Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PETERNAKAN UNGGAS DI GEORGIA DI AMBANG KEPUNAHAN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PETERNAKAN UNGGAS DI GEORGIA DI AMBANG KEPUNAHAN

Kecuali jika pihak berwenang ikut campur, industri unggas mungkin tidak ada lagi di Georgia.

“Sebentar lagi, Georgia tidak akan memiliki peternakan unggas lokal,” kata Mamuka Nozadze, kepala produsen unggas lokal Nozadze Poultry. “Biaya produksi yang meroket mendorong produsen unggas untuk merevisi kebijakan harga mereka, tetapi kenaikan harga di tingkat peternakan tidak membantu petani untuk berhenti menderita kerugian.”

“Kami mungkin harus membatasi operasi. Negara tidak mengambil langkah apa pun untuk mendukung,” kata Nozadze.

Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan daging broiler dan telur Georgia telah berulang kali meminta pihak berwenang untuk menyesuaikan perpajakan di industri tersebut dengan kebijakan pemerintah di pasar makanan.

“Pertanian dibebaskan dari PPN, tetapi untuk beberapa alasan, ini tidak berlaku untuk peternakan unggas,” kata Nozadze.

Pada tahun-tahun sebelumnya, bantuan negara akan berguna bagi industri perunggasan untuk memperluas kapasitas dan meningkatkan produksi. Saat ini, peternak unggas mengatakan mereka membutuhkannya untuk tetap bertahan.

“Semua komponen yang dibutuhkan untuk produksi mengalami kenaikan harga, misalnya produksi daging ayam yang bergantung pada jagung impor. Produsen membayar pajak tinggi, sementara tarif gas dan listrik naik ke tingkat yang tidak realistis,” Nozadze menambahkan.

Dia memperkirakan harga beberapa bahan baku naik dua kali lipat sejak awal tahun. Harga jagung di pasar Georgia melonjak 60%. Nozadze memperingatkan bahwa meskipun inflasi pangan yang kuat di negara itu, para peternak Georgia tidak dapat menaikkan harga pada tingkat yang sama.

“Kami telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan industri, dan sebagian besar dari mereka membahas kemungkinan untuk menangguhkan operasi,” katanya. “Kalau harga dinaikkan seperti seharusnya, harga ayam akan lebih mahal dari daging sapi, dan tidak ada yang mau beli. Oleh karena itu, kami harus membatasi kenaikan harga, dan akibatnya, kami mengalami kerugian. Akibatnya, pada akhir tahun diperkirakan akan terjadi kekurangan produksi lokal, dan seiring berjalannya waktu, negara akan beralih ke impor. Kami tidak lagi memiliki produksi lokal.”

Pada Mei 2022, pemerintah Georgia memperkirakan bahwa negara tersebut memiliki 10,2 juta ekor unggas, 9,2% lebih sedikit dibandingkan Mei 2021. (via Poultryworld)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer