Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Equipment | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BROODING MANAGEMENT, SUHU DAN KELEMBAPAN

Dengan brooding yang benar anak ayam akan merasa nyaman dan ini akan mendorong anak ayam untuk mengonsumsi pakan awal yang optimal untuk pertumbuhan. (Foto: Infovet/Ridwan)

Secara sederhana periode brooding didefinisikan sebagai masa pemeliharaan anak ayam ketika indukan buatan diperlukan untuk menjaga kenyamanan anak ayam. Periode brooding adalah periode transisi anak ayam dari sifat “cold blooded” (berdarah dingin) menjadi “warm blooded” (berdarah panas).

Anak ayam pada saat awal hidupnya mulai saat inkubasi telur di hatchery sampai umur sekitar 7-8 hari setelah menetas memiliki sifat “poikiloterm” dimana suhu tubuhnya akan mengikuti suhu lingkungan. Saat inkubasi di mesin setter dan hatcher di tempat penetasan modern, suhu dan kelembapan dapat dikontrol dengan presisi untuk menjaga suhu embrio tetap pada 100-100,5°F (37.7-38.0°C). Saat anak ayam menetas dan ditempatkan di kandang, pemanas atau indukan buatan (brooder) mutlak diperlukan untuk menghindari anak ayam terpapar suhu lingkungan dan kedinginan.


Mengapa Periode Brooding Sangat Penting?
Dengan brooding yang benar, anak ayam akan merasa nyaman dan ini akan mendorong anak ayam untuk mengonsumsi pakan awal (early intake) yang optimal untuk pertumbuhan. Begitu anak ayam mulai mengonsumsi pakan (dan juga air), vili-vili usus akan berkembang dengan sempurna sehingga luas permukaan usus untuk menyerap nutrien pakan meningkat. Dengan brooding yang baik, perkembangan skeletal dan cardiovascular akan tercapai dengan baik. Selain itu, masa awal pemeliharaan ini juga penting untuk perkembangan kekebalan (immunity) dan ketahanan (robustness) anak ayam terhadap cekaman lingkungan.

Periode brooding adalah saat yang paling efisien dalam pertumbuhan anak ayam, dalam waktu 72 jam pertama, berat anak ayam akan naik 100%. Pada ayam broiler dengan berat panen 2 kg, tujuh hari pertama sudah mencakup 21-22% dari keseluruhan hidup ayam. Proporsi tersebut meningkat setiap tahun selaras dengan perkembangan dan seleksi genetik yang terus dilakukan “breeder principal”. Anak ayam yang tumbuh cepat sejak awal (early growth) akan menghasilkan performance berat badan dan FCR yang lebih baik. Sebaliknya jika pertumbuhan awal tidak optimal, performance flock akan terganggu dan tidak bisa diperbaiki setelahnya.

Pemanasan Kandang Sebelum Ayam Datang (Pre-heating
Pre-heating adalah bagian dari prosedur brooding yang sangat penting namun sering diabaikan peternak. Efisiensi biaya pemanas sering dijadikan alasan untuk melewatkan atau mengurangi waktu pre-heating. Pre-heating merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan brooding sehingga harus dilakukan dengan benar. Pre-heating yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan kondisi kandang dengan tingkat suhu yang telah tercapai dan stabil. Suhu disini bukan hanya suhu ruangan, tetapi yang paling penting adalah suhu litter yang hangat dan stabil, karena litter akan kontak langsung dengan telapak kaki ayam. Umumnya pre-heating dimulai 48 jam sebelum kedatangan anak ayam. Jika pre-heating dilakukan tergesa-gesa, suhu ruang mungkin sudah tercapai tetapi litter masih dingin, litter yang dingin akan dirasakan anak ayam melalui telapak kakinya dan menyebabkan suhu tubuh ayam menjadi dingin. Ayam yang kedinginan tidak akan… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2020)

Amin Suyono SPt,
Regional Technical Manager
Cobb Vantress Asia Pacific

PENCAHAYAAN DI KANDANG AYAM

Ayam jenis ternak yang peka cahaya. (Sumber: thepoultrysite.com)

Pencahayaan di kandang ayam harus diprogram dengan baik. Salah satu faktor penting dalam manajemen pemeliharaan ayam ini, yaitu pencahayaan berpengaruh pada proses kematangan organ reproduksi dan pertumbuhan ayam.

Cahaya dalam dunia fisika didefisinikan sebagai spektrum elektromagnetik yang terlihat oleh mata. Definisi lainnya, cahaya merupakan energi yang dapat membantu proses penglihatan kemudian bergerak lurus ke semua arah, tidak dapat membelok serta dapat dipantulkan.

Dalam kandang tipe open house (terbuka), sumber cahaya umumnya berasal dari sinar matahari secara langsung pada siang hari dan lampu pijar pada malam harinya. Dalam kandang closed house (tertutup), sumber cahaya umumnya berasal dari lampu pijar.

Ayam merupakan jenis ternak yang peka terhadap cahaya. Menurut Vice President Sales Poultry Asia, Big Dutchman Agriculture Malaysia, Richard Armstrong, pencahayaan pada unggas antara lain berpengaruh terhadap konsumsi pakan, pertumbuhan, efisiensi konversi pakan menjadi energi dan perkembangannya.

Program Pencahayaan
Empat hal penting yang harus diketahui dalam program pencahayaan antara lain lumen (luminous flux), color, spektrum dan gelombang.

Lebih lanjut dijelaskan Richard, dalam presentasi berjudul “Lighting Management” milik Andrea Pizzabiocca, DVM (Cobb Vantress), poin pencahayaan dijabarkan sebagai berikut:

• Intensitas cahaya diukur dalam lux
Output cahaya lampu diukur dalam lumen
• Satu lumen per m² sama dengan satu lux.
• Cahaya juga memiliki suhu warna (°Kelvin):
a. 2000-3000 °K: hangat (merah)
b. 3000-4000 °K: netral (putih)
c. 4000-7000 °K: sejuk (biru/hijau)
d. Hari yang cerah adalah sekitar 5500 °K

Program pencahayaan pada tahap pertumbuhan awal, yaitu anak ayam yang berumur antara satu sampai tujuh hari digunakan intensitas cahaya minimum 20 lux yang diberikan secara terus-menerus.

Pemberian cahaya seperti ini bertujuan untuk memastikan anak ayam dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya, serta meningkatkan aktivitas sehingga mengurangi terjadinya kelainan cacat pada kaki. Hal ini dapat diindikasikan oleh konsumsi pakan dan air minum yang optimal.

Pada tahap pertumbuhan ayam selanjutnya, dilakukan pembatasan intensitas cahaya dan lama pencahayaan antara dua sampai enam jam per hari.

Lama Pencahayaan
“Lama pencahayaan yang pendek pada awal-awal tahap pemeliharaan dapat mengurangi asupan pakan dan menekan tingkat pertumbuhan,” ujar Richard.

Lebih lanjut dijelaskan, pencahayaan secara terus-menerus menyebabkan terjadinya gangguan ritme harian (diurnal). Ayam broiler yang diberi cahaya terus menerus memiliki peluang yang lebih tinggi terkena kelainan kaki dan tulang. Efek selanjutnya menyebabkan unggas mengalami kesulitan untuk mendapatkan pakan dan air minum.

Unggas yang tetap berada pada posisi ritme harian mampu secara normal mengatur pola tingkah laku seperti makan, tidur, bergerak dan istirahat.

Sementara ditambahkan Sales Manager PT Big Dutchmann Agriculture Indonesia, Aneng Lim, pemberian lama pencahayaan selama 16 jam dapat menurunkan stres fisiologis. Selain itu terjadi peningkatan respon kekebalan, peningkatan metabolisme tulang, peningkatan aktivitas total dan peningkatan kesehatan kaki.

Tidak ada perbedaan secara signifikan, terutama pada nilai FCR. Oleh karena itu, apabila dilihat dari kelebihan penggunaan cahaya secara bergantian yang menurunkan stres fisiologis, maka disarankan untuk menggunakan metode cahaya secara bergantian. Hal tersebut juga dapat menghemat biaya listrik yang lumayan besar.

Penggunaan Cahaya untuk Ayam Broiler 
Berdasarkan karya tulis J. A. Renden, program penggunaan cahaya secara bergantian untuk ayam broiler menggunakan aturan sebagai berikut:

• Umur 0-7 hari: Intensitas cahaya 20.0 lux dengan 23 jam terang dan 1 jam gelap
• Umur 8-14 hari: Intensitas cahaya 5.0 lux dengan 16 jam terang dan 8 jam gelap
• Umur 15-21 hari: Intensitas cahaya 5.0 lux dengan 16 jam terang, 3 jam gelap, 2 jam terang dan 3 jam gelap
• Umur 22-28 hari: Intensitas cahaya 5.0 lux dengan 16 jam terang, 2 jam gelap, 4 jam terang dan 2 jam gelap
• Umur 29-35 hari: Intensitas cahaya 5.0 lux dengan 16 jam terang, 1 jam gelap, 6 jam terang dan 1 jam gelap
• Umur 36-49 hari: Intensitas cahaya 5.0 lux dengan 23 jam terang dan 1 jam gelap

Spektrum Cahaya
Pertumbuhan pada ayam, baik pedaging maupun petelur, dipengaruhi oleh spektrum cahaya. Cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda, memiliki efek yang bervariasi pada retina mata dan dapat mengakibatkan perubahan pola tingkah laku yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ayam.

Warna hijau mempercepat pertumbuhan otot ayam dan menstimulasi pertumbuhan badan pada usia muda, sedangkan warna biru menstimulasi pertumbuhan badan ayam pada usia yang lebih tua.

Ayam broiler dengan pencahayaan di bawah warna biru atau hijau akan berdampak pada berat ayam secara signifikan, dibandingkan dengan ayam broiler di bawah pencahayaan warna merah atau putih.

Kemampuan ayam untuk memvisualisasikan warna sama dengan manusia, namun ayam tidak dapat melihat dengan baik ketika mendapat warna cahaya dengan panjang gelombang yang pendek (biru-hijau). Unggas sensitif pada panjang gelombang 415, 455, 508 dan 571 nanometer.

Penerangan di Kandang Tertutup
Richard kembali menerangkan, warna cahaya penerangan dalam sistem kandang tertutup (closed house) dengan kondisi suhu yang stabil dan optimal untuk pertumbuhan, serta diberikan selama 23 jam setiap harinya, memberikan efek yang berbeda terhadap aktivitas yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler.

“Cahaya berwarna merah dan kuning dapat meningkatkan aktivitas dan agresivitas, sementara warna biru dan hijau justru sebaliknya, dapat mengontrol agresivitas dan aktivitas ayam sehingga ayam menjadi lebih tenang,” urainya.

Ayam yang dipelihara dengan penerangan cahaya lampu warna hijau atau biru dengan intensitas 0,1 W/m2, menghasilkan bobot badan yang nyata lebih tinggi dibandingkan ayam yang dipelihara dengan penerangan lampu warna merah.

Pemeliharaan ayam broiler pada sistem kandang terbuka di daerah tropis seringkali dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu optimal untuk pertumbuhan. Kondisi tersebut menyebabkan ayam mengalami cekaman panas, sehingga ayam meningkatkan konsumsi air minum yang berakibat pada penurunan konsumsi pakan. Menurut Richard, untuk menanggulangi masalah tersebut, maka perlu diberi tambahan cahaya penerangan pada malam hari. (NDV)

KANDANG RAKYAT DIGITAL (MINI CLOSED HOUSE)

Protoype kandang rakyat digital menganut prinsip dasar kandang closed house. (Foto: Dok. Rama)

Industri perunggasan diketahui terus bertransformasi. Demikian pula dengan modernisasi perkandangan budidaya unggas.

Perkembangan peternak yang beralih ke sistem kandang full closed house maupun semi closed house semakin hari juga bertambah. Sistem kandang closed house dinilai mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam usaha perunggasan. 

Terlepas dari mereka yang lebih dulu meng-upgrade kandangnya menjadi closed house, kegalauan masih melanda sebagian peternak yang mempertimbangkan tingginya biaya investasi untuk beralih dari kandang yang semula open house menjadi closed house
Terobosan baru kandang mini closed house atau disebut juga dengan prototype “kandang rakyat digital” ini, barangkali dapat mengubah pikiran peternak. 

Kandang rakyat digital ini dikembangkan oleh peternak milenial, Ramadhana Dwi Putra Mandiri (Rama). Dalam sebuah seminar yang digelar Desember 2019 lalu, pria kelahiran 1992 ini menjabarkan konsep kandang rakyat digital yang menawarkan berbagai kemudahan.

Bukan saja soal biaya yang lebih terjangkau, model kandang mini closed house ini sangat efisien, ekonomis, ramah lingkungan, portabel dan berteknologi, serta berpeluang untuk bersaing dengan model kandang skala Industri.

Rama menjelaskan, modernisasi perkandangan budidaya unggas dengan mengadopsi sistem closed house, namun peralatan manual atau disebut kandang dengan tunnel house system (semi closed house).

Cost 
Berapa kira-kira biaya untuk mengubah kandang dari open house ke tunnel house system hingga ke full closed house

Adapun biaya upgrade kandang dari open house ke tunnel yaitu Rp 15.000-20.000/ekor. Sementara biaya peralihan dari kandang tunnel ke sistem closed house yakni Rp 30.000-40.000/ekor. Membangun kandang tunnel dari awal membutuhkan biaya Rp 40.000-50.000/ekor. Sementara biaya pembuatan closed house Rp 60.000-70.000/ekor. 

Modernisasi kandang sebagai salah satu syarat untuk keberlangsungan usaha yang semakin kompetitif di era milenial dengan tantangan pasar global. Hasil dari modernisasi perkandangan ini pun dirasakan banyak membawa manfaat positif bagi peternak.

Hasil modernisasi dari sisi cost/HPP mengalami penurunan, karena ada perbaikan perfoma yang didapatkan. Selain itu, kematian sedikit dan FCR (feed convertion ration) terkoreksi baik, bobot rata-rata dicapai meningkat, perfoma yang tercapai sesuai standar hingga pencapaian efisiensi. 

Menurut Rama, kandang rakyat digital ini merupakan kandang zaman now yang beradaptasi dengan tantangan ketika harus memindahkan lokasi peternakan dari area hijau luas yang padat penduduk untuk meminimalisir risiko.

“Kandang rakyat digital atau mini closed house ini bangunannya portabel. Bisa pindah kapan saja dan pemasangannya pun mudah, karena sudah ada skrup-skrup dan nomornya,” jelas Rama. 

Untuk memproduksi material bangunan kandang ini membutuhkan waktu 2-3 minggu. Sementara untuk waktu pemasangan maksimal tiga minggu untuk finishing atau running kandang tersebut. Ini merupakan terobosan baru mengingat waktu sempit serta sulitnya membangun kandang closed house yang besar.

Mini closed house mempunyai kapasitas populasi 7.500-15.000 ekor ayam. Prototype kandang rakyat digital ini menganut prinsip dasar kandang closed house

Selain sudah menerapkan tunnel system, kandang ini juga telah menerapkan sistem integrasi, dimana peternak bisa langsung melihat laporan produksi akunting, tata laksana, sistem operator di kandang dan kelengkapan SOP (standar operasional prosedur), serta dilengkapi juga dengan fasilitas early warning system.

“Kami telah mengembangkan kandang model mini closed house ini di daerah Tajur Halang. Periode tiga sudah jalan dan saat ini menuju periode keempat,” kata Rama.

Pengembangan prototype dengan prinsip perkandangan yang baik, manajemen sistem yang baik pula dan pemeliharaan SOP yan apik bisa menembus performance ideal ayam broiler modern. “Sistem sudah komputerisasi sekaligus tersambung pada aplikasi di handphone. Kita dapat melihat informasi perubahan ayam dari hari ke hari, bahkan jam berapa ada, sangat detail. Ditambah sistem sensor untuk menghitung bobot ayam,” urainya.

Guna Meningkatkan Performa
Merujuk pada pemaparan Rama dalam presentasinya, diuraikan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang guna meningkatkan performa ayam. 

Dijelaskan, dasar dalam pembuatan kandang ayam terdapat tiga hal utama yang menjadi pondasi keberhasilan produksi.

“Tiga hal utama dalam membangun kandang ayam yang penting diperhatikan. Pertama, topografi perkandangan. Topografi perkandangan maksudnya apakah dibangun di lokasi Utara atau Selatan, atau di pegunungan dan pantai. Kita mempertimbangkan tantangan cuaca maupun kelembapan yang berbeda, karena poin ini menjadi faktor utama keberhasilan produksi broiler,” terang Rama.

Kedua, adalah sisi bangunan kandang yang akan dibuat untuk dioperasikan. Ketiga yang tak kalah penting yaitu menyusun performa produksi ayam yakni manajemen. 

Rama menambahkan, sisi topografi dan bangunan kandang merupajan hal yang sudah berlaku dan untuk memodifikasi kandang memang memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. “Poin ketiga pada manajemen ini yang dapat kita maksimalkan dengan inovasi dan masih bisa kita tingkatkan lagi,” sambungnya.

Membuat kandang ayam juga penting memperhatikan apakah di kawasan tersebut ketersediaan airnya memadai, kemudian juga memperhatikan kondisi/karakter tanah. “Karakter tanah ini apakah termasuk kondisi tanah sawah atau tanah merah,” ujarnya.

Perkandangan ideal kuncinya terletak pada floor plan, daya topang, serta pembiayaan. Pada poin houses building meliputi instalasi atap, sirkulasi kipas, tunnel door design, evaporative pad design, fogging system dan peralatan.

Indikator standar dalam membuat perkandangan fasilitas broiler antara lain tahap manajemen yang meliputi fase sebelum ayam datang, pemasukan ayam, pembesaran, pengaturan ventilasi, ketersediaan air, manajemen nutrisi, biosekuriti dan sanitasi, serta dokumentasi data performa (record track performance). (NDV)

PENTINGNYA MEMPERHATIKAN LINGKUNGAN KANDANG

Masalah paling serius yang dihadapi ayam pada umur awal adalah keterbatasan lingkungan dan manajemen pemeliharaan. (Foto: Infovet/Ridwan)

Mengendalikan lingkungan ayam merupakan salah satu parameter produksi yang vital, diantaranya berasal dari pengumpulan data dan hasil pemantauan di kandang. Sebagaimana dikutip dari artikel DR Dhia Alchalabi, Poultry International (2001), informasi yang baik dan bisa diandalkan adalah penting untuk pengambilan keputusan, sedangkan pengumpulan data yang tidak akurat akan menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan.

Pada tahap awal perlu diidentifikasi apa saja kebutuhan ayam dan kendala yang terdapat di peternakan. sebab, ayam modern saat ini berbeda dibandingkan 10 tahun lalu. Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi lingkungan yang lebih baik untuk hasil yang lebih apik.

Hal yang sama juga diterapkan pada cara pemberian pakan. Menggunakan pakan jenis apapun, hasilnya tetap akan tergantung pada kondisi lingkungan. Karena pakan tidak berubah setiap hari sedangkan lingkungan selalu berubah-ubah.

Ayam yang menderita gangguan kesehatan atau kerusakan paru-paru pada minggu pertama pertumbuhan sudah pasti tidak akan berpenampilan baik selanjutnya, namun bisa dibantu apabila lingkungannya mendukung. Oleh sebab itu, sangat penting menyediakan lingkungan yang baik dan sehat sejak hari pertama pemeliharaan (DOC/day old chick). Meskipun membutuhkan investasi cukup mahal untuk pengumpulan data dan sistem pemantauannya.

Pasalnya, masalah paling serius yang dihadapi ayam di umur awal adalah keterbatasan lingkungan dan manajemen pemeliharaan. DOC seringkali menderita akibat suhu tinggi, kelembaban rendah dan naiknya konsentrasi karbon dioksida, ditambah sistem ventilasi yang buruk. Situasi seperti itu tercipta karena banyak peternak berupaya menghemat biaya bahan bakar dengan membatasi ventilasi dan meresirkulasi udara dalam kandang dengan pemanasan ulang.

Tindakan ini menjadi lebih parah pada malam hari karena kandungan gas berbahaya, suhu dan kelembaban bisa melewati kisaran yang direkomendasikan. Jika cuaca buruk sepanjang hari, maka situasi sulit seperti ini akan terus berulang pada siang dan malam. Menyebabkan penurunan kesehatan ayam dan produksi sepanjang siklus pemeliharaan.

Pengendalian parameter lingkungan yang bisa dipantau secara ilmiah menjadi hal penting. Sistem ini dapat digunakan membantu manajer untuk mendidik peternak dengan cara memberikan demonstrasi praktis atas teknik pengendalian parameter lingkungan yang penting. Peternak harus menyadari bahwa lingkungan yang lebih baik bagi ayam berarti memberikan keuntungan baginya.

Mengukur Parameter
Banyak faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan ayam, serta biaya kesehatan konsumen, peternak dan ayam itu sendiri. Adalah penting untuk memantau, mengukur dan mengendalikan parameter-parameter yang bisa mempengaruhi produksi dan menyadari bahwa parameter tersebut saling berkaitan. Parameter-parameter penting tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor lingkungan dan manajemen.

Faktor- faktor lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat produksi daging dan telur ayam. Termasuk di dalamnya adalah suhu, kelembaban, cahaya (lama hari siang dan intensitasnya), kadar amonia, karbon dioksida, oksigen, serta kondisi ventilasi udara (pergerakan udara), energi surya dan kualitas udara.


Penempatan Sensor
Lokasi penempatan sensor suhu juga penting diperhatikan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penyebaran suhu dalam kandang. Beberapa patokannya sebagai berikut:

• Tempatkan alat (probe) pada area lingkungan ayam yang efektif (lingkungan mikro).
• Selalu menempatkan alat pada posisi masuk (inlet) untuk memperoleh data suhu dan kelembaban relatif dari udara luar dan pada posisi keluar (exhaust fan) untuk mengetahui rata-rata parameter dalam kandang.
• Tempatkan alat pada sisa daerah lainnya seperti dekat tempat minum dan jalur tempat makan (feeder), sehingga bisa diketahui apakah sistem ventilasi sudah cukup dan bekerja dengan baik untuk daerah yang seharusnya.
• Bagi area kandang menjadi dua atau tiga blok memanjang sisi kandang. Tempatkan alat diagonal mulai dari dekat tempat minum di posisi inlet dan berakhir di dekat tempat makan (fan). Tempatkan beberapa alat pada aliran udara untuk memperoleh gambaran mengenai perubahan suhu pada sistem ventilasi yang sedang bekerja. Tempatkan beberapa alat antara fan untuk memperoleh gambaran mengenai peningkatan suhu pada saat sistem ventilasi sedang berjalan atau dimatikan. 
• Periksa alat sesering mungkin untuk memastikan tidak terjadi pergeseran, kotor atau rusak dan bersihkan setiap minggu. Apabila periode pemrograman tidak bisa meliput sepanjang periode pemeliharaan, buat catatan di bawah alat untuk melakukan program ulang sebelum kehilangan data. Baca data seminggu sekali untuk menghindari kehilangan data apabila terjadi kerusakan alat. 
• Alat tidak boleh bersentuhan dengan dinding maupun permukaan lainnya.
• Lindungi alat dari ayam dan gangguan luar (sinar matahari dan hujan). Jika ditempatkan di luar lindungi dengan gelas plastik yang dilubangi untuk mempertahankan ventilasi yang cukup di sekeliling alat.

Pemahaman Data dari Alat
Adanya perbedaan antara suhu di luar, sisi keluar/pinggir (fan) dan di dalam kandang akan memberikan informasi berguna tentang apa yang terjadi di dalam kandang. Apabila perbedaan antara suhu luar dan dekat/pinggir fan berkisar 4°C, maka berarti suhu udara luar menyedot panas di dalam tetapi tidak cukup untuk menurunkan suhu ke tingkat yang diinginkan, ataupun pergerakan udara rendah, hingga suhu di dalam akan meningkat sejalan dengan perubahan waktu.

Apabila perbedaan suhu luar dan dekat/pinggir fan kurang dari 2°C, maka bisa berarti udara luar tidak menyedot panas di dalam dan tidak menurunkan suhu di dalam kandang. Situasi ini dapat terjadi pada musim dingin atau malam hari, biasanya udara mengarah langsung ke atap kandang, atau juga karena pergerakan udara tinggi, maupun suhu dan kelembaban relatif di dalam bisa meningkat.

Kemudian apabila terdapat perbedaan yang tinggi antara suhu di dalam dan dekat/pinggir fan maka berarti bagian sisi kandang (pinggir) ini tidak memperoleh udara yang cukup atau ada kemungkinan terjadi peningkatan kadar karbon dioksida, amonia dan suhu.

Lalu, apabila suhu dari salah satu alat yang diletakkan di dalam kandang berubah secara mendadak, ini berarti terjadi suatu perubahan arah udara, juga bisa karena sistem ventilasi pada tahapan yang lebih tinggi/cepat sedang diaktifkan, atau alat menyentuh bagian permukaan yang lebih dingin atau lebih panas.

Daftar Parameter Lingkungan
Selama masa pertumbuhan ayam broiler akan menghasilkan gas dan produk limbah. Produk ini akan berakumulasi sepanjang waktu dan menyebabkan perubahan substansial terhadap kualitas udara dalam kandang. Cemaran utama yang biasa terjadi dalam udara adalah debu, amonia, karbon dioksida, oksigen dan uap air yang dapat menimbulkan efek merugikan.

Pengaruh langsung dari debu dan amonia meliputi kerusakan fisik permukaan lambung, yang menyebabkan menurunnya resistensi terhadap penyakit, berkurangnya konsumsi makan dan pada kondisi yang parah menyebabkan buruknya pertumbuhan.

Kehadiran gas berbahaya akan menekan pengambilan oksigen, mengingat adanya kompetisi antara unsur-unsur kimia secara langsung. Ini penting diperhatikan sebab ascites cenderung terjadi pada tingkat oksigen yang rendah. Kandungan tinggi dari karbon dioksida dan karbon monoksida juga membatasi pengambilan oksigen. Pada kadar konsentrasi yang lebih tinggi, kehadiran kedua gas tersebut bisa berakibat fatal.

Kelembaban Relatif
Tingkat kelembaban lingkungan berpengaruh langsung terhadap kehilangan panas laten tubuh ternak. Tingkat kelembaban juga secara tidak langsung mempengaruhi penampilan ternak akibat konsentrasi debu dan bakteri patogen meskipun masih sedikit dokumentasi ilmiah yang mendukung keterkaitan ini. Meningkatnya kelembaban akan merugikan produksi ternak pada suhu tinggi.

Pada umumnya perubahan kelembaban tidak menimbulkan respon terhadap pertumbuhan ternak pada suhu lingkungan di bawah 24°C. Alat pengukur kelembaban harus diletakkan berdekatan dengan alat suhu. Beberapa sensor suhu mempunyai sensor kelembaban sehingga memungkinkan untuk mengukur kelembaban relatif. (INF)

Cemaran Udara Paling Penting dan Pengaruhnya
Amonia (NH3)
Dapat dideteksi dengan penciuman pada konsentrasi di atas 20 ppm. >10 ppm menyebabkan kerusakan permukaan paru-paru, >20 ppm meningkatkan kepekaan terhadap penyakit pernapasan dan >50 ppm menurunkan laju pertumbuhan. Rekomendasi batas atas adalah 10 ppm
Karbon dioksida (CO2)
>0,35% (3500 ppm) menimbulkan nodul-nodul kartilaginus pada paru-paru yang berkaitan dengan ascites. Fatal pada konsentrasi tinggi. Rekomendasi batas atas 2500 ppm
Debu
Menyebabkan kerusakan permukaan paru-paru. Meningkatkan kepekaaan terhadap serangan penyakit. Gunakan ventilasi untuk mengurangi debu.
Kelembaban
Pengaruhnya bervariasi menurut suhu. Pada 29°C Rh 70% menghambat pertumbuhan karena ayam tidak mampu mendinginkan dirinya sendiri. Kualitas litter memburuk pada kelembaban tinggi menyebabkan poenurunan kualitas produk pada saat prosesing. Rekomendasi dalam kisaran 65-75%.
DR Dhia Alchalabi, Poultry International, 2001.

RAGAM PILIHAN KANDANG AYAM

Salah satu pilihan kandang panggung yang dibangun di atas kolam. (Foto: Dok. Infovet)

Dalam memelihara ternak ayam, tentunya hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat kandang yang berfungsi sebagai tempat tinggalnya. Hunian ayam bisa dibuat sederhana dengan tetap memperhatikan prinsip keamanan, kenyamanan dan pembiayaan.

Peternak harus pandai-pandai dalam memilih tipe kandang yang baik. Kandang berbahan kayu pun bisa digunakan, apalagi ditambah dengan sentuhan teknologi tentu tidak menjadi masalah, tergantung pada kemampuan ekonomi peternak tersebut.

Pada artikel kali ini, secara garis besar kandang dibagi menjadi dua tipe. Pertama, tipe kandang dengan ventilasi biasa (naturally ventilated housing) diantaranya kandang panggung (slat), kandang postal, kandang kombinasi (slat dan postal), kandang bertingkat dan kandang baterai. Kedua, tipe kandang dengan Ventilasi yang bisa dikontrol (enviromentally controlled housing) yakni kandang tertutup (closed house) terdiri dari kandang tunnel ventilation system dan kandang cooling pad system, serta kandang tertutup bergandengan.

• Kandang panggung, tipe kandang panggung biasa dipakai di daerah banjir, daerah berawa, pedalaman yang tidak aman dari binatang buas atau daerah beriklim panas. Kandang panggung cocok dibangun di dataran rendah, daerah berawa. Konstruksi rangka kandang bisa dibuat dari kayu, bambu, atau kayu dolken. Kandang panggung juga bisa dibangun di atas kolam ikan atau disebut longyam, yang banyak dibangun di daerah Priangan Timur. Kotoran ayam dan tumpahan pakan bisa dimanfatkan ikan menjadi pakan. Peternak pun memperoleh keuntungan ganda dari produksi ayam dan ikan.

• Kandang postal, tipe kandang postal bisa digunakan pada pemeliharaan ayam bibit (breeder) atau komersial, baik ayam pedaging maupun petelur. Sirkulasi udara kandang postal tidak sebaik kandang panggung, karena aliran udara pada kandang panggung diperoleh juga dari kolong kandang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bila membangun kandang postal, yakni atap perlu diberi monitor agar sirkulasi udara dalam kandang berjalan baik, gunakan bahan penutup atap kandang yang minim dalam menyerap dan melepaskan panas (asbes, genteng atau rumbia), bangun kandang di atas areal lahan terbuka sehingga sirkulasi udara berjalan lancar, lebar kandang minimal 7 m agar sirkulasi udara berjalan cepat dan terhindar dari penumpukan udara panas dalam kandang, kepadatan harus lebih rendah daripada kandang panggung yaitu 6-7 ekor/m2 untuk ayam pedaging komersial atau 2,5-3 ekor untuk breeder ayam pedaging.

• Kandang kombinasi (slat-postal), kandang ini biasa dipakai untuk pembibitan, yaitu 2/3 bagian slat dan 1/3 bagian postal dari lebar kandang. Keungulan tipe kandang kombinasi slat-postal dapat menampung jumlah ayam lebih banyak, slat secara tidak langsung dapat menyalurkan naluri bertengger ayam, pakan dan air minum yang tertumpah tidak dikonsumsi lagi oleh ayam karena feses jatuh ke penampungan di bawahnya, slat membuat temperatur kandang lebih dingin disamping kondisi dalam kandang lebih bersih. Tinggi tiang sisi kiri-kanan kandang dari lantai sampai atap terendah 2,4 m. Untuk daerah dataran rendah/panas disarankan 3 m, agar sirkulasi udara lancar dalam membuang tumpukan panas dan gas amonia. Kemudian kanopi kiri-kanan kandang berjarak 1,5 m dari dinding luar kandang untuk melindungi bagian dalam kandang dari tampias air hujan dan sorotan sinar matahari, bahan baku dan konstruksi kandang bisa disesuaikan dengan kemampuan ekonomi peternak. Untuk memenuhi kenyamanan ayam bisa dipakai bahan kayu, bambu atau besi. Kemudian lantai kandang cukup dengan plester semen agar memudahkan pencucian dan sanitasi, serta arah kandang disarankan sejajar dengan garis khatulistiwa atau arah Barat-Timur sehingga sinar matahari tidak langsung menyorot ke bagian panjang kandang.

• Kandang bertingkat, tipe kandang bertingkat biasa dipakai untuk pemeliharaan ayam broiler/pejantan/kampung pedaging komersil, dengan lahan terbatas/sempit agar tetap bisa memproduksi lebih banyak dalam satu siklus. Lantai dasar kandang diplester semen serta lantai atas dan selanjutnya terbuat dari kayu/bambu yang dilapisi papan atau bilik, semua lantai memakai sistem litter. Untuk mencapai lantai atas disediakan tangga kayu.

• Kandang baterai, kandang ini bisa digunakan untuk kepentingan penelitian dan komersial, terutama untuk ayam petelur, atau untuk breeding ayam petelur maupun pedaging dengan perkawinan Iseminasi Buatan. Keunggulan dari kandang ini antara lain menghemat penggunaan lahan, mudah menyeleksi ayam unggul, telur lebih bersih, terhindar dari kanibalisme, mudah mengisolasi ayam yang sakit, meminimalisir penghisapan gas amonia, menekan persaingan konsumsi pakan. Bahan kandang bisa menggunakan bambu, kayu atau kawat (campuran besi dan alumunium). Kandang baterai juga bisa ditempatkan dan memakai ruangan tertutup (closed house). Kawat kandang baterai harus merupakan hasil campuran 70% alumunium dan 30% besi agar elastis, karena bila prosentase campuran besinya terlalu banyak akan mengakibatkan banyak telur yang retak/pecah pada saat keluar dari ayam, termasuk telur yang berkulit tebal sekalipun. Dari pengalaman, penulis pernah meninjau salah satu layer komersial farm berkapasitas 50.000 ekor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pernah memakai kandang baterai yang salah pilih, campuran besinya terlalu tinggi ternyata kerugian akibat telur retak/pecah bernilai jutaan rupiah per minggunya, sehingga harus mengganti kandang dan kerugian menjadi berkali lipat.

• Kandang tertutup dengan tunnel ventilation system. Tipe kandang ini cocok digunakan di daerah dataran tinggi yang berhawa dingin (karena menggantungkan suhu pada lingkungan luar), dimana system tunnel hanya menyedot udara luar dengan menggunakan exhaust fan melalui inlet kemudian dibuang keluar melalui bagian sisi kandang yang lain. Biaya kandang ini sedikit lebih mahal dari kandang terbuka.

• Kandang tertutup dengan colling pad system. Kandang ini sarat dengan teknologi tinggi dimana peralatannya cukup mahal, karena kecepatan aliran udara, pergantian udara, sekat udara, lubang masuk udara dan lain-lain diperhitungkan dan diatur sedemikian rupa. Model kandang ini cukup mahal dan biasa dipakai oleh industri perunggasan yang berpopulasi puluhan ribu ekor.

• Kandang tertutup bergandengan. Adalah kandang tertutup yang tidak memiliki jarak antara masing-masing kandang serupa dengan kandang disampingnya (bergandengan), ini dimaksudkan untuk menghemat lahan dan biaya instalansi listrik, biasa dipakai oleh industri perunggasan besar. Kelemahan kandang model ini, kontaminasi antar kandang mudah terjadi bila terjadi kebocoran udara. (SA)

TATA RUANG RUMAH PEMOTONGAN AYAM

Proses pencucian ayam hingga disiapkan menjadi karkas. (Foto: Dok. JAPFA)

Infovet beberapa waktu lalu berkesempatan melihat-lihat Laboratorium Pasca Panen milik PT Ciomas Adisatwa, anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA). Berlokasi di Yogyakarta, area laboratorium kerjasama JAPFA dan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, di dalamnya terdapat bangunan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) yang mampu menampung 28 ribu ekor ayam per hari, serta memiliki storage dengan kapasitas 200 ton daging.

Kebutuhan daging ayam yang terus meningkat mendesak industri perunggasan, khususnya industry RPA untuk siap menyediakan karkas berkualitas secara kontinyu. RPA yang memenuhi persyaratan higiene-sanitasi dan manajemen pemotongan ayam yang benar akan menghasilkan karkas berkualitas baik.

Penanggung Jawab RPA PT Ciomas Adisatwa, Dody Agung Prasetiyo, memandu awak media saat berada di lokasi. Dijelaskannya, RPA adalah sebuah bangunan dengan desain khusus dan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong unggas untuk konsumsi masyarakat. Selain itu, RPA merupakan unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Pembagian ruang bangunan utama RPA terdiri dari daerah kotor dan bersih. Daerah kotor meliputi penurunan ayam hidup, pemeriksaan ante-mortem dan penggantungan ayam hidup, pemingsanan (stunning), penyembelihan (killing), pencelupan ke air panas (scalding tank), pencabutan bulu (defeathering), pencucian karkas, pengeluaran jeroan (evisceration) dan pemeriksaan post-mortem, serta penanganan jeroan.

Sedangkan daerah bersih meliputi pencucian karkas, pendinginan karkas (chilling), seleksi (grading), penimbangan karkas, pemotongan karkas (cutting), pemisahan daging dari tulang (deboning), pengemasan dan penyimpanan segar (chilling room) (SNI, 1999).

Bangunan utama RPA harus memenuhi persyaratan, yaitu tata ruang harus didesain searah dengan alur proses dan memiliki ruang yang cukup, sehingga seluruh kegiatan pemotongan unggas dapat berjalan baik dan higiene. Tempat pemotongan harus didesain sedemikian rupa, sehingga pemotongan unggas memenuhi persyaratan halal, besar ruangan disesuaikan dengan kapasitas pemotongan, adanya pemisahan ruangan yang jelas secara fisik antara daerah bersih dan daerah kotor (SNI, 1999).

Proses Pemotongan
Pemingsanan (stunning) merupakan tahap awal dalam teknik pemotongan ayam. Petugas yang melayani proses stunning ayam harus paham tugasnya, termasuk cara penyembelihan yang benar dan baik sesuai syariat Islam.

Proses kepedulian tentang sisi kehewanan atau animal welfare suatu proses pemingsanan dengan daya listrik tertentu, agar ayam pingsan sementara sebelum dilakukan penyembelihan.

Penggunaan automatic slaughtering machine dioperasikan oleh petugas berkompeten, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kepastian bahwa arteri carotid telah ikut terpotong.

Pemotongan ayam yang dilakukan secara halal dan baik (halalan-thayyiban) serta memenuhi persyaratan higiene-sanitasi akan menghasilkan karkas utuh atau karkas potongan yang ASUH.

Proses pemotongan ayam meliputi penerapan kesejahteraan hewan sebelum pemotongan, pemeriksaan ante-mortem, penyembelihan ayam, pemeriksaan post-mortem, penyelesaian penyembelihan dan karkas/daging ayam (Ditjennak, 2010).

Pasca Pemotongan
1. Pencelupan air panas (scalding)
Ayam dicelupkan ke dalam air panas setelah ayam disembelih bertujuan untuk mempermudah pencabutan bulu. Lama pencelupan dan suhu air pencelup tergantung pada kondisi ayam. Menurut Hadiwiyoto (1992), bahwa proses pencelupan dalam air hangat, tergantung pada umur dan kondisi unggas.
2. Pencabutan bulu (defeathering)
Menurut Ditjennak (2010), pencabutan bulu dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam, yaitu menggunakan mesin (plucker) dan secara manual menggunakan tangan.
3. Penyiapan karkas
Menurut Ensminger (1998), persentase bagian yang dipisahkan sebelum menjadi karkas adalah hati/jantung (1,50%), rempela (1,50%), paru-paru (0,90%), usus (8%), leher/kepala (5,60%), darah (3,50%), kaki (3,90%), bulu (6%), karkas (60,10%), serta air (9%). Bobot karkas yang telah dipisahkan dari bulu, kaki, leher/kepala, organ dalam, ekor (kelenjar minyak) yaitu sekitar 75% dari bobot hidup ayam.
4. Pemotongan karkas (castling)
Tahap terakhir adalah pemotongan karkas, pencucian dan pencemaran karkas.  Pencucian karkas menggunakan air suhu 5-10°C dengan kadar klorin 0,5-1 ppm, hal ini untuk menghindari dan menekan pertumbuhan bakteri, sehingga mutu dan keamanan karkas ayam tetap terjaga (Abubakar, 2003).  
5. Pengemasan dan pelabelan produk (packaging and labeling).
Pengemasan bertujuan untuk melindungi karkas terhadap kerusakan yang terlalu cepat, baik kerusakan fisik, perubahan kimiawi, maupun kontaminasi mikroorganisme, serta untuk menampilkan produk dengan cara yang menarik (Abubakar, 2009).  
6. Pendinginan dan penyimpanan produk
Teknik pendinginan karkas ayam yang baik menggunakan ruang dengan temperatur 4-5°C dengan waktu pendinginan yang dibutuhkan 15-20 menit dan dalam waktu tidak lebih dari 8 jam setelah penyembelihan, sehingga kondisi fisik, kimia dan mikrobiologi karkas ayam tetap baik (Abubakar dan Triyantini, 2005).

Penyimpanan beku bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi karkas dari berbagai kontaminan berbahaya, mutu fisik dapat dipertahankan, mutu gizinya tetap baik dan dapat menekan pertumbuhan bakteri, sehingga dapat memperpanjang daya simpan 1-3 bulan (Abubakar et at, 1995). Suhu maksimum di dalam ruang penyimpanan beku adalah -20°C (SNI, 1999). (NDV)

TALI MEDIS UNTUK MENANGKIS DISTOKIA PADA SAPI

Alat bernama Tali Medis yang dapat membantu penanganan Distokia pada sapi yang diciptakan oleh Drh Taufik Mukti. (Foto: Dok. Pribadi)

Pemerintah telah menggulirkan program Siwab (Sapi Indukan Wajib Bunting) untuk mendongkrak jumlah populasi sapi di Indonesia. Berbagai dukungan teknis dan non-teknis digelontorkan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, penyakit dan gangguan reproduksi pada ternak sapi masih menjadi kendala serius. Apalagi peternakan di Indonesia masih didominasi sistem tradisional dengan tingkat pemahaman manajemen peternakan yang relatif rendah.


Distokia adalah salah satu gangguan reproduksi sapi yang sering terjadi di lapangan, yaitu suatu keadaan induk sapi yang sulit melahirkan akibat posisi anak sapi yang tidak normal, kondisi panggul sapi induk yang sempit, anak sapi yang terlalu besar, melahirkan anak kembar, kekurangan pakan dan faktor-faktor lainnya. Hal ini tentu dapat membawa resiko yang mengancam keselamatan anak dan induk sapi bahkan keduanya.

Penanganan Distokia di lapangan berbeda dengan gangguan reproduksi lainnya. Dibutuhkan keahlian khusus dan tenaga yang cukup besar. Tidak aneh jika dalam penanganan Distokia melibatkan banyak orang. Dalam penanganan Distokia secara tradisional, umumnya peternak mengandalkan peralatan yang tersedia di dalam kandang, seperti potongan handuk, kain, tali bahkan rantai. Mereka memanfaatkannya sebagai tali penarik anak sapi dengan mengikatkannya pada bagian tubuh pedet, selanjutnya ditarik beramai-ramai. Hal ini tentu saja semakin membahayakan anak dan induk sapi. Tak jarang, anak sapi yang di keluarkan dari rahim mati akibat penarikan paksa tanpa konsep.

Adapula peralatan penanganan Distokia yang menyerupai dongkrak, yaitu berupa tongkat berkatrol dengan tali rantai. Biasanya alat ini hanya tersedia di peternakan komersial berskala besar. Walaupun cukup efektif, namun alat ini sangat berat dan berukuran besar, sehingga tidak mungkin digunakan oleh tenaga kesehatan hewan yang harus berkeliling menggunakan sepeda motor. Disamping itu, umumnya kejadian Distokia banyak terjadi pada malam hari dengan kondisi geografis di lapangan yang sulit ditempuh, sehingga untuk penanganan Distokia dibutuhkan metode yang sederhana, alat yang praktis dan mudah dibawa, khususnya di wilayah pedesaan.

Kondisi ini menjadi pemikiran serius bagi Drh Taufik Mukti, seorang praktisi kesehatan hewan mandiri di Kabupaten Banyuwangi. Kasus Distokia yang relatif sering terjadi di daerah ini mendorong pemikirannya untuk mengembangkan metode baru yang sederhana, sekaligus merakit alat penanganan Distokia yang praktis dan efektif. Alat tersebut harus nyaman untuk pedet dan induknya, serta aman bagi tenaga kesehatan hewan sebagai operatornya, tanpa meninggalkan unsur profesionalitas. Jiwa seni Taufik yang kental mampu melahirkan inspirasi unik dan kreatif untuk mengembangkan metode penanganan Distokia yang diberi nama “Gadis” (Gelantungan Antisipasi Distokia), sedangkan alatnya diberi nama “Tali Medis” (Tali Metode Gadis).

Lebih lanjut, dokter hewan alumni Universitas Udayana ini menjelaskan bahwa ide perakitan Tali Medis diilhami dari cara kerja petugas listrik di lapangan yang bergelantungan diketinggian. Setidaknya terdapat dua poin pemikiran yang dapat diambil dari cara kerja tersebut, yaitu tali dan titik tumpu tali yang sanggup menahan beban dengan baik tanpa membahayakan sang operator. Cara kerja petugas listrik ini dianalogikan dengan cara penanganan kasus Distokia di lapangan, yaitu tersedianya tali penghubung antara anak sapi dirahim induk dengan petugas dan kekuatan gaya gravitasi untuk menarik anak sapi keluar dari rahim. Prinsipnya, menggunakan bobot badan petugas yang menggelantung dibelakang tubuh sapi, sehingga menghasilkan tenaga yang cukup besar untuk menarik anak sapi keluar dari rahimnya. Dengan demikian, penangan Distokia dapat dilakukan hanya oleh satu orang saja tanpa melibatkan bantuan orang banyak yang berpotensi membuat indukan sapi menjadi stres.

Sempat tergelitik sebuah pertanyaan kritis dari beberapa praktisi kesehatan hewan di lapangan, bagaimana jika tenaga induk sapi yang lebih besar dari tenaga petuga kesehatan hewan? Keadaan ini cukup berbahaya bagi petugas tersebut karena mereka dapat jatuh dan tertarik oleh induk sapi. Namun, Taufik telah memikirkan dan mengantisipasi hal itu. Tali Medis dirancang menggunakan bahan polyester yang sangat kuat, sehingga tidak mudah putus. Selanjutnya, Tali Medis ini dilengkapi dengan snap (pengait bongkar-pasang) yang mudah dipasang dan dilepaskan sehingga apabila terjadi kondisi yang kurang menguntungkan bagi petugas, sambungan antara tali pada anak sapi dirahim induk dan operator dapat segera dilepas. Tali dapat dipasang kembali apabila kondisi induk sapi sudah tenang, dengan demikian penanganan Distokia dapat dilanjutkan.

April Wardhana (kiri) dan Drh Taufik Mukti saat memperkenalkan Tali Medis.

Cara Kerja Tali Medis
Tali Medis terdiri dari dua kompenen utama, yaitu sepasang tali pendek dengan dua lingkaran pada ujung-ujungnya yang diikatkan ke janin sapi dan tali panjang dengan snap yang digunakan sebagai penarik. Apabila menjumpai kasus Distokia di lapangan, maka yang harus diketahui dulu adalah posisi anak sapi dalam rahim. Diusahakan agar kaki anak sapi dapat dijangkau melalui palpasi rektal dan kondisinya dekat dengan saluran pengeluran. Jika kondisi anak sapi sudah memungkinkan untuk di keluarkan, maka tali pendek di masukkan, satu lingkaran untuk kaki kanan dan satu lingkaran untuk kaki kiri (hanya satu tali pendek yang digunakan). Kemudian snap pada tali panjang dikaitkan pada tali yang pendek dan dilingkarkan ke tubuh operator. Sementara tangan operator memberi jalan keluar pada anak sapi, tubuh operator menarik anak sapi dengan memanfaatkan gaya gravitasi bobot badan (menggelantung). Anak sapi akan mudah di keluarkan dari rahim induk. Pada kondisi tertentu jika dibutuhkan tenaga yang lebih besar, maka Tali Medis dapat dihubungkan dengan tali tampar dan diikatkan pada tiang kandang. Selanjutnya, tali tampar dapat ditarik pelan-pelan. Konsep ini mirip dengan konsep alat katrol yang banyak diaplikasikan di peternakan komersial.

Menurut Taufik, Tali Medis telah banyak menyelamatkan ratusan kasus Distokia yang terjadi di tempat beliau praktek. Untuk mendesiminasikan keefektifan alat ini, Taufik menggunakan media sosial dengan mengunggah cara kerja Tali Medis melalui akun Facebook dan Youtube miliknya. Hal tersebut mendapat respon positif dari para praktisi kesehatan hewan di berbagai daerah. Alat tersebut juga mendapat apresiasi dari luar negeri, khususnya dari akun ViralHog (akun yang menyajikan video-video inovatif dan informatif). Video yang di-share Taufik melalui Facebook-nya ditayangkan eksklusif di Youtube ViralHog dengan kata kunci “Birthing a Calf”. Dari situ Taufik juga mendapat kompensasi finansial dan pengembangan jejaring internasional, sebagai peluang memperkenalkan Tali Medis lebih luas lagi.

Sejauh ini, Taufik telah banyak memproduksi Tali Medis dan dikirim ke beberapa daerah, diantaranya Papua, Maros, Bengkulu, Sumba, Tomohon, Gorontalo, Pulau Buru, Pulau Jawa dan tempat lainnya. ***

April Hari Wardhana, SKH, MSi, PhD
Penulis adalah, Senior Researcher of Parasitology
Department Indonesian Research Centre for Veterinary Science/Bblitvet

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer