![]() |
Ilustrasi |
Kelompok Peternak sapi potong di Desa Kenteng, Kecamatan
Nogosari, Kabupaten Boyolali gembira bobot ternak mereka meningkat. Sukses menerapkan manajemen pakan, sapi
potong mereka mengalami peningkatan bobot. Manajemen pakan tersebut
dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan Gizi dan Kesehatan
Masyarakat LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Tim terdiri atas Ir Sudiyono MS, Sutrisno Hadi Purnomo SPt
MSi PhD dan Shanti Emawati SPt MP (dosen Prodi Peternakan ) serta Prof Dr Ir
Suwarto MSi (staf pengajar Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian).
Langkah ini menjadi titik terang bagi petani ternak untuk memenuhi pasokan
kebutuhan daging di pasar.
Karena Desa Kenteng salah satu yang dijadikan contoh untuk
pengembangan sapi potong di Jawa Tengah. ”Sebelumnya peternak menghadapi
permasalahan produktivitas ternak sapi potong cukup rendah dikarenakan
manajemen pakan yang kurang memenuhi persyaratan,” kata Koordinator Tim,
Sudiyono.
Terkait persoalan itu, lanjutnya, tim menawarkan solusi
yakni manajemen pakan dan manajemen pemeliharaan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan peternak. Peternak juga diberikan pelatihan penyusunan
formulasi ransum pakan dan jerami padi fermentasi, serta dibantu pengadaan mesin
pemotong rumput (chooper).
Melalui kegiatan itu kesejahteraan petani ternak diharap
bisa terangkat. Melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) yang didanai
Kemenristekdikti tahun anggaran 2018 tim menggandeng mitra Kelompok Tani Ternak
(KTT) Sumber Makmur, kemudian KTT Taruban Mulyo dan KTTNgudi Mulyo. Setelah
mengembangkan manajemen pakan dalam tiga bulan terjadi kenaikan bobot sapi.
”Sapi milik anggota KTT di tempat percontohan atau demplot dalam tiga bulan
terjadi peningkatan bobot badan,” jelas Sudiyono.
Kenaikan bobot itu menjawab persoalan yang dihadapi peternak
bahwa produktivitas ternak sapi potong cukup rendah. Salah satu penyebabnya
manajemen pakan yang kurang memenuhi persyaratan. (sumber:suaramerdeka.com)