Halal Bihalal Peternak Layer Jabodetabek
Bertempat di Restaurant Pondok Kemangi BSD, sebanyak
32 orang dari kalangan peternak layer dan technical services (TS) perusahaan
obat hewan dan pakan berkumpul menggelar halal bihalal. Acara ini ditujukan
untuk memupuk jalinan silaturahmi dan sebagai momen untuk saling bermaaf-maafan
pasca hari raya umat muslim Idul Fitri 1437 H.
Acara yang berlangsung Jumat, 15 Juli 2016 ini
diawali dengan makan malam dengan sajian khas masakan tradisional selera
nusantara. Kemudian disambung dengan acara foto bersama, perkenalan dan ramah
tamah. Pada kesempatan ini juga dilakukan pengundian doorprize memperebutkan
hadiah hiburan.
Suasana penuh kekeluargaan dan keakraban terpancar
antara peternak dan segenap TS yang hadir. Seakan tak ada jarak diantara mereka
acara berlangsung semarak. Bahkan seusai acara beberapa TS memanfaatkan momen
untuk bisa berdiskusi dengan beberapa peternak secara lebih intens terkait
bisnis. Sukses buat semua! (wan)
Baru 13 Bulan Menjabat, Muladno Diberhentikan Sebagai Dirjen PKH
"Tidak simpang siur Pak. Sudah lurus Pak. Saya diberhentikan," demikian jawaban tegas Muladno via whatsapp, menjawab pertanyaan Infovet mengenai kesimpangsiuran informasi pemberhentian dirinya sebagai Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kamis (14 Juli 2016).
Informasi perihal pemberhentian Dirjen PKH pada Kamis kemarin demikian ramai di sosial media kalangan peternakan dan kesehatan hewan. Pasalnya Muladno menjabat sebagai Dirjen baru 13 bulan. Ia dilantik Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada 1 Juni 2015.
Sebagai pakar yang juga aktivis di berbagai organisasi, Muladno sejak menjabat langsung bisa menyatu dengan stakeholder peternakan dan kesehatan hewan. Di kalangan internal Ditjen PKH sendiri Muladno sosok yang sudah lama dikenal kiprahnya baik sebagai pakar, narasumber maupun pengurus beberapa organisasi peternakan. Konsep dan gagasan tentang peternakan langsung diungkap ke publik dan mendapat respon positif. Konsep yang paling menonjol adalah SPR (Sentra Peternakan Rakyat) yang sudah dijalankannya semenjak dirinya masih bertugas di kampus IPB sebagai dosen. Konsep ini dikembangkan menjadi sebuah program pemerintah, dan telah disosialisasikan ke berbagai daerah dan berbagai asosiasi. Program SPR telah mulai berjalan dengan angaran APBN.
Kepada asosiasi bidang peternakan dan kesehatan hewan, Muladno mengharapkan agar dapat menjalankan aktivitasnya secara profesional. Ia menyelenggarakan dialog revitalisasi asosiasi peternakan saat pameran Indolivestock Expo di Surabaya, Juli 2015. Di forum itulah disepakati bahwa asosiasi yang diakui Ditjen PKH adalah yang berbadan hukum di Kemenhukham.
Pembenahan ini merupakan langkah strategis karena menurut Muladno ada lebih dari 70 asosiasi dan sebagian hanya ada pengurus tanpa anggota, sehingga suaranya belum tentu mewakili pihak yang diakui sebagai anggotanya.
Banyak pihak mengakui dialog dengan stakeholder berlangsung peternakan berlangsung produktif karena Muladno mau mendengar dan sudah cukup lama mendalami persoalan lapangan. "Meski baru setahun menjabat, sudah terlihat banyak langkah pembenahan yang positif," kata seorang pengamat, yang sangat menyayangkan adanya pergantian tersebut.
Perihal pemberhentian dirinya, Muladno menyatakan belum tahu penyebabnya. Sejumlah menduga pemberhentian ini karena selama ini Muladno kerap berbeda pandangan dengan Menteri Pertanian.
Ketidak harmonisan Menteri dengan Dirjen PKH tampak makin nyata tatkala sebuah acara peresmian bibit ternak kambing di Jateng, dimana Mentan hadir tanpa didampingi Muladno, beberapa waktu lalu.
Beberapa sumber lain menyatakan karena kegagalan Dirjen menurunkan harga daging sapi menjadi Rp. 80.000/kg.
Dengan pemberhentian ini, Muladno menjabat sebagai Dirjen PKH hanya 13 bulan. Sejak era reformasi, pergantian Dirjen dalam waktu singkat sudah beberapa kali terjadi. Wasito, guru besar UGM sempat menjabat Dirjen hanya dalam waktu 9 bulan. Sementara Prabowo Respatio menjabat 1 tahun.
"Tragedi pejabat gonta-ganti, tak akan ada solusi yang berarti," kata Heri Setiawan, pemerhati perunggasan nasional menanggapi pergantian ini.
Ditanya tentang langkah selanjutnya setelah tidak menjabat Dirjen, Muladno menyatakan akan kembali ke kampus. Hingga artikel ini disusun belum ada informasi siapa yang akan menggantikan Muladno sebagai Dirjen PKH. Untuk sementara pelaksana tugas (Plt) Dirjen PKH adalah Sekjen Kementan Hari Priyono. ***
Alltech Indonesia Gelar Bukber dan Media Gathering
Sebanyak belasan tamu undangan yang terdiri dari wartawan dan insan media bidang peternakan dan pertanian memenuhi undangan Buka Puasa Bersama yang diselenggarakan oleh Alltech Indonesia. Acara yang berlangsung di Din Tai Fung Restoran, Lotte Shopping Avenue Kuningan Jakarta ini sekaligus juga menjadi event media gathering yang dibuka oleh General Manager Alltech Ir Hery Santoso MP.
Acara pada Selasa, 28 Juni 2016 ini menjadi spesial karena momen pertama kalinya insan media bertatap muka dan berkenalan secara langsung dengan Marketing Coordinator Alltech Indonesia yang baru yaitu Vinda Amelia Sari. Secara singkat Vinda yang alumnus London School of Public Relations dan telah malang melintang di industri pertanian ini menyampaikan perkenalannya dan corporate profile tentang Alltech secara global. Ia mengungkapkan sebagai perusahaan global, Alltech tak lepas dari nilai-nilai edukasi, inovasi, aplikasi dan keterlibatan (involvement).
“Di Alltech, misi kami adalah untuk meningkatkan kesehatan dan performa masyarakat, ternak dan tumbuhan melalui nutrisi dan inovasi sains. Kami berkomitmen membawa nilai lebih melalu rantai pangan, melalui peningkatan nilai dan kualitas bahan baku pakan. Selain itu menyediakan program nutrisi ternak untuk mencapai performa sesuai potensi genetiknya dan mendukung peternak dalam menghasilkan produk pangan yang lebih bernutrisi dan aman bagi konsumen,” terang Vinda.
Acara buka bersama ini berjalan dengan penuh keakraban antara Tim Alltech Indonesia dan insan media yang terdiri dari Majalah Infovet, Poultry Indonesia, Trobos, Trubus, Agrina, dan AgroTV. Acara bukber juga diisi dengan diskusi ringan seputar strategi marketing dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca dari masing-masing media. Secara khusus Vinda juga menyampaikan ketertarikannya pada industri perikanan budidaya perihal peluang dan tantangan sektor usaha yang terus tumbuh ini.
Selamat datang kepada Bu Vinda di industri peternakan dan perikanan ini, semoga kerjasama kita bisa terus meningkat di kemudian hari. (wan)
Foto bersama Tima Alltech Indonesia dengan insan media bidang pertanian, peternakan/perunggasan dan perikanan. |
“Di Alltech, misi kami adalah untuk meningkatkan kesehatan dan performa masyarakat, ternak dan tumbuhan melalui nutrisi dan inovasi sains. Kami berkomitmen membawa nilai lebih melalu rantai pangan, melalui peningkatan nilai dan kualitas bahan baku pakan. Selain itu menyediakan program nutrisi ternak untuk mencapai performa sesuai potensi genetiknya dan mendukung peternak dalam menghasilkan produk pangan yang lebih bernutrisi dan aman bagi konsumen,” terang Vinda.
Acara buka bersama ini berjalan dengan penuh keakraban antara Tim Alltech Indonesia dan insan media yang terdiri dari Majalah Infovet, Poultry Indonesia, Trobos, Trubus, Agrina, dan AgroTV. Acara bukber juga diisi dengan diskusi ringan seputar strategi marketing dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca dari masing-masing media. Secara khusus Vinda juga menyampaikan ketertarikannya pada industri perikanan budidaya perihal peluang dan tantangan sektor usaha yang terus tumbuh ini.
Selamat datang kepada Bu Vinda di industri peternakan dan perikanan ini, semoga kerjasama kita bisa terus meningkat di kemudian hari. (wan)
Audiensi ISPI dengan Mensesneg Pratikno
Kondisi peternakan tanah air yang dinilai sedang
bergejolak, membuat Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) merasa prihatin
dan tergerak untuk dapat memberikan masukan kepada Pemerintah. Atas kondisi
tersebut, Kamis 23 Juni 2016, rombongan ISPI yang dipimpin oleh Ketua Umum ISPI
Prof. Ali Agus mengadakan audiensi dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg)
Prof Pratikno di Kantornya.
Foto bersama para pelaku industri peternakan dengan Mensesneg Prof Pratikno. |
Dalam dialog tersebut, Ali Agus mengatakan bahwa salah
satu program kerja PB ISPI antara lain adalah advokasi kebijakan bidang
peternakan, sehingga pertemuan tersebut diharapkan dapat menjembatani para
pelaku peternakan dengan Pemerintah. Pengurus ISPI Rochadi Tawaf mengatakan,
kondisi tata niaga daging sapi saat ini dan keberadaan daging sapi impor membuat
kerugian bagi semua pihak, terutama peternak sapi lokal.
“Kebijakan pemerintah yang ingin menekan harga
daging sapi hingga Rp 80.000/kg dan hanya bisa dilakukan dengan impor, maka
yang paling diuntungkan ialah para free
rider dan para importir daging sapi. Memang kita memahami betul bahwa salah
satu tugas Pemerintah ialah menstabilkan ketersediaan supply-demand daging
sapi, dan saat ini kebijakan impor daging merupakan jalan satu-satunya untuk
memenuhi kebutuhan,” kata Rochadi.
Lebih lanjut Rochadi menjelaskan, daging yang dijual
saat ini dengan harga Rp 80.000 per kg merupakan daging CL (chemical lean) yang
seharusnya dibanderol harga Rp 60.000. Dengan kondisi seperti itu, yang
diuntungkan sekali lagi justru para importir daging.
Joko Susilo yang juga Pengurus ISPI menambahkan,
kondisi perunggasan berbanding terbalik dengan kondisi di sapi. Industri
perunggasan mengalami over supply
atau pasokan berlebih, sehingga menyebabkan kerugian bagi peternak yang
berimbas terhadap jumlah peternak. “Saat ini jumlah peternak rakyat tinggal
hanya 15% dibanding jumlah integrator,” kata Joko.
Oleh karenanya, kami para peternak ayam mengharapkan
adanya segmentasi pasar yang belum pernah diatur. Harapannya, para integrator
dapat diarahkan untuk melakukan ekspor, bukan malah sama-sama menjual produknya
di pasar tradisional. “Kalau sama-sama menyasar pasar tradisional, peternak
rakyat yang akan habis,”kata Joko.
Ketua Umum ISPI Prof Ali Agus menambahkan, dengan
pertemuan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah untuk dapat
menyediakan pangan kepada masyarakat yang terjangkau (murah) dan tentunya
berkualitas. “Bukan hanya sekadar murah, namun juga harus berkualitas pula,”
tegas Prof Ali Agus yang juga Dekan Fakultas Peternakan UGM. (wan)
KEPUTUSAN AFKIR DINI UNTUK BELA PETERNAK RAKYAT
Jakarta – Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan
Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Indonesia Hartono menyampaikan bahwa PT
Charoen Phokpand Tbk dan PT Japfa Comfeed Tbk beserta 10 pembibitan unggas yang
menjadi terlapor, hanya merupakan korban dalam pelaksanaan kebijakan afkir dini
induk ayam (parent stock/ PS) yang diperkarakan oleh Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU). Para perusahaan pembibitan unggas membantu peternak dengan
menjalankan instruksi Pemerintah untuk mengafkir dini induk ayam PS yang masih
berada dalam usia produktif.
Drh Hartono, Ketua Dewan Pembina PINSAR Indonesia |
“Saya harus jujur, dalam perkara afkir dini ini,
Charoen dan Japfa dan para terlapor lainnya merupakan pahlawan, karena
berkorban demi menyelamatkan kami selaku peternak mandiri,” ujarnya saat
bersaksi di sidang pemeriksaan lanjutan dugaan kartel ayam pedaging di KPPU,
Rabu (15/6).
Hartono menaksir, kerugian yang ditangung oleh 12
perusahaan pembibitan yang menjadi terlapor mencapai Rp 600 miliar. Perhitungan
tersebut dengan asumsi harga satu ekor PS yang masih produktif berkisar Rp 200
ribu dan jumlah PS yang sudah diafkir sebanyak 3 juta ekor.
Dalam persidangan Hartono mengakui, bahwa usulan afkir
dini bermula dari tuntutan PINSAR agar pemerintah mengambil langkah nyata atas
krisis yang dialami peternak. Sejak 2013, peternak menderita karena harga ayam
hidup (live bird) jatuh di bawah
harga pokok produksi (HPP).
Hartono yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum
PINSAR Indonesia kemudian memimpin demonstrasi-demonstrasi peternak di
Kementerian Pertanian, Kementerian perdagangan, dan Istana Negara yang
berlangsung dalam kurun waktu 2013 sampai 2014.
“Kami berteriak hampir tiga tahunan. Semua
teman-teman rela datang jauh-jauh ke Istana. Dalam demo ke Kementan kami sampai
membawa telur busuk dan melepas ayam kami disitu sebagai simbol kekecewaan
kami,” ujar Hartono, yang juga merupakan peternak mandiri di Bogor, Jawa Barat
dengan produksi hingga 400.000 ekor per bulan.
Hartono mengungkapkan, setelah Muladno menjabat
sebagai Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian
Pertanian di Juni 2015, Pemerintah mulai melakukan tindakan yang lebih nyata
ketimbang hanya memberikan janji. “Pak Muladno berani pasang badan untuk
menyelamatkan peternak dengan meminta perusahaan pembibitan untuk melakukan afkir
dini PS,” jelasnya.
Hartono mengatakan saat afkir dini tahap I terhadap
2 juta PS dilakukan pada Oktober dan November 2015, serta tahap II sebanyak 1
juta, peternak sempat merasakan dampak positifnya pada bulan Desember tahun
itu.
Menurutnya, afkir dini yang dilakukan menguntungkan
peternak karena harga live bird yang terpuruk mulai bergerak normal. Namun,
setelah ada instruksi dari KPPU untuk menghentikan afkir dini, harga kembali
jatuh di bulan Februari. “Setahu kami ada penghentian dari KPPU. Salah satu
yang mendorong harga jatuh itu karena KPPU menghentikan afkir dini,” serunya.
Hartono juga menjelaskan bahwa jumlah PS yang diafkir
sebanyak enam juta juga berawal dari usulan PINSAR. Bahkan, awalnya PINSAR
mengusulkan jumlah yang diafkir sebanyak 10 juta PS. “Tapi dengan asumsi satu
PS nilainya Rp200.000 per ekor, jika dikalikan 10 juta PS berarti nilainya Rp2
triliun. Siapa yang mau nanggung rugi sebesar itu? Akhirnya dicari angka yang
rasional, itu pun setelah melalui perdebatan dan tarik ulur,” jelas Hartono.
Tanggungjawab Pemerintah
Pada sidang sebelumnya, Dirjen PKH muladno
menyatakan, afkir dini indukan ayam (parent
stock) oleh 12 perusahaan pembibitan unggas merupakan instruksi dan bentuk
tanggungjawab pemerintah. “Kebijakan afkir dini induk ayam itu saya putuskan
sebagai bentuk tanggung jawab demi kebaikan bangsa ini. Saat memutuskan afkir
dini, niatnya adalah demi kepentingan publik, membela rakyat kecil,” ujarnya.
Menurut Muladno, kebijakan afkir dini berawal dari
jeritan peternak rakyat yang dalam beberapa tahun terakhir merugi karena harga
ayam hidup (live bird) jatuh di bawah
harga pokok produksi akibat berlebihnya pasokan anak ayam usia sehari (day old
chick/DOC). Harga harga ayam hidup sempat terjun bebas ke level Rp 12.000 per
kilogram, di sejumlah kota bahkan merosot sampai di Rp 8.000 per kilogram.
Sementara, biaya pokok produksi ayam mencapai Rp 18.000 per kilogram.
Berdasarkan data yang ada, hal itu disebabkan oleh kelebihan pasok (oversupply) DOC. Kebutuhan seminggu
hanya 42 juta ekor namun pasokan mencapai 60 juta ekor.
“Kebijakan afkir dini diambil setelah melalui kajian
oleh tim ad hoc yang mewakili para pemangku kepentingan (stakeholders),
termasuk pemerintah dan peternak. Keputusan afkir dini juga diambil setelah tim
ad hoc melakukan sekitar 40 kali pertemuan untuk merumuskan solusi atas
permasalahan yang dihadapi peternak,” tuturnya.
Anggota Dewan Pembina PINSAR Indonesia Rachmat
Pambudy mengatakan, tindakan Dirjen PKH mengisntruksikan afkir dini induk ayam
adalah kebijakan tepat untuk menegakkan wibawa pemerintah dalam melindungi,
menyelamatkan dan memastikan kelangsungan budidaya peternak ayam nasional.
Peternakan ayam nasional adalah sektor sangat penting dan strategis karena
menghasilkan protein hewani bergizi tinggi (daging dan telur) yang terjangkau
sebagian besar masyarakatnya.
“Tindakan Dirjen PKH perlu dihargai, dihormati dan
dilindungi sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tindakan KPPU mengintervensi dan
menganulir keputusan Dirjen PKH berpotensi melemahkan wibawa pemerintah dan
hilangnya kepercayaan masyarakat serta dunia usaha pada pemerintah,” tandasnya.
(wan)
ARTIKEL TERPOPULER
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk ...
-
Manajemen pemberian pakan ayam petelur sangat penting. Mengingat biaya operasional terbesar adalah pakan (70-80%). Jika manajemen pakan buru...
-
Acara pendampingan pakan untuk peternak sapi perah yang dilaksanakan AINI dan KPSBU melalui daring. (Foto: Istimewa) Dalam acara Pendampinga...
-
Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur (( Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya produksi telur, diharapkan peternak dapat m...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Peran brooder sangat penting untuk menjaga suhu dalam kandang saat masa brooding , agar ayam nyaman dan pertumbuhannya bisa optimal. ...
-
Peternak unggas terutama self-mixing harus cerdas dalam memilih imbuhan pakan feed additive maupun feed supplement. (Foto: Dok. Infovet) Sej...
-
TIDAK ADA CERITANYA PETERNAK BROILER RUGI? (( Ayam pedaging, usaha peternakannya dihitung per periode. Perhitungannya ada kalah menangnya. M...
-
Karena kekeringan yang berkepanjangan, ketidakpastian yang diciptakan oleh pandemi Covid-19, dan pemadaman listrik yang berkelanjutan, peter...
-
Seorang peternak bercerita kepada Infovet bahwa ayam broiler umur 12 hari mengalami ngorok atau gangguan pernafasan. Setelah vaksinasi IB...