![]() |
Harga jual ayam dibawah harga kesetimbangan atau BEP ( Foto: Antara) |
Sudah satu bulan atau satu kali siklus panen, Asep Nana (50)
tidak memasukkan bibit ayam ke kandang. Peternak ayam di wilayah Cipaku ini
mengambil tindakan tersebut untuk mengurangi kerugian ayam yang lebih besar.
Seperti diberitakan oleh laman pikiranrakyat.com, sebagian peternak di wilayah Tatar Galuh Ciamis terpaksa menunda memasukkan bibit ayam ke kandang. Pantauan di wilayah Cipaku, hari ini Selasa (4/9/2018), setidaknya ada dua peternak yang sejak satu siklus musim panen sekitar satu bulan tidak memasukkan bibit ayam ke dalam kandang. Meski dikosongkan, peternak tetap merawat kandang ayam.
Hal itu terlihat dari peralatan seperti tempat pakan atau
ransum serta tempat air yang ditata rapih dan bersih. Beberapa peralatan
lainnya yang digunakan untuk pemanas juga dijajarkan di luar kandang. Selain
itu kondisi lantai yang masih berupa tanah juga terlihat bersih dan kering.
Dedi, peternak ayam yang tinggal
tidak jauh dari kandang ayam milik Asep mengemukakan hal serupa. Saat ini dia juga memilih belum
memasukkan bibit ayam ke dalam kandang, dengan alasan menunggu kondisi kembali
stabil.
Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Otong
Bustomi mengatakan saat ini peternak ayam tengah merugi. Alasannya harga jual
ayam dibawah harga kesetimbangan atau break
even point (BEP).
“Harga atau biaya operasional lebih tinggi dibandingkan
harga jual, otomatis peternak rugi. Pertanyannya sampai kapan kondisi ini akan
berakhir atau sampai kapan kemampuan peternak bertahan,” ujarnya. ***