-->

BEBEK HIBRIDA, PEDAGING YANG DINANTI PASAR

Peluang pasar usaha bebek hibrida masih terbuka. (Foto: jagadtani.com)

Asal ada niat, siap kerja keras, dan tak gengsi dengan bau kandang, ternak unggas ini bisa menjadi pilihan para peternak pemula. Pelaku usahanya masih sedikit dan peluang pasarnya terbuka.

Pernah mendengar sebutan bebek hibrida? Mungkin sering. Bebek hibrida merupakan salah satu dari banyak jenis bebek pedaging yang diternakkan di Indonesia. Dengan cita rasa daging gurih dan empuk, bebek jenis ini juga mulai bertelur lebih awal dibandingkan bebek jenis lain.

Sesuai namanya, bebek hibrida dihasilkan melalui perkawinan silang antara bebek Peking pejantan dan bebek petelur jenis Khaki Campbell betina. Berbeda dengan bebek peking yang cenderung berwarna putih rata, persilangan pertama ini dapat menghasilkan anakan dengan tiga jenis warna, yaitu putih, hitam, dan cokelat.

Dari hasil peranakan pertama ini, dilakukan seleksi lanjutan dengan mengambil anakan berwarna putih. Selanjutnya, anakan berwarna putih dikawinkan kembali dengan bebek peking, hingga selanjutnya menghasilkan anakan yang berwarna putih rata.

Sejumlah keunggulan itu tampaknya yang menjadi sumber inspirasi bagi orang ingin membuka usaha ternak bebek. Terlebih, pelaku usaha ternak bebek pedaging tak sebanyak usaha ternak bebek petelur. Artinya, potensi pasar masih terbuka.

Melihat adanya potensi yang menjanjikan membuat pria asal Tangerang Selatan, Syaugi tertarik untuk terjun menjadi peternak bebek pedaging. Prinsip Syaugi, selama kebutuhan makan dari setiap masyarakat masih ada, maka peluang bisnis di sektor pertanian dan peternakan sangat menjanjikan.

Apalagi disaat banyaknya pengangguran saat ini, beternak bebek pedaging bisa menjadi salah satu jawaban untuk tetap meraih keuntungan. “Modal awal saya dulu sekitar Rp 60 juta, alhamdulillah sekarang sudah balik modal,” tuturnya.

Cepat Dipanen
Peternak lain yang menekuni usaha ternak bebek hibrida adalah Maharli di Kediri, Jawa Timur. Usaha yang ditekuni peternak ini sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Salah satu yang menginspirasi Maharli membuka usaha ternak bebek pedaging adalah karena peluang pasarnya besar.

Menurutnya, seiring waktu minat masyarakat atas bebek pedaging di pasaran terus meningkat. Saat ini produk olahan makanan dari bebek pedaging yang beragam juga mengalami peningkatan permintaan, seperti bebek panggang, bebek penyet, bebek goreng, dan olahan lainnya.

Selain dagingnya yang lebih empuk, berkat perpaduan dengan karakteristik bebek peking, bebek hibrida memiliki sejumlah keunggulan lain. Jika dibandingkan dengan bebek lokal, keunggulan bebek hibrida pedaging di antaranya memiliki masa panen lebih singkat dan pertumbuhan bobotnya cepat.

Baik Maharli maupun Syaugi, memilih jenis bebek hibrida sebagai ladang usahanya karena terbilang cukup cepat untuk dipanen. Maharli menuturkan, bebek jenis hibrida termasuk usaha yang cepat dalam mendapatkan keuntungan.

Mudah Perawatannya
Berbeda dengan Maharli yang tergolong peternak skala besar, Syaugi justru memilih skala sedang. Maklum, lokasi ternak milik Syaugi masih di dalam kota. Dengan ternak skala sedang, jumlah bebek tak lebih dari 5.000 ekor, bau yang ditimbulkan dari peternakan bebeknya tak terlalu mengganggu masyarakat sekitar. “Saya hanya fokus di pembesaran, hasilnya juga lumayan,” ujarnya.

Syaugi membeli bibit bebek hibrida dari produsen di Kediri. Setelah sampai di kandang peternakan maka dilanjutkan pemeliharaan untuk pembesaran. Ketika memasuki masa panen, peternak ini mendapatkan keuntungan yang lumayan, di mana saat ini harga bebek per kilogramnya masih stabil diharga Rp 25.000 di kadang. Ia tak perlu repot dalam hal pemasarannya, sebab banyak pengepul yang langsung datang ke kandang.

Syaugi dan Maharli sependapat, bahwa perawatan bebek hibrida terbilang mudah. Bebek hibrida memiliki ketahanan tubuh cukup kuat terhadap penyakit, sehingga jarang sekali ditemui bebek yang sakit ataupun harus bergantung pada jenis obat-obatan tertentu.

“Tapi kita juga harus tetap rutin menjaga kebersihan kandang dan ketersediaan pakan minumnya. Pakan bebek menjadi yang terpenting dalam tahap pembesaran ini, kurang pakan bisa rendah bobot ketika dipanen,” ujar Syaugi.

Sedangkan untuk mengurangi bau di kandang, ia menggunakan sekam dan secara rutin membalik tanah selama dua hari sekali. Sehingga menjaga kondisi tanah tetap kering dan membuat populasi bebek di kandang lebih nyaman.

Untuk penyemprotan disinfektan, dilakukan ketika DOD (bibit bebek) sebelum dimasukkan ke kandang. Lalu, dilanjutkan nanti ketika bebek sudah memasuki usia remaja ke dewasa selama dua minggu sekali.

Keunggulan Bebek Hibrida
Putra Perkasa Genetika, perusahaan yang berkiprah di industri peternakan dan pembibitan unggas sejak 1988, dalam situsnya menuliskan lima keunggulan daging bebek hibrida. Lima keunggulan ini menjadi salah satu parameter bahwa peluang pasar daging unggas yang satu ini memiliki prospek cerah.

Pertama, tekstur dagingnya lebih empuk. Berbeda dengan jenis bebek lainnya yang biasanya memiliki daging cenderung alot dan juga keras. Jika diperhatikan lebih jauh, tekstur daging hibrida memiliki kemiripan dengan ayam kampung. Banyak pedagang lebih memilih antara keduanya karena banyak disukai sebagian besar pembeli. Bahkan, peminat dari jenis ini telah tersebar mulai dari skala rumahan, warung pinggir jalan, hingga restoran mewah. Jadi, tidak heran jika permintaannya cenderung naik dari tahun ke tahun.

Kedua, rasanya lebih gurih. Daging bebek memiliki rasa lebih gurih dari daging ayam. Namun, beberapa orang justru tidak menyukai daging bebek karena beberapa alasan. Terlepas dari hal tersebut, secara umum daging bebek hibrida pedaging memiliki tekstur daging lebih gurih. Bahkan, cita rasanya memiliki kecocokan yang tinggi terhadap lidah masyarakat lokal.

Ketiga, rendah kolesterol. Hasil persilangan antara jenis peking dan lokal ini ternyata memiliki kandungan kolesterol rendah. Memang ada fakta, bahwa bebek memiliki kandungan kolesterol lebih tinggi dari ayam. Namun, berbeda dengan tipe hibrida yang kandungan kolesterolnya sangat rendah. Lemak dalam daging pun cenderung lebih rendah. Saat diolah, jenis bebek ini tidak ada gumpalan lemak yang terlihat.

Keempat, cocok untuk beragam olahan. Kebanyakan orang akan mengolahnya dengan cara digoreng dan bakar. Namun, banyak warung makan memberikan varian masakan berbeda. Hal tersebut karena tipe pedaging memiliki kemungkinan lebih banyak untuk dikreasikan. Beberapa warung makan menggunakannya sebagai bahan dasar rica-rica saus pedas. Ada juga yang menyediakan olahan dengan cara digoreng kemudian ditambahkan saus pedas manis.

Kelima, populer di kalangan peternak. Bebek hibrida pedaging saat ini populer di kalangan peternak. Permintaan pasarnya sangat tinggi dari waktu ke waktu. Melihat hal ini, tentu banyak peternak mulai tertarik untuk membudidayakannya. Pasarnya masih terbuka karena minimnya persaingan.

Dengan sejumlah keunggulan tersebut, maka bebek hibrida pedaging memiliki potensi yang menarik untuk menjadi ladang usaha bagi masyarakat. Jenis bebek ini juga bisa menjadi peluang bisnis, karena tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Masa panennya bisa cukup 40 hari, asal pakan dan perwatannya bagus.

Dengan daya tahan yang lebih kuat dibandingkan ayam. Ternak bebek hibrida dinilai cocok dicoba bagi peternak pemula. ***

Ditulis oleh:
Abdul Kholis
Koresponden Infovet daerah Depok,
Konsultan media dan penulis buku,
Writing Coach Griya Menulis (Bimbingan Menulis Buku & Jurnalistik),
Juara I Lomba Jurnalistik Tingkat Nasional (Unsoed, 2021) & Juara I Kompetisi Menulis Artikel Tingkat Nasional dalam rangka HATN, 2022

TEROPONG PROSPEK BETERNAK BEBEK HIBRIDA PEDAGING

Bebek hibrida merupakan salah satu dari banyak jenis bebek pedaging yang diternakkan di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Daging bebek menjadi salah satu pilihan alternatif sumber daging, selain daging ayam. Hal ini ditunjang dengan semakin maraknya kuliner berbahan baku bebek. Dengan begitu, peluang untuk para peternak bebek masih terbuka lebar.

Seperti disampaikan Nutritionist Farmsco Feed Indonesia, Intan Nursiam, dalam seminar daring yang diadakan oleh PT Farmsco Feed Indonesia, beberapa waktu lalu, yang mengangkat tema “Peluang Bisnis Bebek Pedaging 2022”.

Menurut Intan, pasokan bebek pedaging di masyarakat masih menghadapi berbagai masalah seperti ketergantungan terhadap bebek afkir, daging berkualitas rendah, hingga tingkat cooking loss yang tinggi, yang menyebabkan daging mengalami penyusutan setelah dimasak.

Sementara dalam aspek budi daya, peternak bebek pedaging cenderung tradisional, ekstensif, kualitas pakan rendah, serta penanganan penyakit yang tidak optimal. “Oleh karena itu, dibutuhkan bebek pedaging unggul dengan pertumbuhan yang bagus, didukung dengan pakan dan manajemen pemeliharaan yang bagus pula,” kata Intan.

Berdasarkan data statistik peternakan pada 2021, terdapat sekitar 50 juta ekor populasi bebek di Indonesia. Populasi dari 2020-2021, tercatat mengalami peningkatan sebanyak sekitar 2 juta ekor. Pengembangan bebek dengan populasi terbanyak terletak di Provinsi Jawa Barat sebesar 9,9 juta ekor; Jawa Timur sebesar 6,6 juta ekor; Jawa Tengah 5,5 juta ekor dan Sulawesi Selatan 5,2 juta ekor. Demikian ungkap Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, dilansir dari RMOL Sumsel.

“Itik pedaging merupakan salah satu komoditas yang akan terus dikembangkan di Indonesia karena semakin hari konsumen daging itik semakin meningkat, yang mampu mengangkat ekonomi masyarakat peternak,” tambah Agung.

Kupas Keunggulan Bebek Hibrida
Bebek hibrida merupakan salah satu dari banyak jenis bebek pedaging yang diternakkan di Indonesia. Dengan cita rasa daging gurih dan empuk, bebek jenis ini juga dapat mulai bertelur lebih awal dibandingkan bebek jenis lain. Selain itu, pemeliharaan bebek pedaging jenis ini pun cenderung sederhana. Lantas, bagaimana prospeknya?

Sesuai namanya, bebek hibrida dihasilkan melalui perkawinan silang antara bebek peking pejantan dan bebek petelur jenis khaki campbell betina. Berbeda dengan bebek peking yang cenderung berwarna putih rata, persilangan pertama ini dapat menghasilkan anakan dengan tiga jenis warna, yaitu putih, hitam dan cokelat. Dari hasil peranakan pertama ini, dilakukan seleksi lanjutan dengan mengambil anakan berwarna putih. Selanjutnya, anakan berwarna putih ini dikawinkan kembali dengan bebek peking, hingga selanjutnya menghasilkan anakan yang berwarna putih rata.

Persilangan antar-jenis yang menghasilkan bebek hibrida ini dilakukan dengan tujuan memperoleh karakteristik unggul dari kedua induk. Bebek khaki campbell dipilih karena jenis ini memiliki tingkat produktivitas telur yang tinggi. Sementara bebek peking memiliki potensi bobot hidup tinggi, yang menjadi karakteristik utama bebek pedaging.

“Jadi harapannya dari persilangan itu bisa menghasilkan anakan dengan produksi telur tinggi dan pertumbuhan bobot badan yang tinggi pula,” ujar Bayu Widyanto, pemilik usaha penetasan bebek hibrida “Ternak Mulia” dari Sanankulon, Blitar kepada Infovet.

Selain dagingnya yang lebih empuk, berkat perpaduan dengan karakteristik bebek peking, bebek hibrida memiliki sejumlah keunggulan lain. Jika dibandingkan dengan bebek lokal, keunggulan bebek hibrida pedaging diantaranya memiliki masa panen lebih singkat dan pertumbuhan bobotnya cepat.

Bebek hibrida dapat dipanen dengan bobot... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2022.

Ditulis oleh: 
Muhammad Faris Ridwan &
Rochim Armando
Koresponden Infovet Tulungagung, Jawa Timur

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer