Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini kambing | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Prediksi Pasar Domba dan Kambing

Momen Idul Adha menjadi penting bagi peternak dan pedagang ternak (domba dan kambing) untuk memaksimalkan laba.


((Momen Idul Adha menjadi penting bagi peternak dan pedagang ternak qurban untuk memaksimalkan laba, namun tampaknya perlu strategi khusus bagi keduanya untuk Idul Adha tahun depan.))

Hampir dipastikan setiap tahunnya, selalu ada cerita peternak menjerit karena rendahnya harga pasar domba dan kambing mereka. Realita ini sulit dijelaskan bilamana tidak “mengutak-atik” mekanisme pasar. Namun, setidaknya penurunan harga pasar ini ditentukan pula oleh momen krusial di masyarakat yang mempengaruhi supply-demand domba dan kambing hidup. Ya, dikatakan ternak hidup karena berdasarkan pengalaman penulis, hanya harga ternak hidup yang sering naik-turun, berbeda dengan harga produk hilirnya seperti daging dan karkas yang cenderung stabil, didukung pula oleh kenyataan bahwa domba dan kambing tidak dijadikan objek politik, berbeda dengan sapi.

Momen Idul Adha Sebagai Anugerah
Tingginya jumlah populasi manusia Indonesia dengan kategori kekuatan ekonomi negara berkembang, mempunyai dampak berupa lenturnya mekanisme pasar yang disebabkan oleh perihal sosial budaya, terutama di daerah pedesaan sebagai lumbung ternak, walau dengan jumlah kepemilikan terbatas (kurang dari lima ekor per peternak). Survei di Jawa Tengah menunjukkan bahwa ternak lebih condong digunakan sebagai tabungan dibanding penghasil cash money (Budisatria et al., 2007). Jika membutuhkan dana mendesak, alternatif utama yang akan diambil adalah dengan menjual ternak tabungan mereka. Hal ini menjadi catatan penting, bahwa motivasi menjual adalah karena kebutuhan uang mendesak, bukan karena murni kegiatan usaha. Motivasi seperti ini mempunyai kelemahan, yaitu mempunyai nilai tawar yang rendah, atau sangat tergantung pada kondisi sosial setempat. Jika kejadian ini dilakukan berjamaah, misal karena peternak sama-sama menghadapi pergantian tahun ajaran baru anak-anak mereka (sekolah), mau pun kebutuhan mendesak jelang hari raya, maka dipastikan akan menurunkan harga jual, karena membeludaknya jumlah ternak di pasaran.

Hari raya keagamaan umat Islam, salah satunya Idul Adha, merupakan musim yang menyita perhatian pedagang sekitar sebulan pra dan pasca hari raya ini merupakan puncak tingginya permintaan ternak qurban, baik domba, kambing, ataupun sapi. Harga jual ternak ke konsumen pada musim ini meningkat bervariasi dari 10-50% dibanding hari biasa dengan harga normal. Sesuai mekanisme pasar, harga akan otomatis terkatrol seiring meningkatnya permintaan ternak qurban. Sehingga pedagang akan beramai-ramai menyetok ternak jelang musim tersebut. Musim qurban (2017), berdasarkan hasil survei dan pengalaman penulis sebagai pedagang ternak qurban khusus domba dan kambing sejak 2008, terjadi peningkatan permintaan ternak ruminansia kecil (kambing dan domba) hingga 30%, bahkan beberapa rekan pengusaha mengaku meningkat hingga 50%.


Perlu olah strategi bagi peternak dan pedagang ternak untuk berperan
membentuk sistem pasar yang diharapkan
dan saling menguntungkan.
Preferensi konsumen di musim qurban (2017) di D.I. Yogyakarta, masih didominasi domba dibanding kambing, meskipun ada kecenderungan peningkatan penjualan kambing dibanding domba. Hal ini bertolak belakang dengan preferensi konsumen di jalur utara Jawa Tengah (Pantura) dengan kambing masih sangat mendominasi penjualan hingga 90%. Range harga domba dan kambing di D.I. Yogyakarta masih lebih ramai di segmen harga Rp 2-3 juta, atau tepat di bawah harga iuran sapi qurban (Rp 2,7-3,1 juta per orang untuk tujuh orang sohibul). Dan yang lebih menarik adalah, terjadi peningkatan yang signifikan disegmen domba dan kambing kelas tinggi (harga di atas Rp 3 juta, di atas harga iuran sapi), dimana konsumen mulai tertarik memperhatikan kualitas domba dan kambing dari segi penampilan fisik, kebersihan bulu, jenis ternak unggul (domba Garut dan kambing Peranakan Etawa), dan kelengkapan spesifikasi (timbangan digital, potret gigi seri, riwayat obat, dll).

