Ruang Redaksi Edisi 168 Juli 2008
Ternyata ada hubungan filosofis antara cacing pita dengan acara gunting pita pada acara-acara seremonial peternakan yang sedang marak saat ini.
Infeksi cacing pita itu merupakan penyakit yang menakutkan bagi kalangan peternak ayam. Penyakit itu tidak saja membuat tubuh ayam mendadak lesu, tetapi juga mengakibatkan turunnya bobot badan secara drastis, mengganggu laju pertumbuhan, menurunkan produksi daging ayam dan telur. Bahkan, karena cacing pita dalam jumlah besar mengambil sari-sari makanan dari tubuh ayam, ujung-ujungnya bisa terjadi hipoglikemia atau kematian ayam secara mendadak dalam jumlah besar.
"Karena itu, kami terus mengingatkan para peternak ayam agar hati-hati menyikapi infeksi cacing pita," ujar pihak Humas IPB dalam suatu kesempatan. Caranya, di antaranya, menugaskan Mahasiswa Kedokteran Hewan IPB melakukan survei dampak infeksi cacing pita ke sejumlah ayam peternak di sekitar Bogor-Cianjur. Mereka pernah mendapatkan data-data yang luar biasa mengejutkan.
Betapa tidak? Akibat infeksi cacing pita itu tercatat kerugian yang diderita peternak ayam di kedua kabupaten itu pernah mencapai 2.240 ekor sampai 3.148 ton ayam terbuang sia-sia atau senilai lebih dari 2,49 sampai 3,5 juta dolar Amerika Serikat per tahun.
Jangan kaget kalau sewaktu-waktu melihat peternak anak ayam yang semula sukses mendadak bangkrut. Dan, sekali kebangkrutan yang dialami peternak ayam, nilai rupiahnya cukup besar. Tak heran jika sering terdengar peternak ayam stres ketika ayam-ayamnya terserang infeksi cacing pita. Infeksi cacing pita memang tidak bisa dianggap remeh. Buktinya, infeksi cacing itu bisa menghambat pengembangan peternakan unggas di Indonesia.
Selama ini para peternak mengendalikan infeksi cacing pita ini dengan menggunakan obat cacing secara rutin dan teratur. Adapun upaya alternatifnya, dalam dunia pengobatan tradisional, tanaman miana digunakan untuk mengatasi cacingan, dan secara ilmiah aktivitas antelmintik dari daun miana telah dibuktikan. Dari uji fitokimia terungkap bahwa daun miana mengandung metabolit sekunder flavonoid, steroid, tannin, dan saponin. Kemudian diuji tingkat efektivitas kekuatannya dengan pelarut air, metanol, dan kloroform.
Ekstrak kloroform memiliki aktivitas antelmintik yang paling kuat, diikuti metanol. Esktrak kloroform ini mengandung senyawa golongan steroid dan flavonoid. Dari ekstrak yang paling kuat, pemberian ekstrak kloroform daun miana pada ayam dengan dosis antara 25 mg sampai 200 mg per kg berat badan ternyata mampu menurunkan jumlah cacing secara signifikan.
Cacing pita juga sangat terkenal menyerang babi. Bentuk cacing pita memang ada yang klasik Taenia saginata atau cacing pita daging sapi, Taenia solium atau cacing pita daging babi, lalu Taenia Asia atau Taenia asiatica. Menurut definisi WHO (World Health Organization), cacing pita Taenia adalah parasit siklozoonosis yang dapat menular di antara hewan vertebrata dan manusia. Ada juga yang memasukkan pada kelompok cacing anthropozoonosis karena melihat fakta selain sebagai penyebar, manusia juga menjadi inang buntu (final host) dari parasit tersebut.
Tindakan pencegahan dan pengobatan terhadap ketiga jenis taeniasis itu hampir sama. Tindakan pencegahan tersebut pada prinsipnya terdiri atas:
(1) menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati orang yang mengandung parasit, dan mencegah kontaminasi tanah dengan feses manusia;
(2) pemeriksaan hati dan organ visceral babi terhadap adanya sistiserkus;
(3) memasak hati babi bila akan dikonsumsi. Penyebaran penyakit dapat pula ditekan lewat jalur pendidikan, kontrol melalui program-program kesehatan masyarakat dan kesehatan masyarakat veteriner
Sudah tentu kewaspadaan ini pun berlaku untuk menghadapi apapun jenis cacing dan berbagai penyakit lain pada ternak-ternak kita. Bahkan juga pada saat-saat kita sibuk melakukan upacara seremonial, seminar, pameran, ekspo dan lain-lain yang secara simbolis acapkita lakukan dengan menggunting pita.
Juga pada saat ini, ketika Ekspo peternakan terbesar di Indonesia sedang diberlangsungkan dengan meriah, perhatian kita terhadap hal-hal teknis peternakan dan kesehatan hewan kita, tak bolehlah lengah sedetik pun. Secara simbolis, menggunting pita pada acara seremonial itu bermakna menggunting kehidupan dan siklus hidup cacing yang mengganggu peternakan. Sehingga, terbukalah jalan menuju peternakan yang produktif. (Yonathan Rahardjo/ Sumber FKH/ SK)
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Artikel Populer
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk ...
-
Manajemen pemberian pakan ayam petelur sangat penting. Mengingat biaya operasional terbesar adalah pakan (70-80%). Jika manajemen pakan buru...
-
Acara pendampingan pakan untuk peternak sapi perah yang dilaksanakan AINI dan KPSBU melalui daring. (Foto: Istimewa) Dalam acara Pendampinga...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Peran brooder sangat penting untuk menjaga suhu dalam kandang saat masa brooding , agar ayam nyaman dan pertumbuhannya bisa optimal. ...
-
Peternak unggas terutama self-mixing harus cerdas dalam memilih imbuhan pakan feed additive maupun feed supplement. (Foto: Dok. Infovet) Sej...
-
Karena kekeringan yang berkepanjangan, ketidakpastian yang diciptakan oleh pandemi Covid-19, dan pemadaman listrik yang berkelanjutan, peter...
-
Cara menjadi mitra JAPFA untuk kemitraan ayam pedaging adalah dengan melalui PT Ciomas Adisatwa, yang merupakan anak perusahaan dari PT JAPF...
-
K ekurangan jumlah tempat pakan dan minum , serta kepadatan yang tinggi , dapat menyebabkan kasus k anibalisme , meningkatnya angka kesa...
-
Pemukulan gong oleh Dirkeswan, Drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, sebagai simbolis penyelenggaraan seminar Pinsar Indonesia dan PT Elanc...