Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini AYAM KERDIL KEUNTUNGAN NIHIL | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

AYAM KERDIL KEUNTUNGAN NIHIL

Segera lakukan afkir ayam yang bobotnya tidak sesuai target. (Foto: Istimewa)

Di zaman now ayam broiler memiliki performa yang sangat pesat dan cepat. Dalam waktu sebulan, broiler dapat dipanen dengan berat dua kilogram bahkan lebih. Namun ada kalanya broiler mengalami kekerdilan, jika sudah begini harus berhati-hati.

Secara genetik ayam ras pedaging maupun petelur memang didesain sedemikian rupa agar menghasilkan pertumbuhan dan performa produksi yang cepat. Hal ini tentunya dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani manusia yang kian hari populasinya kian meningkat.

Namun begitu di lapangan banyak terjadi abnormalitas pertumbuhan ayam khususnya broiler, meskipun memang banyak faktor yang melatarbelakanginya. Sudah begitu masalah pertumbuhan pada ayam broiler akan terkait erat dengan profit yang didapat, semakin cepat ayam tumbuh besar semakin cepat dipanen, maka akan semakin irit konsumsi pakannya dan semakin kecil nilai konversi pakannya, idealnya begitu.

Masalah Klasik Nan-Multifaktor

Kembali ke sumber masalah, terkait kekerdilan hal ini sangat sering terjadi di lapangan dan masih menjadi musuh klasik yang sering peternak temui di lapangan. Dijelaskan oleh Prof I Wayan Teguh Wibawan, konsultan peternakan unggas sekaligus guru besar FKH IPB, bahwa sindroma kekerdilan atau Runting-Stunting Syndrome (RSS) sering terjadi pada ayam, kebanyakan broiler.

“Pertumbuhannya melambat, yang seharusnya usia sekian target bobotnya sekian malah jadi menurun dan enggak sampai. Ini sering terjadi di farm, kausanya juga multi-kausa, walaupun ada beberapa hal yang sifatnya infeksius,” tutur Wayan.

Infeksius yang dimaksud Wayan yakni keberadaan infeksi dari Reovirus. Menurutnya Reovirus merupakan salah satu virus yang umumnya diisolasi pada kejadian RSS, namun begitu selain dari Reovirus faktor lain juga dapat mendukung jalannya penyakit.

Gejala klinis yang nampak dari penyakit ini secara umum tentu saja terhambatnya pertumbuhan, lebih spesifik lagi menurut Wayan ada abnormalitas pada pertumbuhan bulu sayap.

“Namanya helicopter disease kalau Reovirus sudah menyerang, bulu sayap premires (primer) biasanya tumbuh tidak normal, kadang patah, kadang bengkok, seperti baling-baling helikopter, makanya dinamakan penyakit helikopter,” jelas dia.

Sementara kasus kekerdilan yang terjadi di lapangan menurut Technical Service PT Japfa Comfeed Indonesia, Imam Mahmudin, sering terjadi pada broiler dan sulit dibedakan. Peternak sendiri pun cenderung... (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2020) (CR)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer