Selko Berbagi Informasi dan Solusi Untuk Stakeholder Melalui Webinar |
Selko sebagai salah satu merk dagang feed additive dibawah naungan Nutreco menyelenggarakan webinar review mikotoksin 2022 pada (31/1) yang lalu. Dalam webinar tersebut Selko menjabarkan berbagai macam mikotoksin yang mereka temukan pada lebih dari 50.000 sampel bahan baku dan pakan jadi yang memang rutin mereka lakukan setiap tahunnya.
Pedro Caramona selaku Global Business Director Feed Safety & Quality Selko mengatakan bahwa setiap tahunnya kondisi di pasar global saat ini memiliki masalah besar pada kualitas biji-bijian dan durasi penyimpanan, yang diakibatkan oleh mikotoksin. Selain itu mikotoksin juga merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan performa hewan.
"Oleh sebab itu kami hendak berbagi informasi kepada para produsen pakan, supplier, serta para stakehloder lain untuk lebih memahami kondisi ini. Setidaknya ini dapat membantu kita dalam mengambil keputusan apa yang akan kita lakukan dengan kondisi yang sekarang, kami juga beharap agar ini dapat meningkatkan kewaspadaan kita semua," tuturnya.
Pembicara utama dalam webinar tersebut yakni Dr Swamy Haladi yang merupakan Commercial Technical Manager - Mycotoxin Risk Management, Selko. Dalam presentasinya ia menjabarkan beberapa hal terkait cemaran mikotoksin yang terdapat pada bahan baku serta pakan jadi.
"Berdasarkan temuan kami dari lebih 50.000 sampel terkontaminasi mikotoksin dengan derajat konsentrasi yang bervariasi antara 31-69%. Aflatoksin masih menjadi mikotoksin utama yang paling banyak ditemukan di Asia, sedangkan fumonisin mengontaminasi sampel yang berasal dari Amerika latin secara dominan," tuturnya.
Yang mengejutkan menurut Dr Swamy yakni perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun belakangan ini meningkatkan tingkat kecemaran dari sampel. Rerata semua jenis toksin yang diperiksa mengalami peningkatan konsentrasi.
Ia juga memberi perhatian lebih kepada para produsen untuk lebih waspada dengan meningkatnya konsentrasi cemaran fumonisin dan T-2HT2 yang cukup signifikan dibandingkan tahun - tahun sebelumnya. Tak lupa ia menghimbau kepada para produsen, supplier, dan stakeholder lainnya agar lebih selektif dalam mencari solusi agar dapat mengendalikan mikotoksin. (CR)