Sebagai pengusaha, keuntungan dan kerugian adalah konsekuensi yang harus diperhitungkan. Dua hal tersebut bukanlah keinginan, melainkan pilihan. Tentunya merintis usaha tidaklah mudah, bila hanya bermodalkan materi tanpa ada niat, tidak menjamin usaha itu akan maju dan berkembang. Namun dengan tekad yang kuat, sudah pasti suatu usaha akan bertahan dan akan terus maju ke depan.
Tulisan di atas bukanlah sebuah kiasan, melainkan bukti dari kunci keberhasilan seorang pengusaha yang sudah jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya di industri obat hewan, seperti halnya Drh. Gowinda Sibit yang cukup berhasil mengembangkan perusahaannya PT Tekad Mandiri Citra (TMC) sebagai Produsen, Importir dan Distributor Obat Hewan yang berada dikota yang dikenal sebagai Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum (Bandung).
Tekad mandiri adalah sebuah konsep dimana saat awal ia merintis pada tahun 2000 di Bandung, dengan bermodalkan tekad dan kerja keras ia meyakini pasti bisa mandiri, walaupun situasi Indonesia kala itu sedang mengalami krisis moneter. “Awal merintis, saya tidak punya modal banyak, hanya kasih Tuhan dan dukungan teman-teman, serta bermodalkan tekad untuk bisa mandiri” ujar pria yang biasa disapa Erwin ini saat ditemui dikantornya beberapa waktu lalu di Bandung.
Ia mengungkapkan, kala ia membangun usahanya, tentu tidak senantiasa mulus. Kadang bagai kapal dihantam badai, usahanya nyaris roboh. “Contoh nyata hantaman itu datang di tahun 2005, saat itu ibarat sedang belajar jalan, disitulah saya mendapat tekanan cukup besar. Sebab di tahun itu munculnya kasus flu burung yang nyaris membuat perusahaan collapse. Namun dengan berbagai upaya yang dilakukan kami bisa survive,” kata Erwin kala mengingat kembali perjuangannya.
Lebih lanjut dikatakan pria kelahiran Surabaya lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) ini, mulai tahun 2006 usahanya perlahan stabil dan tepat di tahun 2010, ia langsung mencanangkan bahwa perusahaannya harus tumbuh dan memiliki fasilitas serta sarana yang baik.
“Sasarannya saat ini adalah berusaha melengkapi keragaman produk-produk yang dibutuhkan pasar Obat Hewan di Indonesia, dengan berbasis teknologi agar bisa berkompetisi di pasar global,” tambahnya.
Standar produk yang baik bagi Erwin, harus ditopang dengan sarana uji yang baik pula sebagai bagian dalam upaya menopang keberhasilan usaha peternak. Untuk ini TMC berhasil mendapatkan sertifikat CPOHB pada tahun 2011. Dengan begitu, menurut pria yang juga pernah menjadi Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Daerah Jawa Barat selama dua periode berturut-turut ini, TMC memiliki komitmen menjadi perusahaan yang selalu bisa mengatasi permasalahan peternak. Bila diibaratkan TMC merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, karena selalu bersedia mendengar masukan dan kritikan dari masyarakat.
“TMC kini telah melengkapi diri dengan berbagai sarana produksi untuk produk Inovasi yang berbasis high-tech dan fasilitas laboratorium diagnostik untuk pengujian penyakit. Perusahaan sengaja membangun dan melengkapi laboratorium ini dengan berbagai peralatan canggih. Hal ini semata untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada peternak. Jadi apa yang kita dapat dari peternak akan dikembalikan lagi ke peternak dalam bentuk peningkatan pelayanan,” tegas Erwin.
Karena itu, TMC sebagai perusahaan yang mengedepankan profesionalisme dan teknologi, dirinya terus mempersiapkan cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Saya selalu siapkan waktu dan kesempatan untuk melakukan berbagai training karyawan baik untuk meningkatkan skill manajerial ataupun kemampuan teknis mereka,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga selalu memberikan motivasi bagi para karyawannya agar selalu memiliki tekad yang kuat dalam hidup. “Saya selalu tekankan kepada para karyawan, bahwa ada tiga kutub yang harus diseimbangkan dalam hidup. Yakni Spiritual, Keluarga dan Pekerjaan. Bila itu bisa diseimbangkan maka hidup kita akan balance,” imbuhnya.
Dengan selalu berbagi pengalaman bersama karyawannya bahkan dengan kompetitor usahanya sekalipun, karena ia ingin memberi inspirasi, bahwa apa yang pernah ia lakukan sebelumnya bisa dipetik sebagai pelajaran sekaligus bukti bahwa semua anak bangsa Indonesia adalah saudara.
“Ya, saya bersyukur saat ini bisa terus membangun Tim Sales dan Marketing untuk melayani masyarakat peternak di seluruh Indonesia,” paparnya
Seiring usahanya yang terus berkembang cukup baik Ia paham betul keberhasilan butuh tekad dan usaha serta hemat. Dan ia senantiasa berusaha menyeimbangkan antara Spiritual, Keluarga dan Bekerja, bagi anggota keluarga dan karyawan, bagi karyawan antara lain Family Gathering, karya wisata keluar negeri dan umroh. Ia pun juga bisa menikmati bersama keluarga, tapi tidak berlebihan. “Saya bertekad akan terus tumbuhkan TMC untuk peternak,” pungkas Erwin.
