-->

INDUSTRI UNGGAS IRAN BERSIAP MENGHADAPI GELOMBANG KEBANGKRUTAN

Kerugian finansial yang terus meningkat bagi peternak unggas di Iran dapat memicu gelombang kebangkrutan dalam industri tersebut dan menyebabkan kekurangan daging ayam yang parah dalam beberapa bulan mendatang, demikian peringatan ketua Serikat Peternak Unggas Khuzestan, Mohammad Hossein Zamani Rad.

Dalam sebuah wawancara dengan IRNA, sebuah media berita lokal, Rad mengungkapkan bahwa kesehatan finansial industri unggas Iran telah memburuk secara drastis, "Kerugian yang dialami oleh peternak unggas telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dan banyak peternak unggas menghadapi risiko kebangkrutan dan penutupan usaha mereka."

Ia memperkirakan bahwa tahun lalu, peternak unggas Iran mengalami kerugian gabungan hingga IRR 250 triliun (US$5,9 miliar). Pengendalian harga yang diberlakukan oleh pemerintah telah menekan sumber daya finansial sebagian besar produsen unggas.

"Sebagian besar likuiditas di segmen produksi daging ayam pedaging telah hilang, karena para peternak terpaksa menjual ayam dengan harga di bawah biaya produksi," kata Rad, seraya menambahkan bahwa, tanpa sumber daya, industri tersebut akan berjuang untuk bertahan lebih lama.

Kementerian Pertanian Jihad telah menetapkan harga eceran daging ayam pedaging sebesar 76.670 toman Iran (US$1,8) per kg. Menurut Rad, angka ini terlalu rendah, terutama mengingat biaya produksi di industri unggas melonjak hampir 50% selama beberapa bulan terakhir.

Biaya produksi meningkat terutama karena depresiasi mata uang Iran. Sejak awal tahun, Iran terus kehilangan nilai terhadap mata uang keras karena meningkatnya kesulitan ekonomi dan ketegangan geopolitik. Karena peternak unggas Iran sangat bergantung pada kedelai dan jagung impor, fluktuasi mata uang menghantam industri dengan keras.

“Peternak unggas adalah satu-satunya yang merugi dalam situasi ini,” kata Rad, menekankan bahwa pemerintah hanya mengendalikan harga eceran ayam pedaging, yang memungkinkan kedelai dan jagung diperdagangkan dengan ketentuan pasar normal.

Dalam upaya untuk menghindari kerugian yang lebih besar, banyak peternak akan menghindari mengisi tempat penetasan mereka dalam beberapa bulan ke depan, proyeksi Rad. Akibatnya, pasar mungkin menghadapi ancaman kekurangan pasokan yang parah, Rad memperingatkan.

Selain itu, pemadaman listrik yang terus-menerus juga memberi tekanan pada para petani. “Hampir setiap peternakan unggas di Iran sekarang dilengkapi dengan mesin diesel. Jika tiba-tiba rusak, seluruh produksi bisa hilang,” imbuh Rad.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer