-->

SEMINAR NASIONAL DAN RUA MIPI DIGELAR DI BOGOR

Seminar Nasional dan RUA MIPI yang digelar secara hybrid di Bogor. (Foto: Dok. Infovet)

Bertempat di IPB International Convention Center dan melalui daring, Perkumpulan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI)/World Poultry Science Association (WPSA Indonesia), menggelar acara Seminar Nasional dan Rapat Umum Anggota (RUA), Kamis (16/1/2025).

“Kita ucap syukur khususnya hari ini kita bisa menyelenggarakan dua event sekaligus, yakni seminar nasional dan RUA yang merupakan amanat dalam AD/ART MIPI yang seharusnya kita lakukan paling tidak satu tahun sekali,” ujar Presiden MIPI-WPSA Indonesia, Prof Dr Ir Arnold P. Sinurat MS, dalam sambutannya.

Lebih lanjut disampaikan, sesuai visi-misi MIPI yakni bekerja untuk memberi makan dunia serta menjadi organisasi profesi yang berperan aktif di sektor perunggasan nasional, sangat relevan dengan kondisi saat ini. Dimana masih terdapat masalah stunting yang mendorong pemerintah membuat program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan semakin sadarnya masyarakat akan pentingnya asupan gizi terkait kesehatan mental dan fisik sangat berkorelasi dengan konsumsi protein hewani salah satunya daging dan telur.

“Produk unggas merupakan sumber protein berkualitas tinggi yang mudah didapat dan harganya terjangkau,” ucapnya.

“Oleh karena itu, seminar kali ini yang mengangkat tema Bersama MIPI Kita Tingkatkan Kualitas Masyarakat Indonesia dengan Mengonsumsi Protein Asal Unggas, sangat relevan untuk menjawab tantangan dan menjadi peluang perkembangan industri unggas yang lebih baik.”

Melalui kegiatan ini, Prof Arnold berharap MIPI berupaya meningkatkan kualitas SDM bidang perunggasan serta berbagi ilmu pengetahuan agar terjadi peningkatan produktivitas perunggasan yang efisien dan menghasilkan produk yang berkualitas.

Dalam sesi pertama seminar turut menghadirkan pembicara VP Feed Technology PT Charoen Pokphand Indonesia, Dr Nasril Surbakti PhD, yang membahas seputar perkembangan unggas melalui seleksi genetiknya dan pentingnya memperhatikan pemberian nutrisi pakan yang seimbang pada unggas.

“Sebab pakan merupakan cost yang paling besar dalam produksi, sekitar 65-75%, maka dari itu kita harus upayakan agar bagaimana pakan ini bisa kita buat seefisien mungkin,” ujarnya. Untuk menghasilkan produksi yang diharapkan, penting untuk memperhatikan penggunaan protein dalam pakan yang tepat dan sesuai kebutuhan ternak.

Sementara itu, Global Business Development Head Poulta Inc, Eng. Allah Nawaz, yang menyampaikan soal teknologi di bidang perunggasan, menyebut bahwa kunci dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi adalah dengan mengoptimalkan pemberian nutrisi pakan yang tepat, menjaga lingkungan kandang terkendali, hingga menerapkan peringatan dini terhadap penyakit untuk meminimalisir kematian ternak.

Pada sesi berikutnya, narasumber lain yang juga dihadirkan di antaranya Dr Maria Ulfah Spt MSc Agr (Ketua MIPI Komda Jabar, DKI Jakarta, dan Banten) serta Ahmad Komara (Director Supply Chain QA & Regulatory Affair PT So Good Food-Japfa Groups). (RBS)

MIPI BEBERKAN PENGGUNAAN IMBUHAN PAKAN PADA UNGGAS UNTUK TINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Seminar MIPI di Indolivestock 2023

Dalam menghadapi perubahan zaman dan mengatasi tantangan terhadap usaha budidaya perunggasan dibutuhkan upaya ekstra. Salah satu upaya yang biasanya dilakukan oleh para peternak adalah dengan memaksimalkan utilisasi dari pakan untuk meningkatkan poduksi dari ternak. Atas daras tersebut, Perkumpulan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI) menyelenggarakan seminar dengan tema “Imbuhan Pakan Meningkatkan Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Pakan dan Mutu Produk Unggas” pada gelaran Indo Livestock Expo and Forum, Jumat (28/7) di Grand City Convex, Surabaya.

Arnold P Sinurat selaku Ketua MIPI – WPSA Indonesia menjelaskan bahwa Kali ini pihaknya ingin membagikan ilmu dari para narasumber ahli di bidang perunggasan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka alami kepada para peserta seminar yang hadir.

“Oleh karenanya kami mengangkat tema “Imbuhan Pakan Meningkatkan Produktivitas, Efisiensi Penggunaan Pakan dan Mutu Produk Unggas” yang cakupannya cukup luas. Dengan tema ini juga kami berharap supaya bisa memperkaya para peserta seminar dengan pengetahuan yang berkaitan dengan tema yang diusung,” ujarnya.
Sebagai narasumber pertama hadir Darwin Horyanto selaku perwakilan dari Bioproton Pty. Australia yang menjelaskan tentang tema kolonisasi bakteri probiotik basilus untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Ia mengatakan bahwa saluran pencernaan dan mikrobiota usus memegang peran penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari unggas.
“Studi di Australia menunjukkan bahwa dari jenis pakan yang sama saja akan menghasilkan komunitas mikroflora usus yang berbeda, sehingga pakan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi komunitas mikrobiota dari unggas. Tentu kita ingin mikroflora yang berada di dalam usus merupakan mikroflora yang menguntungkan bagi pertumbuhan,” ungkap Darwin.
Selanjutnya, hadir pula Dr Si Trung Tan selaku perwakilan dari Ew Nutrition yang membicarakan mengenai kaitan kualitas telur dengan beberapa faktor. Utamanya Dr Tran membahas mengenai ancaman kontaminasi mikotoksin  yang dapat menurunkan produktivitas dari ayam ras petelur. Sehingga penting bagi para pelaku usaha budidaya petelur memperhatikan kualitas dari pakan yang diberikan kepada ternaknya.
“Mikotoksin dapat menurunkan titer antibodi dari unggas setelah divaksin, selain itu serangan mikotoksin juga dapat memengaruhi kesehatan dengan mengganggu kapasitas penyerapan kalsium dari unggas yang dipelihara,” ungkap Si Trung Tan.
Setelahnya, Rahmad Setiadi dari PT Adisseo menjabarkan terkait penggunaan teknologi analisis bahan baku pakan yang mendalam dalam membuka potensi maksimal dari bahan pakan alternatif. 
“Penggunaan NIR, dan PNE merupakan suatu keharusan untuk memahami variasi dan kualitas dari bahan baku secara presisi, cepat, dan tepat. Tidak hanya proksimat tetapi cakupannya bisa lebih banyak lagi. Penggunaan analisa tersebut juga bisa membantu kita dalam keputusan apakah akan menggunakan bahan baku tersebut atau tidak,” papar Rahmad.
Dirinya menambahkan bahwa dalam versi yang lebih ekstrem, pembeli bahan pakan bisa langsung membuat penialaian apakah bahan pakan tersebut memiliki kualitas yang bagus atau tidak. Kedua, penggunaan enzim yang tepat dapat melepaskan nutrisi yang terperangkap oleh zat antinutrisi sehingga akan meningkatkan kecernaan bahan Pakan. Penggunaan bahan pakan alternatif jika dipadukan dengan enzim tertentu akan mengkompensasikan performa yang kita harapan sekaligus memberikan keuntungan yang diharapkan. (CR)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer