Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Closed House, Kandang yang Sarat Akan Manfaat | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Closed House, Kandang yang Sarat Akan Manfaat

Penggunaan kandang sistem closed house memiliki keunggulan yang lebih ketimbang sistem open house.
Dalam usaha budidaya ternak khususnya unggas, pastinya hal yang sangat penting dan paling utama adalah kandang. Di mana kandang merupakan tempat tinggal ternak mulai dari umur sehari sampai ternak siap panen. Tentunya peternak harus membutuhkan kandang yang benar-benar sesuai dengan kondisi cuaca di Indonesia yang beriklim tropis.

Dari berbagai jenis kandang yang umum digunakan peternak, ada beberapa kandang yang memiliki keunggulan lebih baik. Salah satunya kandang Closed House. Closed house merupakan kandang dengan sistem tertutup yang dapat diatur (suhu, kelembaban, sirkulasi udara dan kadar zat aktif) sedemikian rupa agar membuat kondisi dalam kandang bisa sesuai dengan yang diharapkan peternak. Karena itu, closed house menjadi rumah idaman ayam yang sarat manfaat.

AGP free, Closed House Bisa Jadi Pilihan
Menurut Didit Prigastono dari Japfa Comfeed Indonesia, kandang closed house memiliki banyak benefit (baik tunnel maupun evaporating system) bila dibandingkan dengan kandang sistem open house (terbuka).

“Suhu dalam closed house bisa lebih terkendali, sehingga ayam bisa dibuat lebih nyaman dan pertumbuhan bisa lebih optimal. Di samping itu, ketersediaan fresh air lebih konstan dan density-nya juga lebih tinggi, itu yang membuat kandang closed house lebih efisien,” ujar Didit saat dikonfirmasi dengan awak Infovet.

Dengan keuntungan yang tinggi, membuat closed house menjadi kandang nomor wahid, apalagi mengingat di tahun ini merupakan era bebas AGP (Antibiotic Growth Promoter), di mana peternak dituntut untuk menghasilkan produk unggas yang sehat tanpa menggunakan antibiotik dalam pakan.

“Kandang closed house bisa jadi pilihan karena lebih akomodatif. Tingkat stress dalam kandang tertutup lebih rendah ketimbang kandang terbuka, di mana tingkat stress ini sangat berpengaruh tidak hanya pada awal develop intetine tapi juga integritasnya,”

Ia menambahkan, “Di luar negeri, seperti di Thailand setahu Saya peternak broiler komersial baik kemitraan maupun mandiri sudah hampir 100% closed house. Itu berbalik dengan di Indonesia. Mengingat di era AGP free saat ini mestinya peternak bergerak ke arah closed house,” tambahnya.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Teddy Chandra, General Manager PT Unigro Artha Persada. Menurutnya penggunaan kandang closed house menjadi salah satu faktor yang mampu menurunkan pemakaian AGP. “Karena kondisi ayam lebih baik dan nyaman. Feed intake, air dan oksigennya terpenuhi dengan baik. Sehingga akan meningkatkan imun/antibodi dari ayamnya sendiri.

Kendati closed house merupakan kandang yang lebih baik dari open house, peternak juga harus memperhatikan sisi lain dalam usaha budidaya ternaknya. “Dengan kandang closed house memang kondisi lingkungan kandang menjadi lebih baik yang mendukung ayam tidak mudah teserang penyakit (asalkan ventilasi yang dibuat dan dijalankan baik dan kelembaban tidak tinggi), peternak juga harus memperhatikan kualitas DOC, pakan, air, program vaksinasi, masa brooding dan manajemen budidaya,” ungkapnya. *** (RBS)

Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi 284 Maret 2018.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer