-->

PRODUKSI AYAM BANGLADESH MEROSOT KARENA CORONA

Foto: ilustrasi

Menyusul menurunnya permintaan daging dan telur ayam di Bangladesh sejak awal pandemi Covid-19, produksi pun ikut anjlok setidaknya 50%.

Banyak konsumen daging dan telur ayam seperti hotel, restoran, dan perusahaan makanan cepat saji tutup, dan acara serta pertemuan seperti pernikahan dibatalkan. Selain itu, hilangnya pendapatan berarti daya beli konsumen yang lebih rendah.

Hatchery terpaksa menjual telur yang ditetaskan dengan harga yang rendah, dan harga telur ayam dan daging mencapai titik terendah dalam 12 tahun pada bulan April 2020.

Sebelum dimulainya pandemi coronavirus, para peternak menetaskan 14 juta DOC setiap minggu, tetapi kini jumlah itu telah turun hingga 7 juta.

Fazle Rahim Khan Shahriar, MD dari Aftab Bahumukhi Farms, mengatakan ketidakcocokan penawaran-permintaan untuk unggas akan berlanjut selama minimal 6 bulan. Harga telur dan ayam broiler juga turun, dan peternak harus menjual di bawah biaya produksi.

Telur dijual seharga Tk4 (US $ 0.05) di tingkat peternakan di beberapa daerah di Bangladesh sementara biaya produksi setidaknya Tk6 (US $ 0.07). Harga rata-rata telur adalah Tk7 - 8 (US $ 0.08 – 0.09) sebelumnya.

Menurut Dewan Pusat Industri Perunggasan Bangladesh, harga ayam broiler turun menjadi Tk55 (US0.65) per kg di tingkat peternakan di berbagai distrik sementara biaya produksi sekitar Tk120 (US $ 1.41) per kg. (Sumber: poultryworld.net)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer