Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

HALAL BIHALAL PB PDHI



Suasana khas Idul Fitri masih kental terasa pada acara halal bihalal PB PDHI di Hotel Santika TMII, Minggu 16 Juni 2019. Animo para dokter hewan yang hadir pun terbilang tinggi. Para dokter hewan yang berkecimpung di dunia peternakan, hewan kecil, satwa liar, dosen, PNS bahkan pensiunan hadir dalam acara tersebut. 

Mewakili ketua panitia pelaksana acara tersebut, drh Jack Ruben Simatupang dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua dokter hewan yang telah hadir, serta pihak sponsor yang telah membantu menyukseskan acara tersebut. Tidak lupa ia juga meminat maaf kepada semua yang hadir apabila ada tutur kata dan tindakannya yang salah, utamanya pada pengurus PB PDHI cabang Jabar V.

Sementara itu, Ketua Umum PB PDHI drh Muhammad Munawaroh dalam sambutannya mengatakan bahwa acara halal bihalal ini bertujuan sebagai ajang menjalin silaturahmi antar dokter hewan lintas daerah khususnya PB PDHI di Jabodetabek.

Selain itu dirinya juga menjabarkan program - program PB PDHI yang telah dan sedang dipersiapkan dalam mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0. "Dokter hewan juga harus open minded, kita adalah profesi yang selalu terbuka akan perubahan, oleh karenanya kami dari PB PDHI akan terus berusaha semampu kami agar selalu mengikuti perkembangan zaman," tukasnya.

Wacana mengenai memiliki kantor sendiri juga menyeruak dalam sambutan drh Munawaroh. Menurutnya dengan biaya sekitar 5-6 Miliar rupiah PB PDHI bisa memiliki kantor sendiri. "Kita akan galang dana dari anggota, sponsor, bahkan stakeholder lainnya, Insya Allah nanti kita punya gedung sendiri," kata Munawaroh. Namun ketika ditanya mengenai kapan realisasinya oleh Infovet ia sendiri belum dapat memastikannya, namun akan berusaha mewujudkannya dalam kepengurusan yang ia pimpin. 

Acara berlangsung meriah dan antusias, selain dihibur dengan musik, tidak lupa juga tausyiah agama yang menyegarkan namun mencerahkan. Selain itu acara berlangsung semakin meriah dengan dibagikannya beberapa doorprize bagi peserta yang hadir. (CR) 

HARGA AYAM ANJLOK, PETERNAK, PENGUSAHA DAN PEMERINTAH KEMBALI REMBUG

Rembug antara pemerintah, peternak dan pengusaha unggas di Kementerian Pertanian, Kamis (13/6/2019). (Foto: Infovet/Ridwan)

Akibat harga jual unggas yang merosot tajam, para peternak rakyat yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Penyelamatan Peternak Rakyat dan Perunggasan Nasional (PRPM) kembali menyuarakan aspirasinya ke Kementerian Pertanian (Kementan).

Pertemuan terbatas dilakukan bersama Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita, bersama Tim Pakar Analisis Supply-Demand Ayam Ras dan Telur, serta asosiasi bidang perunggasan, pada Kamis (13/6/2019) di Kementan.

Adapun aspirasi yang disampaikan yakni, menaikkan harga jual ayam hidup di atas HPP peternak rakyat, memisahkan pasar peternak rakyat dan integrator, terbitkan Permentan yang membela peternak rakyat dan revisi UU peternakan dan kesehatan hewan.

Pasalnya, diakui peternak, harga jual live bird terpuruk hingga menyentuh angka Rp 9.000-12.000/kg untuk  wilayah Jawa Tengah, sementara di daerah Jawa Barat mencapai Rp 16.000-17.000/kg. Harga tersebut sangat jauh dari harga pokok produksi (HPP) yakni Rp 19.000-20.000/kg (HPP). Hancurnya harga ditingkat peternak tersebut disinyalir akibat berlebihnya pasokan produksi final stock (FS).

“Industri perunggasan tahun ini sangat parah kondisinya, karena HPP semakin tinggi kemudian produksinya juga semakin tinggi, sehingga harganya jeblok,” kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Achmad Dawami.

Sempat sedikit memanas akibat perdebatan mengenai perhitungan jumlah supply-demand, potensi produksi GPS serta jumlah DOC yang dihasilkan antara GPPU dan tim analisis pemerintah, namun begitu perdebatan dapat diakhiri.

“Asumsi-asumsi yang digunakan kan berbeda, sehingga hasil hitungannya juga jadi sedikit berbeda. Untungnya rujukan data yang sama masih digunakan, memang begini kalau mau menyatukan banyak kepala menjadi satu tujuan, tapi yowis gak popo, yang penting demi kepentingan bersama,” ucap Dawami sembari berkelakar.

Untuk memperbaiki harga, pemerintah bersama tim pakar analisis supply-demand ayam ras dan telur memutuskan beberapa hal, diantaranya: 
1. Pengurangan DOC FS broiler di wilayah Pulau Jawa, dengan cara menarik telur tetas setelah candling sebesar 30% dari total telur fertil.
2. Pelaksanaan pengurangan pada 24 Juni-23 Juli 2019, yang pengawasannya melibatkan unsur dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi/kabupaten/kota, GPPU, GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional), PPUN (Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara) dan Pinsar (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia).
3. Melakukan revisi Permentan No. 32/2017 tentang Penyediaan Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi dalam rangka penyempurnaan regulasi di bidang perunggasan.
4. Setiap pelaku usaha di bidang perunggasan komersial (peternak, peternak mandiri, integrator, koperasi, dll) harus menyampaikan nama, alamat lengkap, nomor Hp broker kepada Ditjen PKH paling lambat tanggal 20 Juni 2019, yang selanjutnya akan dikoordinasikan dengan kementerian lembaga terkait.

“Keputusan bersama pelaksanaan cutting telur tetas dari total telur fertil oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan guna memangkas over produksi,” kata Ketua Tim Analisis Supply-Demand, Trioso Purnawarman. (RBS/CR)

CHICK DAY CEVA SUGUHKAN TEKNOLOGI SMART POULTRY FARMING

Kebersaman seluruh peserta Ceva Chick Day (Foto: Istimewa)

Mengusung tema “Smart Poultry Farming”, PT Ceva Animal Health Indonesia menggelar even tahunan Chick Day yang ke-9, bertempat di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangerang, Selasa (9/4/2019). Mengundang narasumber tamu, Prof Dr E (Lenny) van Erp-van der Kooij, dikupas secara menarik bagaimana kemajuan teknologi mampu meningkatkan profitabilitas.

Profesor dari HAS University, Netherlands ini menjelaskan pentingnya menciptakan lingkungan kandang yang nyaman bagi ayam dengan data management dan on-farm data.

“Lingkungan yang baik, berkorelasi pada kesehatan. Ayam sehat, performanya pun akan bagus. Secara langsung, kita telah turut berperan dalam meningkatkan awareness terhadap animal welfare,” terang Lenny.

Lebih lanjut, diuraikan management data ini merupakan mekanisme pengumpulan data dari kandang kemudian dianalisa. Pada studi di lapangan, peralatan sensor juga sebagai peringatan dini dan evaluasi dengan parameter kondisi cahaya di kandang, masa pemberian vaksinasi, tanda tidak adanya pakan, serta kekurangan air. Jadi, pendeteksian gejala ayam sakit atau tidak, dapat diketahui 1 atau 2 hari lebih awal.

Data manajemen disupport oleh teknologi sensor dan robotics. Dukungan teknologi di lingkungan peternakan, secara dini lebih awal membaca kejadian baik itu deteksi terhadap performa maupun kesehatan ayam.

“Kelengkapan data manajemen membantu peternak mengetahui aspek performa ayamnya ada improve atau tidak dan secara berkelanjutan berkaitan dengan aspek lainnya,” ujar Lenny.

Dijelaskan Lenny, tanpa harus masuk ke kandang, fungsi peralatan sensor membantu mengawasi farm selama 24 jam dengan mengaplikasikan eYeNamic camera. Sensor kamera ini terpasang di tempat pakan dan minum.

Selain kamera, sensor suara, terdapat juga sensor untuk mengukur suhu ayam. “Jika sensor memperlihatkan warna gelap, ayam sedang kedinginan. Apabila warna dari sensor terang, ayam suhunya normal,” jelas Lenny.

Pada presentasinya, dihadapan kurang lebih lebih dari 150 peserta Chick Day, Lenny menayangkan video teknologi robotics yang dimasukkan ke dalam peternakan. Salah satu contoh ditampikan Robot Octopus yang berfungsi mengurangi bau amonia di sekitar kandang ayam.

Penerapan data manajemen berhasil meningkatkan keuntungan berbisnis serta kesehatan ayam pun terjaga. David Speller, peternak broiler asal UK secara keseluruhan menerapkan smart poultry farming telah membuktikannya.

Menangkal ND dan IB

Beranjak pada sesi presentasi Technical and Marketing Manager Ceva Animal Health Indonesia, Drh Ayatullah M Natsir mempresentasikan informasi terkini perkembangan penyakit Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bronchitis (IB).

Ayat menerangkan penyakit ND dihubungkan dengan kondisi saat ini masih menjadi penyebab kerugian ekonomis di peternakan broiler, breeder hingga layer.

Tahun 2018, survei yang dilakukan tim Ceva Indonesia, terdapat kejadian 721 penyakit di farm. “Dua puluh dua persen kasus ditemukan dominasi penyakit ND,” terang Ayat, sembari memperlihatkan info grafis di layar.

Berdasarkan buku Indeks Obat Hewan Indonesia 2017, kata Ayat, terdapat 220 vaksin live dan kill yang sudah melewati uji standar.

“Mengapa masih banyaknya kasus ND terjadi di Indonesia?, penyebabnya banyak. Salah 1 pertanyaan kita sampaikan adalah apakah mungkin vaksin yang beredar tidak cocok dengan challenge lapangan,” ujar Ayat.

Penelitian yang banyak terpublikasi di tahun 2009, kemudian berlanjut di tahun 2018 disimpulkan bahwa vaksin tidak cocok dengan challenge bukanlah isunya.

Pada kesempatan yang sama, Pascal Paulet selaku Poultry Corporate Franchise Director Ceva Sante Animale France mengatakan di beberapa belahan dunia, virus IB bersinergi dengan penyakit lain seperti AI dan ND yang ditemukan di Mesir. “Sekitar 33 persen, IB berdiri sendiri. Sedangkan 70 persen kolaborasi dengan penyakit lain,” katanya.

Disebutkan Pascal, dari 9 inovasi Ceva, data manajemen merupakan salah satu unggulan selain inovasi hatchery yang meliputi pengaplikasian vaksin yang baik, hingga menghasilkan hasil DOC yang optimal. Ceva juga selalu mengevaluasi dinamika penyakit di lapangan, melahirkan inovasi vaksin yang efektif sesuai dinamika virus di lapangan.

Pascal juga memperkenalkan vaksin vector milik Ceva yaitu Vectormune ND yang akan segera hadir di Indonesia. Dimana vaksin ini bisa diaplikasikan di telur melalui teknologi in-ovo vaccination.

Referensi Global di Hatchery Vaccination

Ceva menjadi referensi global di hatchery vaccination. Hal ini dibuktikan dari cakupan luas penjualan produkproduk vaksin di hatchery yang Ceva miliki. Secara global pada tahun 2017, 22 milyar dosis new vaccine technology digunakan di berbagai negara.

Dalam presentasinya, Jessica Lee DVM, Asia Veterinary Services Manager menyampaikan tentang update penyakit gumboro dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pelanggan menggunakan Transmune. Sudah 10 tahun lamanya, vaksin gumboro unggulan Ceva ini digunakan di 324 hatchery di Asia. Transmune memberikan ketenangan pikiran untuk pelanggan dalam menghentikan gumboro cycle, konsistensi dalam keseragaman titer dibanding vaksin IBD drinking water dan rHVT-VP2 dan juga mendapatkan kepercayaan dalam memberikan performa yang tinggi.

Jessica juga menyampaikan bahwa Ceva juga mengembangkan metode quality control untuk produk Transmune secara spesifik, yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Metode spesifik ini untuk menghitung potensi vaksin yang diproduksi disebut sebagai CID50 (Chicken Infective Dose 50).

Disusul dengan pemaparan “Hatchery Modernization” oleh Dr Chalermchai Skulphuek (Tose), Regional Vaccination Services and Equipment Manager Ceva Animal Health Thailand. Dalam presentasi nya Tose memberikan informasi mengenai update di Hatchery Modernization. Dimana Ceva juga siap berikan tidak hanya produk yang terbaik namun juga equipment technology yang mendukung dan inovatif, seperti LasefLife dan Egginject.

Embrace Chicken and Eggs

Penyelenggaraan Chick Day tahun ini, menurut Marketing Executive Ceva Animal Health Adhysta Prahaswari menjadi bagian awal dari komitmen Ceva untuk turut berperan dalam meningkatkan konsumsi daging ayam dan telur. “Tim milenials Ceva mengkreasikan tema ‘Embrace Chicken and Eggs To break cycle of child stunting’ dan program ini telah kami mulai dengan kampanye video dan menyebarkan informasi melalui sosial media,” ungkap Adhysta. Program ini, merupakan komitmen Ceva dalam mendukung para peternak Tanah Air untuk menyediakan daging ayam dan telur yang bagus kepada masyarakat. (Adv)

LOWONGAN PEKERJAAN STAF MARKETING MAJALAH INFOVET





PT Gallus Indonesia Utama adalah perusahaan yang didirikan oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI). Bergerak di bidang penerbitan majalah dan buku-buku peternakan, event organizer, konsultan bidang peternakan dan kesehatan hewan. 

Memiliki divisi-divisi antara lain Divisi Majalah Infovet (www.majalahinfovet.com), Divisi Penerbit buku Gita Pustaka, Divisi Gita Organizer, Divisi Gita Consultant, Majalah Akuakultur, Majalah Cat&Dog.

Saat ini Majalah Infovet sedang membuka lowongan untuk Staf Marketing dan Pemasaran

Kriteria:
-         - Sarjana Peternakan/SKH
       
       - Usia maksimal 25 tahun
-          
       - Diutamakan berpengalaman dalam bidang marketing
-          
       - Bersedia bekerja dengan target deadline
-          
       - Bisa bekerja dan berkoordinasi dengan baik dalam tim
-         
           - (Diutamakan) tinggal di Jabodetabek
       
        
        Kirim lamaran beserta pas foto ke: gallusindonesiautama@gmail.com

        Selambatnya, 30 Juni 2019

HALAL BIHALAL PT GALLUS INDONESIA UTAMA




Masih dalam suasana Idul Fitri 1440 H, bertepatan dengan hari kerja pertama, PT Gallus Indonesia Utama selaku penerbit buku - buku di bidang peternakan termasuk Majalah Infovet, Info Akuakultur dan Cat & Dog melaksanakan halal bihalal. 

Bambang Suharno selaku Direktur Utama PT Gallus Indonesia Utama dalam sambutannya mengatakan bahwa momen idul fitri hendaknya agar dijadikan sebagai pelecut semangat dan motivasi bagi para karyawan agar lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari di kantor. Tidak lupa pula ia secara pribadi dan mewakili direksi memohon maaf sebesar - besarnya kepada para karyawan PT Gallus Indonesia Utama apabila dikala menjalankan pekerjaan sering terdapat kata - kata atau tindakan yang salah, menyakiti maupun menyinggung.

Acara kemudian ditutup dengan pembacaan do'a dan makan siang bersama. Tidak ketinggalan pula acara pengundian parcell (bagi - bagi parcell) untuk karyawan PT Gallus Indonesia Utama. (CR)


ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer