-->

Manajemen Layer Modern

Fokus Infovet Mei 2008

(( Dalam berusaha ternak, peternak kita masih berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, belum berorientasi pada kualitas produk yang diproduksi ternaknya. Ini merupakan tantangan para pemikir dunia peternakan di negeri ini saat ini. ))

Seperti tak pernah habisnya, kupasan-kupasan penuh makna yang menghantarkan peternak baik peternak broiler maupun peternak layer ke tangga berilmu pengetahuan terus diupayakan.
Seperti tak pernah habisnya waktu untuk terus menggali informasi yang datangnya dari peternak dan untuk peternak, berbagi pengalaman satu sama linnya, meskipun dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama.
Itulah media, Infovet yang menyajikan informasi terkini, berarti bagi kemajuan dunia peternakan di negeri ini.
Memelihara ayam sebenarnya merupakan seni kerja, perpaduan antara kemauan dan skill yang dimiliki. Kesuksesan biasanya bila person mampu menerapkan ilmu yang dipunyai, kemudian diaplikasikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian disampaikan Prof DR Ir Tri Yuwanta SU DEA, dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di ruang kerjanya.
Menurut Prof DR Ir Tri Yuwanta SU DEA usaha dibidang peternakan merupakan pekerjaan mulia yang menyangkut hayat hidup orang banyak. Ini artinya bahwa selagi ada peradaban dunia maka usaha dibidang ini (red; peternakan) masih akan tetap exist karena kebutuhan pokok manusia akan protein hewani salah satunya di pasok oleh ayam yang didaulat sebagai pengahasil telur dan daging.
Saat ini kita hanya mengenal dua tipe ayam yang intens diusahakan sebagai usaha peternakan komersial, yaitu ayam pedaging dan ayam petelur.
Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam atau unggas adalah dari ayam hutan liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak.
Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik.
Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur atau layer. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih atau white layer dan ayam petelur cokelat atau brown layer.
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (terus dimurnikan). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Untuk mendapatkan strain unggulnya diperlukan pengkajian dan penelitian yang memakan waktu lama, baik melalui perkawinan galur murni maupun perkawinan silang yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan ayam-ayam petelur yang unggul dan tahan terhadap serangan bibit penyakit.
Kemudian langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah seni kerja, dalam hal ini ditegaskan Tri sebagai bentuk manajemen pemeliharaan yang sesuai standar yang diharapkan. Lalu standar dimaksud seperti apa?

Manajemen Pemeliharaan Layer Modern

”Peristilahan layer modern itu sebenarnya apa sih,” pertanyaan awal yang ditujukan Tri kepada Wartawan Infovet saat dijumpai di ruang kerjanya di kampus Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Apakah modern ditinjau dari segi pemeliharaan ataukah modern yang dikaitkan dengan kemampuan genetik ayam tersebut dalam memproduksi telur melebihi produksi rata-rata yang telah dicapainya?
Kalaulah modern di sini dilihat dari segi pemeliharaan, di belahan bumi sana (red; di luar Indonesia) usaha pemeliharaan ayam petelur atau layer memang sudah diarahkan pada pemeliharaan yang bersifat ranch farming, yaitu pemeliharaan dengan sistem litter yang dilengkapi dengan sarang-sarang tempat bertelur, ditempatkan pada sisi kanan dan kiri kandang.
Kemudian, di tengah kandang disediakan beberpa tenggeran untuk ayam, hal ini ditujukan untuk memberikan kebebasan pada ayam bergerak melakukan aktivitasnya sebagai makhluk hidup. Pada sistem inipun sering dijumpai peternak yang melengkapi kandangnya dengan halaman bermain yang luas untuk ayam peliharaannya.
Teknik mempakani ayam pun berbeda, yaitu metode pemberian pakan free choice atau sistem kafetaria. Disamping itu, pada sistem pemeliharaan seperti ini, peternak mengupayakan ayam-ayam peliharaannya bebas dari makanan asal ternak, sebut saja tepung ikan, tepung tulang, tepung darah dan jenis pakan ternak lainnya yang berasal dari ternak dan produknya.
”Bisa dikatakan pola pemeliharaan ayam seperti ini merupakan pemeliharaan ayam sistem organik, artinya terbebas dari hal-hal yang bersifat kimiawi dan pakan-pakan asal ternak dan produknya,” tutur Master lulusan Universitas Rennes I Prancis ini.
Lalu bagaimana produksi dan nilai jualnya? Menurut Tri, produksi telur dari ayam yang dipelihara seperti ini, harga telurnya lebih tinggi 25% bila dibanding dengan pola pemeliharaan ayam dengan sistem baterai.
Hal ini mungkin saja terkait dengan besarnya modal yang diperlukan untuk investasi awal, dan wajar bila usaha mereka (red; peternak) mendapat apresiasi yang baik, sebentuk public awareness atau penghargaan kepada peternak dimaksud, sementara itu kuantitas produksinya sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan pemeliharaan dengan sistem baterai.
Lalu apakah usaha peternakan seperti ini bisa diterapkan di negeri ini?
“Nah itu dia, permasalahannya bukan dari bisa atau tidak bisanya usaha pemeliharaan layer sistem ranch farming ini diterapkan di negeri ini, namun itu semua terletak dari tujuan usaha peternakan layer yang diusahakan oleh peternak kita (red; Indonesia),” jelas Tri.
Dalam berusaha ternak, peternak kita masih berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, belum berorientasi pada kualitas produk yang diproduksi ternaknya.
“Ini merupakan tantangan para pemikir dunia peternakan di negeri ini saat ini,” lanjut Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini. (Daman Suska).

PONDASI 16 TAHUN INFOVET


Ruang Redaksi Infovet Edisi 166 Mei 2008

Setelah 16 tahun Infovet setia menjadi teman Anda dalam mengawal informasi peternakan dan kesehatan hewan, kita mensyukuri bahwa selama ini kita merupakan mitra yang sama-sama setia dalam dunia kita: peternakan dan kesehatan hewan. Bukan semata berhenti pada bidang ini kita berbicara, namun maknanya jauh lebih daripada itu, kita pun berkontribusi bagi pembangunan manusia Indonesia sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 1945.
Mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu agenda proklamasi itu. Dengan informasi peternakan dan kesehatan hewan yang dikawal Infovet sejak 1992, tentu Anda sudah merasakan manfaat yang begitu luar biasa itu. Memulainya, melanjutkannya, dan memeliharanya, adalah tugas-tugas yang patut diemban.
Masa kini harus lebih baik dari masa lalu, dan masa akan datang harus lebih baik dari masa kini. Masa lalu adalah pelajaran, masa kini adalah kehidupan, masa depan adalah harapan. Berbagai kata-kata mutiara dapat kita sematkan di dada kita masing-masing dalam melangkah hari demi hari yang kita lalui dengan segenap rasa syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Berbagai gelombang, ekonomi, politik, budaya, sosial, dan lain sebagainya kita lalui, dan kita bersyukur masih tegak sebegitu jauh, dan akan senantiasa merengkuh segenap cita-cita dengan segenap penyembahan pada Yang Maha Kuasa dan Mulia.
Ambillah contoh krisis mobeter yang kita berhasil lalui. Ambilllah contoh sebelumnya ketika penyakit Gumboro masuk di Indonesia. Ketika Anthraks menghantam perekonomian kita. Bahkan ketika Flu Burung masih menyisakan jejak-jejak pengacauan ekonomi yang berpengaruh secara luas tidak hanya di kalangan peternakan saja.
Apa yang patut kita katakan, oleh kekuatan siapa semua cobaan itu dapat kita lalui dengan badan tegak bahkan mampu berbuat lebih baik di masa selanjutnya? Jelas, itu semata-mata karena Kasih KaruniaNya.
Bilamana kita berlatar belakang kebudayaan Nusantara, sudah tentu kita membuat kue tumpeng untuk merayakan hari lahir hingga seumur begini kita selalu dalam lindungan dan berkah serta pimpinanNya.
Bilamana kita berlatar belakang kebudayaan global kita membuat kue ulang tahun dengan tertancapnya lilin sebagai simbol umur kita. Kita tiup lilin, diiringi tepuk tangan. Lalu semua mengucapkan, “Selamat ulang tahun, semoga panjang umur, sehat sentosa dan sejahteralah senantiasa.”
Doa demi doa kita angkasakan. Demikian juga bagi Infovet yang semula dalam naungan langsung Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI). Lalu 2002 Infovet menjadi sebuah perusahaan milik ASOHI, PT Gallus Indonesia Utama, berkembang dari satu Divisi Infovet, muncullah Divisi Gita Pustaka, Divisi Satwa Kesyangan, Divisi Event Organizer, Divisi G Multimerdia, selain Sekretariat ASOHI sendiri.
Infovet Group, dalam PT Gallus Indonesia Utama telah mewujudkan cita-cita Pendiri ASOHI, salah satunya Almarhum Dr H Karim Mahanan yang punya kepedulian tinggi terhadap masyarakat obat hewan, dan peternakan secara umum. Kepedulian yang sama kita pegang teguh, pelihara dan senantiasa kita kembangkan dengan sepenuh dedikasi.
Infovet dan para pembaca, pemasang iklan, dan seluruh mitra, adalah satu keluarga besar yang punya dedikasi kuat terhadap cita-cita awal berdirinya ASOHI, dan berbagai organisasi peternakan lainnya. Maka pada HUT Infovet ke 16 bulan Mei 2008 ini, segenap keluarga besar Infovet - PT Gallus Indonesia Utama - Asosiasi Obat Hewan Indonesia, mengucapkan terimakasih kepada Anda semua, atas kerjasama yang sangat baik dalam sejarah kita selama ini.
Mari kita jaga dan kembangkan cita-cita kita yang telah kuat pondasinya ini selama usia 16 tahun, sekuat pondasi Kemerdekaan 1945 yang tahun ini mencapai usia 63. Merdeka!!! (YR)

OBYEK YANG BERCERITA


Ruang Redaksi Infovet Edisi 165 April 2008

Yang Infovet kunjungi kali ini --bersama seorang area supervisor obat hewan ternama di Indonesia--, adalah peternakan yang berdiri di atas kolam yang luas di peternakan ayam di Indonesia memang salah satunya di Gunung Sindur, Bogor.
Lokasi peternakannya juga di banyak tempat yang lain, menjadi sarana mengentaskan penduduk dari pengangguran, memompa denyut perekonomian daerah setempat. Sedang kantor dari peternakannya terletak di pinggir jalan besar di Parung, Bogor, sebuah kantor yang representatif tempat menerima Infovet dengan ramah.
Setelah berkunjung ke peternakan itu, Infovet bersama petugas teknis kesehatan hewan itu pun kembali ke kantor perusahaannya di Bogor. Lalu bersama seorang area supervisor yang lain, Infovet pun mengunjungi rumah peternak yang lain, yang juga merupakan salah satu pelanggan perusahaan itu, yang sangat setia.
Rumah peternak ini terletak di dalam kota Bogor, sebuah kompleks perumahan menengah ke atas. Betapa megah rumah itu, rumah seorang yang berstatus peternak, tepatnya peternak yang sukses. Bersama area supervisor perusahaan ternama itu, Infovet diterima dengan ramah dan disuguhi berbagai kisah suksesnya semenjak awal hingga kini.
Pada saat yang bersamaan, tim Infovet yang lain pun menjalankan fungsi masing-masing sesuai dengan tanggung jawab, tugas dan kewajibannya.
Pada saat tidak terlalu lama, PT Gallus Indonesia Utama menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2007. Infovet pun merekrut staf baru, bersamaan dengan rekrutmen yang diselenggarakan oleh Divisi Gita Pustaka dan Supporting Team PT Gallus Indonesia Utama.
Dari Infovet, terpilih Bernat ST sebagai staf marketing yang baru, sedangkan dari Divisi Gita Pustaka terpilih Nur Susanto sebagai karyawan baru, Suppoting Team terpilih Saptono Adi, yang masih akan diuji lagi dalam 3 bulan percobaan.
Dunia memang bergerak dan bumi memang terus berputar. Kita sadari, semua yang terjadi pada sekarang harus lebih baik daripada masa lalu, dan masa akan datang harus lebih cemerlang daripada masa sekarang.
Kunjungan ke peternakan-peternakan, hubungan baik dengan para mitra usaha, melayani kepuasan Anda semua, dengan pelayanan sebaik-baiknya, adalah suatu obsesi dalam menjalan fungsi di bidang informasi kesehatan hewan dan peternakan.
Obsesi itu seiring perubahan-perubahan yang pasti terjadi, diiringi pencitraan baru yang lebih baik sesuai harapan, sebagaimana kaidah ilmiah, selalu ada cara pandang baru untuk suatu hal yang semula dianggap sebagai kebenaran.
Sejarah pemikiran pun selalu berkembang tentang cara memandang dunia ini. Dari semula suatu obyek menentukan suatu omongan, lalu antara omongan dan obyek saling mempengaruhi, kini kita sudah memasuki jaman posmodernime yang secara umum dapat dikatakan bahwa omongan-lah yang mempengaruhi obyek. Apapun obyek yang ada, yang paling menentukan adalah omongan tentang obyek itu sendiri.
Dalam kata lain posmodernism adalah kesempatan untuk memegang suatu bentuk cara pandang tanpa perlu ada yang sama untuk memegangnya. Hal itu bisa kita lakukan di dunia peternakan dan kesehatan hewan. Namun...
Sudah tentu, Infovet tetap menjaga kuat bagaimana sesungguhnya citra yang ada pada wajah peternakan dan kesehatan hewan kita. Caranya, dengan tetap berpegang teguh pada prinsip sebisa mungkin tahu sendiri dari sumber pertama, tentang keadaan yang sesungguhnya.
Lalu, melaporkan kepada Anda untuk sama-sama berbagi dan mengembangkan peternakan dan kesehatan hewan kita. Bukan mengandalkan semata-mata pandangan kita, biarlah obyek ini yang bercerita kepada kita semua. Selamat membaca....! (Yonathan Rahardjo)

Kunjungan Bersama


Ruang Redaksi Infovet Edisi 164 Maret 2008

Bersama Infovet Perwakilan Yogyakarta Drh Untung Satriyo, dan Wartawan Infovet Daerah Riau Sadarman SPt, pagi itu Tim Infovet Pusat Jakarta berkunjung ke PT Ceva Indonesia, PT Romindo Primavetcom, dan PT Paeco Agung, sehari setelah acara Pertemuan Tahunan PT Gallus Indonesia Utama usai diselenggarakan di Cisarua, Jawa Barat.
Dua kawan dari daerah sebagai wakil Infovet di daerah masing-masing itu memanfaatkan waktu di Jakarta untuk mengetahui bagaimana kerja tim pusat dalam menjalin hubungan dengan mitra kerja di Ibukota Indonesia Raya: Jakarta.
Banyak perusahaan mestinya yang dapat dikunjungi di Ibu Kota Indonesia Raya, namun mengingat terbatasnya waktu, cuma satu hari di Jakarta, 29 Januari 2008, tim Infovet pusat dan daerah mesti mensiasati kepadatan lalu lintas di ibukota dengan mengunjungi beberapa perusahaan sebagai representasi.
Di PT Ceva Indonesia, Tim Infovet diterima Drh Haryono Jatmiko. Di PT Romindo Primavetcom, Tim Infovet diterima Presiden Direktur Gani Haryanto didampingi Drh Edy Nuryanto. Di PT Paeco Agung diterima Presiden Direktur Edy Yusuf didampingi Drs Idham Karim, Dra Henny Karim dan Drh Puji Hartini.
Sebagaimana layaknya kerja di penerbitan pers adalah menghimpun informasi untuk disajikan guna kepuasan pembaca, kali ini pun demikianlah yang dilakukan Infovet di perusahaan mitra kerja tersebut. Sebagaimana bulan sebelumnya, Infovet melakukan kunjungan bersama divisi lain se PT Gallus Indonesia Utama di peternakan Eden Farm milik Ricky Bangsaratoe SH, lalu Tim Infovet berkunjung ke peternakan Drh Djodie Hario Seno di Bekasi, dan banyak tempat lainnya, perusahaan-perusahaan sarana produksi peternakan, peternakan, pemerintah, akademis di kampus, dan lain-lain.
Ada nilai lebih dari setiap kunjungan bersama, baik Tim Infovet secara internal, dalam hubungan dengan perusahaan mitra, dan terutama bagi hubungan antara Infovet dengan perusahaan mitra. Sudah tentu nilai-nilai positif itulah yang diharapkan dari dilakukannya kunjungan bersama itu, untuk meningkatkan spirit bekerja dan mencipta produk yang terbaik yang sangat dibutuhkan oleh pembaca, sebagai satu rangka atmosfir pembangunan dunia peternakan dan kesehatan hewan.
Memang pembicaraan dalam setiap kunjungan adalah khas, sebagaimana ciri khas produk Majalah Infovet yaitu: Informasi Dunia Kesehatan Hewan dan Peternakan. Dan, di sinilah letak keunggulan Majalah kesayangan Anda ini: Kesehatan Hewan dan Peternakan, merupakan suatu hal yang tidak dapat dilepas begitu saja meski sudah hadir majalah-majalah sejenis yang menyuarakan dunia perunggasan dan agribisnis.
Infovet mempunyai keunggulan yang merupakan suatu kepedulian kita bersama: Kesehatan Hewan (dan Peternakan). Dengan kunjungan bersama ke mitra kerja, kita lebih dapat memetakan kebutuhan pembaca, kerinduan akan kehadiran Infovet setiap bulan di meja pembaca, dan berbagai masukan yang diberikan guna mempersembahkan Majalah Kesayangan Anda ini pada masa berikutnya.
Salah satu nilai yang terasakan adalah: perlunya kita berpartner, bersama, dalam setiap langkah hidup bersama. Bahkan dalam meningkatkan pemikiran-pemikirannya, para filsuf dunia membutuhkan partner. Partner antar jaman adalah antara Aristoteles yang pemikiran-pemikiran Yunani-nya disuarakan oleh Ibnu Rush sebagai penyuara utama filosofi Aristoteles di dunia Timur yang selanjutnya diterjemahkan ke bahasa barat oleh filsuf-filsuf barat.
Partner hampir sejaman antara lain Descartes dengan Isaac Newton di Inggris, yang keduanya memberikan pengaruh besar pengejawantahan fisika dalam bahasa ilmu alam. Isaac Newton membaca buku-buku Descartes sebelum menemukan berbagai hal luar biasa dalam ilmu fisika.
Partner sejaman antara lain Mohammad Hatta dan Tjokroaminoto dalam perjuangan sosialisme bangsa ini, sejaman dengan Paull Tillich di Jerman dengan garis perjuangan yang mirip.
Partner di dunia bisnis? Anda tentu sangat hafal nama-nama besar di negeri ini. Apalagi di dunia peternakan dan kesehatan hewan, begitu banyak partner dalam kerja sama. Bahkan dalam kunjungan bersama Infovet tadi, kita dapat memaknai arti partner untuk suatu kemajuan bersama dambaan kita.
Akhirnya, tiba saatnya kita lakukan hal terbaik yang semua pasti ada waktunya. (Yonathan Rahardjo)

KETIKA KITA MENGGUNTING PITA

Ruang Redaksi Edisi 168 Juli 2008

Ternyata ada hubungan filosofis antara cacing pita dengan acara gunting pita pada acara-acara seremonial peternakan yang sedang marak saat ini.

Infeksi cacing pita itu merupakan penyakit yang menakutkan bagi kalangan peternak ayam. Penyakit itu tidak saja membuat tubuh ayam mendadak lesu, tetapi juga mengakibatkan turunnya bobot badan secara drastis, mengganggu laju pertumbuhan, menurunkan produksi daging ayam dan telur. Bahkan, karena cacing pita dalam jumlah besar mengambil sari-sari makanan dari tubuh ayam, ujung-ujungnya bisa terjadi hipoglikemia atau kematian ayam secara mendadak dalam jumlah besar.

"Karena itu, kami terus mengingatkan para peternak ayam agar hati-hati menyikapi infeksi cacing pita," ujar pihak Humas IPB dalam suatu kesempatan. Caranya, di antaranya, menugaskan Mahasiswa Kedokteran Hewan IPB melakukan survei dampak infeksi cacing pita ke sejumlah ayam peternak di sekitar Bogor-Cianjur. Mereka pernah mendapatkan data-data yang luar biasa mengejutkan.

Betapa tidak? Akibat infeksi cacing pita itu tercatat kerugian yang diderita peternak ayam di kedua kabupaten itu pernah mencapai 2.240 ekor sampai 3.148 ton ayam terbuang sia-sia atau senilai lebih dari 2,49 sampai 3,5 juta dolar Amerika Serikat per tahun.

Jangan kaget kalau sewaktu-waktu melihat peternak anak ayam yang semula sukses mendadak bangkrut. Dan, sekali kebangkrutan yang dialami peternak ayam, nilai rupiahnya cukup besar. Tak heran jika sering terdengar peternak ayam stres ketika ayam-ayamnya terserang infeksi cacing pita. Infeksi cacing pita memang tidak bisa dianggap remeh. Buktinya, infeksi cacing itu bisa menghambat pengembangan peternakan unggas di Indonesia.

Selama ini para peternak mengendalikan infeksi cacing pita ini dengan menggunakan obat cacing secara rutin dan teratur. Adapun upaya alternatifnya, dalam dunia pengobatan tradisional, tanaman miana digunakan untuk mengatasi cacingan, dan secara ilmiah aktivitas antelmintik dari daun miana telah dibuktikan. Dari uji fitokimia terungkap bahwa daun miana mengandung metabolit sekunder flavonoid, steroid, tannin, dan saponin. Kemudian diuji tingkat efektivitas kekuatannya dengan pelarut air, metanol, dan kloroform.

Ekstrak kloroform memiliki aktivitas antelmintik yang paling kuat, diikuti metanol. Esktrak kloroform ini mengandung senyawa golongan steroid dan flavonoid. Dari ekstrak yang paling kuat, pemberian ekstrak kloroform daun miana pada ayam dengan dosis antara 25 mg sampai 200 mg per kg berat badan ternyata mampu menurunkan jumlah cacing secara signifikan.

Cacing pita juga sangat terkenal menyerang babi. Bentuk cacing pita memang ada yang klasik Taenia saginata atau cacing pita daging sapi, Taenia solium atau cacing pita daging babi, lalu Taenia Asia atau Taenia asiatica. Menurut definisi WHO (World Health Organization), cacing pita Taenia adalah parasit siklozoonosis yang dapat menular di antara hewan vertebrata dan manusia. Ada juga yang memasukkan pada kelompok cacing anthropozoonosis karena melihat fakta selain sebagai penyebar, manusia juga menjadi inang buntu (final host) dari parasit tersebut.

Tindakan pencegahan dan pengobatan terhadap ketiga jenis taeniasis itu hampir sama. Tindakan pencegahan tersebut pada prinsipnya terdiri atas:

(1) menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati orang yang mengandung parasit, dan mencegah kontaminasi tanah dengan feses manusia;

(2) pemeriksaan hati dan organ visceral babi terhadap adanya sistiserkus;

(3) memasak hati babi bila akan dikonsumsi. Penyebaran penyakit dapat pula ditekan lewat jalur pendidikan, kontrol melalui program-program kesehatan masyarakat dan kesehatan masyarakat veteriner

Sudah tentu kewaspadaan ini pun berlaku untuk menghadapi apapun jenis cacing dan berbagai penyakit lain pada ternak-ternak kita. Bahkan juga pada saat-saat kita sibuk melakukan upacara seremonial, seminar, pameran, ekspo dan lain-lain yang secara simbolis acapkita lakukan dengan menggunting pita.

Juga pada saat ini, ketika Ekspo peternakan terbesar di Indonesia sedang diberlangsungkan dengan meriah, perhatian kita terhadap hal-hal teknis peternakan dan kesehatan hewan kita, tak bolehlah lengah sedetik pun. Secara simbolis, menggunting pita pada acara seremonial itu bermakna menggunting kehidupan dan siklus hidup cacing yang mengganggu peternakan. Sehingga, terbukalah jalan menuju peternakan yang produktif. (Yonathan Rahardjo/ Sumber FKH/ SK)

SUATU BUKTI KEUNGGULAN


Ruang Redaksi Infovet Edisi 167 Juni 2008

Suatu perusahaan peternakan membawa produk-produk ayam ras unggulannya pada sebuah pameran akbar peternakan tingkat nasional bahkan bertaraf internasional. Stan peternakan besar ini menyedot perhatian pengunjung yang membutuhkan ayam-ayam unggul untuk dibudidayakan dan dipasarkan secara komersial yang mendapatkan pelayanan memuaskan dari para staf di perusahaan peternakan ini.

Para staf ini sangat menguasai secara teknis setiap informasi yang dibutuhkan. Sehingga tampak jelas keunggulan ayam perusahaan peternakan ini. Ayam unggulan perusahaan peternakan tersebut adalah ayam penghasil daging dada yang besar maksimum, ayam sebagai indukan yang paling subur dan mudah berkembang biak, DOC petelur coklat terbaik, dan DOC ayam pedaging bibit unggul.

Ayam sebagai penghasil daging dada yang besar dan maksimum telah dibibitkan untuk menghasilkan daging dada terbanyak dengan konversi pakan terbaik. Bersama dengan rata-rata pertumbuhan yang sangat bersaing, kemampuan hidup yang baik dan panen karkas yang tinggi, ayam ini menjamin peternak dengan pengeluaran biaya yang paling rendah buat menghasilkan ayam pedaging. Dan dengan penampilan ayam indukan yang dapat diperkirakan, ayam pedaging itu juga menjamin produksi terbaik dengan biaya rendah pada anak ayam umur sehari.

Kunci dari keunggulan ayam pedagingnya adalah pada prosesnya di mana panen daging dada yang maksimal, panen yang tergolong paling tinggi terhadap banyak persaingan, angka mutu yang tinggi, ayam pedaging yang sangat seragam, angka ayam afkir yang rendah.

Ayam pedaging sebagai indukan yang paling subur dan mudah berkembang biak telah dibibitkan untuk penampilan pembibitan yang unggul dengan kombinasi percepatan pertumbuhan ayam pedaging yang cepat. Produksi yang sangat besar dari telur pembibitan menjamin peternak mendapat suatu angka terbaik dari ayam pedaging.

Seleksi tambahan untuk konversi pakan dan kemampuan hidupnya menjamin peternak suatu biaya produksi yang sangat rendah. Jika peternak terfokus pada telur tetas dan atau anak ayam umur sehari dan ayam pedaging yang bertumbuh cepat, maka ayam pedagingnya adalah pilihan yang logis.

DOC petelur coklat terbaik menjamin suatu produksi telur yang banyak, konsumsi pakan rendah, daya tahan tubuh tinggi, masa produksi panjang, kualitas telur terbaik, dan warna telur yang bagus.

DOC ayam pedaging bibit unggul menjamin peternak dengan ayam yang mempunyai pertumbuhan cepat, angka kematian rendah, daya tahan tubuh tinggi dan pemakaian pakan yang efisien.

Kunci-kunci untuk bisa menghasilkan ayam yang memenuhi harapan peternak tersebut dituturkan oleh technical advisor perusahaan peternakan itu yang mengutarakan manajemen mengatur pemeliharaan terutama untuk fase-fase pemanasan ayam petelur diperhatikan masa-masa 1 hari sampai 2 minggu terutama terhadap pemanas, kepadatan ayam, jarak tempat pakan dan jarak tempat minum serta alas kandang ayam, dan pelebaran tempat pembatas ayam setiap hari secara bertahap.

Dengan jangkauan pelayanan di seluruh pulau-pulau di se Indonesia, dengan sumber daya manusia yang terdidik perusahaan peternakan ayam itu bisa memasok kepada peternak ayam pedaging untuk dibudidayakan secara komersial dengan konversi pakan rendah, dan ayam petelur komersial yang berproduksi secara terus-menerus cukup bagus.

"Umumnya orang bilang terhadap ayam petelur komersial umumnya setelah mencapai puncak produksi akan jatuh. Tapi sebenarnya ayam petelur yang bagus adalah setelah produksi mencapai puncak, turunnya produksi dalam waktu lama, dengan penipisan produksi yang rendah," ujar technical advisor itu. "Dan ayam produksi perusahaan peternakan itu memenuhi syarat ayam bermutu baik ini," tegasnya di antara para staf perusahaan peternakan ayam itu yang dengan ramah melayani para pengunjung.

Anda bisa membayangkan bahwa pameran akbar peternakan tingkat nasional bahkan bertaraf internasional di awal tulisan inilah yang mempertemukan perusahaan peternakan ayam itu dengan para konsumen. Memang pameran semacam ini hanya salah satu cara untuk pertemuan dengan konsumen itu, namun sudah sangat jelas arti dan faedahnya. Cara lain adalah, dengan Majalah peternakan dan kesehatan hewan, perusahaan peternakan akan berjumpa dengan para mitranya. Majalah semacam ini adalah: Infovet, yang dengan setia setiap bulan mengunjungi: Anda. (YR)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer