Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KEMENTAN GELAR SILATURAHMI DAN BUKA PUASA BERSAMA

Mentan Amran saat memberi santunan pada acara silaturahmi dan buka puasa bersama, Senin (27/5/2019). (Foto: Dok. Infovet)

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan yang banyak digunakan untuk saling berbagi rezeki. Kementerian Pertanian (Kementan) memanfaatkan momen tersebut dengan menggelar acara silaturahmi dan buka puasa bersama (Bukber), yang dilaksanakan di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Senin (27/5/2019).

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih terhadap kinerja seluruh jajarannya yang telah berkontribusi dengan baik. “Terima kasih kepada semuanya yang sudah bekerja di bulan Puasa ini,” ujar Amran.

Ia menyebut, berkat kerja keras yang dilakukan pihaknya selama Ramadan, harga komoditas pertanian strategis bisa terjaga. “Harga pangan kita aman selama Ramadan, ini berkat kerja keras kita semua,” katanya.

Usai sambutan, Bukber bertajuk “Pererat Ukhuwah Islamiah di Era Industri 4.0” langsung disambung dengan tausiyah yang dibawakan Ustaz Yusuf Mansur dan sekaligus dilakukan pemberian santunan secara langsung oleh Mentan Amran kepada masyarakat yang membutuhkan. (RBS)

Pelatihan Manajemen dan Sistem Penjaminan Mutu RPH Ruminansia


NEW HOPE BANGUN TIGA PETERNAKAN BABI DI VIETNAM

Ilustrasi babi (Foto: Shutterstock)

Produsen pakan asal China New Hope Group sedang membangun tiga peternakan babi di Vietnam. Langkah ini dilakukan ketika penyakit flu babi yang tidak dapat disembuhkan menyebar di Asia Tenggara.

Dikutip dari Reuters, peternakan milik New Hope akan dibangun di Provinsi Thanh Hoa, Vietnam yang direncanakan akan selesai pada tahun 2021. Peternakan babi tersebut akan menghasilkan 930 ribu babi setiap tahun.

Investasi baru ini memperluas pangsa pasar New Hope di Asia Tenggara. Produsen babi dan pakan ini telah menginvestasikan lebih dari 1,1 miliar yuan atau setara dengan 163,51 juta dolar AS ke peternakan babi.

New Hope telah menandatangani perjanjian dengan otoritas Vietnam di China Forum Belt dan Road pada Kamis kemarin.

Menurut laporan tahunan perusahaan, New Hope Liuhe pada tahun 2018 telah menjual 2,55 juta babi dan 17,04 juta ton pakan.

Diketahui langkah ini dilakukan ketika flu babi Afrika menyebar ke setidaknya 17 provinsi di Vietnam Utara dengan 239 wabah.

Diketahui, China adalah produsen babi terbesar dunia yang saat ini sedang berjuang sendiri untuk melawan virus mematikan yang kini telah ditemukan di provinsi dan di wilayah daratan China termasuk pulau Hainan sejak Agustus 2018. (Sumber: suara.com)

DEKAN FKH IPB : TETAP TENANG HADAPI CACAR MONYET

Indonesia sempat digemparkan dengan penyakit cacar monyet beberapa waktu yang lalu. Meskipun  ditemukan di Singapura, keberadaan penyakit tersebut membuat Indonesia sebagai negara tetangga patut waspada.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), Prof. Drh Srihadi Agungpriyono menyebut bahwa penyakit cacar monyet alias Monkeypox merupakan penyakit yang eksotik. Sebabnya, penyakit ini belum pernah dilaporkan penyebarannya di Indonesia.

Penyakit ini (cacar monyet) belum pernah dilaporkan ada di Indonesia baik pada hewan maupun manusia. Sehingga penyakit ini dalam istilah kesehatan hewan dikategorikan sebagai penyakit eksotik," kata pria yang akrab disapa Pak Yoni, dalam keterangannya kepada wartawan.

Lebih lanjut ia menambahkan, cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan virus monkeypox masuk ke dalam genus Orthopoxvirus, family Orthopoxviridae. Penyakit ini seperti smallpox (cacar) pada manusia, disebabkan variola yang berkerabat dengan cacar monyet, tetapi bersumber pada hewan.

"Hewan yang peka terhadap cacar monyet di antaranya monyet, kera, rodensia, dan mamalia kecil. Sumber virus di hewan bisa berasal dari lesio kulit, urin, feses, eksudat dari mulut, hidung, dan konjungtiva, serta semua jaringan hewan terinfeksi," imbuhnya.

Penularan dari hewan ke hewan melalui kontak langsung dengan sumber virus misalnya melalui gigitan, cakaran, dan endusan. Penularan diduga juga dapat terjadi melalui rute aerosol atau kontak dekat.
Sedangkan penularan dari hewan ke manusia dapat melalui kontak langsung dengan lesio (kulit), darah, dan cairan (eksudat) hewan terinfeksi, gigitan dan cakaran, melalui aerosol saat kontak dekat dengan hewan terinfeksi, serta konsumsi daging hewan liar yang dikenal 'bush meat' merupakan kasus pada manusia di Afrika.
Dari aspek kesehatan hewan, maka otoritas veteriner perlu membuat kebijakan tentang tindakan-tindakan preventif terkait masuknya hewan-hewan, terutama rodensia dan 'exotic pet' dari negara endemik.
Cacar monyet, memicu kekhawatiran masyarakat Indonesia

"Ini penyakit zoonotik, maka perlu ada koordinasi antara bidang kesehatan, kesehatan hewan, satwa liar, dan instansi terkait, untuk segera membuat serta mengambil langkah tindakan preventif termasuk kesiapsiagaan darurat atau emergency preparedness terkait masuknya virus Monkeypox," ungkap dia.
Pria yang merupakan dosen anatomi tersebut pun berharap komunikasi, informasi dan edukasi harus segera disusun untuk meredam keresahan dan kekhawatiran masyarakat terkait virus tersebut.
"Para pakar di FKH IPB sepakat agar masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan namum tetap perhatikan himbauan dan saran yang disampaikan oleh pemerintah melalui instansi terkait," tutupnya.

WASPADA, TEMUAN SAPI ANTRAKS DI GUNUNGKIDUL

Ternak sapi. (Foto: Infovet/Ridwan)

Baru-baru ini masyarakat Gunungkidul, Yogyakarta, digegerkan oleh temuan sapi yang terjangkit antraks, pada Rabu (22/5). Pasalnya kasus itu tidak hanya mengancam keselamatan ternak, namun juga mengancam kesehatan masyarakat.

Menurut laporan warga, terdapat 15 ekor sapi yang dipotong oleh jagal di Desa Bejiharjo, Gunungkidul, Yogyakarta, menderita antraks. 

Kejadian antraks pun dibenarkan pemerintah daerah setempat. Kepada Infovet , Jumat (24/5), Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunungkidul, Drh Retno Widyastuti, menjelaskan, hanya terdapat 5 ekor sapi yang disembelih, satu diantaranya mengidap antraks.

“Dari hasil pemeriksaan BBVet satu ekor sapi positif antraks. Kemudian dilakukan juga pengambilan sampel terhadap tanah dan material lain di kawasan sekitar penyembelihan untuk diperiksa,” kata Retno.

Temuan tersebut cukup mengkhawatirkan mengingat wilayah tersebut sudah terbebas dari penyakit menular. Jumlah sapi yang positif antraks bukan merupakan indikator derajat bahaya dan ancaman terhadap manusia maupun hewan lain. Namun, infeksi tersebut mampu menyebar dalam suatu kawasan yang luas dan sangat cepat. Kasus serupa pada 2017 juga pernah terjadi di Kulonprogo dan Bantul, Yogyakarta.

Retno pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tak perlu takut untuk mengonsumsi daging sapi maupun komoditas tenak lainnya. “Pemerintah sudah mengambil langkah isolasi daerah terinfeksi dan sudah melakukan pengambilan sampel. Saat ini juga sudah diupayakan pelarangan lalu lintas ternak,” pungkasnya. (iyo)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer