Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memperkenalkan produk-produk hasil pertanian lokal kepada masyarakat, khususnya generasi milenial. Hal itu tercermin dalam gelaran Agri Vaganza 2018 yang dilaksanakan di Kementan, yang rata-rata dihadiri oleh kalangan pelajar sekolah.
Selain memperkenalkan produk pertanian lokal lewat bazaar tani, kegiatan yang digelar 23-24 November 2018 ini juga menghadirkan beragam diskusi menarik seputar industri pertanian, salah satunya bincang santai bersama wirausaha muda mengenai usaha pertanian digital untuk menarik minat kalangan remaja.
Diskusi yang dipadati pelajar sekolah ini menampilkan Founder etanee, Cecep MW dan Co-Founder Tanijoy, Muhammad Nanda Putra.
Dijelaskan oleh Cecep, hadirnya etanee adalah untuk membantu para petani/peternak mempermudah pemasaran produknya. “Concern kita adalah digitalisasi penjualan. Dengan adanya etanee pemasaran produk peternakan menjadi lebih mudah dan murah, serta bisa tersebar luas,” ujar Cecep.
Ia menyebut, latar belakang membangun digital marketplace tersebut berawal dari kegelisahannya terhadap fluktuasi penjualan produk ternak, ditambah dengan rendahnya minat generasi milenial terhadap sektor pertanian, khususnya peternakan.
Dengan hadirnya etanee, Cecep mencoba menjembatani produsen dalam memasarkan produknya dengan harga yang wajar dan melindungi konsumen dari harga jual produk peternakan yang tinggi. “Itu terbukti ketika terjadi kenaikan harga produk ternak, saat itu di kita harganya masih normal,” jelas Cecep. Saat ini, pihaknya masih berfokus pada pemasaran produk-produk frozen food yang sudah tersebar di sembilan kota besar.
Sementara, Muhammad Nanda, juga turut memperkenalkan Tanijoy kepada para peserta. Berangkat dari kepedulian ingin membahagiakan petani, ia bersama beberapa sahabatnya membentuk platform bisnis tersebut.
Tanijoy sendiri, kata Nanda, lebih berfokus kepada on farm-nya. Dimana petani diedukasi soal bagaimana cara bertani yang baik, jenis penanaman, lahan, permodalan, hingga akses pasar. “Kita lakukan permodalan untuk akses pertama ke petani dengan bentuk barang bekerjasama dengan vendor. Kamudian kita lakukan edukasi lewat field manager,” ujar Nanda.
Petani pun dibuat melek dengan teknologi dan diberikan kepercayaan dalam peningkatan produksi. Tanijoy menghubungkan langsung antara petani dengan investor dan pemilik lahan. Tanijoy juga membuka lahan bagi para investor yang ingin memiliki pengalaman bertani secara digital.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kedua platform tersebut, bisa mengunjungi www.etanee.id dan www.tanijoy.id. (RBS)