Olah Strategi Masing-masing Sektor
Idul Adha 2017 kemarin jatuh tepat pada Jumat, 1 September 2017, atau sekitar dua bulan pasca pergantian tahun ajaran sekolah. Pengusaha ternak qurban merasakan adanya penurunan harga kulak domba dan kambing di D.I. Yogyakarta, disebabkan momen pergantian tahun ajaran tersebut. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini dipicu tingginya angka penjualan ternak “tabungan” oleh peternak. Jika dicermati, maka tanggal jatuhnya hari raya qurban pada 2018 akan lebih awal dibanding tahun sebelumnya, di mana pola ini diyakini akan terjadi lagi. Perlu dicatat bahwa dua bulan sebelum hari raya Idul Adha merupakan hari raya Idul Fitri. Artinya akan ada tiga momen besar di sini yang mempengaruhi harga ternak, yaitu Idul Fitri, pergantian tahun ajaran sekolah dan Idul Adha. Karena itu, perlu olah strategi bagi peternak dan pedagang di masing-masing sektor untuk mengamankan asetnya.


Grafik: Ilustrasi prediksi pergerakan harga domba kelas medium (20-25 kg).
Acuan prediksi dari data Domba Sakti Farm, Yogyakarta.

Peternak diyakini akan menahan domba dan kambing mereka sejak Oktober 2017-April 2018, yang didukung oleh melimpahnya pakan hijauan di musim penghujan. Harga pada tujuh bulan di musim penghujan ini dikategorikan normal, meskipun biasanya terjadi gejolak penurunan harga di beberapa daerah dengan pakan hijauan terlalu melimpah. Disepanjang musim ini, diyakini pasar domba dan kambing lebih banyak ke arah bakalan jantan dan domba betina potong untuk mensuplai rumah makan dan Aqiqah. Ada pendapat bahwa awal tahun hingga April 2018, adalah saat yang tepat bagi peternak untuk menjual ternaknya dengan harga normal. Jika terlambat, maka mereka harus dihadapkan pada mekanisme pasar di bulan Mei-Juli 2018, di mana diprediksi harga akan turun seiring berlomba-lombanya pengusaha mencari ternak dagangan, berkorelasi dengan meningkatnya penjualan ternak “wajib” oleh peternak. Atau pun jika peternak masih mempunyai talangan dana menghadapi tiga momen tersebut, maka disarankan menjual ternaknya tepat di musim qurban langsung ke konsumen qurban. Hal ini tidak mustahil dilakukan peternak dengan kepemilikan kecil, tanpa perlu membuka lapak dan mendeklarasikan diri sebagai penjual ternak qurban. Cukup memanfaatkan media sosial dan kemajuan teknologi informasi lainnya. Sederhana dengan metode tahan jual atau ikhlaskan jual.


Bagaimana dengan para pengusaha? Tentunya ada beragam cara. Yang terpenting adalah terjalinnya hubungan mutualistik antara pengusaha domba dan kambing dengan peternak kecil. Karena tidak dipungkiri bahwa sebesar apapun skala usaha pengusaha domba dan kambing, selalu tidak lepas dari peran peternak kecil, sebab sama-sama berperan membentuk sistem pasar yang diharapkan akan saling menguntungkan, membangun peternakan dengan kekuatan sosial (Sakti, 2016), demi kesejahteraan bersama pelaku ekonomi peternakan di Indonesia. ***





Awistaros A. Sakti
Peneliti Bidang Pakan dan Nutrisi Ternak,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Peternakan,
Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.
Email: awistaros.a@mail.ugm.ac.id
awistaros@gmail.com
awis001@lipi.go.id

PRESIDEN INGIN PETERNAKAN KAMBING DIKELOLA SEPERTI KORPORASI

Presiden Jokowi meninjau ternak domba
dan kambing pemenang kontes. 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar pola beternak kambing dan domba dilakukan dengan model korporasi. Ketimbang kecil-kecilan dan tak berkelompok, pola beternak secara korporasi dinilai jauh lebih efisien.

"Saya lihat bangun industri peternakan kayak sebuah korporasi yang besar, yang jumlahnya banyak, yang miliki ternak gabung, konsolidasi dalam sebuah organisasi mau itu PT (perusahaan), koperasi, atau gabungan peternak yang jumlahnya banyak. Sehingga hitungan dari sisi bisnis bisa untung dan manfaat," ungkap Jokowi dalam acara Jambore Peternakan 2017 di Cibubur, Jakarta, Minggu (24/9/2017).

Jambore Peternakan Nasional yang diselenggarakan sejak 22 September diikuti 1.200 peternak baik perorangan maupun kelompok peternak. Selain Mentan Amran Sulaiman, hadir pula Gubernur BI Agus Martowardojo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat serta sejumlah pejabat BUMN terkait.

"Bagaimana kita bisa membangun sebuah industri peternakan yang betul-betul seperti sebuah korporasi yang besar, yang jumlahnya banyak, tapi yang memiliki adalah rakyat, para peternak, sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain. Itu yang kita inginkan, kalau kita kalah bersaing, berarti ada yang kurang efisien dan regulasi yang menghambat untuk pengembangan peternakan harus dihilangkan, agar perkembangan sektor usahanya bisa berjalan,” tegasnya

Dalam acara Jambore Peternakan Nasional 2017 ini juga diserahkan
Piala Presiden dan penghargaan Anugerah Bakti Peternakan.  
Saat temu wicara dengan sejumlah peternak, Jokowi mengungkapkan, guna mewujudkan keinginan membentuk korporasi peternakan di Indonesia, para peternak perlu bergabung dalam sebuah wadah besar. Misalnya kepada kelompok Perserikatan Peternak Kambing dan Domba (PPKB) Yogyakarta. Perserikatan tersebut, seperti diungkapkan Ketua Umum PPKD Yogyakarta, Didik, telah mempunyai 500 anggota peternak dengan total jumlah ternak 10.000 ekor kambing dan domba.

"Jadi ini terkonsolidasi kurang lebih memiliki seluruh 10.000 ekor. Ini yang namanya mengkoordinasikan peternak, ya seperti ini, kedepannya ada industri bibit ternak, penggemukan ternak, dan industri pakan ternak. Dahulu pemerintah banyak memberikan sapi, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Untuk itu peternakan harus masuk sistem perbankkan,” ungkapnya.

Sebelumnya Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa bahwa pemenuhan swasembada pangan ke depannya telah diubah dengan swasembada protein, yang dapat diperoleh tidak hanya dari daging sapi, namun juga kambing, domba, ayam, kelinci dan unggas lain. Kedepannya pemerintah keinginan mengembangkan sapi unggulan dengan menganggarkan Rp 100 miliar untuk membeli bibit (semen) sapi unggulan Belgian Blue.

“Saat ini nilai ekspor peternakan naik 22% pada kambing, ayam, dan babi. Pemerintah juga akan memberikan asuransi peternakan, yang 80% preminya ditanggung pemerintah dan 20% ditanggung peternak. “Jadi peternak hanya membayar Rp. 40.000/ekor/tahun, sisanya 80% persen pemerintah yang bayar. Selain itu dengan naiknya nilai ekspor peternakan saat ini, sebenarnya kita sudah swasembada protein,” ujar Amran. (WK)

JOKOWI BELAJAR KIAT JITU DARI PETERNAK

Presiden Jokowi berdialog dengan peternak saat
Jambore Peternakan Nasional 2017 di Buperta Cibubur, (24/9). 
Mungkin tak banyak yang tahu kalau Presiden Joko Widodo ternyata mulai menggemari hobi sebagai seorang peternak kambing. Dalam vlog yang pernah ia unggah di saluran YouTube pribadinya pada Maret lalu, Presiden memang pernah mengabarkan kelahiran dua ekor anak kambing yang ada di Istana Bogor.

"Sepuluh bulan yang lalu, saya beli 5 ekor kambing, 3 betina dan 2 jantan. Setelah sepuluh bulan, sekarang menjadi 11 kambing. Artinya beranaknya enam," cerita Presiden saat hadir di Jambore Peternakan Nasional 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu, 24 September 2017.

Di hadapan para peternak yang turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Negara tak sungkan mengakui kalau saat ini ia sedang mempelajari bagaimana cara beternak.

"Saya hitung-hitung dengan kalkulasi hitungan ekonomi, untungnya besar juga," ucapnya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa beternak domba seperti yang ia lakukan saat ini tidaklah mudah. Oleh karenanya, Presiden meminta beberapa orang peternak untuk berbagi pengalamannya selama ini.

Sugiharto, seorang peternak dari Purworejo, mengaku memiliki 206 ekor kambing dari semula yang hanya 6 ekor kambing. Kepada Presiden, ia menceritakan bahwa dahulu ia bekerja sebagai seorang kontraktor yang kemudian banting setir menjadi peternak. Kini dengan profesi barunya itu ia bisa mengaryakan tiga orang pekerjanya.

"Cukup, Pak. Ada yang membersihkan kandang, ada yang membuat pakan," jawabnya ketika ditanyakan Presiden apakah dengan tiga pekerja tersebut cukup untuk mengurus ratusan kambing miliknya itu.

"Oh tiga cukup ya, berarti yang saya kebanyakan dong. Kambing saya ada 11 tapi operatornya ada 3. Berarti kalau kambingnya ada 11 berarti enggak usah pakai operator dong ya. Berarti saya sendiri ya," ucap Presiden disambut tawa dan tepuk tangan para undangan.

Ada banyak hal lainnya yang dikemukakan oleh Sugiharto. Presiden Joko Widodo tentu saja merasa senang dapat mendengar sendiri pengalaman-pengalaman para peternak yang selain bisa ia terapkan sendiri, juga mengetahui kondisi para peternak di Tanah Air.

"Kalau kambingnya sudah lebih dari 500 kasih tahu saya ya, nanti saya datang ke Purworejo. Saya ingin mempunyai sebuah contoh agar masyarakat membangun industri peternakannya. Lebih bagus lagi kalau ada gabungan-gabungan, itu akan menekan biaya," ucap Presiden.

Jambore Peternakan Nasional ini diisi dengan beberapa acara
diantaranya Kontes Ternak Domba dan Kambing dan Seni Ketangkasan Domba Garut. 
Lain halnya dengan Sugiharto, Didik yang datang dari Perserikatan Ternak Kambing dan Domba se-Yogyakarta mengatakan bahwa saat ini ia mengelola sekira 10 ribu ekor kambing. Semua kambing itu berasal dari sekira 500 peternak.

"Kami mungkin satu-satunya yang punya unit pengolahan pakan. Tidak satu persen pun kami ambil dari luar," ia menjelaskan.

Mendengar itu, Kepala Negara semakin tertarik. Menurutnya, hal-hal seperti itu yang seharusnya banyak dilakukan para peternak lainnya.

"Ini yang namanya mengorporasikan peternak. Ada industri bibit dan pakan ternaknya, dari hulu ke hilir dikonsolidasikan. Pertanian juga harus seperti itu. Kalau ada industrinya itu akan efisien," kata Presiden.

Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan dukungan melalui kebijakan-kebijakan yang menjadikan para peternak semakin mandiri. Ia juga mengingatkan jajarannya untuk tidak mempersulit para peternak dan para pengusaha kecil pada umumnya dengan mengurangi hambatan aturan yang ada.

"Saya kira Pak Menteri harus catat. Kita ini terlalu banyak aturan yang menghambat usaha kita," ia menegaskan.

Ia pun berencana akan turun langsung ke sejumlah daerah melihat bagaimana jalannya industri ternak di sana.

"Sewaktu ke lapangan nanti, ke Yogya, Bandung, dan Purworejo, nanti kita lihat apa industri peternakan kita sudah berjalan dengan baik. Tentu kita dari sisi pemerintah akhirnya bisa memberikan kebijakan, mungkin suntikan yang justru tidak meninabobokan kita. Dulu banyak pemberian sapi dari pemerintah, tapi tidak memiliki hasil apa-apa. Saya kira lebih bagus kalau kita berikan rangsangan agar peternak masuk ke sistem perbankan seperti KUR (kredit usaha rakyat)," ujarnya.

Presiden Jokowi usai meninjau sapi Belgian Blue
hasil teknologi Embrio Transfer. 
Terakhir, Presiden juga mendorong para peternak untuk dapat bekerja sama dan membentuk sebuah kelompok besar peternak. Dengan cara itu, ia meyakini bahwa keuntungan yang bisa didapatkan para peternak akan semakin berlipat.

"Industri peternakan yang terkonsolidasi bisa memberikan keuntungan yang sangat besar. Satu tahun dari 100 kambing bisa Rp120 juta, itu bukan angka yang kecil. Bisnis apa yang bisa memberikan return seperti itu," tuturnya.

Tampak hadir mendampingi Presiden, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. (WK)

TONTON SENI KETANGKASAN DOMBA GARUT GRATIS BARENG PRESIDEN DI JAMBORE PETERNAKAN NASIONAL 2017

Buperta Cibubur (22 September 2017). Budaya beternak masyarakat Jawa Barat erat kaitannya dengan budaya beternak domba, hal ini dapat dilihat dan dibuktikan dari data populasi ternak yang ada di Indonesia tahun 2015, bahwa hampir lebih dari 65 % populasi ternak domba di Indonesia yang berjumlah 16,5 juta ekor, ada di Jawa Barat (10,8 juta ekor). Besarnya populasi ternak domba di Indonesia umumnya dan khususnya di Jawa Barat sangat erat kaitannya dengan kekayaan, keanekaragaman, dan ketersediaan bibit ternak domba lokal yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.
Salah satu jenis domba lokal yang paling terkenal di Indonesia yang banyak dikembangkan oleh peternak di Jawa Barat adalah jenis Domba Garut yang oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2914 tahun 2011 telah ditetapkan menjadi Rumpun Ternak Domba Lokal Indonesia. Masyarakat Jawa Barat dengan kearifan lokal budayanya juga mengaitkan kegiatan budidaya beternak Domba Garut ini dengan berbagai macam seni budaya masyarakat Jawa Barat yang ada, seperti Seni Ketangkasan Domba Garut, Seni Kontes Domba Garut, dan yang terakhir adalah Seni Domba Garut Catwalk.
Seni Ketangkasan Domba Garut merupakan salah satu jenis seni budaya masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang paling populer. Menurut catatan sejarah yang ada kesenian ini sudah berkembang sejak tahun 1800-an (Disparbud Jawa Barat), hampir disetiap kabupaten/kota di Jawa Barat setiap minggunya dalam satu bulan, kegiatan budaya ini menjadi ajang silaturahmi dan pertemuan diantara para peternak juga dengan para tokoh masyarakat.
Berkembangnya Seni Ketangkasan Domba Garut saat ini telah diatur dalam hal tata cara pelaksanaan dan peraturan pertandingannya oleh Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) yang berdasarkan beberapa kajian ilmiah yang dilaksanakan oleh beberapa akademisi peternakan di perguruan tinggi peternakan  di Jawa Barat, dalam rangka mengaitkan kegiatan seni budaya ini kaitannya dengan peningkatan dan pelestarian kualitas bibit Domba Garut, tanpa mengurangi dari nilai kearifan lokal budaya masyarakat Jawa Barat.
Menurut Ketua Umum HPDKI, Yudi Guntara Noor, saat ini 75 % penilaian Seni Ketangkasan Domba Garut berasal dari Kualitas Ternak Domba Garut, dan 25 % berasal dari kualitas pukulan dalam pertandingan. Penilaian dilakukan oleh Juri, Wasit, dan Inspektur Pertandingan yang bersertifikat. Adapun peraturan pendukung kegiatan Seni Ketangkasan Domba Garut saat ini yang diatur oleh HPDKI yaitu antara lain: pembatasan jumlah pukulan dalam pertandingan, penimbangan berat Domba dan pembagian Kelas Domba berdasarkan berat badan (Kelas C sampai dengan 65 kg, Kelas B 65-75 kg, dan Kelas A diatas 75 kg), dan lain-lain.

Kontes Domba dan Kambing Digelar Besok
Setelah pelaksanaan Kejuaraan Seni Kontes Domba Garut Piala Kemerdekaan tahun 2016 di Istana Bogor yang saat itu disaksikan langsung oleh Presiden RI Bapak Ir. Joko Widodo, maka tahun 2017 ini Kementerian Pertanian RI, Kantor Staf Kepresidenan, dan HPDKI melaksanakan Kejuaraan Nasional Seni Ketangkasan Domba Garut, selain Kejuaraan Nasional Seni Kontes Domba Garut dan Kambing Kaligesing, sebagai salah satu rangkaian acara dalam Jambore Peternakan Nasional 2017 mulai tanggal 22-24 September 2017 di Buperta Cibubur, yang juga rencananya Acara Puncak tanggal 24 September 2017 akan dihadiri oleh Bapak Presiden RI Ir. Joko Widodo.
Yudi menyatakan, domba-domba Garut terbaik hasil seleksi selama hampir satu tahun akan hadir dan berlomba dalam memperebutkan Piala Presiden 2017, ribuan peternak akan hadir di Buperta Cibubur dalam rangka memeriahkan dan mendukung ternak-ternak unggulannya bertanding di Kejuaraan Nasional ini. Tidak salah mengutip penyataan bapak Presiden RI, tahun lalu di Acara Piala Kemedekaan di Istana Bogor, bahwa Budidaya Ternak Domba (Garut) dan Kambing, merupakan penggerak ekonomi masyarakat peternak di pedesaan yang berbasis budaya. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa Daging domba & kambing merupakan sumber protein asal hewan alternatif selain daging unggas dan sapi, yang menyehatkan.”

Rakernas HPDKI, Silatnas, dan Expo Peternakan
Hari ini digelar Rakernas (Rapat Kerja Nasional) HPDKI untuk menetapkan langkah-langkah yang akan dicapai 4 tahun sisa kepengurusan saat ini. Kegiatan dihadiri para pengurus tingkat pusat dan daerah serta dewan pakar HPDKI. HPDKI merupakan rumah besar peternak domba dan kambing Indonesia. Niat baik organisasi untuk mensejahterakan anggotanya sehingga kegiatan ini merupakan saat yang tepat untuk menentukan langkah-langkah ke depan. Apalagi kita sudah memiliki Road Map HPDKI, tandas Yudi Guntara Noor.
Yudi menyatakan melalui Rakernas ini bisa menyeragamkan persepsi seluruh anggota untuk mencapai cita-cita organisasi HPDKI. Secara eksternal kita akan terus berkomunikasi secara intens dengan pemerintah. Juga menjadi mitra pemerintah sehingga kebijakan pemerintah bisa mewarnai bisnis kita, ujarnya.
Selain digelar Rakernas HPDKI, sore ini akan dibuka Silatnas (Silaturahmi Nasional) peternak kambing dan domba. Sudah ada 809 peternak yang mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia untuk berkemah mulai nanti sore, terang Yudi Guntara Noor.
Mulai hari ini juga sudah digelar Expo Peternakan yang diikuti berbagai stakeholder peternakan dan kesehatan hewan di tanah air yang menampilkan produk-produk unggulannya masing-masing. Masyarakat umum bisa melihat kemeriahan Expo ini secara gratis atau tanpa dipungut biaya. (WK)

MULAI HARI INI, KEMENTAN DAN HPDKI GELAR JAMBORE PETERNAKAN NASIONAL 2017

Jakarta (22/09/2017). Dalam rangka mendorong peningkatan peran dan kontribusi sub sektor peternakan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani asal ternak dan kesejahteraan peternak, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian memfasilitasi penyelenggaraan "Jambore Peternakan Nasional Tahun 2017".
Sebanyak 1.200 peternak dan pelaku usaha mengikuti acara Jambore Peternakan Nasional 2017 dengan tema ‘Masyarakat Sehat dan Cerdas dengan Protein Hewani’. Acara ini akan dilaksanakan selama tiga hari, dari 22-24 September 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.
Di acara puncak pada Ahad, 24 September 2017 Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir untuk bertemu para peternak. Mantan Walikota Solo itu rencananya melakukan temu wicara dengan para peternak dan pelaku usaha peternakan.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengungkapkan kegiatan jambore ini adalah salah satu wadah bertemu antara presiden dengan para peternak.  “Dalam acara ini, Presiden Jokowi juga ingin lebih dekat bertemu dengan masyarakat, khususnya kalangan peternak domba dan kambing,” kata Teten di Jakarta, Kamis, 21 September 2017.
"Kegiatan ini digunakan sebagai salah satu wadah untuk melakukan konsolidasi antar pelaku usaha peternakan dalam mendukung program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita dalam acara Konferensi Pers Jambore Peternakan Nasional Tahun 2017, Rabu 20 September 2017 di Kantor Kementerian Pertanian.
Menurutnya kedaulatan bangsa salah satunya diukur dari kemampuannya menyediakan pangan bagi rakyatnya, termasuk pangan asal ternak. Hal ini dapat diwujudkan apabila Indonesia mempunyai kedudukan yang kuat di kancah perdagangan internasional. Peran peternakan dan kesehatan hewan tidak hanya sebagai penyedia pangan, namun juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa.
"Untuk itu perlu penerapan kemitraan agribisnis yang berkeadilan bagi seluruh pelaku usaha peternakan dan peningkatan investasi usaha peternakan yang muaranya adalah untuk menciptakan fondasi yang kuat mewujudkan bioindustri di masa mendatang," kata I Ketut Diarmita.
Pada usia 181 tahun, yang merupakan usia sangat matang sejak lahirnya Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 26 Agustus 1836, acara ini menjadi momentum kebangkitan sekaligus penyadaran kepada seluruh masyarakat peternakan Indonesia untuk memberikan perhatian lebih serius kepada peningkatan produksi dan skala usaha komoditas domba dan kambing, sehingga mampu berperan menjadi alternatif prioritas utama sumber protein hewani.
I Ketut Diarmita menyampaikan, Kegiatan Jambore Peternakan Nasional Tahun 2017 diinisiasi oleh peternak yang bergabung dalam Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) yang mengangkat semangat Bangga Menjadi Peternak Indonesia.
Foto saat jumpa pers, dari ki-ka: Dirkesmavet Syamsul Ma'arif,
Dirjen PKH I Ketut Diarmita, dan Ketua HPDKI Yudi Guntara. 
Tujuan pelaksanaan kegiatan Jambore Peternakan Nasional 2017 adalah: (1). meningkatkan minat masyarakat terhadap usaha di bidang peternakan dan kesehatan hewan; (2). meningkatkan semangat, kreatifitas dan partisipasi peternak serta pelaku usaha peternakan dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan; (3). Meningkatkan sumber daya genetik lokal serta melestarikan seni budaya yang menunjang pembangunan peternakan; (4). Memberikan apresiasi/penghargaan kepada peternak/kelompok peternak, petugas teknis dan instansi terkait yang berprestasi untuk mendorong pelaku peternakanlainnyaagar lebih giat dan berdedikasi tinggi, memiliki kebanggaan terhadap profesi yang ditekuni dan kuatnya motivasi pemenuhan protein hewani serta pengembangan agribisnis peternakan.
Acara ini dihadiri oleh lebih kurang lebih kurang 700 peternak/pelaku usaha serta undangan lainnya seperti kementerian/lembaga pemerintahan terkait, pemerintah daerah, perbankan, dengan total peserta 1.200 orang. Pada tanggal 24 September 2017 merupakan acara puncak kegiatan yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo untuk melakukan Temu Wicara dengan peternak dan para pelaku usaha peternakan.
Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada Jambore Peternakan Nasional 2017 adalah (1). Kontes Ternak Domba dan Kambing, Seni Ketangkasan Domba Garut (23 September 2017); (2). Eksibisi ternak oleh peternak sapi, ayam lokal, itik, dan kelinci (24 September 2017); (3). Penghargaan Anugeran Bakti Peternakan dan Temu Wicara (24 September 2017); (4). Ekspo dan Pameran Peternakan menghadirkan industri pengolahan hasil peternakan, industri obat hewan, industri pakan, industri kerajinan hasil peternakan, perbankan, asuransi; serta Festival kuliner (22 - 24 September 2017); (5). Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Silaturahmi Nasional Peternak (Silatnas) Kambing Domba dengan Menteri Pertanian (22 - 23 September 2017); (5). Pemecahan rekor MURI makan bersama 100 ekor kambing guling (24 September 2017).
Dalam acara Jambore Peternakan Nasional 2017 ini akan diserahkan Piala Presiden dan penghargaan Anugerah Bakti Peternakan. Piala Presiden diberikan oleh Presiden Rl kepada pemenang kontes Domba Garut (24 pemenang), Kambing Kaligesing (48 pemenang) dan seni ketangkasan Domba Garut (18 pemenang). Selain itu juga akan diberikan Anugerah Bakti Peternakan Tahun 2017 dalam bentuk tropi/piagam, dari Menteri Pertanian sebagai penghargaan kepada kelompok peternak (10 kelompok), Unit Pengolahan Hasil (UPH) peternakan (3 UPH), dan inseminator yang berprestasi (15 orang).
Selama tiga hari, jambore diperkirakan dihadiri sekitar 700 peternak dan pelaku usaha.
I Ketut Diarmita mengungkapkan, pada acara tersebut Menteri Pertanian juga akan memberikan apresiasi kepada daerah yang bebas penyakit hewan tertentu yaitu: (1) penyakit Septicaemia epizootica/ Haemorrfiagic septicaemia untuk sapi kepada Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Nusa Lembongan Kabupaten Klungkung Provinsi Bali; (2) Rabies untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu juga akan diberikan apresiasi kepada daerah wilayah sumber bibit : (1) Kabupaten Rembang sebagai wilayah sumber bibit sapi Peranakan Ongoie (PO); dan (2) Kabupaten Buleleng sebagai wilayah sumber bibit Sapi Bali.
Lebih lanjut disampaikan, pemberian penghargaan dari pemerintah kepada para pelaku usaha bidang peternakan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan memberikan apresiasi. I Ketut Diarmita mengatakan, urusan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan dalam kerangka mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan daya saing ekspor merupakan tanggung jawab bersama. "Untuk itu diperlukan kertelibatan, sinergisme peran, dan kewenangan semua pihak dalam menjalankan roda pembangunan. Pelaksanaan program pembangunan pun sudah tidak bisa lagi dilakukan secara parsial", ungkapnya.
"Mari kita terus perjuangkan nasib peternak-peternak kita agar berkembang usahanya dan sejahtera. Saya juga berharap kepada para peternak agar melakukan pembenahan manajemen budidaya dan perbaikan teknis lainnya untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber protein hewani. Selain itu juga kita dorong peternak-peternak kita untuk membentuk korporasi peternak supaya skala usahanya ekonomis. Dengan bertambahnya usaha peternakan berskala komersil, kita berharap mimpi Indonesia pada tahun 2045 menjadi lumbung pangan Asia dapat tercapai," pungkas I Ketut Diarmita penuh harap. (WK) 

JOKOWI: SAATNYA DOMBA DAN KAMBING MENJADI ALTERNATIF PRIORITAS SUMBER PROTEIN HEWANI

KEBUN RAYA BOGOR - Dalam rangka mendorong peningkatan peran dan kontribusi ternak domba dan kambing yang mempunyai potensi tinggi dalam hal populasi dan produktivitas, Pemerintah memfasilitasi penyelenggaraan “Temu Wicara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Kontes Domba Garut-Kambing dengan Presiden Republik Indonesia” yang diinisiasi oleh peternak yang bergabung dalam Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI).
Acara ini dilangsungkan pada Sabtu, (27/8) di Kebun Raya Bogor, dan dihadiri oleh lebih kurang 1.000 orang peserta dari unsur-unsur Menteri Kabinet Kerja, Kepolisian Rl, Komisi IV DPR Rl, Gubernur Provinsi Jawa Barat, DPRD Provinsi Jawa Barat, Para Bupati/walikota se Provinsi Jawa Barat, DPRD Kota Bogor, peternak domba dan kambing, serta Pemerintah Pusat dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan seluruh Indonesia.
Kedaulatan bangsa salah satunya diukur dari kemampuannya menyediakan pangan bagi rakyatnya. Hal ini dapat diwujudkan apabila Indonesia mempunyai kedudukan yang kuat di kancah perdagangan internasional. Peran sektor pertanian (termasuk di dalamnya peternakan dan kesehatan hewan) tidak hanya sebagai penyedia pangan, namun juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa.
NAWA CITA Kabinet Kerja tentang kedaulatan pangan, produktivitas rakyat dan kemandirian ekonomi, digunakan sebagai acuan kebijakan pengembangan komoditas domba dan kambing sebagai sumber protein hewani. Ini mengingat komoditas tersebut terbukti dalam kurun waktu 2011-2015 populasinya tumbuh rata-rata 5,8% per tahun.
Pada tahun 2015, populasi ternak domba dan kambing mencapai 36 juta ekor yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia, dan didominasi oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pertumbuhan populasi ternak tersebut diprediksi akan tetap meningkat pada periode lima tahun berikutnya (2017-2021).
Berdasarkan Proyeksi FAO-OECD Agriculture Outlook Tahun 2015-2025 konsumsi daging global diperkirakan mencapai 35,3 kg per kapita/tahun, dari 1,3 kg pada tahun 2015. Walaupun daging domba dan kambing tidak termasuk dalam pangsa produk yang diperdagangkan secara global, namun untuk pemenuhan kepentingan tertentu (ritual keagamaan), komoditas ini mempunyai segmentasi pasar global yang sangat menjanjikan di wilayah Asia, Afrika, dan Pasifik.
Mempertimbangkan aspek teknis, pemenuhan lokal dan perkembangan isu perdagangan global, diprediksi pada tahun 2018 Indonesia akan mampu mengekspor domba dan kambing. Pada tahun itu, populasi domba dan kambing yang siap diekspor sebanyak 800 ribu ekor, dan diperkirakan ekspor semakin meningkat pada tahun 2021 menjadi 1,5 juta ekor.
Sementara itu, Kontes Domba diikuti oleh 759 ekor domba memperebutkan Piala Kemerdekaan untuk kategori Raja Pedaging, Ratu Bibit, Raja Kasep, Raja Petet. Peternak yang dilibatkan sebanyak 731 orang.   Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan hibah 100 ekor kambing dari Presiden kepada kelompok ternak. Kambing tersebut merupakan hasil produksi BBPTU HPT Baturraden  dengan rincian 75 ekor kambing Peranakan Etawa (PE) dan 25 Ekor kambing Saanen Penyerahan kambing hibah oleh Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui BBPTUHPT Baturraden.
Hibah kambing ini juga dalam rangka mendorong pembangunan peternakan dan kesehatan hewan khususnya dalam pengembangan ternak domba dan kambing sebagai salah satu penghasil sumber protein hewani. Sehingga total seluruhnya domba dan kambing yang ikut dalam acara ini berjumlah 953 ekor.
Pada usia 180 tahun, yang merupakan usia sangat matang sejak lahirnya Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 26 Agustus 1836, acara ini menjadi momentum kebangkitan sekaligus penyadaran kepada seluruh masyarakat peternakan Indonesia memberikan perhatian lebih serius kepada peningkatan produksi dan skala usaha komoditas domba dan kambing, sehingga mampu berperan menjadi alternatif prioritas utama sumber protein hewani. (wan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer