Penurunan konsumsi produk susu sebesar 30% di Iran pada tahun 2023 dapat berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, lapor outlet berita lokal ISNA, mengutip analis lokal.
Pada tahun 2023, pemerintah Iran menghapuskan sistem di mana perusahaan peternakan berhak menukarkan mata uang dengan nilai preferensi untuk membeli bahan pakan. Reformasi tersebut, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan pada anggaran nasional yang terbatas, mengakibatkan harga eceran melonjak tinggi.
Kamar Dagang Teheran baru-baru ini melaporkan bahwa konsumsi susu anjlok sebesar 30% tahun lalu, mencapai level terendah dalam satu dekade, karena harga eceran produk utama tersebut melonjak sebesar 20-40%.
Lonjakan harga eceran tahun lalu merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan konsumsi, kata ISNA. Bagi banyak orang Iran, konsumsinya menurun di bawah tingkat kritis yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu peningkatan kasus osteoporosis di negara tersebut, publikasi tersebut memperingatkan.
Jalal Rahmani, wakil presiden kesehatan di Qazvin University of Medical Sciences, mengatakan bahwa tingkat konsumsi susu minimal yang direkomendasikan adalah 250 g per hari, sementara di Iran, angka tersebut sekarang hanya 104 g. (via Dairyglobal)
0 Comments:
Posting Komentar