Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini pameran peternakan | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Kesuksesan Pameran Peternakan Terakbar Indo Livestock Expo and Forum 2018

Presiden Jokowi saat menghadiri pameran Indo Livestock Expo and Forum 2018, didampingi Vice President PT Napindo Arya Seta (kiri), Mentan Amran (kanan) dan Dirjen PKH Ketut Diarmita (kanan belakang). (Foto-foto: Ridwan)
Menginjak tahun ke-13, perhelatan Indo Livestock Expo and Forum kembali sukses terselenggara. Mengambil tempat di Jakarta Convention Center (JCC), event peternakan terakbar di Indonesia ini dilaksanakan selama tiga hari, 4-6 Juli 2018.

Pemeran kali ini terasa sangat berbeda, sebab orang nomor satu di Indonesia, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan hadir di hari terakhir event untuk memantau seluruh stand peserta pameran Indo Livestock.

Presiden yang seharusnya dijadwalkan hadir pada pembukaan hari pertama ternyata diwakilkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, yang didampingi oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), Don P. Utoyo dan Vice President PT Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara, Arya Seta Wiriadipoera.


Pemberian penghargaan kepada asosiasi bidang peternakan.
Pada saat pembukaan, Arya Seta mengungkapkan kebahagiaannya karena pameran ini diikuti oleh lebih dari 550 peserta dari 40 negara dengan 10 paviliun Negara, diantaranya Indonesia, Amerika, Belanda, Eropa, Inggris, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Tiongkok dan Turki. "Dan ada 22 seminar peternakan dan perikanan, dengan 103 slot presentasi produk yang ditampilkan oleh para peserta. Selain itu, ada pula penampilan UMKM seleksi dari Kemeterian Pertanian. Luas lahan pameran yang dipakai mencapai 12 ribu squre meter gross,” ujar Arya.

Menurutnya, momen ini sangat tepat dimanfaatkan para pengunjung yang terdiri dari berbagai latar belakang, seperti pemerintah, akademisi, profesional, pelaku usaha dan peternak, untuk mencari informasi dan teknologi terkini di bidang peternakan. Forum ini juga menghadirkan platform bisnis untuk membantu peternak dalam memasarkan produk-produknya. “Di sini kita hadirkan platform digital investasi, khusus untuk peternak, semoga bisa lebih bermanfaat dan menjadi solusi yang berguna,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen PKH, Ketut Diarmita, turut menyampaikan sambutannya mewakili Menteri Pertanian. Menurutnya, di era global saat ini, perekonomian akan semakin terbuka dan Indonesia akan lebih terintegrasi dengan pasar dunia. “Keberhasilan pembangunan peternakan yang telah sukses menyentuh pasar ekspor patut kita banggakan. Dan peluang itu masih sangat terbuka lebar,” kata Ketut.

Ia menegaskan, untuk mencapai ekspor, status kesehatan ternak dan keamanan produk menjadi jaminan penting yang harus diperhatikan, sehingga dibutuhkan kerjasama yang erat dan konsistensi yang tinggi. “Untuk memanfaatkan peluang ekspor perlu dukungan seluruh stakeholder terkait, terutama dalam penerapan standar internasional mulai dari hulu hingga hilir untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing. Saya berharap pelaku industri dan peternak bisa saling bersinergi, guna menembus dan memperlancar lalu lintas perdagangan,” tukasnya.

Dihadiri Presiden
Di hari ketiga pelaksanaan Indo Livestock Expo and Forum 2018, Jumat (6/7), seluruh peserta mendapat kabar dari pihak panitia penyelenggara, bahwa orang nomor satu di Indonesia akan menghadiri pameran. Benar saja, sejak pagi penjagaan ketat langsung dilakukan oleh pihak pengamanan kepresidenan.


Jokowi saat meninjau salah satu stand pamer milik peserta.
Seusai solat jumat, panitia penyelenggara didampingi oleh Dirjen PKH langsung bersiap di depan Plenary Hall untuk menyambut kehadiran presiden. Tak mau kalah, para peserta pameran dan pengunjung juga berbondong-bondong memadati tempat tersebut untuk ikut menyambut kedatangan Jokowi sekaligus berfoto-foto mengabadikan momen yang jarang mereka temui.

Kehadiran Presiden Jokowi memang menjadi momen yang ditunggu-tunggu para peserta pameran untuk memperkenalkan produk mereka. Didampingi Vice President Napindo Arya Seta, Dirjen PKH Ketut Diarmita dan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Presiden Jokowi memantau seluruh hall pameran, mulai dari Planery Hall, Assembly Hall, hingga Hall A dan C. Dalam kunjungannya, Jokowi juga meninjau beberapa stand pamer milik peserta dan teknologi peralatan peternakan maupun perikanan yang ditampilkan di Indo Livestock.

“Pameran ini menggambarkan betapa industri peternakan kita berkembang sangat pesat, begitu juga produk pasca penyembelihan (produk olahan) seperti nugget, sosis, yang mulai masuk pasar ekspor. Saya kira ini sebuah loncatan dari industri peternakan yang kita harapkan bisa menjadi lebih baik lagi, karena banyak orientasinya untuk keluar (ekspor),” ujar Jokowi saat bertemu dengan rekan-rekan pers.


Presiden Jokowi saat menemui wartawan.
Dengan semakin berkembangnya industri peternakan, kata dia, masih banyak peluang yang tentunya bisa semakin dimanfaatkan. “Seperti salah satunya kita lihat ada peternakan ayam kampung yang satu bulan bisa memproduksi 100 ribu DOC, itu gede sekali, dulu kita perkirakan bahwa ayam kampung akan hilang, ternyata tidak. Produk ayam kampung saat ini semakin banyak. Di pameran ini banyak juga ditampilkan produk luar maupun dalam negeri yang mulai memperkenalkan peralatan-peralatan modern, baik dari industri peternakan maupun perikanan. Masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan,” ucapnya. Usai menemui wartawan, Presiden Jokowi langsung meninggalkan lokasi pameran.

Pemberian Penghargaan
Pameran Indo Livestock Expo and Forum semakin lengkap dengan dilaksanakannya pemberian penganugerahan Indonesian Livestock Award 2018 dan penghargaan bagi peserta pameran.

Pemberian Indonesian Livestock Award 2018 yang bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) menampilkan dua kategori, yakni Indonesian Poultry Biosecurity Award 2018 (Nastiti Budidaya Satwa Nugraha) dan Indonesian Livestock Exporter Award 2018 (Mancanegara Satwa Nugraha). Berikut pemenangnya:


Kategori Indonesian Poultry Biosecurity Award 2018:
Broiler Closed House : Peternakan Indra Jaya, Kemang, Bogor
Broiler Open House : Peternakan Tunas Muda Sakti, Serang, Banten
Layer Closed House : Peternakan Sawo Jaya, Mojokerto, Jawa Timur
Layer Open House         : Peternakan Karang Suko, Malang, Jawa Timur
Budidaya Ayam Lokal : Peternakan Sumber Unggas Indonesia

Penerima Indonesia Poultry Biosecurity Award 2018.
Kategori Indonesian Livestock Exporter Award 2018:
Obat Hewan Golongan Biologik : PT Medion
Obat Hewan Golongan Feed Additive dan Feed Supplement   : PT Cheil Jedang
Produk Olahan Hasil Ternak : PT Charoen Pokphand Indonesia
Komoditas Ternak : PT Indotirta Suaka

Penerima Penghargaan Indonesian Livestock Exporter Award 2018 bersama panitia (YAPPI).
Sementara untuk peraih award stand pamer dari PT Napindo Media Ashatama, berikut daftar pemenangnya:
Best Stand Performance : 1st PT Charoen Pokphand Indonesia
                : 2nd PT Medion
                : 3rd PT Mensana Aneka Satwa
Best Stand Design : 1st PT Malindo Feedmill
                : 2nd PT Farmsco Feed Indonesia
                : 3rd PT Ceva Animal Health Indonesia
Unique Stand Design : 1st Kementerian Pertanian
                : 2nd PT Tekad Mandiri Citra
                                                : 3rd PT Zoetis Animalhealth Indonesia

Kampanye Gizi
Sejak tahun 2008, PT Napindo selaku penyelenggara Indo Livestock Expo and Forum secara konsisten melakukan sosialisasi peningkatan gizi lewat protein hewani Susu, Daging, Telur dan Ikan (SDTI).


Gerakan minum susu bersama (Dari kiri:) Arya Seta,
Ketut Diarmita, Musdhalifah Machmud dan Don P. Utoyo.
“Kita komitmen untuk lebih mengedukasi, melakukan penyuluhan di beberapa daerah dan sekolah untuk mengonsumsi protein hewani,” kata Arya Seta. Hal tersebut didasari oleh masih kurangnya masyarakat yang peduli akan pentingnya protein yang bersumber dari hewan.

Menurut Humas PT Napindo, yang juga Koordinator SDTI, Endah Wibowo, pihaknya banyak melakukan kegiatan yang mengajak masyarakat untuk lebih concern terhadap protein hewani dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat.

“Kita banyak lakukan sosialisasi pentingnya konsumsi SDTI, seperti kegiatan seminar, talkshow, games dan lain sebagainya. Karena dengan meningkatnya konsumsi protein hewani ikut menggerakkan roda perekonomian, selain membantu peternak tumbuh dan berkembang,” ujar Endah.


Keceriaan anak-anak sekolah dasar
yang ikut gerakan minum susu bersama.
Pada saat pembukaan Indo Livestock, seluruh stakeholder dan peserta yang hadir melakukan gerakan minum susu bersama sebagai bentuk simbolis kampanye SDTI. Gerakan ini merupakan kesatuan dari rangkaian acara SDTI yang dilakukan secara berkesinambungan oleh PT Napindo setiap tahunnya. “Kami sangat komitmen untuk terus mengadakan kampanye SDTI ini,” pungkasnya. (RBS)

Ada yang Baru di Indo Livestock Expo & Forum 2018

(Dari kiri): Devi Ardiatne, Ketua FMPI Don P. Utoyo dan Setya Winarno, saat jumpa pers jelang Indo Livestock Expo & Forum 2018, Senin (2/7) di Senayan. (Foto: Ridwan)
Pameran industri peternakan dan kesehatan hewan terbesar di Indonesia, yakni Indo Livestock Expo & Forum 2018 siap dihelat selama tiga hari mulai 4-6 Juli, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

Gelaran akbar yang sudah memasuki usia ke-13 ini akan menampilkan sesuatu yang baru dan berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu pemberian penghargaan bagi para pelaku/usaha peternakan dengan kategori penerapan biosekuriti (Indonesian Poultry Biosecurity Award) dan kategori eksportir (Indonesian Livestock Exporter Award). 

Award tersebut didasari dari resminya pelarangan AGP (Antibiotic Growth Promotor) dan koksidiostat yang membuat performa ternak di kandang tradisional/terbuka (open house) turun. Dan salah satu gerbang utamanya untuk mengatasi itu adalah penerapan biosekuriti,” ujar Setya Winarno, pengurus Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI), saat jumpa pers jelang Indo Livestock Expo & Forum 2018, Senin (2/7).

Ia menambahkan, penilaian penghargaan tersebut dilakukan kepada peternak unggas yang menggunakan kandang broiler closed house dan open house, layer closed house dan open house, serta ternak ayam lokal. “Ada 60 lebih peternak yang mengajukan diri untuk dilakukan verikasi terhadap upaya biosekuriti yang sudah mereka lakukan,” katanya. 

