulog dan Berdikari menyatakan belum menerima penugasan untuk intervensi harga ayam dan telur jika pergerakannya tak sesuai dalam regulasi pemerintah. Kewajiban itu tercantum dalam Permendag 96/2018 sejak 1 Oktober 2018.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh menyatakan Bulog belum mendapatkan penugasan dari pemerintah. “Kalau ada pasti kami siap, pasti mekanismenya sama saja seperti beras,” kata Tri.

Demikian pula halnya dengan yanag dituturkan Direktur Utama Berdikari, Eko Taufik Wibowo bahwa  menurutnya belum ada arahan untuk tindak lanjut dari Permendag 96/2018.

Menurutnya, Berdikari sebagai perusahaan pelat merah bidang peternakan siap untuk melakukan penugasan jika ada diminta pemerintah. “Kami siap,” ujarnya. (Sumber: katadata.co.id)

Sambut HATN : Diskusi Peternak Bersama Dirkeswan

Ilustrasi. (Sumber: Infovet)

Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa PhD hadir dalam diskusi terbuka di Big Fish Resto, Manado, Sulawesi Utara , Rabu (3/10/2018). Diskusi terbuka ini merupakan bagian dari rangkaian menyambut Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) serta World Egg Day.  

Para pelaku usaha/peternak ayam dan telur, pengusaha pakan, serta  Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara, Ir Novly G Wowiling MS berkesempatan berbincanng langsung dengan Dirkeswan.

Topik perbincangan diantara seputar penerapan biosekuriti di farm guna mengontrol virus dan bakteri agar tidak masuk ke tubuh ayam. Selain itu, kebijakan mengenai pelarangan Antibiotic Growth Promoter (AGP) juga menjadi pembahasan.

“Semoga hasil diskusi dapat diterapkan dalam peternakan. Mudah-mudahan membawa manfaat bagi teman-teman peternak, sehingga produksi baik ayam  maupun telur meningkat,” tutur Eddy Marzuki selaku Sekretaris Panitia Lokal HATN.

Puncak perayaan HATN, digelar 20 Oktober mendatang. Bermacam kegiatan diadakan antara lain jalan sehat di Manado Town Square, bazaar aneka olahan ayam dan telur, senam zumba dan poco-poco. 

Terdapat juga undian dan doorprize menarik yang telah disiapkan. HATN 2018 didukung penuh Pinsar Indonesia, Majalah Infovet, Kawanua TV, FAO, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, dan Universitas Sam Ratulangi Manado. (NDV)


Talkshow Radio dan TV, Rangkaian HATN Manado

Berfoto bersama di Radio Cosmofemale 96.1 FM (Foto : Bams)


Kepanitiaan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) 2018 diundang pada sebuah acara talkshow di Radio Cosmofemale 96.1 FM dan stasiun televisi terkemuda di Manado Kawanua TV.

Acara talkshow di Cosmofemale berlangsung satu jam, mulai pukul 16.00 hingga 17.00 dengan narasumber Bambang Suharno (Panitia HATN/Pemred Infovet), Ir Novly Wowiling (Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan), Alfred Kompudu (Perwakilan FAO Indonesia), dan Edy Marzuki (Panitia Daerah HATN). Sementara talkshow di KawanuaTV menghadirkan narasumber Ir Novly Wowuling, Bambang Suharno, dan Alfred Kompudu.

Talkshow di Kawanua TV (Foto Bams)

Ketika host bertanya perihal latar belakang terpilihnya Manado sebagai tuan rumah penyelenggaraan HATN, Bambang Suharno mengatakan melalui penilaian Panitia Pusat. Antara lain dari segi daerahnya memiliki potensi perkembangan yang besar, khususnya dengan tumbuhnya pariwisata, demikian pula sumber daya yang ada cukup potensial. Selain itu dari segi kesiapan panitia daerah sudah siap dengan berbagai kegiatan, serta dukungan positif dari Pemda, peternak , universitas dan asosiasi bidang peternakan.

Kadis Pertanian dan Peternakan menyatakan sangat mendukung dan berterima kasih panitia Pusat menetapkan Manado sebagai tuan rumah HATN ke-8 . Ia membenarkan peternakan unggas sudah berkembang pesat melalui pola kemitraan dengan perusahaan. Diharapkan dengan HATN ini, konsumsi ayam dan telur semakin meningkat dan peternak unggas semakin maju dan sejahtera.

Sementara itu Alfred Kompudu menyampaikan bahwa isu negatif tentang ayam dan telur masih banyak di kalangan masyarakat, antara lain tentang telur sebagai penyebab kolesterol tinggi dan bisul, ayam ras kurang baik dikonsumsi karena disuntik hormon. “Hal ini adalah mitos belaka, mulai hari ini masyarakat sebaiknya tidak perlu lagi ragu untuk makan daging ayam dan telur,” ujar Alfred .

Perihal kegiatan HATN di Manado, Edi Marzuki menjelaskan rangkaian kegiatan di Manado cukup padat, dimulai dengan seminar perunggasan di Unsrat, dilanjutkan dengan talkshow radio dan TV. Kemudian ada bazaar ayam dan telur, berbagai lomba 22 September, seminar ayam telur untuk ibu-ibu PKK se-Sulut tanggal 19 Oktober, Workshop Biosekuriti 19 Oktober dan acara puncaknya 20 Oktober berupa karnawal, senam bersama, hiburan, pembagian hadiah lomba dan sebagainya.

Ricky Bangsaratoe selaku ketua Panitia Pusat HATN mengharapkan segenap stakeholder perunggasan di Sulut terus mendukung acara ini. “Ini adalah acara untuk meningkatkan gizi masyarakat dan sekaligus untuk kemajuan perunggasan Sulut,” ujar Ricky. (Bams)

I













Menaik dan Menukik, Sama Salahnya



Daging ayam ras dan telur ayam ras termasuk volatile food. Di pasar, harga bahan pangan ini fluktuatif. Dalam waktu singkat, bisa menaik dan menukik. Dinamika naik-turunnya bukan dalam hitungan minggu, bisa harian, bahkan hitungan jam. Pagi harganya masih baik, sorenya bisa saja tertukik.

Begitu pula sebaliknya. Pada momen-momen tertentu, menjelang Lebaran misalnya. Harga yang tadinya rendah atau wajar-wajar saja, bisa melonjak naik. Kenaikan harga yang fantastis itu membuat napas konsumen seolah-olah tercekik. Dan menjadikan banyak pihak terjangkiti penyakit panik.

Dalam konferensi pers di kantornya, Senin (4/6), Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), mengingatkan pemerintah agar mewaspadai kenaikan harga daging ayam dan telur ayam menjelang Idul Fitri tahun ini. Menurut pantauan BPS, komoditas yang harganya naik signifikan sehingga memberikan kontribusi inflasi tinggi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar dan bawang merah.

Merujuk pada data inflasi Mei 2018 sebesar 0,21%, kenaikan harga daging ayam memberikan andil 0,07% terhadap besaran inflasi bulan tersebut. Sedangkan naiknya harga telur ayam berkontribusi 0,06%. Andil kenaikan harga ikan segar dan bawang merah pada inflasi Mei itu masing-masing 0,03% dan 0,02%.

Pergerakan harga daging ayam ras dan telur ayam ras di pasar, memang perlu diantisipasi. Seperti halnya Lebaran tahun-tahun sebelumnya, demand terhadap kedua komoditas tersebut biasanya akan terus meningkat hingga Idul Fitri tiba. Ujung-ujungnya, jumlah duit yang di keluarkan untuk membeli kedua komoditas kaya zat gizi ini bertambah banyak. Akibat dari harga yang melonjak naik.

Kepanikan Musiman

Kenaikan harga bahan pangan pokok dan penting menjelang Idul Fitri, biasanya memang menimbulkan nuansa panik. Kepanikan musiman. Padahal, pola dan trend-nya selalu berulang dan sama. Namun, respon terhadap kejadian itu yang beraneka ragamnya. Bahkan, tak jarang timbul silang pendapat.

Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), salah satu penyebab naiknya harga beberapa komoditas pangan itu adalah lambannya pemerintah dalam merespon peningkatan permintaan pasar. Komisioner KPPU, Kodrat Wibowo, menyatakan, kenaikan beberapa komoditas pangan bukan karena praktik persaingan tidak sehat, tapi kekurangan suplai.

Kenaikan harga tersebut lebih disebabkan lambannya respon pemerintah dan suplai dari produsen dalam menanggapi kenaikan permintaan konsumen menghadapi Ramadan dan Lebaran, ungkap Komisioner KPPU itu di kantornya yang berlokasi di jalan Ir. Juanda, Jakarta.

Saat dilakukan penelusuran lapangan, beberapa penjual daging ayam ras di pasar-pasar sejumlah kota besar menyampaikan keluhan. Pasokan daging ayam ras tidak optimal, pasokannya menurun. Tentu saja, berimbas pada meningkatnya harga.

Ketika dikejar dengan pertanyaan kenapa demikian. Para penjual daging ayam ras itu menjawab, tidak tahu persis mengapa pasokan daging ayam ras berkurang. Pengepul yang memasok komoditas daging ayam ras juga tidak memberikan penjelasan.

Operasi Pasar

Menyikapi dan menyiasati naiknya harga daging ayam ras, Kementerian Perdagangan akan menggelontorkan daging ayam ras beku. Caranya dengan melakukan Operasi Pasar (OP) di daerah-daerah. Keputusan itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. Mendag RI menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Kesiapan dan Pengamanan Hari Raya di Mabes Polri, Selasa (5/6).

Menindaklanjuti keputusan tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur, melakukan OP daging ayam ras. Pelaksanaannya selama seminggu (5-12 Juni) di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Bangkalan. Selain itu, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur juga mengadakan pasar murah produk peternakan 5-6 Juni di Surabaya.

OP merupakan katub pengaman instan guna menetralisir peningkatan harga daging ayam ras di pasar. Untuk jangka menengah dan panjang, harus dilakukan perbaikan pola distribusi (pemerataan dan peningkatan konsumsi). Juga wajib dilaksanakan pembenahan manajemen stok (kuantitas dan kualitas produksi). Ketiga program tersebut harus dirancang secara sistematis, terpadu dan berkelanjutan.

Namun sayangnya, berdasarkan pengamatan dan pengalaman, program yang selalu dilaksanakan adalah OP. Menjelang Ramadan dan Lebaran (juga hari-hari besar Keagamaan lainnya). Dari tahun ke tahun yang dilakukan OP, OP dan OP lagi. Padahal pelaksanaan OP ibaratnya tindakan pemadam kebakaran.
Memang terlihat ada efek serta hasilnya, dan itu tercatat sebagai suatu prestasi dalam rangka menstabilkan harga bahan pangan pokok dan penting. Namun, sadarkah bahwa hal itu merupakan prestasi sesaat. Prestasi yang bukan sebagai solusi guna mengatasi akar permasalahannya.

Sudah saatnya bagi segenap pemangku kepentingan (khususnya bidang perunggasan) untuk merapatkan barisan dan bersatu-padu. Mari duduk bersama guna menyusun konsep dan strategi program penstabilan harga produk perunggasan. Tentu saja konsep/program yang komprehensif dan berjangka panjang, bukan yang sesaat dan singkat.

Bila tidak memiliki konsep/program penstabilan harga yang komprehensif dan berjangka panjang, maka tahun depan dan ke depannya kita akan terkejut dan terheran-heran kembali. Kepanikan, kehebohan dan kegaduhan akibat fluktuasi harga berjangkit lagi. Harga menaik salah, menukik pun salah.

Dewan Pakar Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia,
tinggal di Surabaya

Refleksi Majalah Infovet Edisi Juli 2018

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer