Sektor perunggasan India berada di persimpangan jalan karena melonjaknya biaya pakan mengancam profitabilitas dan keberlanjutan. Dengan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS, para pemimpin industri mendesak akses ke pakan rekayasa genetika (GM) untuk meringankan beban. Namun, proposal tersebut telah memicu perdebatan sengit mengenai tarif, ketahanan pangan, dan dampak jangka panjang terhadap pertanian domestik.
Seiring India semakin dekat untuk menyelesaikan kesepakatan dagang dengan AS, perdebatan semakin intensif mengenai tarif untuk produk-produk pertanian utama. Peternak unggas di India mendesak pihak berwenang untuk mempertimbangkan membuka pasar bagi impor produk rekayasa genetika (GM) dari AS dalam upaya untuk meningkatkan profitabilitas industri yang sedang terpuruk, Ricky Thaper, Sekretaris Bersama Federasi Unggas India, mengatakan kepada media berita lokal Asian Agribiz.
Melonjaknya biaya pakan tetap menjadi perhatian utama bagi peternak unggas India. Pada tahun pemasaran 2025/2026, industri ini diproyeksikan mengalami penurunan profitabilitas rata-rata 50% akibat kenaikan tajam harga jagung dan kedelai, demikian menurut Crisil Rating, sebuah lembaga konsultan lokal, dalam sebuah laporan berdasarkan survei terhadap 30 peternakan unggas pada Februari 2025.