![]() |
Pertemuan Dirjen PKH dan tim dengan para peternak di Blitar (Foto: Dok. Humas Kementan RI) |
Menanggapi keluhan dan aspirasi para petani peternak ayam
petelur mengenai harga jagung untuk pakan, Kementan RI melalui Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita dan Dirjen Tanaman
Pangan (TP) Sumardjo Gatot Irianto bertemu langsung dengan peternak di
Kabupaten Blitar, Selasa (16/10/2018).
Sebelumnya, Dirjen PKH dan tim telah melakukan dialog dengan
peternak ayam petelur mandiri di Kendal pada Minggu (14/10/2018) dan Cepu Senin
(15/10).
Dalam pertemuan tersebut para peternak menyampaikan harapan
bisa mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yakni maksimal Rp 4.600 per
kilo gram (kg). Peternak juga meminta subsidi jika harga jagung tersebut di
atas Rp. 4.600 per kg.
Sebagai langkah cepat jangka pendek, Dirjen PKH mengimbau
para perusahaan pabrik pakan ternak (feedmill) untuk membantu para peternak
mandiri mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yaitu Rp. 4.500-4.600 per
kg dari harga pasar saat ini sebesar Rp. 5.000-5.200.
"Sehingga ada subsidi Rp. 500 - 600 per kg. Subsidi ini
kan bisa disisihkan dari dana Corporate
Social Responsibility (CSR) perusahaan pabrik feedmill," kata Ketut
dalam keterangan resminya yang diterima Infovet, Kamis (18/10/2018).
Tambah Ketut, keterlibatan sejumlah perusahaan ini penting
untuk saling membantu sesama peternak sehingga bisa sama-sama tumbuh. Kebutuhan
jagung untuk para peternak ayam petelur mandiri di Kabupaten Blitar mencapai
1.000 - 1.500 ton per hari.
Merespon hal tersebut, beberapa perusahaan telah dan akan
memberikan bantuan jagung dengan harga subsidi.
Contohnya PT Sido Agung yang memberikan jagung subsidi
sebanyak 100 ton ke Kabupaten Kendal. Jagung bersubsidi dengan kadar air 15
persen itu dihargai Rp 4.500 per kg.
Sementara itu, untuk Kabupaten Blitar bantuan datang dari PT
Charoen Pokhphand sebesar 50 ton, PT. Japfa Comfeed 40 ton, PT. Panca Patriot
100 ton, PT Malindo 20 ton, BISI 2 ton, dan CV Purnama Sari 10 ton.
Untuk jangka panjang, Dirjen PKH I Ketut Diarmita
menyarankan agar dalam pembelian Day Old
Chiken (DOC) dan jagung sebagai bahan baku pakan dilakukan secara
bersamaan. Tujuannya supaya bisa mendapatkan harga lebih murah.
Adapun Dirjen TP Sumardjo Gatot Irianto menyatakan akan
membantu petani jagung di sentra jagung setempat dengan memberikan 3 unit combine harvester, 5 unit traktor, dan
bantuan benih jagung untuk 50 ribu hektar (ha).
Kelompok petani dan peternak juga diberikan 2 unit alat
pengering jagung. Dirjen TP memberikan pula mereka subsidi pembelian jagung
sebesar Rp 100 juta.
"Subsidi ini dilakukan untuk menutupi selisih harga
pasar dengan kemampuan para peternak untuk membeli jagung yaitu diharga Rp.
4.600 per kg," kata Gatot.
Sebelumnya, Direktur Seralia Ditjen Tanaman Pangan Bambang
Sugiharto mengusulkan adanya keterlibatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam
pembelian jagung untuk para peternak mandiri.
Dalam pertemuan di Cepu, diputuskan tim Kementan bersama
perwakilan peternak dan BUMD akan mengecek dan sekaligus membeli jagung di PT Segar
Agro di Cepu, serta Tuban dan Blitar. ***