![]() |
(Dari kiri): Devi Ardiatne, Ketua FMPI Don P. Utoyo dan Setya Winarno, saat jumpa pers jelang Indo Livestock Expo & Forum 2018, Senin (2/7) di Senayan. (Foto: Ridwan) |
Gelaran akbar yang sudah memasuki usia ke-13 ini akan menampilkan sesuatu yang baru dan berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu pemberian penghargaan bagi para pelaku/usaha peternakan dengan kategori penerapan biosekuriti (Indonesian Poultry Biosecurity Award) dan kategori eksportir (Indonesian Livestock Exporter Award).
“Award tersebut didasari dari resminya pelarangan AGP (Antibiotic Growth Promotor) dan koksidiostat yang membuat performa ternak di kandang tradisional/terbuka (open house) turun. Dan salah satu gerbang utamanya untuk mengatasi itu adalah penerapan biosekuriti,” ujar Setya Winarno, pengurus Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI), saat jumpa pers jelang Indo Livestock Expo & Forum 2018, Senin (2/7).
Ia menambahkan, penilaian penghargaan tersebut dilakukan kepada peternak unggas yang menggunakan kandang broiler closed house dan open house, layer closed house dan open house, serta ternak ayam lokal. “Ada 60 lebih peternak yang mengajukan diri untuk dilakukan verikasi terhadap upaya biosekuriti yang sudah mereka lakukan,” katanya.
Sementara untuk eksportir award, lanjut dia, ada delapan penilaian/parameter yang dilakukan, meliputi nilai ekspor, keberlanjutan ekspor, serapan tenaga kerja, jumlah dan klasifikasi negara tujuan, inovasi produk, kandungan bahan lokal, pemenuhan pasar dalam negeri dan prestasi yang diperoleh.
“Ekspor yang diverifikasi adalah ekspor obat hewan golongan biologic, feed additive/supplement, produk olahan ternak dan komoditas ternak. Ekspor menyangkut hubungan peternakan secara luas, kita fokuskan ke situ dulu,” ucapnya.
Vice President Napindo Arya Seta, Ketua PDHI Heru Setijanto dan Dirjen PKH Ketut Diarmita saat pembukaan Indo Livestock tahun lalu di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Ridwan) |
Mengambil tempat di Hall A, Hall C, Plenary Hall dan Assembly Hall JCC, pengunjung akan disajikan dengan beragam kegiatan-kegiatan menarik. “Ada 22 seminar peternakan dan perikanan, dengan 103 presentasi produk (life demo). Kami juga banyak menampilkan UMKM seleksi dari Direktorat Jendeal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, untuk menampilkan produk hasil ternak dan olahan ternaknya guna membantu memperluas jaringan mereka,” jelas Devi.
Mengusung tema “Protein Hewani Sumber Kedaulatan Pangan Indonesia dalam Rangka Meningkatkan Pasar Global”, Indo Livestock Expo & Forum 2018 juga konsisten mengampanyekan peningkatan konsumsi dan edukasi gizi melalui protein hewani Susu, Daging, Telur dan Ikan (SDTI) kepada masyarakat.
Dukungan stakeholder peternakan di Indo Livestock Expo & Forum. (Foto: Ridwan) |