Sementara untuk eksportir award, lanjut dia, ada delapan penilaian/parameter yang dilakukan, meliputi nilai ekspor, keberlanjutan ekspor, serapan tenaga kerja, jumlah dan klasifikasi negara tujuan, inovasi produk, kandungan bahan lokal, pemenuhan pasar dalam negeri dan prestasi yang diperoleh.

“Ekspor yang diverifikasi adalah ekspor obat hewan golongan biologic, feed additive/supplement, produk olahan ternak dan komoditas ternak. Ekspor menyangkut hubungan peternakan secara luas, kita fokuskan ke situ dulu,” ucapnya.

Vice President Napindo Arya Seta, Ketua PDHI Heru Setijanto
dan Dirjen PKH Ketut Diarmita saat pembukaan Indo Livestock tahun
lalu di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Ridwan)
Selain kedua award tersebut, event tahunan yang diselenggarakan PT Napindo Media Ashatama ini akan menampilkan inovasi, teknologi dan informasi terbaru di bidang peternakan, pakan ternak, perikanan dan beragam kegiatan ekspor. “Lebih dari 560 peserta pameran dari 40 negara hadir, dengan 10 paviliun negara, yaitu Indonesia, Amerika, Belanda, Eropa, Inggris, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Tiongkok dan Turki,” kata Devi Ardiatne, Project Manager Napindo.

Mengambil tempat di Hall A, Hall C, Plenary Hall dan Assembly Hall JCC, pengunjung akan disajikan dengan beragam kegiatan-kegiatan menarik. “Ada 22 seminar peternakan dan perikanan, dengan 103 presentasi produk (life demo). Kami juga banyak menampilkan UMKM seleksi dari Direktorat Jendeal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, untuk menampilkan produk hasil ternak dan olahan ternaknya guna membantu memperluas jaringan mereka,” jelas Devi.

Mengusung tema “Protein Hewani Sumber Kedaulatan Pangan Indonesia dalam Rangka Meningkatkan Pasar Global”, Indo Livestock Expo & Forum 2018 juga konsisten mengampanyekan peningkatan konsumsi dan edukasi gizi melalui protein hewani Susu, Daging, Telur dan Ikan (SDTI) kepada masyarakat. 

Dukungan stakeholder peternakan
di Indo Livestock Expo & Forum. (Foto: Ridwan)
Dengan dukungan dari pemerintah, stakeholder dan asosiasi terkait di bidang peternakan, expo ini akan menjadi solusi dan platform bisnis yang tentunya sangat menarik untuk dikunjungi. Bagi masyarakat yang ingin mengunjungi Indo Livestock Expo & Forum 2018 tidak dipungut biaya alias gratis. “Jangan sampai terlewatkan, karena banyak informasi dan kegiatan penting di sini, khususnya untuk industri peternakan, baik dalam negeri dan luar negeri,” pungkas Devi. (RBS)

ILDEX INDONESIA 2017 WADAH PERKEMBANGAN INDUSTRI PETERNAKAN

Dari ki-ka: Nino Gruettke, Tri Hardiyanto, Fini Murfiani dan Don P. Utoyo
melakukan peresmian simbolis pembukaan ILDEX Indonesia 2017.
Untuk ketiga kalinya International Livestock Dairy Meat Processing and Aquaculture Exposition (ILDEX) Indonesia kembali diselenggarakan pada 18-20 Oktober 2017, di Hall D1-D2 Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta. Event dua tahunan ini menjadi platform bisnis dan transaksi yang tepat bagi para individu di industri peternakan.
Dalam acara pembukaan yang berlangsung pada Rabu (18/10), Managing Director VNU Exhibitions Asia Pasific Co. Ltd, Nino Gruettke, mengatakan, pihaknya terus memfokuskan kegiatan ini khususnya di Indonesia yang memiliki peluang besar untuk industri peternakan. Tak heran perkembangan ILDEX kali ini jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. “Terlihat ada perkembangan besar di ILDEX kali ini dalam hal ukuran dan jumlah pengunjung,” ujar Nino.
Ia menyatakan, jumlah peserta yang ikut berpartisipasi turut mengalami peningkatan sebanyak 48%, kemudian ruang pameran berhasil terjual 100% dengan beberapa perusahaan memperbesar area pameran sebanyak 50%. Adapun 230 peserta dari 34 negara, dua paviliun Internasional dari Tiongkok (24 perusahaan) dan Korea Selatan (6 perusahaan dan paviliun baru dari Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (KPIS)), dan dihadiri oleh sekitar 8.000 pengunjung dari 13 negara termasuk Indonesia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, Filipina, Malaysia, India, Sri Lanka, Taiwan, Turki, dan lain-lain ikut memadati ILDEX Indonesia 2017.
Seluruh stakeholder industri peternakan dan kesehatan hewan
bersama-sama mengkampanyekan peningkatan konsumsi daging ayam yang bergizi.
Sementara, Komisaris Utama PT Permata Kreasi Media, Tri Hardiyanto, menambahkan, gelaran ILDEX kali ini menjadi barometer perkembangan industri peternakan di Indonesia, karena menampilkan informasi dan teknologi yang inovatif dan variatif. “Sehingga diharapkan ILDEX menjadi ajang bertukar informasi dan teknologi seputar peternakan yang secara langsung berpengaruh terhadap konsumsi protein hewani, dan ILDEX menjadi kontribusi utama industri peternakan di Indonesia,” kata Tri.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani, yang mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Menurutnya, dengan diselenggarakannya pameran ini, dapat menjadi wadah interaksi yang baik dalam hal transaksi bisnis dan informasi industri peternakan di Indonesia. “Agar wawasan industri peternakan dan kesehatan hewan, serta pengolahan hasil peternakan di Tanah Air ini dapat terus meningkat,” harapnya.

Peraih Indonesia Poultry Veterinary Award 2017,
Drh Eko Prasetyo, Drh Irawati Fari dan Prof Drh Wayan Teguh Wibawan.
Pemberian Penghargaan
Usai sambutan beberapa stakeholder peternakan, ILDEX Indonesia juga mempersembahkan penghargaan spesial INPOVA (Indonesia Poultry Veterinary Award) 2017, bagi para insan di bidang kedokteran hewan dengan tiga kategori.
Kategori pertama “Veterinary Business Management Award” jatuh kepada Presiden Direktur PT Novindo Agritech Hutama, sekaligus Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Drh Irawati Fari. Untuk kategori kedua “Veterinary Poultry Health Scientist Award” diberikan kepada Prof Dr Drh Wayan Teguh Wibawan dari Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kategori ketiga “Veterinary Poultry Technical & Consultancy Award” disematkan kepada Drh Eko Prasetyo dari Tri Group Bogor.
Kemudian ada pula pemberian penghargaan ISPI Award 2017 dengan kategori peternak atau organisasi pelestari plasma nutfah yang diberikan kepada Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI), Ir Yudi Guntara Noor dan Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli), Ade M. Zulkarnain.
Peraih ISPI Award 2017, Ir Yudi Guntara Noor dan Ade M. Zulkarnain,
keduanya memegang piala penghargaan.
Selain penghargaan bagi individu, dihari terakhir penyelenggaraan ILDEX Indonesia 2017, juga diberikan penghargaan bagi para peserta pameran baik itu dari perusahaan maupun asosiasi dengan empat kategori. Diantaranya, kategori “The Best Performance” diberikan kepada JAPFA Comfeed Indonesia, Biochem dan Ceva Animal Health Indonesia, kemudian kategori “The Favorite Stand” jatuh kepada PT Romindo Primavetcom, PT DSM Nutritional Products Indonesia dan Big Dutchman, lalu kategori “The Inspiring Stand” dimenangkan oleh Bredson, Gemilang Group dan CJ Indonesia, serta kategori “The Most Unique Stand” diperoleh FAO Ectad.

Kegiatan ILDEX
Selain memberikan penghargaan, ILDEX Indonesia 2017 menampilkan banyak kegiatan menarik yang tentunya sayang untuk dilewatkan. Diantaranya, memperkenalkan edisi perdana ABC Challenge Asia 2017, yakni konferensi untuk pemangku kepentingan yang terlibat di bidang peternakan dan kesehatan hewan dalam memastikan konsumen di negara Asia mendapatkan daging unggas yang aman dan berkualitas baik. Konferensi tersebut merupakan rangkaian ILDEX 2017 yang dilaksanakan sehari sebelumnya, Selasa (17/10), di Hotel JW Marriot, Jakarta, dengan menghadirkan 30 pembicara internasional dari 40 topik seminar teknis.
Keceriaan di stand FAO saat menerima penghargaan “The Most Unique Stand”.
Selain itu, selama tiga hari kegiatan ILDEX Indonesia 2017 juga diisi dengan seminar teknis soal penyakit, antibiotik, maupun produk termutakhir yang disajikan oleh perusahaan dan organisasi/asosiasi terkait, dengan lebih dari 40 seminar teknis yang menampilkan 30 lebih pembicara profesional di bidangnya.
Selamat atas terselenggaranya pameran ILDEX Indonesia 2017 yang menjadi wadah penting untuk perkembangan industri peternakan di Indonesia. Jangan lewatkan event berikutnya pada Oktober 2019 mendatang. (RBS)

JAMBORE PETERNAKAN NASIONAL 2017


Dari Dialog Interaktif Pemenang Indolivestock Services Award : Para Pemenang Silakan Narsis

"Di Forum dialog interkatif ini para pemenang Indolivestock Award silakan narsis dan sombong. Segala kerja keras dan inovasi para pemenang silakan diungkapkan di forum ini agar kita semua saling belajar. Para pemenang juga tidak boleh menyimpan rahasia suksesnya. Itu bukan mental pemenang".

Prof Muladno saat memberi sambutan
Demikian diungkapkan oleh Prof. Dr. Muladno, mantan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang juga penasehat Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) saat memberikan sambutan pada acara Dialog Interaktif dengan Para Pemenang Indolivestock Services Award 2017 di Grand City Convex Surabaya,  arena Indolivestock Expo 2017, Rabu 17 Mei 2017.

Acara yang mengangkat tema " Bersinergi Mendulang Sukses" ini dihadiri para utusan Pemda Pemenang Indolivestock Services Award, para wartawan media peternakan serta pengunjung pameran Indolivestock expo & Forum yang berlangsung 17-19 Mei 2017. Saran unik yang disampaikan oleh Muladno ini didasari oleh banyaknya karya di daerah yang tidak diketahui publik. "Budaya kita enggan mengungkap prestasi dan karya terbaik, sehingga masyarakat tidak tahu bahwa para kepala dinas di daerah sudah bekerja keras untuk membangun daerahnya," ujar Muladno.

Infovet - Gallus Tour & Travel, Selenggarakan Tour VIV Asia 2017 Bangkok

Pameran peternakan internasional terbesar di Asia, VIV ASIA 2017 , akan kembali digelar di Bangkok, Thailand pada tanggal 15-17 Maret 2017 yang berlokasi di hall pameran Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC).

Pameran ini menampilkan berbagai teknologi terkini di bidang industri unggas, babi, sapi, serta akuakultur. Bahkan tahun ini industri pet animal juga ikut bergabung dalam VIV Asia 2017. Pameran ini sangat bermanfaat sebagai referensi bagi peternak, pengusaha, dan pelaku usaha lainnya dalam industri peternakan dan Akuakultur baik di pusat maupun daerah untuk mengembangkan industri peternakan dan perikanan Indonesia.

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer