Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini domba | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Aplikasi Angon, Jembatani Peternak Rakyat dan Masyarakat Urban




Angon dalam bahasa Jawa diartikan sebagai menggembala. Berangkat dari rasa kepedulian terhadap salah satu permasalahan di sektor peternakan yaitu rantai distribusi panjang, Agif Arianto membuat aplikasi berbasis financial technology (Fintech) bernama Angon.

Beternak kambing domba zaman now bisa dilakukan online melalui aplikasi Angon Indonesia. Aplikasi ini menjembatani masyarakat yang ingin beternak namun terkendala lahan, waktu dan keterampilan. Aplikasi ini juga menciptakan kerjasama antara peternak rakyat dengan masyarakat urban.

Ketika salah satu stasiun televisi swasta mewawancarai Agif pada 11 September 2017, dia menyatakan bahwa rantai distribusi panjang karena keberadaan tengkulak. “Kita melihat harga daging yang dijual ke masyarakat mahal, namun mengapa masih banyak peternak atau petani yang menjerit,” ungkapnya.

Agif sendiri semasa kuliah telah beternak 30 ekor domba dan ketika sebagian dombanya mati, dia merasakan bahwa beternak itu tidak mudah.

“Beternak itu tidak mudah, kita haru memikirkan bagaimana memperoleh bibit yang bagus, pakan berkualitas, masa panen hingga ketika menjual hasil ternak di pasaran, harga tidak sesuai ekspektasi,” imbuhnya.

Saat ini, Angon sudah memiliki 11.100 hewan yang diternakkan dari 10.000 lebih member aktif dengan 800 transaksi di setiap bulannya. Sentra peternakan rakyat (SPR) merupakan  mitra yang tersebar di desa beternak online  di Wawar Lor Kabupaten Semarang, Jogjakarta, dan Bogor.

Jadi, bagaimana caranya ternak kambing domba secara online? Kita cukup memasang aplikasi Angon di smartphone (saat ini baru tersedia untuk Android) -> mendaftarkan diri -> memilih jenis kambing yang ingin diternakkan -> membayar -> selesai. Mudah bukan?

Berikut cara kerjanya :

1. Beli bibit ternaknya
Angon menyediakan bibit domba dan sapi terbaik yang terbagi dalam beberapa jenis. Harga yang kita bayarkan di awal besarnya bervariasi, mulai dari  1 hingga 10 juta rupiah. Biaya tersebut meliputi harga ternak (sesuai bobot saat beli), asuransi ternak, biaya pakan, biaya perawatan oleh peternak rakyat, serta  biaya sewa kandang selama 3 bulan.

Ada beberapa jenis kambing domba yang ditawarkan yaitu Merino, Garut dan Gembel. Selain bisa memilih jenisnya, kita bisa memilih umur dan berat dari hewan tersebut. Hal ini mempengaruhi harga beli dan nilai Return of Investment (ROI) yang akan kita dapatkan.

Setelah memilih jenis kambing, kita akan ditunjukkan perhitungan perkiraan ROI selama tiga bulan. Jika sudah yakin, kita bisa memilih tombol ‘Beli Sekarang’ untuk melakukan transaksi. Ada dua metode pembayaran, yaitu melalui Tcash dan transfer bank.

2. Dirawat dalam 3 bulan
Jangka waktu perawatan ternak di Angon adalah 3 bulan. Selama itu, ternak akan diberi pakan dan dirawat oleh peternak rakyat mitra Angon. 

Kita dapat memantau kenaikan bobot ternak melalui aplikasi Angon pada tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. Kenaikan bobot ternak tergantung pada jenis dan kondisi ternak yang dipilih.

3. Jual kembali hewan ternak ke Angon
Setelah 3 bulan, sistem Angon secara otomatis akan membeli kembali ternak dan kita  mendapatkan hasil sesuai bobot saat panen. Besaran keuntungan bervariasi antara 2% hingga 15%. 

Kita bisa memperpanjang masa ternak untuk 3 bulan berikutnya.Kita juga berhak untuk mengkonsumsi sendiri karena ternak ini sepenuhnya milik kita. ***

(sumber : angon.id)














Menteri Pertanian Lepas Ekspor Perdana 2.100 Ekor Domba ke Malaysia



Pengembangan ternak domba di Garut (Foto: rri.co.id)

Kabar menggembirakan tatkala Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor perdana 2.100 ekor domba potong ke Malaysia. Ekspor ini membuktikan bahwa Indonesia mampu swasembada protein.

“Ekspor membuka akses pasar global. Terbukanya pasar juga akan membuat peternak lebih bersemangat untuk beternak dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas ternak potong siap ekspor dan bersaing dengan negara lain,” urai Amran.

Menurut Amran, saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor berbagai komoditas strategis pertanian, termasuk komoditas peternakan.

Ekspor ini, lanjut Amran, diharapkan terus berlanjut secara kontinyu sesuai perjanjian kerja sama antara PT Inkopmar Cahaya Buana selaku pengekspor dengan pihak importir di negara Malaysia.

Amran berharap kebutuhan domba di Negeri Jiran sebanyak 5.000 ekor per bulan dapat dipasok dari Indonesia. Sehingga diharapkan kebutuhan 60 ribu ekor domba per tahun untuk Malaysia dapat terpenuhi.

Capaian ekspor peternakan khususnya ternak kambing atau domba potong di Indonesia cukup fantastis. Pada 2017 tercatat hanya 210 ekor, sedangkan pada ekspor perdana ke Malaysia di 2018 ini sudah mencapai 2.100 ekor.

"Kita telah ekspor daging sapi premium, pakan ternak, telur tetas, DOC dan daging ayam olahan, dan hari ini kita ekspor perdana domba sebanyak 2.100 ekor dengan estimasi nilai sebesar Rp 3,78 miliar. Ternak domba yang diekspor kali ini adalah domba jantan yang diperuntukkan sebagai ternak potong,” ujar Amran dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (28/6/2018).

Kendala Ekspor

Pihak pengekspor menyampaikan hambatan terbesar dalam pengiriman adalah kendaraan ternak untuk mengangkutnya.

Pada awalnya, pengiriman akan dilakukan dengan bantuan pihak Malaysia, menggunakan Malaysian Airlines, tetapi Amran langsung berinisiatif menghubungi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi agar membantu memberikan bantuan kapal angkut.

“Tidak ada kendala lagi. saya langsung menghubungi Menhub, mereka siap bantu” tegas dia.‎

Mendatang, Amran optimis ekspor kambing dan domba Indonesia dapat terus meningkat berdasarkan Statistik Peternakan, populasi kambing dan domba secara nasional pada 2017 sebanyak 35.052.653 ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,72 juta ekor berada di Jawa Timur.

Sementara produksi daging kambing dan domba di 2017 mencapai 124.842 ton per tahun, sehingga secara neraca mengalami surplus dibandingkan dengan kebutuhan nasional dengan konsumsi masyarakat terhadap daging kambing dan domba sekitar 13.572 ton per kapita per tahun. (liputan6.com/NDV)



Potensi Pengembangan Ternak Domba Waringin

Domba Waringin yang beratnya mencapai 135 kg dari penelitian Ir Tirta Waringin. (Sumber: Tirta Waringin)

Nama domba Waringin tidaklah setenar nama domba Garut dari Jawa Barat, namun jenis domba Waringin yang berasal dari Desa Stabat, Langkat, Sumatera Utara (Sumut) ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena keunggulannya sebagai penghasil daging melebihi domba lain yang ada di Indonesia saat ini. Domba Waringin berasal dari persilangan (crossing) domba lokal dengan domba introduksi yang menghasilkan domba Waringin jantan berbobot 180 kg, padahal domba lokal setempat hanya berbobot 25-40 kg saja.

Populasi domba tahun 2014 di Langkat, Sumut tercatat 800.000 ekor, di mana 80% adalah domba Waringin atau keturunan domba Waringin. Jenis domba ini banyak diminati peternak domba, karena menurut Tista Waringin, orang yang melakukan persilangan domba Waringin, presentase karkasnya mencapai 55%, padahal umumnya domba jenis lain hanya mencapai 48,18%, dengan syarat dipelihara secara intensif.

Keunggulan lainnya ialah kandungan lemak domba Waringin lebih rendah hanya 2-3% dan serat dagingnya lebih halus, dengan syarat jangan terlalu banyak memberi pakan berupa ampas tahu agar lemak tidak tinggi.

Asal Domba Waringin
Domba Waringin sesungguhnya memiliki garis keturunan domba Barbados blackbelly (asal Karabia), domba St. Croix (asal Kepulauan Virgin, AS) dan domba Suffolk (asal Inggris). Melalui tangan dingin Tista yang mengawali persilangan sejak 1990, dimana induk dari masing-masing domba memiliki keunggulan tersendiri. Misalnya induk domba lokal ekor tipis memiliki keunggulan tahan penyakit cacing dan cepat berkembang biak, hanya saja bobot badannya relatif kecil. Sedangkan domba Suffolk memiliki keunggulan bobot badan jantan bisa mencapai 200 kg dan induk betina 150 kg (di Indonesia hanya mencapai bobot 60-80 kg). Sementara domba Barbados blackbelly memiliki keunggulan sangat toleran terhadap panas dan berstamina tinggi, namun tubuh relative kecil dan pertumbuhan agak lambat. Sedangkan domba St. Croix keunggulanya tahan terhadap internal parasit (cacing), berkadar lemak rendah dan bobot badan jantan mencapai 90 kg dan betina 68 kg.
Sistem persilangan yang telah dilakukan untuk menghasilkan Domba Waringin sebagai berikut:

Domba
Barbados   Blackbelly
X

Domba
Lokal Ekor Tipis
Domba
St. Croix
X

Domba
Lokal Ekor Tipis







Domba FB
   X



Domba FC









Domba      Suffolk
X

Domba Lokal Ekor Tipis






    Domba FD
X

  
Domba FS









Domba Waringin



Karakteristik Domba Waringin
Untuk pengembang-biakan domba Waringin selanjutnya, perlu mengetahui karakteristik produksi dan reproduksi dari domba tersebut, seperti pada Tabel 1 bekikut.

Tabel 1: Karakteristik Produksi dan Reproduksi Domba Waringin
No.
Kriteria
Ukuran
1
Persentase karkas (%)
55
2
Bobot badan rata-rata (kg)
123-150
3
Jumlah anak/kelahiran rata-rata (ekor)
2-4
4
Konversi pakan
3,1-3,2
5
Kemampuan hidup di ketinggian (dpl)
3.000 m
Sumber: Ir Tista Waringin, USU (2014).

Pemberian Pakan
Kuantitas dan kualitas pakan sangat menentukan produksi dan reproduksi domba Waringin, walau secara genetik sudah memiliki berbagai keunggulan dibanding jenis domba lainnya. Volume pemberian pakan disesuaikan dengan periode umur domba. Semakin tua domba maka jumlah yang diberikan semakin banyak, di mana hijauan merupakan makanan utamanya dan biasanya diberikan pada siang dan sore hari.

Pada awal kelahiran sampai dengan usia 2-3 minggu, asupan gizi anak domba diperoleh dari susu induk. Setelah lebih dari umur tiga minggu, mulai diperkenalkan pakan hijauan muda secara seimbang agar mudah dicerna.

Setelah dilakukan penyapihan (umur di atas tiga bulan), pedet diberikan rumput segar sekitar 1-1,5 kg/ekor/hari, dengan dicampur dedaunan 0,5-1,0 kg/ekor/hari sehingga total hijauan 1,5-2,5 kg/ekor/hari atau 10% dari bobot tubuh domba.

Setelah memasuki masa dewasa (umur delapan bulan), diberikan pakan hijauan saja, tetapi tetap dikombinasikan dengan berbagai dedaunan. Contohnya rumput dicampur daun lamtoro dengan perbandingan 3:1 dan diberikan sebanyak 10% dari bobot tubuh.

Domba betina hamil (umur di atas 12 bulan) diberikan pakan berupa rumput 50% dan hijauan sumber protein 50% ( 1,5-2,0 kg/hari) plus dedak padi sebanyak 400-600 gr/hari. Cara pemberian pakan ini terus dipertahankan sampai induk melahirkan dan menyusui anaknya.

Untuk penyusunan pakan domba, peternak harus terlebih dulu mengetahui komposisi dari tiap bahan pakan, seperti pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2: Komposisi Nutrisi Berbagai Bahan Pakan Domba
Bahan
Bahan Kering (%)
Abu
(%)
Protein Kasar (%)
Lemak
(%)
Serat Kasar (%)
Beta N (%)
Ca
(%)
N
(%)
Rumput gajah
28
10
4,6
2,1
38,2
45,0
0,12
-
Calopogonium mucunoides
29,4
8,81
15,8
3,24
33,7
38,4
1,21
-
Gamal
27,0
9,7
19,1
3,0
18,0
50,2
0,67
-
Kaliandara
36,0
5,9
25,0
2,48
19,8
47,2
0,77
-
Lamtoro
25,4
7,6
24,3
3,68
22,1
47,2
1,68
-
Jagung
88,0
2,41
10,82
5,89
3,37
77,49
0,05
0,31
Jerami jagung
21,69
8,42
4,77
1,06
30,53
55,82
-
-
Jerami padi
31,87
19,97
4,51
1,51
28,79
45,21
-
-
Dedak kasar
89,6
15,87
6,53
2,36
29,81
34,89
0,14
0,60
Dedak halus
88,2
12,28
9,80
4,81
15,86
45,80
0,09
1,09
Bekatul
88,2
10,04
11,37
7,03
8,24
52,04
0,07
1,06
Menir
89,2
3,00
7,37
1,70
4,07
72,87
0,03
2,23
Bungkil kedelai
88,0
2,40
47,12
3,80
8,69
33,29
0,27
0,68
Ampas tahu
11,0
3,97
23,62
7,78
22,65
41,98
0,58
0,18
Pucuk tebu
24,77
5,47
5,47
1,37
37,90
45,06
0,47
0,34
Tepung bulu ayam
91,96
2,76
83,74
3,81
0,90
-
0,17
-
Serat buah sawit
91,69
-
5,90
5,20
40,80
41,60
0,54
-
Bungkil inti sawit
91,11
-
94,00
15,40
7,71
10,50
80
-
Sumber: Team Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fapet IPB (2014).

Pemberian Konsentrat
Konsentrat adalah bahan pakan yang tinggi kandungan BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) dan rendah kandungan serat kasarnya (di bawah 18%), yang berfungsi sebagai bahan tambahan nutrisi pakan agar lebih lengkap, sehingga produktivitas domba tinggi. Konsetrat terbuat dari kombinasi jagung giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes, umbi yang dicampur ikan, udang, kulit, darah dan bulu ayam (bisa diberikan maksimal 40% dari kandungan protein total ransum untuk dewasa dan 10% dari protein ransum untuk grower) dan ini mampu menaikkan bobot badan 134 gr/ekor/hari.
Perbandingan (proporsi) pemberian rumput, hijauan sumber protein/dedaunan dan konsentrat pada berbagai umur dan kondisi domba, seperti padaTabel 3 berikut.

Tabel 3: Perbadingan Campuran Pakan Domba Berdasarkan Umur
Fase Pertumbuhan
Rumput
Dedaunan
Konsentrat
Anak belum disapih (umur 3 minggu-3 bulan)
50%
50%
-
Anak lepas sapih (umur 3 bulan-8 bulan)
60%
40%
0,5-1 gelas
Domba dewasa (umur di atas 8 bulan)
75%
25%
-
Induk hamil
60%
40%
2-3 gelas
Induk menyusui
50%
50%
2-3 gelas
Berbagai sumber.

Program Vaksinasi
Untuk meminimalisir peluang munculnya serangan penyakit pada domba Waringin selain perlu dilakukan perawatan kebersihan kandang, peralatan dan tubuh domba sendiri (memandikan, gunting kuku dan pencukuran bulu), juga dianjurkan untuk divaksinasi setiap enam bulan sekali, dengan cara menyuntikan vaksin ke tubuh bagian belakang punggung domba. Vaksinasi mulai dilakukan sejak anak domba berumur satu bulan, yang diulangi kembali pada usia 2-3 bulan sekali. Jenis vaksin yang diberikan antara lain, spora, serum anti antraks, vaksin AE dan vaksin SE (Septichaemia Epizootica). Program Vaksinasi domba Waringin, seperti pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4: Program Vaksinasi pada Domba Waringin
No.
Vaksinasi
Jenis Vaksin
Waktu
1
Antraks
Strain 34 F2
1-2 kali/tahun
2
Tetanus
-
1 kali/tahun
3
Obat Cacing
-
1 kali/3 bulan
4
Vitamin/antibiotik
-
Bila diperlukan
5
Brucellosis
Vaksin Brucella Strain RB51 dan Strain 19
-
Sumber: Ir Tista Waringin, USU 2014.

Pemberian Jamu
Pertambahan bobot badan 2-3 kg/bulan sudah umum tercapai namun kenaikan tersebut masih dapat didongkrak menjadi 4-5 kg/bulan, yaitu dengan pemberian jamu dari campuran kunyit Curcuma domestica, temulawak Curcuma zanthorrhiza, daun sirih Annona muricata, kencur Kaempferia galanga dan jahe Zingiber officinale. Domba minumi jamu dua kali/hari dengan dosis 10 ml  dalam 1 liter air minum. Dosis untuk domba dewasa 10 ml dan domba remaja 5 ml. Manfaat lain pemberian jamu mengurangi bau kotoran.

Cara pembuatan jamu:
1. Siapkan rimpang jahe, kunyit dan temulawak masing-masing 1 kg. Daun sirih beberapa lembar dan rimpang kencur.
2. Bahan-bahan diparut atau ditumbuk dan diperas hingga keluar sarinya. Air sari yang terkumpul diencerkan dalam 20 liter air.
3. Larutan itu ditambahkan tetes tebu/molase atau gula merah dan mikroorganisme.
4. Semua bahan diaduk dan dimasukkan ke dalam wadah. Kemudian mulut wadah disumbat/ditutup lalu simpan di tempat teduh. Setiap minggu tutup wadah dibuka dan diaduk-aduk untuk mengeluarkan gas yang terbentuk dan agar larutan tercampur merata.
5. Setelah tiga minggu proses fermentasi (tercium bau tapai), jamu siap diberikan kepada domba.

Demikian sekilas tentang ternak domba Waringin yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil daging.

Ir Sjamsirul Alam
Praktisi peternakan,
alumni Fapet Unpad

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer