-->

TELUR PUYUH: ANTARA ISU KOLESTEROL & OTAK ENCER ANAK

Kandungan nutrisi telur puyuh sangat baik bagi tubuh. (Foto: Freepik)

Isu telur puyuh menjadi penyebab penyakit tinggi kolesterol sudah lama terdengar. Kalangan orang dewasa pun kerap menghindari konsumsi telur unggas ini gara-gara isu tersebut. Ternyata, hasil penelitian resmi menyatakan sebaliknya.

Malam itu, Sulastri tampak girang begitu melihat nilai ulangan harian anaknya, Zaky Rustadi, yang duduk di kelas 6 sekolah dasar. Nilai ulangan matematika buah hatinya hampir sempurna, 96. Tak hanya matematika, beberapa mata pelajaran lainnya juga nilainya membuat sang ibu bangga.

Pedagang kue basah di Kampung Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, ini menuturkan, kecerdasan anaknya tersebut sudah terlihat sejak masuk sekolah dasar. Nilai rapornya tak ada yang mengecewakan. “Kecuali nilai Mata Pelajaran Bahasa Sunda saja yang kurang bagus, maklum kami ini bukan orang Sunda,” ujar Sulastri yang suaminya bekerja sebagai peneliti di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Kecerdasan Zaky, bisa jadi ada faktor keturunan orang tuanya yang seorang peneliti. Namun menurut sang ibu, anaknya diberikan asupan gizi yang cukup. “Kebetulan anak saya dari dulu suka banget makan telur puyuh. Hampir seminggu dua atau tiga kali dia mintanya pasti lauk telur puyuh,” ungkapnya.

Lantaran sang anak suka mengonsumsi telur puyuh, ibu muda ini pun rajin membaca artikel seputar gizi. Meski tak tahu persis seperti apa kandungan gizi pada telur puyuh, namun ia yakin sangat bagus untuk pertumbuhan dan kecerdasan otak bagi anak.

Ahli gizi dari Univeritas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Taufik Maryusman SGz MGizi MPd, menyebutkan telur puyuh memiliki sejumlah kandungan nutrisi yang baik untuk tubuh. Menurutnya, telur puyuh memang tidak sefamiliar telur ayam yang lebih banyak dikonsumsi. “Padahal manfaatnya tidak kalah banyak dan bermanfaat bagi tubuh,” kata Taufik.

Ada beberapa kandungan nutrisi telur puyuh yang cukup baik untuk diketahui oleh orang tua, agar anak-anaknya juga gemar mengonsumsi. Pertama, sama seperti telur ayam, telur puyuh tinggi protein. Satu porsi telur puyuh (isi lima butir) mengandung 6 gram protein yang ternyata sama banyak dengan satu butir telur ayam. Protein diperlukan tubuh untuk dijadikan sumber energi, menjaga stamina, memelihara kesehatan kulit dan rambut, serta membangun dan menguatkan massa otot, baik dikonsumsi untuk anak-anak hingga orang dewasa.

Kedua, telur mini yang dihasilkan burung puyuh ini juga kaya vitamin A dan kolin. Setiap porsi telur puyuh menawarkan 119 mg kolin dan 244 IU vitamin A. Artinya, seporsi telur puyuh (setara lima butir) mampu menyajikan sekitar 22-28% kebutuhan kolin harian dan 8-10% asupan vitamin A dalam sehari. Kedua nutrisi ini bekerja sama menjaga kerja sistem imun tubuh untuk mencegah risiko penyakit dan infeksi, khususnya mencegah perkembangan penyakit jantung. Vitamin A dan kolin juga berfungsi memelihara fungsi sistem saraf dan indra penglihatan.

Ketiga, telur burung puyuh mengandung lebih banyak selenium (26%) dan zat besi (9%) daripada telur ayam. Selenium bermanfaat memelihara fungsi kognitif otak, meningkatkan metabolisme hormon tiroid, dan memperbaiki kerusakan DNA. Sedangkan zat besi berfungsi memproduksi sel darah merah sehat untuk mencegah anemia.

Hasil Pengujian Laboratorium
Telur puyuh tak hanya baik dikonsumsi anak-anak, namun juga orang dewasa. Bisa diolah menjadi aneka makanan sebagai lauk maupun camilan bergizi. Sebenarnya, kandungan gizi dalam telur puyuh tak jauh beda dengan telur ayam, dalam timbangan berat yang sama.

Hanya saja, dari dulu hingga sekarang, ketakutan orang mengonsumsi telur puyuh cukup tinggi karena dianggap mengandung kolesterol, terutama bagi orang dewasa. Tak sedikit informasi di berbagai media online maupun media sosial menggambarkan betapa “bahayanya” kandungan kolesterol dalam telur puyuh.

“Ini yang harus diluruskan, masyarakat perlu diedukasi dengan baik bahwa kandungan kolesterol telur puyuh tidak seperti yang dikhawatirkan orang,” ungkap Slamet Wuryadi, pemilik CV Slamet Quail Farm, PT Pondok Puyuh Indonesia, Pondok Wirausaha CFE-SQF, kepada Infovet.

Slamet merupakan peternak burung puyuh yang sudah berkali-kali mendapat penghargaan dari Pemerintah. Ia mengaku sudah melakukan pengujian kandungan gizi telur puyuh ke beberapa lembaga riset gizi yang memiliki kredibilitas tingkat nasional, seperti Sucofindo, Laboratorium Penelitian dan Pengujian terpadu UGM.

Pada 2018, dosen tamu di Institut Pertanian Bogor (IPB) University ini mengajukan pengujian kandungan gizi telur puyuh ke Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu UGM. Hasil ujinya menunjukkan kandungan kolesterol telur puyuh hanya 252,75 mg/100 gr. Sedangkan kandungan lemak total hanya 30,30% bb.

Melebihi Ikan Salmon
Slamet mengaku sedih dan kecewa dengan santernya berita dan stigma buruk mengenai gizi daging dan telur puyuh di masyarakat. Padahal menurutnya, baik daging maupun telur puyuh terbukti secara penelitian ilmiah sangat baik untuk kesehatan dibanding sumber protein sejenis dari telur unggas lainnya, bahkan ikan salmon sekalipun.

“Kalau dihitung secara ekonomis dan nilai gizi tiga butir telur puyuh seharga Rp 900 sama dengan nilai protein sebutir telur ayam kampung seharga Rp 2.500. Artinya, konsumen juga dapat menikmati keuntungan tersendiri dengan mengonsumsi telur puyuh dibanding telur ayam,” ujarnya.

Menurut Slamet, dibutuhkan edukasi yang baik dan berkelanjutan untuk meluruskan infomasi soal kandungan gizi, khususnya kolestrol telur puyuh kepada masyarakat yang selama ini disebut memiliki kandungan kolestrol sangat tinggi.

“Penelitian yang dilakukan Balai Pelatihan Ternak (Balitnak) kandungan kolesterol puyuh hanya 213 mg per 100 gram, penelitian UGM 252,75 mg per 100 gram, dan BPPTP Ristek 318,4 mg per 100 gram. Jadi kalau ada anggapan kolesterolnya tinggi, bahkan tidak boleh dikonsumsi, itu salah besar. Karena kolesterolnya paling rendah dibanding telur unggas lainnya,” tegasnya.

Selain itu lanjut dia, kandungan protein pada daging puyuh 22,13% dan lemak 0,47%. Sedangkan telur puyuh mencapai 10,5% dan lemak 4,9%. “Telur puyuh juga kaya akan kandungan omega 3 dan 6 yang sangat tinggi. Selama ini masyarakat ditakut-takuti oleh data yang disajikan salah satu rumah sakit luar negeri yang ternyata hoaks,” ucap Slamet.

Sementara itu, dari data laboratorium IPB University, ternyata telur puyuh mengandung protein sebesar 10,5%, sedangkan lemaknya hanya 4,9%. Begitupun dengan daging puyuh, kandungan protein sebesar 22,13%, sedangkan lemaknya hanya 0,45%.

Jangan Berlebihan
Menurut data dari American Heart Asociation yang dirilis pada 2002, telur puyuh terdiri atas putih telur (albumin) 47,4%, kuning telur (yolk) 31,9%, serta kerabang dan membran kerabang 20,7%. Kandungan protein telur puyuh sekitar 13,1%, sedangkan kandungan lemaknya11,1%. Sementara itu, kuning telur puyuh mengandung 15,7-16,6% protein, 31,8-35,5% lemak, 0,2-1,0% karbohidrat, dan 1,1% abu. Telur puyuh juga mengandung vitamin A sebesar 543 ug (per 100g).

Lalu, bagaimana perbandingan kandungan nutrisi telur puyuh dengan telur ayam? Dilansir dari Very Well Fit, setiap 50 gram atau sekitar 1 butir telur ayam berukuran besar mengandung 6 gram protein dan 78 kalori. Sedangkan, satu porsi telur puyuh (lima butir) mengandung 6 gram protein dan 71 kalori.

Bila mengonsumsi satu porsi telur puyuh, ini artinya mendapatkan asupan protein yang sama dengan ketika makan sebutir telur ayam. Kandungan kalorinya pun hanya terpaut 7 kalori saja, sehingga tak jauh berbeda.

Bukan hanya jumlah kalorinya saja yang mirip, kandungan vitamin dan mineral pada dua jenis telur ini pun cenderung sama.

Dari sisi kandungan kolesterol, mungkin selama ini banyak masyarakat menghindari makan telur puyuh karena katanya bisa membuat kolesterol naik. Alhasil, memilih makan telur ayam saja yang lebih aman kandungan kolesterolnya. Benarkah begitu?

Faktanya, seperti yang ditulis di Very Well Fit, setiap lima butir alias seporsi telur puyuh mengandung 5 gram lemak total, yang terdiri dari 1,6 gram lemak jenuh. Sementara itu, sebutir telur ayam ukuran besar (50 gram) mengandung 5 gram lemak total, dengan 1,5 gram lemak jenuh.

Meskipun perbedaannya tampak sedikit, kandungan lemak jenuh dalam telur puyuh tetap saja lebih tinggi daripada telur ayam. Hati-hati, lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

Tak cukup lima butir, biasanya dengan lebih banyak menambahkan telur puyuh ke dalam setiap masakan keluarga, misalnya saat membuat semur atau sate telur. Karena ukurannya kecil, mungkin tidak sadar konsumsi banyak telur puyuh dalam sehari. Nah, hal inilah yang dapat memicu kolesterol tinggi jika tidak segera dikendalikan porsinya. Jadi, asal tidak berlebihan, konsumsi telur puyuh tetap aman. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet Daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

Meramu Pakan Burung Puyuh

Ternak puyuh kini mulai banyak dilirik sebagai wahana bisnis menjanjikan. (Foto: Istimewa)

Pembangunan peternakan unggas masa kini dan masa mendatang dalam menghadapi ekonomi global dituntut harus memiliki daya saing untuk meningkatkan pangsa pasar nasional dan internasional. Jenis ternak unggas yang sudah dibudidayakan secara intensif dan komersial mengarah ke sistem industrialisasi seperti ayam ras baik pedaging maupun petelur. Ternak unggas lain yang kini dilirik sebagai “wahana bisnis” ialah peternakan burung puyuh.

Wawasan untuk mencapai masa depan peternakan burung puyuh yang berdaya saing bertumpu pada wirausaha kreatif dan inovatif, bahwa preferensi konsumen yang berkembang merupakan blue print dari diferensiasi teknologi pembibitan (breeding), teknologi budidaya, teknologi pakan, teknologi pengolahan dan lain sebagainya. Selain itu, untuk membangun daya saing yang berkesinambungan, dibutuhkan empat ranah inovasi, yakni inovasi rekayasa genetik, bioteknologi nutrisi dan pakan, teknologi pengolahan, serta bisnis/manajemen. Arah pembangunan peternakan burung puyuh ke depan, tidak hanya sebatas kegiatan budidaya (on farm) namun perlu diperluas menjadi sistem agribisnis (DR Rahmat Rukmana dkk. 2017).

Usaha budidaya burung puyuh perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan peternak, perusahaan peternakan dan masyarakat. Di Indonesia, burung puyuh masih diusahakan sebagai penghasil telur dan daging, dimana usaha budidaya burung puyuh didominasi oleh peternakan rakyat dengan sistem pemeliharaan tradisional. Saat ini, pemeliharaan burung puyuh di Tanah Air untuk pembibitan dan budidaya di masyarakat belum dapat dibedakan. Pembibit pada umumnya menetaskan telur dari induk yang biasa digunakan untuk produksi budidaya, dimana seleksi telur hanya terbatas pada penampilan, bobot, ketebalan kerabang, bentuk dan warna telur.

Industri pembibitan burung puyuh merupakan salah satu alternatif yang memiliki prospek pasar cukup baik, mengingat permintaan bibit burung puyuh (DOQ) petelur cukup tinggi, ini berkaitan dengan potensi dan arah pengembangan wirausaha burung puyuh secara makro dalam upaya Ketahanan Pangan Nasional dan kemandirian usaha untuk menghasilkan salah satu pangan berprotein hewani.

Populasi Burung Puyuh
Populasi burung puyuh di Indonesia berdasarkan Statistik Peternakan 2015 dan 2016, seperti pada Tabel 1. berikut:

Tabel 1. Populasi Burung Puyuh di Indonesia
Tahun
Populasi (ekor)
Nasional
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
2014-2015
502.579
3.995.114
2.770.908
12.692.213
2015-2016
756.978
4.669.378
2.931.450
13.781.918
Sumber: Statistik Peternakan 2015 & 2016, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar.

Dari Tabel 1. di atas, tampak bahwa populasi ternak puyuh terjadi peningkatan yang cukup membanggakan secara nasional, sedang wilayah yang paling berkembang adalah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kendati demikian, arah pemasaran terfokus dan tertuju ke Jabodetabek selain kota besar setempat, mengingat wilayah tersebut perkembangan bisnis kuliner dan industri pariwisatanya sangat cepat.

Meramu Pakan Puyuh

Pakan merupakan hal sangat penting dalam usaha peternakan puyuh, selain faktor bibit dan manajemen pemeliharaan. Pakan sebagaimana hewan ternak lainnya berfungsi untuk hidup pokok, pertumbuhan dan produksi (telur atau daging). Oleh karena itu, zat gizi dalam pakan  harus mencukupi, diantaranya energi metabolis, air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, abu, kalsium, fosfor dan asam amino lysine, methionin, cystin. Pada Tabel 2. berikut disajikan mutu pakan untuk puyuh:

Tabel 2. Standard Mutu Pakan Puyuh
Kandungan Nutrisi
Starter
Grower
Layer
Energi metabolis (Kkal/kg)
2.800
2.800
2.800
Air (maks) (%)
14
14
14
Protein kasar (min) (%)
20
20
20-22
Lemak kasar (maks) (%)
7
7
7
Serat kasar (maks) (%)
6,5
7
7
Abu (%)
8
8
14
Kalsium (%)
0,9-1,2
0,9-1,2
2,5-3,5
Fosfor tersedia (%)
0,4
0,4
0,4
Aflatoksin (maks) Ppb**
40
40
40
Asam Amino
·         Lysine (min) (%)
1,10
0,8
-
·         Methionine (min) (%)
0,40
0,35
0,90
·         Methionine + Cystine (min) (%)
0,60
0,50
0,4-0,6
Sumber: Permentan No. 33/Permentan/OT.140/2/2014.
Keterangan: **) Ppb = part per billion.

Selain standar mutu pakan puyuh saja, perlu juga mengetahui kebutuhan nutrisi bagi burung puyuh dan aplikasinya di kandang agar usaha berhasil sesuai yang diharapkan. Menurut Rangkuti & Wuryadi (2011), pakan burung puyuh masa starter adalah pakan yang diberikan pada masa pertumbuhan, yaitu mulai dari DOQ (umur sehari) sampai siap bertelur, sedangkan pakan masa layer diberikan pada saat puyuh mulai bertelur sampai diafkir (umur delapan bulan). Pada Tabel 3. berikut disajikan kebutuhan nutrisi burung puyuh:

Tabel 3. Kebutuhan Nutrisi Burung Puyuh
Kandungan Pakan
Masa
Starter
Layer
Energi metabolis Kkal/kg (min)
2.800
2.900
Air (maks) (%)
12
14
Protein kasar (min) (%)
21-23
22
Lemak kasar (maks) (%)
4-8
3,96
Serat kasar (maks) (%)
4
6
Abu (maks) (%)
8
10
Kalsium (%)
0,9-1,2
3,25-4
Fosfor (%)
0,76-1
0,6
Sumber: Wuryadi (2011).

Berbagai Formula Pakan Puyuh
Untuk peternakan burung puyuh baik pembibitan, petelur maupun pedaging, perlu disesuaikan dengan kondisi ketersediaan bahan baku secara kontinyu. Bila tidak tersedia secara lengkap atau terdapat kesulitan dalam penyediaan bahan baku, sebaiknya peternak

mencampur sendiri (self mixing) antara bahan baku utama (jagung, bekatul) dengan pakan ayam/itik pabrikan. Berikut disajikan pilihan ramuan/formula pakan puyuh:

Tabel 4. Formula Pakan Puyuh (I)
Bahan Pakan
Jumlah (Kg)
Jagung giling
50
Bekatul
10
Konsentrat pabrikan itik petelur
25
Konsentrat pabrikan ayam pedaging
14
Albend-Mix (PT ISSU Medika Veterindo)
1
Total
100
Sumber: DR H. Rahmat Rukmana dkk (2017).

Kandungan nutrisi Formula Pakan Puyuh (I) tersebut adalah energi metabolis 3.130 Kkal/kg, air (maks) 13%, protein kasar 18,3%, lemak kasar (maks) 4,6%, serat kasar 3,7%, abu (min) 2,7%, kalsium (min) 3,3%, fosfor (min) 0,7%, lysine (maks) 0,4% dan methionin (min) 0,2%.

Tabel 5. Formula Pakan Puyuh (II)
Bahan Pakan
Jumlah (kg)
Pakan ayam layer pabrikan
80
Pakan broiler starter pabrikan
19
Albend-Mix (PT ISSU Medika Veterindo)
1
Total
100
Sumber: DR H. Rahmat Rukmana dkk (2017).

Kandungan nutrisi Formula Pakan Puyuh (II) tersebut adalah energi metabolis 2.725 Kkal/kg, air (maks) 12%, protein kasar (maks) 18,5%, lemak kasar (maks) 4,6%, serat kasar 5,9%, abu (min) 10%, kalsium (min) 3,1%, fosfor (min) 0,7%, lysine (maks) 0,9% dan methionine (min) 0,9%.

Pemberian Pakan Puyuh

Pemberian pakan puyuh perlu disesuaikan dengan umur dan kebutuhan ternak puyuh tersebut, dengan tujuan mengefisienkan penggunaan pakan. Pada Tabel 6. berikut disajikan jumlah pemberian pakan menurut umur puyuh:

Tabel 6. Jumlah Pemberian Pakan Menurut Umur pada Puyuh
Umur Puyuh
Jumlah Pemberian Pakan (gr)
2-7 hari (minggu pertama)
3,6
8-14 hari (minggu kedua)
6,8
15-21 hari (minggu ketiga)
8,9
22-28 hari (minggu keempat)
10,8
29-35 hari (minggu kelima)
15,0
Umur selanjutnya
20,0

Sumber: DR H. Rahmat Rukmana dkk (2017).

Pemberian pakan untuk anak puyuh (DOQ) dua kali per hari, yaitu pada pagi dan siang hari masing-masing setengah jatah, sedangkan untuk puyuh remaja (growing) dan dewasa (laying) cukup diberikan satu kali (pagi hari).

Demikianlah sekilas tentang pentingnya pemberian pakan untuk ternak puyuh, dalam rangka pengembangan industri puyuh di Indonesia, semoga bermanfaat. ***

Ir. Sjamsirul Alam
Penulis praktisi perunggasan,
alumni Fapet Unpad

ARTIKEL POPULER MINGGU INI


Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer