Bakteri B. subtilis yang diisolasi dari natto bisa menjadi alternatid pengganti AGP |
Pelarangan AGP pada sektor peternakan di Indonesia memang sudah dilakukan sejak 2018 yang lalu. Meskipun sempat terkendala dengan beberapa hal, nyatanya sektor peternakan Indonesia masih dapat bertahan dengan kondisi tanpa AGP.
Dalam rangka meneruskan langkah
tersebut PT Meiji Indonesia selaku salah satu pemain dalam industri farmasi
menggelar seminar daring bertajuk Embracing AGP-Free Era and Reducing AMR Risk.
Acara berlangsung pada 26 Agustus 2020 tepat pukul 13.30 WIB.
Acara dibuka dengan sambutan dari
Presiden Direktur PT Meiji Indonesia Masanobu Sato, ia menyebut acara ini
sebagai acara pembuka yang bertujuan dalam mefasilitasi masyarakat khususnya stakeholder di dunia peternakan mengenai
informasi terkini di dunia peternakan.
Rencananya PT Meiji Indonesia juga hendak mengadakan seminar yang sama
secara rutin tiap bulannya, ia juga menyampaikan bahwa PT Meiji Indonesia
selalu berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik bagi kesehatan hewan di
Indonesia.
Prof Budi Tangendjaja sebagai
pembicara pertama membuka sesi pertama seminar pada hari itu. Dalam
presentasinya Budi mengatakan bahwa sangat penting dalam menjaga saluran
pencernaan ternak, terutama unggas. Menjaga kesehatan saluran cerna, artinya
menjaga agar performa tetap stabil. Terlebih lagi sistem pemeliharaan di
Indonesia yang masih banak menganut pemeliharaan dengan sistem tradisional yang
tentunya membuat ayam menjadi lebih mudah berkontak dengan agen mikrobiologis
pathogen.
Belum lagi manajemen pemeliharaan
yang bisa dibilang “begitu – begitu saja”, tentunya beternak dengan cara
seperti ini tanpa mengindahkan kaidah hygiene dan sanitasi semakin membuat ayam
lebih berisiko terinfeksi penyakit terutama di saluran pencernaan.
Budi juga menyinggung mengenai
pemakaian Antibiotik sebagai Growth
Promoter pada ternak yang sudah dilakukan berpuluh tahun yang lalu. Namun penggunaan
antibiotik baik pada hewan dan manusia yang serampangan menyebabkan residu dan
bahkan resistensi antimikroba yang kian mengkhawatirkan. Oleh karenanya
penggunaan antibiotik sebagai growth
promoter pada ternak sudah dilarang dan pemakaiannya pun kini diawasi.
Berbagai jenis zat akhirnya
banyak diteliti oleh para ilmuwan dunia untuk menggantikan penggunaan
antibiotik sebagai growth promoter.
Salah satunya adalah bakteri dari jenis Bacillus
subtilis natto ang diisolasi dari natto alias makanan khas Jepang yang
terbuat dari kedelai yang ternyata dapat digunakan sebagai substituent AGP.
Hal ini disampaikan oleh Atsushi
Tahara DVM dari Meiji Seika Pharma , induk perusahaan PT Meiji Indonesia. Natto
sendiri merupakan pangan khas Jepang, salah satu manfaat dari natto yakni mampu
menunjang dan memperbaiki sistem pencernaan.
Bakteri Bacillus subtilis BN yang telah diisolasi dari natto tadi juga
ternyata memiliki efek yang sama pada ternak. Penggunaan bakteri Bacillus subtilis sebagai probiotik pada
ternak telah diujicobakan oleh Meiji Seika Pharma dan terbukti dapat
memperbaiki performa ternak, melindungi saluran pencernaan agar tetap sehat,
serta meningkatkan produksi ternak tanpa menunjukkan efek samping yang
merugikan ternak.