Sejak awal tahun kalender Persia, yang dimulai pada 20 Maret, para peternak unggas Iran secara kolektif telah menderita kerugian bersih yang sangat besar, yaitu 20 triliun toman, setara dengan sekitar US$48 juta.
Jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan, seluruh industri telur mungkin akan segera bangkrut, ujar Hamid Reza Kashani, ketua Serikat Peternak Unggas Mihan.
Harga rata-rata telur di tingkat peternakan saat ini berkisar antara 30.000 hingga 35.000 toman per kg, yang berarti 45.000 toman di bawah biaya produksi, kata Kashani, seraya menambahkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, segmen telur telah beroperasi dengan profitabilitas bisnis minus 20%.
Serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, masalah utama yang menghambat operasional industri unggas Iran adalah kekurangan pakan ternak. Seperti yang diungkapkan Kashani, sistem yang dikendalikan negara kekurangan bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan peternak, sehingga mereka harus membelinya di pasar terbuka, yang harganya dua kali lipat lebih tinggi.
Iran memiliki sistem yang diatur negara untuk mendistribusikan bahan pakan kepada peternak. Pemerintah membentuk cadangan bahan pakan, seperti rapeseed, jagung, dan bunga matahari, dengan mengoperasikan pasar melalui Kementerian Pertanian agar peternak dapat membeli input yang diperlukan ini dengan harga subsidi.
Menurut Kashani, peternak unggas telah berulang kali mengeluh kepada Kementerian Pertanian. Namun, alarm peringatan yang terus-menerus berbunyi tidak diindahkan.
“Untuk menyelamatkan industri dan menjaga produksi tetap berjalan, peternak unggas perlu segera menyediakan input dan pasokan jangka panjang, serta segera membeli dan mengumpulkan 50.000 ton telur dengan harga terjamin 74.500 toman,” kata Kashani.
Gelombang kebangkrutan dalam industri telur dapat mendorong produksi dalam negeri di bawah tingkat swasembada. "Tanpa bantuan negara ini, kita akan menghadapi krisis produksi yang serius di paruh kedua tahun ini, begitu parahnya sehingga kita akan kembali menjadi importir telur," Kashani memperingatkan.