-->

SEMNAS X HITPI: TUMBUH & KEMBANGKAN HIJAUAN PAKAN TERNAK FUNGSIONAL

Seminar Nasional X Himpunan Ilmuwan Tanaman Pakan Indonesia (HITPI). (Foto: Infovet/Sadarman)

Hijauan pakan ternak mempunyai banyak fungsi, selain sebagai pakan sumber energi, protein dan mineral bagi ternak, juga dapat berfungsi sebagai estetik. Peran hijauan pakan lainnya yang tidak kalah penting adalah berperan sebagai pakan fungsional.

“Pakan fungsional yaitu bahan pakan (micro ingredients yang terkandung dalam bahan pakan) yang mempunyai fungsi spesifik, sehingga dapat memberikan solusi mengatasi problem pada ternak, misal memberikan manfaat kesehatan (pharmaceutical effect) dan manfaat terhadap lingkungan, selain sebagai sumber pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk ternak,” ujar Ketua Pelaksana Seminar Nasional X Himpunan Ilmuwan Tanaman Pakan Indonesia (HITPI), Diana Sawean.

Kegiatan yang diselenggarakan secara daring, Sabtu (6/11/2021) ini mengusung tema “Strategi Pengembangan dan Peran Hijauan Pakan Fungsional dalam Peningkatan Produksi Ternak Indonesia di Masa Hiperendemi”. Direktur Pakan Direktorat Pakan dan Kesehatan Hewan, Agus Sunanto, menambahkan, dalam mengantisipasi isu pakan (feed security), sehubungan ketersediaan hijauan berkualitas karena musim maupun sistem yang ada, keterbatasan lahan dan feed safety sehubungan keamanan penggunaan pakan, sekaligus menjadi kunci sukses beternak, telah dilakukan beberapa langkah. Diantaranya pengembangan hijauan pakan ternak (pemanfaatan bahan pakan lokal, pelepasan varietas hijauan pakan baru “gerbang patas”, pemanfaatan lahan dengan sistem integrasi agroforestry secara umum).

“Serta pengembangan pakan olahan (pengembangan bank pakan awetan dari hijauan dan limbah pertanian). Kemudian pengembangan mutu dan keamanan pakan (regulasi pakan dan pengembangan laboratorium pengujian mutu pakan), ini semua muara akhirnya adalah menghasilkan pangan bermutu untuk dikonsumsi manusia,” papar Agus.

Sementara ditambahkan tiga pembicara lain yakni Asisten Profesor Dr rer nat Nur Rochmah Kumalasari dari IPB University, Dr Kannika Umpuch dari Thailand dan Prof Dr Ir Kustantinah dari UGM, ketiganya mengatakan pentingnya identifikasi wilayah dan eksplorasi keragaman spesies tumbuhan pakan di berbagai landscape dan skrining potensinya sebagai hijauan pakan (palatabilitas, toksisitas dan anti-nutrisi), sekaligus potensinya sebagai pakan fungsional nantinya menjadi bank data hijauan.

Selanjutnya dari hasil penelitian dan hasil skrining beberapa hijauan tropik yang tidak biasa, contohnya beringin, daun nangka, daun mimba dan beberapa lainnya, dapat diberikan ke ternak dan dapat berperan sebagai anti-parasitik, bioanthelmitika (anti-cacing) dan protein protektor yang dapat diamati secara in vitro maupun in vivo. Namun, sebelum penggunaannya harus diketahui kandungan nutrisi dan kecernaannya.

Ketiga pembicara juga menyepakati hijauan pakan dapat berperan sebagai sumber protein dan pakan fungsional yang dapat menyehatkan ternak dan berdampak menghasilkan produk ternak (susu) berkualitas (misal kandungan protein dan CLA-Conjugated Linoleic Acid) yang tinggi.

Menurut hasil penelitianbeberapa ahli, bahan pangan yang tinggi CLA menunjukkan efikasi melawan kanker dan obesitas. Slogan “Your food is your medicine” tidak hanya berlaku untuk manusia saja, namun dapat dipakai untuk ternak, “Animal feed is an animal medicine.” Sehingga dapat disimpulkan, pemberian pakan ternak dengan mengintegrasikan pakan fungsional ke dalam ransum akan sekaligus menjadi “obat” yang berdampak pada kesehatan ternak, juga menghasilkan produk ternak berkualitas tinggi. (Sadarman)

HITPI GELAR WEBINAR PENINGKATAN KAPASITAS HIJAUAN PAKAN

Webinar HITPI ke-10. (Foto: Dok. Infovet)

Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI) kembali menyelenggarakan webinar nasional ke-10, pada Senin (27/7/2020), mengangkat isu terkini mengenai peningkatan kapasitas hijauan pakan untuk menjaga keberlanjutan bisnis peternakan selama masa pandemi COVID-19 dan era new normal.

Panitia Pelaksana, Dr Suharlina dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan webinar bertujuan mewadahi para ilmuwan tumbuhan pakan untuk memaparkan hasil-hasil kajiannya, agar dapat diadopsi peternak dalam membantu meningkatkan produktivitas ternak.

“Diseminasi hasil penelitian sangat diperlukan, HITPI telah memfasilitasi anggotanya hingga ditahun ke-10 ini,” kata Dr Suharlina. Di webinar HITPI kali ini menghadirkan Drh Makmun Junaidi (Direktur Pakan), Dr Shokri Jusoh (Universiti Putra Malaysia), Dr Ir Nafiatul Umami (dosen Universitas Gadjah Mada) dan Achmad Wahyudin (Ketua Kelompok Ternak Hurip Mekar).

Ketua HITPI, Prof Dr Ir Luki Abdullah, menyambut baik antusias peserta. “Sepuluh tahun HITPI mengabdi untuk para peternak, para anggota HITPI terus berkarya hingga menemukan hal-hal baru. Tumbuhan pakan tumbuh subur di beberapa wilayah Indonesia, varietas baru ditemukan dan didiseminasikan langsung ke peternak untuk ditanam dan dibudidayakan guna mencukupi kebutuhan ternak,” kata Luki yang juga Guru Besar Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan IPB.

Prof Luki menambahkan bahwa saat ini masih banyak hal yang perlu mendapat perhatian, mulai dari keterbatasan lahan, bibit unggul dan lain sebagainya. Namun demikian, ia tidak menampik bahwa sukses para Ilmuwan Indonesia di bidang tumbuhan pakan patut diacungi jempol.

“Kita telah banyak membukukan temuan-temuan mutakhir, misalnya Indigofera yang masih trending sebagai konsentrat hijau dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) lainnya dari berbagai daerah dengan berbagai varietas unggul yang dilaporkan para anggota HITPI,” ungkapnya.

Sementara terkait pengembangan HPT akan segera diprogramkan menjadi tugas utama Direktur Pakan, Makmun Junaidin. “Kita paham hampir 75% agro input tersebut didominasi pakan ternak termasuk HPT itu sendiri, sehingga jika pemerintah menginginkan negeri ini mampu mengurangi importasi daging dan sapi hidup, maka upaya yang perlu dibenahi adalah penyediaan pakan ternak,” kata Makmun kepada awak Infovet.

Di samping HPT lanjut dia, bahwa sumber bahan pakan ternak lainnya dapat diambil dari produk samping kelapa sawit. “Seperti Bungkil Inti Sawit dan turunannya sangat potensial dijadikan sumber bahan pakan ternak, tinggi protein dan disukai ternak,” tambahnya.

Namun akses untuk mendapatkan bahan pakan tersebut masih menjadi persoalan. Makmun pun mengimbau pemerintah daerah bisa memfasilitasi hal tersebut.

“Hal menarik di kawasan perkebunan kelapa sawit Bangka Belitung, para pemilik kelapa sawit yang membudidayakan ternak, mereka mengantarkan sawitnya ke pabrik, lalu saat pulang mereka akan membawa produk samping kelapa sawit untuk ternak menggunakan sistem penggilingan padi dan model ini dapat dikembangkan ke seluruh daerah yang mempunyai pabrik kelapa sawit” imbuh Makmun. 

Di samping penyediaan pakan dan HPT, teknologi preservasi HPT juga perlu ditingkatkan. Preservasi HPT yang diadopsi oleh sebagian peternak adalah pembuatan silase. Walau silase telah diperkenalkan sejak lama, namun teknologi preservasi ini masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan peternak saja, belum mengarah komersil. Hal tersebut disampaikan Achmad Wahyudin.

“Pembuatan silase dapat membantu peternak dalam penyediaan pakan pada masa sulit mendapatkan HPT. Kita pun telah mengomersialisasikan silase pada peternak di wilayah kami maupun daerah lain,” katanya. (Sadarman)

PERINGATI HUT KE-56, FAPET UNDANA GELAR SEMINAR DAN KONGRES HITPI

Acara seminar dan kongres HITPI berlangsung di Hotel Neo Aston, Kupang. (Foto: gardaindonesia.id)



Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Fakultas Peternakan (Fapet)  Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang sekaligus memperingati HUT ke-9 Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI), dihelat kegiatan Seminar Nasional dan Kongres Nasional HITPI ke-3.

Berlangsung di Hotel Neo Aston Kupang pada Selasa dan Rabu (5-6/11/2019), Kongres Nasional HIPTI ke-3 mengusung tema “Peningkatan Produktivitas Sistem Peternakan Berbasis Tumbuhan Pakan”. Seminar dipandu oleh moderator Dr Ir Ludji Michael Riwukaho MP.

Sebanyak 91 artikel yang diplenokan secara paralel dalam rangkaian Seminar Nasional HIPTI ke-8 berasal dari ilmuwan Universitas Udayana (Unud) Bali, Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Mataram, Universitas Jambi, Universitas Andalas, Universitas Papua, Politani, BPTP Naibonat, dan Fapet Undana.

Prof Dr Luki Abdullah, Ketua HITPI Pusat didapuk sebagai keynote speaker. Acara ini juga dihadiri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang diwakili Kadis Peternakan, serta Ir Sri Widayati MMA Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan.

“Kami berharap dari pleno dan keynote speaker menghasilkan rekomendasi yang dapat dikirimkan ke Pemda dan Kementerian Pertanian bagaimana kolaborasi bersama Perguruan Tinggi untuk menyejahterakan masyarakat,” beber Dr Ir Twen Dami Dato MP selaku Ketua HIPTI.

Rabu, 6 November 2019 diadakan field trip ke lokasi kelompok tani/ternak Kaifo Ingu di Babau yang sedang melaksanakan Program Kemitraan Wilayah (PKW) dengan tema “Membangun Model Agroeduwisata di Kabupaten Kupang” yang didanai DPRM DIKTI dan PEMDA Kabupaten Kupang. (Sumber: gardaindonesia.id)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer