Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Telur Infertil | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TELUR INFERTIL, BISA HEMAT BIAYA JADI TAMBAHAN PAKAN

Telur infertil ternyata bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan. (Foto: Istimewa)

Banyak cara yang dilakukan peternak ayam, khususnya peternak skala kecil untuk menambahkan nutrisi pada pakan ayam peliharaanya. Ada yang menggunakan aneka rempah, dedaunan, dan lainnya sebagai pakan tambahan. Setiap peternak dipastikan akan berusaha agar pengeluaran biaya pakan lebih hemat.

Pola pemberian pakan tambahan dengan menggunakan bahan-bahan non-pabrikan, lazimnya dilakukan para peternak ayam buras, baik ayam kampung biasa, ayam KUB (Kampung Unggulan Balitnak), ayam Joper, dan varian lainnya. Sementara untuk peternak ayam ras broiler maupun ras petelur, umumnya mereka menggunakan pakan pabrikan.

Jika ada peternak ayam yang memberikan pakan tambahan berupa limbah tahu (ampas tahu), itu sudah banyak yang melakukan. Tapi bagaimana jika pakan tambahan yang diberikan berupa telur ayam yang dihasilkan dari kandang ayam yang sama? Amankah?

“Aman. Dari pengalaman saya selama ini tidak ada masalah. Saya sering memberikan pakan tambahan untuk ayam Joper dan KUB saya pakai telur-telur yang gagal menetas atau infertil,” tutur Zulkarnaen Nasution, peternak ayam kampung mandiri di Kota Asahan, Sumatra Utara, kepada Infovet.

Kendati demikian, dengan diberi pakan telur dari kandang yang sama, apakah tidak memunculkan sifat kanibal pada ayam? Karena ayam memakan bagian yang dikeluarkan dari dirinya sendiri. Menurut zulkarnaen hal itu tidak terjadi. “Saya sudah praktikkan bertahun-tahun dan aman-aman saja,” sebutnya.

Zulkarnaen adalah peternak ayam kampung jenis KUB dan Joper. Usaha peternakannya dimulai sejak empat tahun lalu. Masih tergolong baru, namun omzet dan keuntungan yang dinikmati tergolong besar. Masih sedikitnya peternak yang ada di daerahnya, menjadikan aparatur sipil negara (ASN) ini leluasa mengembangkan usahanya karena minim persaingan.

Usaha ternak yang dijalani Zulkarnaen tergolong mandiri. Ia tak hanya memiliki kandang pembesaran, tetapi juga usaha penetasan. Bahkan, belakangan ia merambah ke penjualan telur yang siap tetas (fertil). Pelanggannya tak hanya berasal dari Kota Asahan, tapi juga dari luar kota.

Di lahan pekarangan yang cukup luas di belakang rumahnya, Zulkarnaen memiliki lebih dari 10 kandang indukan. Satu kotak kandang berisi lima indukan betina dan satu pejantan. “Alhamdulillah, selain panen ayam kampung pedaging, bisa panen telur tetas juga,” ujarnya.

Dengan jumlah indukan 100 ekor, dalam sehari produksi telur fertil antara 50-60 butir. Sebagai peternak yang tak mau merugikan pelanggan atau mitranya, Zulkarnaen memberikan garansi 85% telur menetas. Artinya, jika telur yang diserahkan kepada mitra hanya menetas 75%, maka selisihnya yang 10% akan diganti.

“Jadi, misalnya orang beli 100 butir, maka yang digaransi adalah 85 butir benar-benar dibuahi oleh pejantan. Tentu saja dengan catatan mesin tetasnya bagus dan tidak bermasalah,” ucap dia.

Pakan Tambahan
Sebagian telur tetasnya di masukkan ke dalam mesin tetas dan sebagian lagi dikemas untuk dikirim para pemesannya. Untuk mengirim telur, Zulkarnan ekstra hati-hati dalam pengemasannya. Mengemas telur sangat berbeda dengan mengemas produk lain.

“Harus sangat hati-hati, karena telur mudah pecah. Makanya setiap 100 butir telur yang dikirim, saya kasih lebihan dua butir untuk jaga-jaga jika ada yang pecah selama pengiriman,” ungkapnya.

Sementara untuk yang akan ditetaskan, telur-telur yang sudah dibersihkan masuk ke dalam mesin tetas. Seperti biasa, di hari keempat Zulkarnaen melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam serat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi oleh sperma ayam pejantan. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada serat warna merah, dikeluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi oleh sperma pejantan dan tidak dapat ditetaskan.

Telur-telur yang gagal tetas akan dipisahkan. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Zulkarnaen memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” katanya.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnaen juga mencampur dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Cara ini tentu saja akan mengurangi biaya pakan untuk ayam-ayam di kandangnya.

“Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Peternak ini mengaku tak tahu persis berapa nilai penghematannya setelah memanfaatkan telur-telur infertil sebagai pakan tambahan indukan pejantan miliknya. Yang pasti, asupan nutrisi untuk pejantan indukan terpenuhi dan ayam-ayamnya tergolong sehat.

“Sampai saat ini saya tidak pernah hitung berapa persentase penghematannya. Yang penting begitu ada telur yang gagal tetas, saya olah jadi puding untuk pakan tambahan ayam indukan,” ujarnya.

Pahami Arti Infertil
Bagi para peternak pemula, sebutan telur fertil dan infertil masih terdengar asing. Pemahaman jenis telur fertil dan infertil ini penting dimiliki oleh para peternak, khususnya peternak pemula, agar terhindar kerugian yang terlalu besar.

Untuk para peternak pemula yang memilih membeli telur fertil, sebaiknya perlu memahami lebih dulu istilah telur fertil dan infertil. Kalau telur fertil mudah dipahami, yakni telur yang dibuahi oleh ayam pejantan dan kemungkinan besar bisa menetas.

Lalu, apa itu telur infertil? Bagi peternak pemula, bisa mengecek laman Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Di laman ini dijelaskan secara rinci tentang telur infertil. Secara definisi, telur infertil bisa dikatakan telur yang tidak mengalami pembuahan (fertilisasi) oleh sel sperma dari ayam jantan.

Infertilitas bisa juga disebut sebagai kemandulan, yaitu istilah dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk. Ada dua jenis telur infertil yang dibedakan berdasarkan asal sumber telurnya.

Jenis telur infertil yang pertama yaitu telur infertil bersumber dari ayam ras petelur atau layer komersial hasil budi daya atau telah lazim disebut telur konsumsi. Bukan telur hasil pembibitan, dalam pemeliharaannya tidak dicampur dengan pejantan. Telur ini merupakan telur infertil yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta tidak dicirikan oleh warna cangkang tertentu. Warna cangkang atau kerabang telur dari semua strain ayam layer yang dibudidayakan di Indonesia umumnya cokelat. Warna kerabang sendiri dipengaruhi deposit pigmen induk selama proses pembentukan telur dan ditentukan oleh genetik ayam.

Sedangkan telur infertil jenis kedua yaitu telur infertil hasil dari breeding farm ayam ras. Telur infertil ini adalah telur tetas atau hatching egg (HE) yang tidak dibuahi oleh sel sperma dari ayam jantan. Pembuahan telur HE melalui inseminasi buatan (IB) atau pencampuran dengan pejantan dalam pemeliharaannya. Telur infertil ini merupakan ayam ras yang telah melewati masa inkubasi 18 hari (dalam mesin setter/inkubator).

Dengan menguasai informasi ilmiah ini, para peternak pemula bisa lebih cermat dan hemat dalam pemberian pakan kepada ternak ayamnya. Meski angka penghematannya tak terlalu besar, setidaknya tidak ada kata mubazir dengan memanfaatkan telur infertil untuk pakan tambahan ternak. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

TELUR YANG SUDAH MENGINAP MESIN TETAS DIKONSUMSI, AMANKAH?

Terlur infertil dalam keadaan segar masih layak konsumsi, namun dilarang diperjual-belikan secara umum. (Foto: Dok. Infovet)

Telur infertil menjadi tidak sempurna dan busuk jika berada dalam suhu yang tidak cocok. Apakah telur ini masih boleh dikonsumsi?

Sugianto salah satu peternak tampak sibuk mengecek satu per satu telur ayam petelur yang sudah dimasukkan ke dalam mesin tetasnya. Dengan menggunakan lampu pijar yang berada di bagian atas mesin tetas otomatis, peternak ini meneropong dengan teliti seluruh telur.

Telur-telur tersebut sudah empat hari berada di mesin tetas berkapasitas 100 butir. Seperti biasa, di hari keempat Sugianto melakukan pengecekan kualitas telur, memastikan semua telur tersebut layak tetas (fertil) atau tidak (infertil).

Dengan menggunakan lampu pijar, telur yang tampak kemerahan dan ada semacam semburat berwarna merah (menyerupai bentuk akar tanaman) di dalam telur dimasukkan kembali ke dalam mesin tetas. Telur-telur tersebut dipastikan sebagai telur fertil atau telur yang dibuahi. Telur ini dipastikan bisa ditetaskan dengan baik.

Sedangkan telur yang tampak terang dan tak terlihat ada semburat warna merah di keluarkan dari mesin tetas. Beberapa telur yang infertil segera dipisahkan di keranjang. Telur infertil merupakan telur yang tidak dibuahi dan tidak dapat ditetaskan.

Karena baru empat hari di ruang mesin tetas, Sugianto lantas memasak telur-telur tersebut. Saat dipecahkan, kuning telur tampak masih utuh bulat. “Ini masih layak konsumsi, karena kuning telurnya masih utuh. Saya bikin telur mata sapi. Tapi kalau ada telur yang bagian kuningnya bercampur dengan bagian putihnya, langsung saya buang, karena biasanya sudah mulai busuk,” ujarnya.

Apa yang dilakukan Sugianto kemungkinan juga dilakukan para peternak lain. Telur infertil yang sudah empat hari masuk ke mesin tetas, belum mengalami perubahan komposisi kuning dan putih telurnya. Artinya telur masih aman untuk dikonsumsi. Sebab itu, banyak para peternak yang tak membuang telur yang baru empat hari berada di dalam mesin tetas.

Namun demikian, ada juga peternak yang memanfaatkan telur infertil yang sudah empat hari di mesin tetas sebagai sumber protein ayam indukan pejantan. Zulkarnain Nasution misalnya, peternak mandiri ayam kampung di Kota Asahan, Sumatra Utara, mengolah telur-telur infertil menjadi puding. Bukan untuk dimakan, tapi diberikan kepada ayam indukan pejantan. “Ini bisa jadi sumber protein yang bagus untuk ayam pejantan,” ujarnya kepada Infovet.

Selain telur infertil yang masih bagus, Zulkarnain juga membaurnya dengan telur yang sudah bercampur bagian kuning dan putihnya. Langkah ini tentu akan mengurangi biaya pakan. “Saya kan peternak, kalau jumlah telurnya yang infertil terlalu banyak enggak mungkin dimakan semua. Makanya sebagian saya jadikan puding dan dikasih ke ayam pejantan. Ayamnya lebih sehat,” ungkapnya.

Karakteristik Telur Infertil 
Masalah telur fertil dan infertil sempat menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Persoalan telur tetas yang kemudian dinyatakan sebagai infertil tak hanya menjadi masalah para peternak rakyat, namun juga peternak skala industri. Bisa dipahami, dalam skala besar jika jumlah telur tak layak jual akan menjadi beban kerugian perusahaan.

Di level industri, telur infertil merupakan telur yang berasal dari perusahaan pembibitan ayam broiler, yang tidak menetas atau memang sengaja tidak ditetaskan. Telur ini biasa disebut juga dengan telur HE (hatched egg) yang tidak layak dijual sebagai telur konsumsi, karena rentan menjadi tempat pertumbuhan jamur dan bakteri, sehingga menyebabkan telur cepat membusuk.

Telur ini sebenarnya bisa menetas dan menjadi anak ayam jika disimpan dalam suhu yang cocok. Namun, jika disimpan dalam suhu yang tidak cocok, pertumbuhannya tidak akan sempurna, sehingga menyebabkan telur pada akhirnya akan mati dan membusuk. Lantas, apakah telur ini layak dikonsumsi?

Telur infertil boleh dikonsumsi asal bebas bakteri. Telur infertil dan telur biasa memiliki perbedaan yang hanya bisa dilihat dengan cara meneropongnya guna melihat apakah di dalam telur terdapat embrio atau tidak. Bukan itu saja, telur infertil juga memiliki karakteristik berupa bercak tidak sempurna berwarna putih pada bagian kuning telur, yang berukuran sekitar dua milimeter. Untuk melihatnya secara gamblang, harus memutar kuning telur di permukaan tangan secara perlahan.

Dalam laman situs Kementerian Pertanian, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan penjelasan bahwa berbeda dengan telur infertil, telur biasa memiliki bercak yang bernama blastoderm yang berukuran lebih besar, yaitu sekitar 4-5 milimeter.

Pada dasarnya, mengonsumsi telur infertil tidak berbahaya, selagi telur masih dalam keadaan segar dan belum membusuk. Jika dibandingkan dengan telur biasa pun kandungan gizinya akan sama, karena keduanya memiliki kandungan protein tinggi. Yang membedakan keduanya adalah ada atau tidaknya sperma di dalamnya.

Bukan itu saja, telur ayam juga mengandung lemak dan berbagai macam vitamin, seperti vitamin A, B, D dan E. Selain itu, telur ayam juga mengandung berbagai mineral baik untuk tubuh, seperti zat besi, fosfor, selenium dan asam amino lengkap. Jadi, telur infertil aman dikonsumsi selagi masih segar dan bebas bakteri.

Kendati demikian, pemerintah mengeluarkan larangan dalam memperjual-belikan telur infertil. Hal tersebut diatur melalui Permentan No. 32/Permentan/PK.230/2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Melalui peraturan tersebut, para pengelola usaha dilarang memperjual-belikan telur untuk dikonsumsi secara umum, karena dikhawatirkan bahayanya.

Sekali lagi, Edukasi
Telur infertil yang tak jadi lanjut ke proses penetasan dan hanya menginap empat hari di mesin tetas, bisa dikonsumsi. Asalkan antara kuning telur dan bagian putihnya belum bercampur, kualitas telur masih aman dan layak dimakan. Telur-telur ini tetap bisa menjadi sumber protein hewani.

Menggalakkan konsumsi telur di tengah masyarakat juga perlu dilakukan. Selain harga terjangkau, kandungan sebutir telur sangat menopang kesehatan tubuh, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) yang digelar setiap tahun menjadi momentum tepat untuk makin mempopulerkan konsumsi telur dan daging ayam.

Untuk konsumsi daging ayam memang terlihat lebih menonjol di masyarakat. Banyaknya kedai ayam goreng dan masakan berbahan baku daging ayam menjadi salah satu indikatornya. Namun untuk konsumsi telur masih perlu ditingkatkan.

Edukasi konsumsi telur ayam kepada anak-anak yang paling efektif adalah melalui para dokter anak di berbagai layanan kesehatan. Sebab, biasanya apa saja yang dikatakan dokter akan dipatuhi pasiennya. Edukasi melalui dokter juga cukup efektif mengurangi maraknya mitos-mitos seputar efek buruk konsumsi telur pada anak balita.

Hanya saja, hingga sekarang masih ada dokter anak yang justru menyarankan pasiennya (anak balita) untuk tidak mengonsumsi telur karena berisiko alergi yang berlebihan. Pemahaman sebagian dokter yang seperti ini, kemudian berkembang menjadi mitos yang berdasar di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.

Para dokter anak yang masih menganut pemahaman tersebut sudah selayaknya segera diluruskan. Menurut dr Triza Arif Santosa, dokter spesialis anak ini menjelaskan kekhawatiran munculnya bisul pada anak bukan semata-mata karena mengonsumi telur. Diakui, memang ada beberapa anak yang alergi terhadap telur. “Tapi bukan semata-mata karena konsumsi telur lalu keluar bisul,” ujarnya.

Ahli gizi ini menjelaskan, pemberian telur satu butir setiap hari pada bayi usia 6-9 bulan dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan stunting. Penelitian dari Washington University, bayi-bayi mulai usia 6-9 bulan yang diberikan satu butir telur setiap hari, kadar kolin dan DHA-nya lebih tinggi dibanding bayi-bayi yang tidak diberikan telur.

Dengan penjelasan detail dan ilmiah dari Triza ini sudah seharus para orang tua tak lagi mempercayai mitos-mitos yang tak jelas sumbernya. Telur merupakan sumber nutrisi penting yang dibutuhkan anak balita dengan harga terjangkau. Jika dihitung, harga telur ayam masih di bawah harga kerupuk yang kandungan gizinya sangat minim. Namun faktanya, masih banyak orang tua yang justru memberikan kerupuk kepada anak balitanya sebagai lauk.

Edukasi tentang pentingnya mengonsumsi telur dan daging ayam kepada masyarakat tampaknya masih perlu terus digalakkan. Maraknya bergam jenis kuliner berbahan daging ayam dan telur ayam mestinya menjadi media edukasi yang efektif. (AK)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer