Wabah African Swine Fever (ASF) melanda peternakan babi di Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Penyakit ini menimbulkan ancaman serius bagi peternak akibat tingkat penularannya yang tinggi dan dampak fatal pada ternak.
Kementerian Pertanian (Kementan) bertindak cepat merespons kejadian tersebut melalui Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma di bawah Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, telah mendistribusikan serum konvalesen SCoVet ASF sebanyak 40.000 dosis secara bertahap melalui Dinas Peternakan Kabupaten Nabire.
Langkah tersebut diharapkan dapat menekan penyebaran virus dan menurunkan angka kematian ternak akibat ASF.
“Pengiriman serum ini merupakan upaya nyata pemerintah dalam membantu peternak menghadapi wabah ASF. Kami berharap SCoVet ASF dapat menjadi solusi yang efektif untuk menyelamatkan populasi babi di Nabire,” ujar Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/12/2024).
Selain distribusi serum, Kementan juga mengimbau peternak dan masyarakat untuk mematuhi protokol biosekuriti, melapor jika terdapat indikasi wabah, serta bekerja sama dengan otoritas setempat dalam pelaksanaan program penanggulangan ASF.
Pemerintah juga berkomitmen mendukung keberlanjutan sektor peternakan di Indonesia. Langkah ini tidak hanya menjaga kesehatan hewan, tetapi juga membantu meminimalkan dampak ekonomi akibat wabah. (INF)