Sebanyak 11 ekor sapi dan 40 ekor kambing, serta ribuan ekor ayam
hanyut tersapu air akibat banjir besar yang melanda Yogyakarta. Hal tersebut
disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir Bambang Wisnu Broto,
kepada Infovet yang menemui secara khusus di kantornya. Dari peristiwa itu, yang
terparah menderita dampak bencana adalah Kecamatan Tepus, Rongkop, Karangmojo dan
Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan
di Kabupaten Bantul masih dalam Provinsi yang sama, wilayah yang yang terkena
dampak adalah Kecamatan Pundong, Imogiri Jetis dan Kretek.
![]() |
Drh Dewi mewakili KAHMIVet (tengah), saat menyerahkan bantuan ke Posko Gunung Kidul. |
Bencana disebabkan adanya siklon tropis di atas Samudera Indonesia
pada 27-29 November lalu. Siklon tropis yang berada sekitar 30 km dari bibir Pantai
Selatan Pulau Jawa itu telah meluluh-lantakan beberapa rumah penduduk, tanaman
pangan, termasuk kandang ternak beserta isinya.
Menurut Bambang, bencana tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Hal
ini diperkuat informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) bahwa peristiwa itu muncul karena hujan deras yang berlangsung hampir dua
hari berturut-turut, sehingga menyebabkan air sungai meluap dan di sisi yang
lain secara bersamaan permukaan air laut mengalami pasang.
“Padahal di Kabupaten Gunung Kidul sendiri ada lebih dari 10 sungai
berada di bawah tanah pegunungan Kapur, hanya terdapat tiga sungai kecil yang
berada di atas permukaan tanah. Akibatnya arus sungai yang berada di bawah
tanah menjadi terhambat memasuki muaranya, sehingga gua-gua yang umumnya
merupakan mata air sungai menjadi meluap di Kecamatan Tepus dan Rongkop,”
katanya menjelaskan.
“Kecamatan itu merupakan area yang dikenal sebagai wilayah geografis
tertandus dan kering, namun kini kawasan tersebut berubah menjadi danau-danau
baru. Meluapnya air juga menyebabkan puluhan ternak ikut hanyut, sementara ribuan
ekor sisanya masih dapat diselamatkan dibawa ke permukaan yang lebih tinggi,”
tambahnya.
Salah satu Breeding Farm milik PT Malindo dan PT Januputro berhasil
selamat dari bencana, tetapi beberapa peternak ayam potong dan jenis petelur
menderita kerugian ekonomi yang cukup memprihatinkan. Menurut Bambang, kerugian
ekonomis belum bisa dipastikan. Namun dari laporan para petugas di lapangan
selain ternak yang hanyut terseret air juga nilai materi yang lain berupa
kandang yang hilang dan rusak, serta ladang tanaman pakan ternak yang terendam hingga
3 meter.
Di Kabupaten Bantul, hal yang sama juga mengakibatkan banyak kandang
ternak rusak dan ratusan hektar lahan Hijaun Tanaman Ternak (HMT) terendam. Pasca
kejadian, problema utama ketersediaan pakan hijauan untuk ternak dan kandang
darurat sangat dibutuhkan. KAHMIVet sebagai organisai yang menghimpun para dokter
hewan langsung terjun memberikan bantuan berupa obat-obatan, pakan konsentrat
maupun hijauan pakan, terpal dan sokongan dana untuk rehabilitasi kandang
ternak.
Menurut Drh Dewi dan Drh Heny, yang mewakili KAHMIVet sehari pasca
bencana, langsung terjun ke lapangan mendampingi peternak dan mengerahkan beberapa
alumni KAHMIVet di daerah-daerah yang terkena bencana. “Dukungan alumni KAHMIVet
yang tersebar di seluruh Indonesia mengalir untuk ikut meringankan penderitaan
peternak dan ternaknya,” katanya. (iyo)