Atas keberhasilannya dalam membangun bisnis sebagai pengusaha yang juga dokter hewan, Erwin mendapat penghargaan Indonesian Poultry Veterinarian Awards (Inpova) 2015 dalam momen pameran International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia pada 8-10 Oktober 2015 di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta. (rbs/wan)
Tulisan di atas bukanlah sebuah kiasan, melainkan bukti dari kunci keberhasilan seorang pengusaha yang sudah jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya di industri obat hewan, seperti halnya Drh. Gowinda Sibit yang cukup berhasil mengembangkan perusahaannya PT Tekad Mandiri Citra (TMC) sebagai Produsen, Importir dan Distributor Obat Hewan yang berada dikota yang dikenal sebagai Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum (Bandung).
Tekad mandiri adalah sebuah konsep dimana saat awal ia merintis pada tahun 2000 di Bandung, dengan bermodalkan tekad dan kerja keras ia meyakini pasti bisa mandiri, walaupun situasi Indonesia kala itu sedang mengalami krisis moneter. “Awal merintis, saya tidak punya modal banyak, hanya kasih Tuhan dan dukungan teman-teman, serta bermodalkan tekad untuk bisa mandiri” ujar pria yang biasa disapa Erwin ini saat ditemui dikantornya beberapa waktu lalu di Bandung.
Ia mengungkapkan, kala ia membangun usahanya, tentu tidak senantiasa mulus. Kadang bagai kapal dihantam badai, usahanya nyaris roboh. “Contoh nyata hantaman itu datang di tahun 2005, saat itu ibarat sedang belajar jalan, disitulah saya mendapat tekanan cukup besar. Sebab di tahun itu munculnya kasus flu burung yang nyaris membuat perusahaan collapse. Namun dengan berbagai upaya yang dilakukan kami bisa survive,” kata Erwin kala mengingat kembali perjuangannya.
Lebih lanjut dikatakan pria kelahiran Surabaya lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) ini, mulai tahun 2006 usahanya perlahan stabil dan tepat di tahun 2010, ia langsung mencanangkan bahwa perusahaannya harus tumbuh dan memiliki fasilitas serta sarana yang baik.
“Sasarannya saat ini adalah berusaha melengkapi keragaman produk-produk yang dibutuhkan pasar Obat Hewan di Indonesia, dengan berbasis teknologi agar bisa berkompetisi di pasar global,” tambahnya.
Standar produk yang baik bagi Erwin, harus ditopang dengan sarana uji yang baik pula sebagai bagian dalam upaya menopang keberhasilan usaha peternak. Untuk ini TMC berhasil mendapatkan sertifikat CPOHB pada tahun 2011. Dengan begitu, menurut pria yang juga pernah menjadi Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Daerah Jawa Barat selama dua periode berturut-turut ini, TMC memiliki komitmen menjadi perusahaan yang selalu bisa mengatasi permasalahan peternak. Bila diibaratkan TMC merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, karena selalu bersedia mendengar masukan dan kritikan dari masyarakat.
“TMC kini telah melengkapi diri dengan berbagai sarana produksi untuk produk Inovasi yang berbasis high-tech dan fasilitas laboratorium diagnostik untuk pengujian penyakit. Perusahaan sengaja membangun dan melengkapi laboratorium ini dengan berbagai peralatan canggih. Hal ini semata untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada peternak. Jadi apa yang kita dapat dari peternak akan dikembalikan lagi ke peternak dalam bentuk peningkatan pelayanan,” tegas Erwin.
Karena itu, TMC sebagai perusahaan yang mengedepankan profesionalisme dan teknologi, dirinya terus mempersiapkan cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Saya selalu siapkan waktu dan kesempatan untuk melakukan berbagai training karyawan baik untuk meningkatkan skill manajerial ataupun kemampuan teknis mereka,” ungkapnya.
Salah satu contoh kegiatan training peningkatan skill manajemen di TMC.
Selain itu, ia juga selalu memberikan motivasi bagi para karyawannya agar selalu memiliki tekad yang kuat dalam hidup. “Saya selalu tekankan kepada para karyawan, bahwa ada tiga kutub yang harus diseimbangkan dalam hidup. Yakni Spiritual, Keluarga dan Pekerjaan. Bila itu bisa diseimbangkan maka hidup kita akan balance,” imbuhnya.
Dengan selalu berbagi pengalaman bersama karyawannya bahkan dengan kompetitor usahanya sekalipun, karena ia ingin memberi inspirasi, bahwa apa yang pernah ia lakukan sebelumnya bisa dipetik sebagai pelajaran sekaligus bukti bahwa semua anak bangsa Indonesia adalah saudara.
“Ya, saya bersyukur saat ini bisa terus membangun Tim Sales dan Marketing untuk melayani masyarakat peternak di seluruh Indonesia,” paparnya
Seiring usahanya yang terus berkembang cukup baik Ia paham betul keberhasilan butuh tekad dan usaha serta hemat. Dan ia senantiasa berusaha menyeimbangkan antara Spiritual, Keluarga dan Bekerja, bagi anggota keluarga dan karyawan, bagi karyawan antara lain Family Gathering, karya wisata keluar negeri dan umroh. Ia pun juga bisa menikmati bersama keluarga, tapi tidak berlebihan. “Saya bertekad akan terus tumbuhkan TMC untuk peternak,” pungkas Erwin.
Atas keberhasilannya dalam membangun bisnis sebagai pengusaha yang juga dokter hewan, Erwin mendapat penghargaan Indonesian Poultry Veterinarian Awards (Inpova) 2015 dalam momen pameran International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia pada 8-10 Oktober 2015 di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta. (rbs/wan)