Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

VETVAGANZA 2019 : BUKAN SEKEDAR REUNI


Bertemu dengan kawan lama alias reuni tentunya akan menjadi sesuatu yang menenangkan. Hal inilah yang terjadi di acara Vet Vaganza 2019 lalu di Lapangan IPB Baranang Siang, Bogor (18/8) yang lalu. Acara tersebut merupakan ajang silaturahmi alumni FKH IPB lintas angkatan yang rutin digelar setiap 2 – 3 tahun sekali.

Ketua Panitia drh Dodi Irawan Suparno menghaturkan rasa terimakasihnya kepada semua pihak yang membantu menyukseskan acara ini, ia juga mengapresiasi kepada seluruh angkatan yang telah hadir dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FKH IPB drh Fitri Nursanti Poernomo juga mengatakan bahwa Vet Vaganza sedianya bukan hanya ajang silaturahmi tetapi juga ajang penggalangan dana beasiswa untuk mahasiswa FKH IPB yang tidak mampu.“ Tradisi ini sudah ada sejak dulu, kami hanya meneruskannya. Nantinya harapan kami tradisi ini harus dilanjutkan,” tutur Fitri. Dalam acara tersebut, diserahkan bantuan beasiswa yang terkumpul dari alumni sebesar 120 juta rupiah.

Donasi Beasiswa IKA FKH IPB untuk Mahasiswa FKH IPB

Turut pula hadir Ketua Umum Himpunan Alumni IPB Ir R. Fathan Kamil, menurutnya ajang seperti ini, selain bermanfaat dan menjalin silaturahmi juga menunjukkan bahwa alumni IPB memiliki ikatan yang solid. Hal senada juga dituturkan oleh Dekan FKH IPB drh Srihadi Agung Priyono.

Selain itu acara juga diramaikan oleh penampilan dari klinik musik FKH IPB. Klinik musik merupakan grup musik yang beranggotakan mahasiswa FKH IPB dan cukup populer pada tahun 80-an. Lagu yang dibawakan oleh klinik musik sangat bernuansa kampus, riang, jenaka dan sesekali bernada mengkritik pemerintahan pada masa itu.

Turut memeriahkan acara juga hadir Rektor IPB University, Dr. Arif Satria. Bukan cuma sekedar hadir, orang no.1 di IPB tersebut juga menyumbang lagu dalam Vet Vaganza 2019. Semua yang hadir pun turut mengapresiasi penampilan “Mr. Rektor”. (CR)

PERPADUAN SISTEM PERTAHANAN BUDIDAYA AYAM

Penggunaan kandang closed house mampu menjamin keamanan dan kenyamanan ayam dari berbagai persoalan (cuaca, suhu, iklim) dan serangan penyakit. (Foto: ANTARA)

Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan dua musim, yakni musim hujan dan kemarau, disamping memiliki suhu panas dan kelembaban tinggi, kondisi ini menjadi lahan yang baik bagi perkembangan berbagai macam penyakit ayam, baik yang disebabkan bakteri, virus, parasit ataupun jamur.

Oleh karena itu, peternak ayam di Indonesia perlu lebih jeli dan cerdas dalam mengelola usaha peternakannya dalam menekan resiko serangan berbagai penyakit agar tak menelan kerugian. Untuk meminimalisir serangan penyakit, peternak sejak awal harus sudah menentukan pilihan sistem pertahanan budidaya ayamnya.

Kandang Closed House
Kandang tertutup atau closed house dengan program vaksinasi ketat dan biosekuriti adalah suatu hal penting yang saling berkorelasi dan tidak terpisahkan dalam menekan resiko serangan penyakit terhadap ayam.

Penggunaan kandang closed house mampu menjamin keamanan dan kenyamanan ayam dari berbagai macam persoalan, antara lain cekaman stres (cuaca, suhu, iklim) dan serangan penyakit (meminimalisir kontak dengan organisme lain di sekitar peternakan). Pada closed house, parameter yang memengaruhi pertumbuhan ayam diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan ayam, disamping dapat digunakan untuk meningkatkan produksi dengan efesiensi lahan yang dimiliki.

Bila pada kandang terbuka (open house), ayam yang dapat ditampung... (SA)


Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Agustus 2019.

PEMUTAKHIRAN DAN REGISTRASI OBAT HEWAN MELALUI ONLINE SINGLE SUBMISSION

Portal OSS Ditjennak Pertanian (Sumber: Subdit POH)


Acara Sosialisasi Bidang Obat Hewan Tahun 2019 yang digelar Subdit Pengawasan Obat Hewan (POH) Direktorat Kesehatan Hewan di Ruang Rapat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Jakarta, Senin (19/8) salah satunya menguraikan tata cara registrasi obat hewan melalui sistem Online Single Submission (OSS).

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) POH, Drh Ni Made Ria Isriyanthi PhD didampingi Dameria Melany MSi Apt menjelaskan registrasi obat hewan diarahkan untuk memasuki portal OSS selanjutnya memasukkan berkas penyampaian serta pemenuhan komitmen paling lama satu bulan.

Sesuai dengan Permentan Nomor 40 Tahun 2019, telah dilakukan pemutakhiran aplikasi terkait pendaftaran obat hewan yang mencakup registrasi baru, registrasi ulang serta pengalihan nomor registrasi.

Tahap berikutnya, evaluasi pemenuhan komitmen oleh Ditjen PKH kemudian akan ada pemberitahuan pemenuhan komiitmen yang bisa dilihat di portal OSS.

Persyaratan registrasi baru untuk produk dalam negeri telah memperoleh persetujuan Penilaian Pendaftaran Obat Hewan  (PPOH) serta sertifikat hasil pengujian dari BPPMSOH.

“Ditambah sertifikat Keamanan lingkungan dari KKHPRG untuk produk GMO, kemudian sertifikat CPOHB paling lambat satu tahun sejak ditetapkan nomor registrasi,” terang Ria dalam paparan presentasinya.

Menjadi pembeda dengan registrasi produk dalam negeri adalah adanya point CoO, CoFS, CoR, Certificate of GMP, dan LoA pada aturan pendaftaran produk obat hewan dari luar negeri.

“Sementara registrasi ulang produk luar negeri harus ada surat pernyataan dari pimpinan perusahaan bahwa obat hewan tidak mengalami perubahan secara teknis dan dilampirkan Letter of Appointment dari principal,” lanjutnya.

Proses pengalihan nomor registrasi obat hewan yang merupakan produk dari luar negeri harus ada melampirkan berkas Letter of Termination dan Letter of Appointment dari principal.  

Portal OSS juga menyedian fitur menu pemutakhiran yang terdiri dari pemutakhiran izin usaha obat hewan serta pemutakhiran data obat hewan. (NDV)


PT CARGILL INDONESIA LUNCURKAN PAKAN BEBAS ANTIBIOTIK

Ivan Hindarko saat memaparkan produk terbaru Cargill, Selasa (20/8/2019). (Foto: Infovet/Ridwan)

PT Cargill Indonesia resmi meluncurkan produk pakan untuk ayam petelur terbarunya yang menawarkan nutrisi tepat sesuai kebutuhan ayam dan bebas dari antibiotik.

Country Director PT Cargill Indonesia, Ivan Hindarko, mengatakan, peluncuran pakan ayam petelur ini merupakan seri tertinggi atau platinum yang digadang-gadang mampu menjadi solusi pakan secara menyeluruh.

“Kami meluncurkan Qmax Series yang merupakan seri tertinggi untuk solusi kebutuhan pakan. Kami hadirkan nutrisi dan teknologi terbaik untuk peternak, agar produk yang dihasilkan berkualitas dan tentunya efisien bagi peternak,” kata Ivan dalam konferensi pers yang digelar PT Cargill Indonesia, Selasa (20/8/2019), di Jakarta.

Selain memiliki benefit bagi peternak, lanjut Ivan, produk terbarunya ini bebas dari penggunaan antibiotik pemacu pertumbuhan/AGP yang saat ini sudah dilarang oleh pemerintah, namun masih dapat membantu mengurangi permasalahan kesehatan ayam.

“Kami mematuhi aturan dari pemerintah, inilah yang mendorong kami mengembangkan pakan ternak tanpa antibiotik yang masih dapat mengatasi masalah kesehatan ayam sekaligus meningkatkan produktivitas untuk membantu peternak mencapai hasil optimal,” ungkapnya.

Sebab setelah AGP dilarang, peternak dihadapkan dengan persoalan penyakit dan cost pemeliharaan yang meningkat. “Disini kami memberikan efisiensi bagi peternak sekaligus memberikan kualitas telur yang baik bagi konsumen. Itu sesuai dengan spirit kami, yaitu nutrisi lebih baik untuk hidup lebih baik,” ucapnya.

Sementara, Business Development Manager PT Cargill Indonesia, Adi Widyatmoko, menjelaskan secara detail keunggulan Qmax Series, diantaranya seri Rearing meliputi fase starter, grower dan developer, serta seri Laying untuk fase bertelur.

Dijelaskan, untuk rearing merupakan fase penentu penting dalam menghasilkan pullet berkualitas. Disini program pemberian pakan sesuai genetik ayam akan membantu membentuk fungsi organ pencernaan yang bekerja secara optimal dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, serta mengantarkan pullet siap mencapai target produksi. Sementara seri laying diperuntukan bagi ayam yang siap menginjak fase produksi.

“kami percaya akan nutrisi yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik. Inilah cara kami membantu peternak meningkatkan produktivitas, keberlanjutan dan kesehatan, serta kesejahteraan hewan,” pungkasnya. (RBS)

SOSIALISASI PERMENTAN NOMOR 40 TAHUN 2019



Dirkeswan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa didampingi Kasubdit POH.

Bertempat di ruang rapat lantai 6 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Senin (19/8) digelar Sosialisasi Bidang Obat Hewan Tahun 2019. Acara ini diadakan dalam rangka mensosialisasikan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 40 Tahun 2019 tentang Tata Cara Perizinan Berusaha Sektor Pertanian.

Permentan ini jug berisikan diantaraya pemutakhiran aplikasi terkait pendaftaran obat hewan. Acara ini dihadiri 192 undangan yang terdiri dari pimpinan maupun Registration Officer perusahaan obat hewan (prosuden, eksportir, importir), perwakilan dinas, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), mitra market place, serta pet shop. 

Sosialisasi bidang obat hewan dihadiri 192 undangan. 

Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa PhD mengemukakan acara sosialiasi ini tidak sekadar menjabarkan isi permentan yang baru, namun juga pastinya dilakukan pembinaan.

“Pemerintah berkomitmen sebagai regulator yang juga bersiap mendampingi pelaku usaha obat hewan,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Dirkeswan juga memaparkan data terkini perkembangan obat hewan serta potret kegiatan produksi, ekspor obat hewan, dan impor obat hewan di Indonesia tahun 2019.

Terdapat peningkatan jumlah produsen dan eksportir obat tahun dilihat dari tahun 2015 ke tahun 2018.

“Tahun 2015 terdapat 77 unit usaha eksportir, meningkat 23,4% di tahun 2018 bertambah menjadi 95 unit usaha,” urai Fadjar.

Sementara itu Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pengawasan Obat Hewan (POH) Drh Ni Made Ria Isriyanthi PhD mengatakan Permentan Nomor 40 Tahun 2019 merupakan perubahan dari Permentan Nomor 29 Tahun 2018.

Mengenai izin usaha obat hewan mencakup izin importir, ekportir, produsen, distributor, apotek obat hewan, depo, pet shop, poultry shop, dan toko obat hewan.

Tahapannya, pemohon menyampaikan permohonan izin usaha melalui OSS (Online Single Submission). “Pemenuhan komitmen badan usaha ini maksimal 14 hari kerja serta evaluasi komitmen 14 hari kerja,” jelas Ria. (NDV)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer