-->

MIPI WPSA RAMAIKAN ILDEX, GELAR SEMINAR MANAJEMEN LINGKUNGAN & TEKNOLOGI UNTUK UNGGAS

Foto bersama dalam seminar MIPI WPSA di ILDEX Indonesia 2025. (Foto: Dok. Infovet)

Perkumpulan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia/The World's Poultry Science Association Indonesian Branch (MIPI WPSA), turut meramaikan pameran ILDEX Indonesia 2025, 17-19 September 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten.

Mengambil tempat di ruang Garuda 6A, Kamis (18/9/2025), MIPI WPSA menampilkan seminar bertajuk "Manajemen Lingkungan Berkelanjutan & Teknologi Adaptif untuk Unggas Produktif di Era Modern".

Presiden MIPI WPSA, Maria Ulfah, dalam sambutannya menyebut bahwa tema yang diangkat sangat relevan dengan tantangan industri perunggasan Tanah Air saat ini.

"Tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tapi juga bagaimana memastikan keberlanjutan industri peternakan, ekonomi, dan lingkungan, dengan penerapan teknologi yang inovatif dan adaptif," ujar Maria.

Sebab, lanjut dia, industri perunggasan merupakan pilar utama dalam ketahanan pangan nasional. Tingginya produktivitas harus diimbangi dengan pengelolaan lingkungan yang baik.

Bertepatan juga dengan bulan hari jadi MIPI WPSA yang ke-33 tahun, pihaknya terus berkomitmen menjadi wadah dan menjembatani para akademisi, industri, pemerintah, dan praktisi, dalam berbagai peran strategis di bidang perunggasan nasional dengan mendorong kolaborasi lintas sektoral.

"Industri unggas modern harus memadukan produktivitas dan keberlanjutan. Kami yakin dengan sinergi yang kuat akan mampu memainkan peran nyata dalam ketahanan pangan dan memberikan kontribusi global dalam keamanan dan kemandirian pangan," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian, Harry Suhada, mengemukakan bahwa memang masih banyak tantangan dalam sektor perunggasan, salah satunya adalah isu lingkungan.

Oleh karena itu, pembangunan perunggasan harus efisien, adil, dan ramah lingkungan, sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi tanpa merusak bumi.

"Pemerintah melalui Ditjen PKH terus mendorong integrasi strategi mitigasi lingkungan. Pengelolaan limbah ternak menjadi energi terbarukan, efisiensi kandang berbasis teknologi, serta pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi agenda prioritas," kata Harry.

Selain itu, penguatan data perunggasan berbasis IT, inovasi bioteknologi pakan, dan program bebas penyakit unggas strategis juga masih terus dijalankan.

Pemanfaatan teknologi yang adaptif tercermin dalam salah satu materi seminar yang disampaikan oleh Jack Cheng dari Strowin Group, Tiongkok. Ia menjelaskan pemanfaatan enzim untuk pakan unggas sebagai solusi modern.

"Teknologi enzim meningkatkan efisiensi pakan, mengurangi emisi, dan mendukung produksi unggas yang ramah lingkungan," ujar Jack.

Adapun pembicara lainnya yakni Atifa Asghar, dari Poulta Inc. USA, menekankan soal integrasi teknologi presisi dalam manajemen kandang. Seperti teknologi sensor, AI, dan big data, digunakan untuk memantau kesehatan ayam, konsumsi pakan, hingga kualitas udara secara real time.

“Teknologi ini memungkinkan peternak bekerja lebih efisien, menjaga lingkungan, sekaligus memastikan kesejahteraan hewan,” tukasnya. (RBS)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer