Di Indonesia, penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak sejak kemunculannya tahun lalu. Menanggapi hal ini, FAO ECTAD Indonesia bersama Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan FAO RAP, EuFMD, EMPRES dan EMC menyelenggarakan pelatihan daring tentang kesiapsiagaan dan respon lumpy skin disease (LSD) dari tanggal 8 Maret hingga 12 April 2023.
Dalam acara webinar pembukaan pelatihan ini,
Direktur Kesehatan Hewan, Drh Nuryani Zainuddin menyebutkan bahwa ada 13 provinsi telah
terdampak wabah LSD sejak kemunculannya pada bulan Februari 2022.
Dalam kesempatan yang sama, Team Leader FAO ECTAD Indonesia, Dr. Luuk Schoonman menambahkan, dalam
menghadapi situasi darurat LSD di Indonesia, diperlukan peningkatan tanggap
darurat, manajemen, serta pelaporan terhadap wabah.
Empat ahli dihadirkan sebagai panelis pada webinar ini – Eeva
Tuppurainen (FLI, Jerman), Li Jinming (CAHEC, Cina), Pham Thanh Long
(Kementerian Pertanian, Viet Nam), Surendra Karki (FAO, Nepal) – untuk berbagi pengalaman terkait
dengan pelaksanaan vaksinasi LSD dan PMK secara bersamaan, selain bagaimana
penanganan untuk hewan yang terinfeksi.
Setidaknya,
500 peserta hadir dalam pembukaan pelatihan yang ditujukan untuk dokter hewan
guna meningkatkan tindakan pencegahan dan pengendalian serta mitigasi penyakit
ini
Di akhir pelatihan, sebanyak 336 peserta aktif mengikuti pelatihan melalui platform Virtual Learning Center ini dan 71% di antaranya mendapatkan sertifikat kelulusan. (WF)
0 Comments:
Posting Komentar