Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

BENTUK KEKECEWAAN, PETERNAK BAGIKAN AYAM GRATIS

Peternak membagikan ayam gratis kepada masyarakat di depan kantor Kementan sebagai bentuk kekecewaan. (Foto: Infovet/Ridwan)

Rabu (11/12), peternak yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) kembali menggelar aksi damai di depan kantor Kementerian Pertanian (Kementan).

Dalam aksinya, sebagai bentuk protes terhadap gejolak perunggasan, peternak rakyat membagikan 1.000 ekor ayam gratis kepada masyarakat sebelum membubarkan diri.

"Kita bagikan ayam gratis sebagai bentuk protes kami. Tolong masyarakat doakan perjuangan kami," kata perwakilan peternak Jawa Barat saat membagikan ayam gratis.

Ratusan peternak yang mengenakan ikat kepala berwarna merah berkumpul sejak pagi di depan kantor Kementan. Aksi damai dilakukan untuk menuntut perbaikan industri perunggasan yang terus bergejolak secara berulang-ulang.

"Kami akan terus sampaikan tuntutan kami sampai semua diperbaiki," kata peternak perwakilan Solo, Alam.

Tuntutan peternak diantaranya meminta perbaikan harga ayam di tingkat peternak, perbaikan harga DOC dan pakan, ketegasan peraturan, pengendalian keseimbangan supply-demand, keadilan pasar, pembubaran tim ahli perunggasan Kementan, hingga pencopotan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, yang dinilai tidak mampu memperbaiki kondisi perunggasan Indonesia.

"Pemerintah enggak bisa mengurus industri ini. Oversupply terus terjadi, bubarkan tim ahli perunggasan, tim ini sangat ahli membohongi rakyat," kata salah satu perwakilan peternak Lamongan, Jawa Timur.

Dalam aksinya ratusan peternak hadir dari berbagai wilayah di Indonesia, diantaranya peternak daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera, hingga Kalimantan. (RBS)

DEMO PETERNAK: RAPOR MERAH INDUSTRI PERUNGGASAN

Aksi damai di depan kantor Kementerian Pertanian, Rabu (11/12). (Foto: Infovet/Ridwan)

Rabu (11/12), peternak yang tergabung dalam Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) kembali menggelar aksi damai di depan kantor Kementerian Pertanian (Kementan).

Dari pantauan Infovet, ratusan peternak yang mengenakan ikat kepala berwarna merah menuntut perbaikan industri perunggasan yang terus bergejolak secara berulang-ulang.

"Kami akan terus menyampaikan tuntutan kami sampai semua diperbaiki," kata salah satu peternak dalam orasinya.

Tuntutan peternak diantaranya meminta perbaikan harga ayam di tingkat peternak, perbaikan harga DOC dan pakan, ketegasan peraturan, pengendalian keseimbangan supply-demand, keadilan pasar, pembubaran tim ahli perunggasan Kementan, hingga pencopotan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan.

"Sudah 10 bulan belakangan kami terus merugi hingga triliunan rupiah. Ini merupakan rapor merah perunggasan nasional. Pemerintah enggak becus mengurus industri ini," timpal peternak lain yang juga melakukan orasi.

Sampai berita ini diturunkan, aksi damai peternak rakyat di depan kantor Kementan masih berlangsung. (RBS)

SURAT EDARAN KEMENTAN TENTANG PELARANGAN PENGGUNAAN COLISTIN PADA HEWAN

I Ketut Diarmita (Foto: Istimewa)


Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, mengeluarkan surat edaran berisikan Pelarangan Penggunaan Colistin pada Hewan. Surat edaran ini ditandatangani Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Drh I Ketut Diarmita MP pada 9 Desember 2019. 

Dalam surat edaran tersebut dinyatakan bahwa Colistin merupakan last drug of choice untuk penyakit infeksi saluran pencernaan dan bakterimia yang disebabkan oleh bakteri multidrugs resistence pada manusia yang dalam penggunaan secara luas berpotensi menimbulkan bakteri resisten. Colistin dalam daftar WHO masuk dalam kelompok Highest Critically Important  Antimicrobials for Human Medicine (WHO) dan dalam daftar OIE masuk kelompok Veterinary Highly Important Antimicrobial Agents (OIE).

Berdasarkan berbagai informasi dan pertimbangan ilmiah, Dirjen PKH, Kementan melarang penggunaan Colistin pada hewan (ternak maupun non-ternak) melalui berbagai rute pemberian, baik secara tunggal maupun kombinasinya.

Selasa (10/12/2019) Infovet telah mengonfirmasi ke Subdit Pengawasan Obat Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan Kementan bahwa surat edaran ini resmi. Berikut ini secara lengkap surat edaran dari Kementan perihal pelarangan Colistin.







DISNAK KABUPATEN SORONG GELAR PASAR MURAH



Pasar murah digelar Dinas Peternakan Sorong (Foto: infopublik.id)

Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sorong, Papua Barat menggelar pasar murah, khususnya kebutuhan akan telur, telur puyuh, daging ayam dan pentolan bakso.

Kegiatan yang berlangsung di pelataran halaman Kantor Bupati Sorong di kilometer 24 Aimas mendapat sambutan baik dari para Aparatur Sipil Negara yang hadir mengikuti apel gabungan Organisasi Perangkat Daerah, Senin (9/12/2019).

Wakil Bupati  Sorong Suka Harjono dalam arahannya, dengan adanya pasar murah ini sebenarnya untuk membantu para pegawai serta masyarakat.

Apalagi menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Natal dan jelang tutup tahun 2019, beberapa kebutuhan pokok secara otomatis akan meningkat seiring dengan permintaan konsumen di pasaran.

Telur ayam dan berbagai jenis barang yang dijual harganya sangat miring dengan harga yang ada di pasar, dimana khusus untuk telur ayam harga dalam kisaran Rp 65.000/ ram.

Adanya kegiatan ini diharapkan dapat meringankan beban dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, khususnya yang ada di Kabupaten Sorong.

Harga telur ayam lokal bervariasi dari petani ternak yang merupakan binaan dari Dinas Peternakan Kabupaten Sorong.

Harga telur per ram tertinggi Rp 50.000 dan terendah Rp 38. 000. Sedangkan telur puyuh Rp 40.000/ram. Untuk ayam beku ukuran satu kilogram lebih Rp 50.000 /ekor. Sementara pentolan bakso (isi 50) seharga Rp 30.000/bungkusnya. (Sumber: infopublik.id)

MENTAN LEPAS EKSPOR PRODUK DAGING AYAM OLAHAN DAN PAKAN TERNAK KE TIMOR LESTE




PT Japfa Comfeed Indonesian Tbk (Foto: Perseroan) 


Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus mendorong ekspor produk pertanian dan peternakan. SYL melepas ekspor produk peternakan berupa daging ayam olahan dan pakan ternak yang dilakukan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk di Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (8/12/2019).

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk mengekspor produk daging ayam olahan dan pakan ternak ke Timor Leste dengan nilai mencapai Rp 506 miliar.

Pelepasan ekspor ini langsung dilakukan SYL bersama Komisaris Utama PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Ito Sumardi dan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.

Kementan akan terus berupaya untuk mendorong ekspor berbagai komoditas pertanian dan peternakan untuk menambah daya saing Indonesia.

Ekspor yang dilakukan PT Japfa membuktikan bahwa kemampuan perunggasan Indonesia sudah dapat memenuhi kebutuhan internasional.

Kebutuhan daging unggas, telur dan produk turunannya seperti Nugget, Bakso masih diminati pasar luar negeri dan Kementan terus mendorong pelaku usaha agar melakukan diversifikasi produk. Telur ayam siap dipasarkan.

Pihaknya berkomitmen untuk mendorong volume ekspor sebanyak tiga kali lipat dalam 5 tahun ke depan dan mendorong perusahaan besar agar bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Saya resmi melepas produk ekspor dari PT Japfa dengan nilai Rp 506 miliar dan kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia merupakan negara pengekspor produk peternakan terbesar,” ujar dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (9/12/2019).

SYL juga berkomitmen untuk mendorong ekspor pertanian karena sangat menjanjikan, di saat ekonomi global yang tidak menentu pasti produk pertanian dan peternakan masih dibutuhkan karena berurusan dengan perut.

Produk pertanian dan peternakan masih mempunyai prospek yang cukup cerah dan termasuk komoditas unggulan.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan volume ekspor produk peternakan pada 2018 sudah mencapai US$ 640 juta atau meningkat 2,42% jika dibandingkan tahun 2017 yang mencapai US$ 625 juta.

Kegiatan ekspor seperti ini harus didorong, jika dilakukan terus menerus maka tidak menutup kemungkinan target peningkatan ekspor sebanyak tiga kali lipat bisa dicapai.

Kementan juga terus mendorong agar industri perunggasan bisa melakukan diversifikasi dan mampu bersaing di pasar dunia.

Di samping itu, Komisaris Utama PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Ito Sumardi mengatakan nilai ekspor sebesar Rp 506 miliar terbilang tinggi untuk kawasan Timur Leste dan permintaan di sana cukup tinggi. Pihaknya juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di dalam negeri dan mendorong ekspor sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo.

“Kami optimistis, kabinet Indonesia maju ini bisa memperlancar bisnis pengusaha dan tentunya kami akan terus ekspor,” ujar dia. Permintaan pasar yang paling utama adalah kualitas produk dan tentunya Indonesia sudah dikenal sebagai produsen unggas terbaik di dunia.Produsen unggas terbaik masih dipegang Brasil dan Australia. (Sumber: investor.id)



ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer