Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini KOKSIDIOSIS, PENYAKIT KLASIK YANG TETAP EKSIS | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KOKSIDIOSIS, PENYAKIT KLASIK YANG TETAP EKSIS

Serangan koksidiosis akan menyebabkan kerugian bagi produktivitas ayam. (Foto: Dok. Infovet)

Koksidiosis merupakan salah satu penyakit klasik yang sampai saat ini masih menunjukkan keganasannya. Berak darah adalah nama lain dari penyakit ini. Biasanya menyerang ayam pada usia muda. Hal ini terkait dengan belum terbentuknya imun (kekebalan) yang optimal dan juga didukung dengan sistem perkandangan yang masih banyak menggunakan kandang lantai atau manajemen litter yang kurang optimal (lembap dan menggumpal). Pelarangan penggunaan antibiotic growth promoter (AGP) pada ransum juga ikut memicu peningkatan kasus koksidiosis di lapangan.

Serangan koksidiosis akan menyebabkan kerugian bagi produktivitas ayam. Ayam yang terserang koksidiosis akan menunjukkan gejala penurunan nafsu makan, lemah dan berbulu kusam. Dan ciri khas dari serangan koksidiosis ditunjukkan dari perubahan fesesnya. Akan mudah ditemukan feses yang berubah warna menjadi cokelat dan akhirnya berlanjut menjadi feses berdarah. Kondisi ini mengindikasikan usus sudah mengalami perdarahan. Kerusakan usus ini tentu akan berefek pada penurunan tingkat konsumsi dan kecernaan ransum. Selain itu, pada usus juga terdapat jaringan kekebalan sehingga ayam menjadi lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya (immunosupresif). Dan penyakit yang sering kali berkomplikasi adalah Necrotic Enteritis.

Pahami Siklus Hidup Eimeria sp.
Pemahaman terhadap siklus hidup Eimeria sp. akan sangat penting untuk menentukan langkah pencegahan dan penanganan koksidiosis secara lebih tepat. Eimeria sp. Berkembang melalui dua fase, yaitu aseksual dan seksual. Fase aseksual dimulai dari perkembangan oocyt hingga membentuk skizon dan merozoit. Oocyt atau “telur Eimeria sp.” memiliki dinding yang tebal sehingga relatif tahan terhadap kondisi lingkungan. Oocyt yang mengontaminasi litter, ransum dan air minum menjadi jalan untuk menginfeksi ayam. Proses sporulasi atau pematangan oocyt menjadi bentuk inaktif membutuhkan waktu sekitar 48 jam.

Oocyt mengandung empat buah sporocyst dan masing-masing sporocyst mengandung dua buah sporozoit. Pada saat di gizzard (ampela), dinding oocyt akan hancur gerakan gizzard dan pengaruh chymotrypsin serta garam. Dan saat mencapai usus halus, sporozoit mudah… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2022.

Ditulis oleh:
Hindro Setyawan SPt
Technical Support-Research and Development
PT Mensana Aneka Satwa

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer