-->

VAKSINDO VIETNAM RESMIKAN PABRIK PRODUKSI VAKSIN VETERINER TERMUTAKHIR

 

Seremoni peresmian pabrik Vaksindo Vietnam, 9 Juni 2024. (Foto: Istimewa)


Vaksindo Vietnam Company Limited (Vaksindo Vietnam), anak perusahaan Vaksindo Satwa Nusantara di Indonesia meresmikan pabrik vaksin hewan ternak termutakhir yang terletak di Taman Industri Yen My II, Distrik Yen My, Provinsi Hung Yen, Minggu (09/06). Sebagai pabrik vaksin veteriner terbesar di Vietnam, Vaksindo bertujuan memasok vaksin berkualitas tinggi secara domestik dan mengekspornya ke negara-negara lain di kawasan Asia dan sekitarnya.

Mr Phung Duc Tien, Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, bersama Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi, dan Mr Nguyen Hung Nam, Wakil Gubernur Provinsi Hung Yen turut hadir dalam peresmian Vaksindo Vietnam Animal Health (VVAH) sekaligus mengunjungi fasilitas pabrik pembuatan vaksin bersama dengan pimpinan JAPFA Group, dan Vaksindo Indonesia.

Denny Abdi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam menekankan bahwa Vietnam dan Indonesia adalah dua negara yang memainkan peran penting dalam keamanan pangan regional, karena populasi yang besar dan terus berkembang. Efektivitas langkah-langkah pencegahan penyakit untuk ternak di kedua negara akan memiliki dampak positif pada pasokan pangan di kawasan dan sekitarnya.

“Vaksindo adalah produsen vaksin veteriner terkemuka di Indonesia, dan vaksin yang diproduksi oleh Vaksindo didukung oleh penelitian inovatif dan secara ketat mematuhi standar internasional untuk kualitas dan keselamatan. Melalui pabrik ini, saya yakin bahwa penelitian antara Indonesia dan Vietnam di bidang kesehatan hewan dapat terus diperkuat, sehingga kita dapat menekan potensi wabah dan memprediksi epidemi di masa depan,” terang Denny dalam keterangan resminya.  

Lanjut Denny, kedua belah pihak dapat memperkuat kerja sama dalam keamanan pangan dan memberikan solusi untuk tantangan global. Saya yakin bahwa kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Vietnam tidak hanya akan menguntungkan kedua negara, tetapi juga negara-negara ASEAN serta dunia.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Phung Duc Tien menyatakan saat ini, pabrik vaksin domestik yang memenuhi standar GMP hanya memenuhi sekitar 70% dari permintaan. "Peresmian pabrik vaksin Vaksindo Vietnam adalah peristiwa penting, dalam konteks meningkatnya permintaan akan vaksin. Dengan komitmen pada teknologi modern, produksi vaksin berbasis penelitian dan tekad untuk memenuhi standar internasional, kami mengharapkan Vaksindo Vietnam segera meluncurkan produk yang memenuhi permintaan domestik dan bergerak menuju ekspor, terutama dengan fokus pada penelitian untuk memproduksi vaksin yang saat ini harus diimpor oleh Vietnam.”

VVAH dibangun sejak April 2022, diatas lahan seluas lebih dari 20.000 meter persegi dan memiliki desain dua lantai dengan rencana perluasan di masa depan. VVAH telah diakui memiliki standar GMP-WHO, dan menerapkan teknologi terkini untuk memenuhi standar internasional.

Pabrik ini akan mengoperasikan lima lini produksi di area produksi seluas 9.000 meter persegi, dengan fokus pada vaksin berbasis Kultur Jaringan, vaksin berbasis Telur, dan vaksin Bakteri. Produk utamanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pencegahan penyakit untuk babi, sapi, dan unggas.

Teguh Prajitno, Head of SBU Animal Health and Live Equipment JAPFA mengatakan bahwa sejak 2010, Vaksindo telah menjadi mitra pemerintah Indonesia dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan yang berkaitan dengan FAO dan OFFLU di Asia Tenggara. “Kami selalu bertekad untuk mengembangkan solusi tepat sasaran untuk menghadapi tantangan penyakit, dan mendorong ekspor vaksin dari pabrik kami di Indonesia yang mulai tahun ini, dapat diproduksi dari pabrik vaksin mutakhir Vaksindo di Vietnam.”

“Kami telah menempuh perjalanan panjang untuk mewujudkan impian Vaksindo membangun pabrik vaksin veteriner state-of-the-art di Vietnam. Fasilitas produksi vaksin mutakhir ini terutama bertujuan untuk memastikan keamanan penyakit bagi sistem peternakan ternak dan unggas di Vietnam, serta berkontribusi pada pengembangan berkelanjutan industri peternakan. Selain itu, Vaksindo Vietnam juga menjadi platform bagi kami untuk bergandengan tangan dengan negara-negara lain dalam mengendalikan epidemi dan meningkatkan kemandirian ASEAN,” ujar Teguh. (Rilis/INF)

KEMENTAN-JAPFA PERKUAT KERJA SAMA PEMBERDAYAAN PETANI DAN PETERNAK

Penandatangan kerja sama antara Kementan dan Japfa dalam pemberdayaan peternak, petani dan ekspor. (Foto: Istimewa)

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), melakukan kunjungan ke pabrik pakan PT Japfa Grobogan, Jawa Tengah, guna memperkuat kerja sama pemberdayaan peternakan rakyat dan menjamin kestabilan harga jagung petani hingga akselerasi ekspor.

Dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) untuk mendukung percepatan pembangunan pertanian melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan peternakan rakyat. 

“Hari ini saya bersama Bupati Grobogan, Presiden dan Direksi PT Japfa dalam rangka mencoba memantapkan lagi langkah-langkah yang makin intensif antara Kementan bersama PT Japfa untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan. Dan tentu saja kita ketahui bahwa pakan ternak menjadi bagian penting untuk bisa mempertahankan akselerasi atau peningkatan ternak ayam kita, khususnya DOC kita maupun berbagai bagian yang bisa ditumbuhkan,” kata Mentan Syahrul dalam keterangan persnya saat kunjungan tersebut, Jumat (22/7/2022).

Ia menambahkan, penguatan sinergitas dengan PT Japfa sangat penting sebagai sebuah perusahaan nasional yang sangat besar memperhatikan semua kegiatan peternakan rakyat dan sekeligus sebagai pelaku ekspor. Bagi Kementan, eksistensi PT Japfa pun sangat penting untuk menyerap semua jagung petani yang ada di seluruh Indonesia, khususnya yang ada di Grobogan.

“Oleh karena itu tadi ada penandatangan memorandum of understanding yang kesekian kalinya dengan PT Japfa. Pertama, bertujuan agar siap menerima jagung rakyat terutama di kabupaten Grobogan," ujarnya.

Adapun tujuan kedua, untuk menjaga dan mengantisipasi pengaruh inflasi atau penurunan atau kenaikan inflasi dari ternak ayam dan telur. Ketiga, untuk melakukan substitusi impor misalnya bahan baku impor untuk pakan ternak itu bisa dilakukan dalam negeri.

“PT Japfa tadi sudah setuju untuk kita persiapkan, seperti bungkil kedelai selama ini impor dan lain-lain, tapi ini bisa kita penuhi sendiri dan ini tentu membuat suatu proses-proses yang baik bagi kemajuan pertanian dan perekonomian kita,” jelasnya.

“Keempat, kita sepakat untuk mengakselerasi ekspor. Katakanlah produksi ayam yang selama ini dilakukan afkir setiap tahun kurang lebih 3 miliar ekor lebih, itu harus bisa kita jadikan ayam karkas yang bisa diekspor. Tentu kalau sudah melebihi kebutuhan secara nasional.”

Pada kesempatan tersebut Presiden Komisaris JAPFA, Syamsir Siregar, mengatakan nota kesepahaman ini merupakan bagian dari komitmen untuk pemberdayaan peternakan rakyat, dimana saat ini Japfa pun telah bermitra dengan lebih dari 13 ribu peternak yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

“Dengan adanya nota kesepahaman ini, Japfa akan memberikan pendampingan dalam pengembangan peternakan modern termasuk di dalamnya pengembangan peternakan ayam dengan metode closed loop dan memberikan dukungan dan fasilitas dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di industri peternakan,” kata Syamsir.

“Selain itu, menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi peternak melalui jejaring kemitraan usaha dan pemasaran, serta melaksanakan pengembangan dan pemanfaatan informasi pasar bagi produk yang dihasilkan peternak.” (INF)

KINERJA EKSPOR JAPFA HINGGA MARET 2020 CAPAI RP 56 MILIAR





PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) mencatakan kinerja ekspor pada bulan Maret sebesar Rp 56 Miliar. Sepanjang Maret 2020, JAPFA mengekspor berbagai produk pertanian dan perikanan ke Amerika, Jepang, Taiwan, Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Singapura, Filipina, Myanmar, Vietnam, dan Malaysia.


Rangkaian produk yang diekspor meliputi produk ayam olahan, karkas, pakan ternak, anak ayam umur sehari atau day old chicken (DOC), vaksin ternak, serta produk perikanan.

Melalui pencapaian ekspor ini, JAPFA juga berkomitmen dalam mendukung Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) untuk mendorong perekonomian nasional.

Gratieks merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ekspor pertanian yang diharapkan dapat mempercepat laju ekspor komoditas pertanian untuk mewujudkan ekosistem pertanian yang modern.

Rachmat Indrajaya selaku Direktur Corporate Affairs JAPFA mengatakan, perseroan tetap terus berusaha mewujudkan komitmen perusahaan dalam menyediakan asupan protein hewani dan produk pendukungnya yang berkualitas dan terjangkau, tidak hanya untuk pasar dalam negeri, juga internasional.

"Selain itu, melalui kegiatan ekspor yang terus kami lakukan, JAPFA mendukung pemerintah dalam meningkatkan perekonomian nasional, khususnya mendukung tercapainya tujuan Gratieks," ujar Rachmat dalam keterangannya, Selasa (17/3).

Pada tahun 2020 ini, JAPFA menargetkan pencapaian ekspor ke berbagai negara di dunia senilai lebih dari Rp 675 Miliar dari anak usahanya yang meliputi divisi perunggasan dan perikanan.

Produk-produk JAPFA yang dipasarkan ke mancanegara telah memenuhi persyaratan standar kelayakan ekspor internasional seperti memiliki sertifikat kompartemen bebas Avian Influenza (AI), sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV), sertifikat produk halal, Food Safety System Certification (FSSC) 22000, dan juga ISO 9001:2015.

"Kami optimis bahwa rangkaian produk JAPFA dapat bersaing di pasar internasional karena kami selalu mengedepankan kualitas mutu produk, dengan tetap mempertimbangkan harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan. Bukan  hanya itu, kami terus berupaya mengembangkan kualitas dan layanan untuk membuka peluang yang lebih luas di pasar global," imbuh Rachmat. (Sumber: suara.com)

JAPFA RUN 2020: PADUAN AJANG LARI DAN FESTIVAL KULINER


Momen opening pendaftaran JAPFA Run 2020 (Foto: INF)

Pada 28 Juni 2020 mendatang, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk akan menggelar event perlombaan lari “JAPFA Run 2020”.

Mengusung konsep event lari yang dipadukan dengan festival kuliner, JAPFA Run 2020 diselenggarakan di Plaza Timur Gelora Bung Karno.

”Kami ingin mengajak masyarakat Indonesia mengadopsi gaya hidup sehat melalui olahraga lari. Selain itu turut mengkampanyekan pentingnya konsumsi protein untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh,” terang Rachmat lndrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA,

Dalam JAPFA Run 2020, peserta akan menikmati race 5K dan 10K sekaligus menikmati pilihan hidangan lezat yang diisiapkan dengan kualitas mutu yang terjamin. Kepanitiaan juga menyiapkan total hadiah untuk peserta lari sebesar Rp 83 juta.

Ingin lebih merasakan pengalaman dan keseruan ajang lari ini, peminat disarankan segera mendaftar melalui website JAPFA. "Pendaftaran peserta kami buka mulai 5 Maret 2020 hingga 30 April 2020. Nantinya, peserta juga dapat berpartisipasi aktif di media sosial dengan menggunakan tagar #JAPFARun dan #BeginWithProtein," jelas Rachmat yang menargetkan jumlah peserta lari mencapai 2.500 orang. (NDV)

HARGA AYAM BROILER KEMBALI TURUN, BAGAIMANA SAHAM EMITEN PERUNGGASAN?

Penurunan harga ayam broiler ditingkat peternak berdampak pada saham emiten perunggasan (Foto: Infovet)


Menutup bulan September, Senin (30/9), realisasi penjualan harga ayam broiler (livebird) di tingkat peternak kembali mengalami penurunan setelah pada hari Sabtu (28/9) dan Minggu (29/9) harga meningkat.

Penurunan berdampak pada harga saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang memerah pada sesi pertama perdagangan, Selasa (1/10).

Mengutip survei Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Selasa (1/10), misalkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta harga broiler berada di rentang Rp 16.000 per kilogram (kg) - Rp 17.000 per kg.

Bila dibandingkan dengan harga pada hari Minggu (29/9), harga broiler berada direntang Rp 16.500 - Rp 17.700 per kg. Kemudian dibandingkan hari Sabtu (28/9) harga broiler berada di rentang Rp 16.500 - Rp 17.700 per kg. Penurunan harga ayam ditingkat peternak ini berdampak pada saham perusahaan ayam di Bursa Efek Indonesia.

Mengutip data RTI, pada perdagangan sesi pertama, Selasa (1/10), harga saham CPIN turun 1,87% ke posisi Rp 5.250 per saham. Tercatat 2,05 juta saham CPIN yang diperdagangkan dengan nilai perdagangan Rp 10,75 miliar.

Hal serupa juga terjadi di harga saham JPFA turun 1,90% ke posisi Rp 1.550 per saham. Tercatat sebanyak 3,86 juta saham JPFA yang diperdagangkan dengan nilai perdagangan Rp 5,98 miliar.

Pada perdagangan Senin (30/9), harga saham CPIN ditutup menguat 2,88% ke posisi Rp 5.350 per saham dan harga saham JPFA ditutup menguat Rp 3,95% ke level Rp 1.580 per saham.

Sementara itu, harga broiler di Jawa Timur berada di rentang Rp 16.000 - Rp 16.500 per kg./ Namun kekecualian di wilayah Madura harganya lebih tinggi di rentang Rp 17.800 - Rp 18.000 per kg.

Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada hari Minggu yang harga unggas di Jawa Timur berada di rentang Rp 16.800 - Rp 17.500 per kg. Sementara di Madura Rp 18.300 - Rp 18.500 per kg. Harga ayam broiler di Jawa Barat pada hari Senin berada di rentang RP 16.000 - Rp 18.500 per kg.

Harga tersebut turun dibandingkan harga pada hari Minggu yang berada di rentang Rp 17.000 - Rp 18.500 per kg. (Sumber: https://investasi.kontan.co.id)

JAPFA COMFEED TARGETKAN EKSPOR PAKAN TERNAK 1.000 TON KE TIMOR LESTE



PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (Foto: Istimewa) 

Emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA) melakukan ekspor perdana produk pakan ternak ke Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) sebanyak 40 ton.

Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs Japfa Comfeed Indonesia, mengatakan perseroan menargetkan volume ekspor pakan ternak ke Timor Leste bisa mencapai 1.000 ton sampai akhir tahun ini. Produk pakan ternak Japfa dipesan oleh perusahaan peternakan Happy Farm.

 “Pelepasan ekspor pakan ternak perdana ini merupakan bentuk perluasan pasar Japfa ke pasar internasional, sesuai dengan komitmen Japfa untuk mendukung pemerintah dalam upaya mendongkrak pendapatan devisa negara melalui akselerasi volume komoditi ekspor," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (13/9/2019).

Rachmat menambahkan ekspor pakan ternak ini menjadi bentuk pecapaian dan pengakuan standar kualitas dan mutu pakan ternak Japfa. Pasalnya, untuk dapat menjadi pengekspor pakan ternak harus melewati serangkaian uji teknis dan klinis bersertifikasi internasional.

Selain pakan ternak, JAPFA pun akan mengekspor day old chicken (DOC) broiler dan layer, karkas ayam broiler, dan produk olahan.

Rachmat menegaskan emiten berkode saham JAPFA itu akan terus menjaga kualitas semua produknya guna dapat terus bersaing dalam pasar internasional.

Pada semester I/2019, JAPFA mencatatkan pendapatan sebesar Rp18,24 triliun tumbuh 9,22% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp16,70 triliun. Segmen peternakan tercatat sebagai kontributor utama dengan raihan Rp7,16 triliun naik tipis yakni 0,56% dari posisi sebelumnya Rp7,12 triliun.

Posisi kedua ditempati segmen pakan ternak Rp6,93 triliun tumbuh 19,11% dari periode yang sama tahun lalu Rp5,86 triliun. Ada segmen DOC sebesar Rp1,65 triliun yang naik 14,5% dari posisi tahun lalu Rp1,44 triliun. (Sumber: market.bisnis.com) 

JAPFA DAN CHAROEN POKPHAND DI PAVILIUN EKSPOR INDOLIVESTOCK 2019

Paviliun Livestock Export (Foto: NDV/Infovet)


Gelaran Indo Livestock yang berlangsung di Convex Grand City Surabaya, 3 hingga 5 Juli 2019 menyuguhkan paviliun Livestock Export. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) menjadi dua perusahaan yang turut berpartisipasi di paviliun tersebut.

Paviliun Ekspor menjadi etalase promosi bagi produk-produk peternakan yang telah diekspor ke berbagai negara. Pelaku usaha lain yang bergabung dalam paviliun ekspor tersebut diantaranya BBIB Singosari dan BIB Lembang yang telah melakukan ekspor semen beku ke Malaysia, Madagaskar, Kyrgyztan, dan Timor Leste, kemudian PT Santosa Agrindo yang telah melakukan ekspor daging wagyu dengan nama brand ‘Tokusen’ ke Myanmar.

Salah satu pelaku usaha dari Paviliun Ekspor yakni PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Benyamin Limi selaku Regional Head Jawa Timur, membagi pengalamannya mengekspor perdana produk olahan ayam ke Jepang pada tahun 2018 bukanlah hal yang mudah.

Apalagi Jepang terkenal di dunia sangat ketat dalam seleksi makanan yang akan masuk ke negaranya. Lanjut dia, sejak tahun 2014, Jepang telah mengirimkan delegasinya dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (MAFF) untuk secara berkelanjutan melakukan penilaian kepada unit usaha pengolahan makanan CPIN. Hingga akhirnya April 2018 dilakukan ekspor perdana ke Jepang.

"Kalau produk kita sudah masuk ke Jepang, sudah pasti kita akan mudah masuk ke negara-negera lain," ujarnya. 

Ia menyebutkan kualitasnya yang tinggi serta penerapan sistem manajemen dan biosekuriti  harus sesuai dengan standar internasional. Menurut Benyamin Limi, selain melepas ekspor produk-produk olahan berbasis ayam, pihaknya juga mengekspor pakan ternak. (NDV)


ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer