Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini brooding | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MAKSIMALKAN PERAWATAN DI AWAL MASA KEHIDUPAN

Untuk mekamsimalkan potensi genetik unggas dibutuhkan perhatian khusus dalam masa awal pemeliharaan (brooding). (Foto: Infovet/Ridwan)

Dalam manajemen pemeliharaan ayam broiler, ada satu fase yang menjadi faktor pembeda, dimana pada masa tersebut sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan. Brooding, tidak ada peternak yang tidak mengetahuinya, namun banyak yang lalai dalam menjalaninya. Nyatanya, di lapangan kegagalan pada fase ini masih sering dialami peternak dan membuat performa jadi tak menentu.

Setelah menetas, DOC langsung dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi sebagaiana diketahui ayam broiler di zaman now merupakan sebuah mesin biologis yang hebat. Karena dalam kurun waktu kurang lebih sebulan, broiler dapat melipatgandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya dapat termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, dibutuhkan perhatian khusus dalam masa awal pemeliharaan (brooding). Masa brooding mutlak dibutuhkan DOC. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang, sampai mereka mencapai umur serta bobot tertentu dan tidak memerlukan pemanas lagi.

Pada dasarnya lama brooding tidak bisa disamakan antar satu peternakan dengan yang lain. Standarnya berada di kisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk di kandang closed house. Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian lebih. Seperti diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa pada fase ini DOC ditargetkan naik bobotnya sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misalkan bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

Brooding ini fase yang terjadi adalah... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021. (CR)

PERSIAPAN MAKSIMAL, HARAPKAN HASIL OPTIMAL

Persiapkan awal pemeliharaan yang maksimal agar pertumbuhan ayam optimal. (Foto: Infovet/Ridwan)

Pada awal minggu kehidupannya, ayam membutuhkan panas tertentu sampai bulu-bulu tubuhnya tumbuh dengan lengkap/sempurna. Periode indukan/brooding merupakan masa kritis pada periode kehidupan anak ayam dan sangat berpengaruh kepada pertumbuhan dan hasil akhir (performance) di masa kemudian. Indukan dapat diartikan atau didefinisikan sebagai tempat menjaga atau memelihara ayam mulai umur satu hari/day old chick (DOC) sampai lepas masa pemenuhan akan kebutuhan pemanas buatan yang selanjutnya bertujuan agar dapat tumbuh baik hingga usia yang diinginkan, misalnya 4-6 minggu.

Indukan yang efisien adalah ditandai oleh dihasilkannya ayam yang sehat, tingkat kematian rendah dan pertambahan bobot badan (weight gains) baik. Dengan demikian indukan yang baik adalah yang dapat mendukung keluarnya potensi genetik ayam tersebut secara optimal.

Untuk mendapatkan apa yang disebutkan di atas, perlu kiranya mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkannya, maka itu sebaiknya ikuti prosedur berikut sebagai pedoman.

A. Mempersiapkan Kandang Sebelum DOC Datang
1. Segera setelah ayam terjual/panen habis, keluarkan seluruh sekam/litter (untuk kandang postal), kotoran, bulu-bulu, debu dan kotoran lainnya dari lantai, langit-langit, dinding, serta peralatan yang terpakai selama pemeliharaan secepat dilakukan. Jangan sisakan litter bekas di sekitar kandang, demikian juga serangga, cacing/telur cacing, tikus dan burung liar harus dalam kondisi yang terkontrol. Buang seluruh kotoran, bakar bulu-bulu ayam, potong dan rapihkan rumput dan semak/tanaman liar, serta perbaiki jalan di sekitar areal kandang/farm.

2. Setelah kandang kosong… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021. (MAS-AHD)

PERAN PENTING PREHEATING

Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. (Foto: Infovet/Ridwan)

Telur yang baru saja menetas menjadi anak ayam atau biasa disebut day old chick (DOC) sangat membutuhkan lingkungan yang hangat agar bisa bertahan hidup. Biasanya induk ayam akan meletakkan DOC tersebut ke dalam sayapnya agar DOC merasa hangat. Tetapi hal ini sangat sulit dilakukan apabila jumlah populasi DOC sangat banyak.

Perusahaan penetasan telur ayam skala industri biasanya akan mengirim DOC kekandang-kandang milik perusahaan atau ke kandang mitra. Mobil pengantar DOC akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk sampai di kandang. Diharapkan ketika DOC telah sampai di kandang atau chick-in, DOC langsung bisa merasakan lingkungan yang hangat di area brooding. Lingkungan yang hangat ini sangat menentukan keberlangsungan hidup DOC. Kegiatan menghangatkan area brooding di dalam kandang sebelum kedatangan DOC biasa disebut preheating

Preheating dilakukan dengan menggunakan bantuan gas yang terhubung dengan brooder. Ketika brooder dinyalakan, perlahan area brooding akan terasa hangat. Idealnya preheating dimulai sejak empat jam sebelum chick-in atau bisa lebih lama jika kondisi lingkungan sedang sangat dingin dan bisa lebih cepat jika kondisi lingkungan sedang panas, atau bisa disesuaikan dengan suhu litter ketika sudah mencapai 34° C. Suhu litter dapat diketahui salah satunya dengan cara menembakkan thermo gun ke arah litter.

Karena sensor suhu DOC terletak pada kakinya, hal tersebut yang mengakibatkan pengukuran suhu area brooding tidak menggunakan termometer dinding yang biasa dipasang tegak dalam sebuah ruangan untuk mengetahui suhu ruangan, tetapi menggunakan jenis termometer lain salah satunya thermo gun untuk membantu mengetahui suhu litter tempat kaki ayam berpijak.

Dampak Positif Preheating
Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. DOC akan merasakan kenyamanan di area brooding tersebut, tidak kedinginan dan juga tidak kepanasan. Kenyamanan ini akan berdampak pada tercapainya berat badan sesuai standar ideal DOC selama pemeliharaan.

Pendugaan kenyaman atau ketidaknyamanan DOC dapat dilihat dari tingkah laku dan kondisi tembolok DOC tersebut. Jika DOC terlalu banyak makan, berkumpul di bawah lampu yang bercahaya dan ketika memegang temboloknya terasa keras, diduga DOC tersebut sedang kedinginan. Jika DOC terlalu banyak minum dan ketika memegang temboloknya terasa sangat lembek dan seperti berisi banyak air, diduga DOC tersebut sedang kepanasan.

Namun demikian, jika DOC terlihat tersebar merata di area brooding dan ketika memegang temboloknya terasa tidak keras dan juga tidak terlalu lembek, bisa dipastikan DOC sudah merasa nyaman.

Efek Negatif Tak Melakukan Preheating
Dampak negatif tidak melakukan preheating atau melakukannya tapi tidak dengan metode yang tepat, maka akan berdampak pada tidak tercapainya berat badan standar ideal bahkan bisa berdampak pada bertambahnya angka deplesi atau tingkat kematian dan culling yang tinggi.

Tentunya para peternak tidak menginginkan kondisi seperti tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukannya preheating dengan metode yang tepat agar dapat meminimalkan kemungkinan kerugian dalam beternak. ***

Ditulis oleh:
Waode Nurmayani
Alumnus Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

MASA BROODING ITU PENTING

Cukupi kebutuhan tempat pakan dan air minum saat periode brooding. (Sumber: Istimewa)

Kualitas periode brooding sangat diperlukan untuk mendapat performa produksi yang maksimal, karena periode brooding sangat mempengaruhi perkembangan pertumbuhan dan potensi genetik ayam untuk mencapai target produksi. Periode brooding sangat krusial terutama pada minggu pertama karena pada masa ini merupakan awal perkembangan sistem rangka tubuh, sistem pencernaan dan sistem kekebalan.

Tujuan utama brooding yaitu menyediakan lingkungan yang nyaman, sehat untuk pertumbuhan ayam secara efisien dan ekonomis. Suhu, kualitas udara, kelembapan dan penerangan merupakan faktor kritis yang harus diperhitungkan. Kegagalan untuk menyediakan lingkungan yang cukup selama masa brooding akan mengurangi keuntungan, yang dapat dibuktikan dengan penurunan pertumbuhan dan perkembangan, konversi pakan yang buruk dan peningkatan kejadian penyakit, afkir dan kematian.

Indikator Keberhasilan Brooding
Pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam pada umur tujuh hari merupakan indikator keberhasilan tata laksana brooding. Pencapaian bobot ayam tersebut dapat digunakan peternak sebagai indikator apakah tata laksana brooding telah dilakukan sebaik-baiknya atau tidak. Bila pencapaian target berat badan dan tingkat keseragaman berat badan ayam tidak tercapai, persiapan dan pelaksanaan brooding harus dievaluasi peternak.

Keberhasilan pencapaian target berat badan pada umur tujuh hari ditentukan oleh manajemen udara, air dan pakan. Manajemen udara dilakukan dengan mengelola temperatur brooding dan ruangan kandang, mengelola kualitas udara, ventilasi dan litter.

Persiapan Brooding
Keberhasilan periode brooding sangat ditentukan oleh persiapannya. Persiapan brooding yang minimal berarti peternak akan mendapatkan performa yang minimal. Untuk meningkatkan efektivitas periode brooding, penerapan biosekuriti harus dilaksanakan secara ketat, dimulai dari proses sanitasi dan disinfeksi. Lakukan proses sanitasi dengan pembersihan sebaik mungkin. Gunakan disinfektan yang efektif dan tepat untuk membunuh berbagai mikroorganisme patogen, antara lain PRIMADIN yang spesifik untuk virus Gumboro. Kegagalan proses disinfeksi atau salah memilih disinfektan mengakibatkan anak ayam sangat rentan terhadap paparan penyakit sejak dini. Setelah proses disinfeksi dan sanitasi, lakukan... Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020.

Drh Yuni
PT ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl. DR Saharjo No. 264, JAKARTA
Telp: 021-8300300

AGAR BROODING TIDAK PONTANG-PANTING

Setting pemanas harus tepat. (Foto: Istimewa)

Oleh karena brooding disebut juga dengan masa kritis dan vital, maka saat brooding selain memenuhi kebutuhan DOC seperti yang telah dijabarkan sebelumnya perlu juga perhatian lebih, bahkan khusus.

Hal ini tentu saja dilakukan agar meminimalisir terjadinya stres pada ayam. Ayam yang stres ketika dimasukkan ke area brooding akan cenderung lebih banyak diam, tidak aktif makan dan minum.

Imbasnya, masa-masa awal pertumbuhan yang optimal bisa hilang. Untuk menghindari hal ini dan bisa memenuhi semua kebutuhan anak ayam, tentu peternak perlu melakukan beberapa persiapan. Apa saja persiapan yang dimaksud? Berikut penjelasannya.

Kandang Harus Siap
Pada saat chick-in dan ayam masuk ke brooder, peternak harus memastikan bahwa kandang telah siap secara “lahir dan batin”. Maksudnya adalah secara kualitas dan kuantitas infrastruktur harus memadai, kesiapan alat pemanas, pembatas, tempat pakan dan minum harus memadai. Selain itu perlu juga dipastikan bahwa semua peralatan yang dipakai sudah terdisinfeksi dengan baik. Tentunya sebelum masa chick-in datang, istirahat kandang juga harus cukup.

Seperti yang acap kali dilakukan Dadang, peternak asal Cikembar, Sukabumi. Ia memaparkan hal-hal yang dia lakukan dalam membersihkan kandangnya. Dadang menguras habis semua kotoran sisa periode sebelumnya sampai tak tersisa, setelah itu ia melakukan pembersihan dengan menggunakan campuran air dan detergen yang dimasukkan ke dalam pompa bertekanan tinggi dan mencuci seluruh bagian kandangnya tanpa lupa menyikatnya. Setelah dibilas dan kering, ia menyemprotkan disinfektan ke kandangnya. Disinfektan yang digunakan bukan produk mahal, melainkan pemutih pakaian dengan perbandingan 1:10 bagian.

“Diajarinnya begitu dan menurut saya sampai saat ini efektif. Saya enggak pernah pakai obat mahal karena enggak sanggup. Yang penting seluruh bagian ter-cover, sikat yang bersih dan kalau perlu istirahat kandangnya dilebihin beberapa hari,” tutur Dadang.

Sebelum DOC datang kira-kira 2-3 hari, tidak lupa Dadang menyemprotkan kembali campuran pemutih pakaian dan air ke sekam yang hendak digunakan sebagai litter. Tujuannya tentu saja untuk mengurangi mikroba terutama patogen yang berada di dalam litter. Jangan lupa pula siapkan seluruh peralatan baik pemanas, tempat pakan dan air minum yang jumlahnya sesuai dengan jumlah ayam. Bila perlu tambahkan kertas koran di atas sekam untuk memudahkan DOC beraktivitas.

Jika menggunakan baby feeder, beberapa praktisi menganjurkan perbandingan ideal sebesar… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020 (CR)

BROODING: FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PEMELIHARAAN

Memaksimalkan fase brooding, agar hasil memuaskan. (Foto: Istimewa)

Dalam manajemen pemeliharaan ayam terutama broiler, ada satu fase yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan. Brooding, tidak ada peternak yang tidak mengetahuinya. Nyatanya, di lapangan kegagalan pada fase ini masih sering dialami oleh peternak.

Setelah menetas, DOC yang baru mengenal dunia luar harus dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Jangan lupa bahwa ayam broiler zaman now merupakan sebuah mesin biologis atau bisa dibilang “monster”. Betapa tidak, dalam sebulan broiler dapat melipatgandakan bobot tubuhnya hingga 20 kali lipat, dengan catatan potensi genetiknya dapat termaksimalkan.

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, dibutuhkan perhatian khusus dalam masa brooding. Masa brooding mutlak dibutuhkan DOC. Brooding dimulai sejak DOC tiba di kandang sampai mereka mencapai umur serta bobot tertentu dan tidak memerlukan pemanas lagi. Pada dasarnya lama brooding tidak bisa kita samakan antar satu peternakan dengan yang lain. Standarnya berada di kisaran 10-14 hari untuk anak ayam yang dipelihara di kandang terbuka (open house) dan 7-8 hari untuk di kandang tertutup (closed house). Namun bisa bertambah lebih lama tergantung kondisi.

Memenuhi Kebutuhan Dasar
Beberapa praktisi perunggasan mengatakan bahwa pada tujuh hari pertama di masa brooding adalah masa-masa kritis yang butuh perhatian lebih. Seperti diutarakan Drh Christina Lilis dari PT Medion, bahwa pada fase ini DOC ditargetkan naik bobotnya sebanyak 4,5-5 kali lipat dari bobot lahir. Misalkan bobot DOC 40 gram, maka pada akhir minggu pertama diharapkan bobotnya mencapai 180-200 gram.

Brooding ini kan fase yang terjadi adalah perbanyakan sel tubuh (hyperplasia), oleh karena itu jika kita gagal dalam fase perbanyakan sel terutama sel-sel pembentuk otot, maka nanti pertumbuhannya akan terganggu,” tutur Lilis.

Terkait FCR (Feed Convertion Ratio) dan tingkat kematian, Lilis mengatakan pada fase itu  seharusnya FCR berkisar antara 0,85 dengan feed intake sekitar 150 gram dengan tingkat kematian 1%.

“Oleh karena itu untuk mencapai standar segitu kita harus memenuhi kebutuhan dasar brooding yang baik,” ucapnya.

Kebutuhan yang dimaksud yakni mulai dari pakan, air minum, suhu dan cahaya, serta kualitas udara yang baik. Kelima faktor tersebut tidak boleh dipandang sebelah mata jika hendak menyukseskan program brooding.

Pakan serta Air Minum yang Cukup dan Sesuai
Sesaat setelah menetas DOC masih membawa sisa kuning telur yang berfungsi sebagai cadangan energi. Pada fase awal pun biasanya DOC tidak akan langsung makan, tetapi baru akan “belajar makan”.

Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Sumiati, mengatakan bahwa di lapangan memang biasanya ketika DOC chick-in peternak hanya memberi air gula, atau air minum yang dicampur vitamin dan mineral saja. Padahal menurutnya, early feeding atau pengenalan pakan sejak awal sangatlah penting.

“Beberapa penelitian mengatakan bahwa semakin awal ayam diberi pakan, maka akan lebih baik performanya. Terutama perkembangan ususnya, stimulasi sistem imunnya dan pertumbuhan bobotnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kuning telur yang tersisa akan terserap lebih cepat 15-20% dari yang tidak diberikan pakan lebih awal,” tutur Sumiati.

Oleh karenanya peternak sangat disarankan agar melakukan… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020 (CR)

DUA MINGGU PERTAMA PEMELIHARAAN BROILER MASA KINI

Lokasi dan jumlah pemanas perlu diperhatikan saat brooding. (Foto: Infovet/Ridwan)

Membudidayakan ayam pedaging pada saat ini, tidak bisa dengan cara sambilan bila ingin mendapatkan hasil sesuai potensi genetik ayam yang dipeliharanya. Pengetahuan cara beternak dan kesungguhan dalam melaksanakan pembudidayaan ayam pedaging mutlak diperlukan, apalagi untuk mendapatkan ayam yang berproduksi baik bukanlah sesuatu yang instan, tetapi perlu usaha konsisten dan berkesinambungan, tidak kenal putus asa, serta diperlukan kreativitas tertentu.

Memang ada beberapa faktor yang menentukan pencapaian hasil akhir dari proses pemeliharaan, seperti bibit (DOC), cara pemeliharaan/tata laksana/manajemen, kesehatan dan pakan. Dimana masing-masing faktor tersebut tidak sama dalam memberi kontribusi pengaruhnya terhadap hasil akhir/performance maupun terhadap biaya pokok produksi.  Saat ini kontribusi pakan adalah jelas paling tinggi, yaitu ± 70%, kesehatan ± 6%, tata laksana/manajemen ± 12% dan bibit/DOC ± 12%.


Ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan bila memelihara ayam pedaging saat ini, diantaranya:

1. Pemeliharaan Minggu Pertama
Manajemen selama tujuh hari pertama terutama selama tiga hari pertama adalah kunci dalam pencapaian bobot badan terbaik di minggu pertama. Manajemen broiler terutama selama tujuh hari pertama dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, kualitas udara (kadar amonia), kualitas litter/sekam (kelembapan) dan perilaku ayam. Ada beberapa penelitian yang dapat dipakai sebagai pedoman agar pemeliharaan ayam pada minggu pertama lebih serius lagi yaitu bahwa ayam-ayam berumur muda yang kekurangan pemanas selama 45 menit, maka akan kehilangan bobot badan 135 gram pada umur 35 hari. Jika satu bagian flok mengalami kondisi tersebut maka tingkat keseragaman yang dihasilkan akan rendah.

Sebaliknya, pemanasan berlebih pada ayam-ayam berumur muda akan menekan laju pertumbuhan dan menurunkan bobot badan umur tujuh hari. Dengan perlakuan senada, jika pemanasan berlebih terjadi di satu bagian flok, maka akan dihasilkan tingkat keseragaman yang rendah pula. Kunci manajemen selama tujuh hari pertama adalah observasi dan respon terhadap kebutuhan ayam. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap bobot umur tujuh hari tersebut sangat penting karena mampu menurunkan konsumsi pakan. Bila ayam mengalami penundaan masuk dalam brooding sehingga ayam terlambat diberi pakan, bila penundaan itu selama 24 jam, maka pada usia 14 hari ada perbedaan pencapaian bobot ± 110 gram. Bila ayam umur tujuh hari bobotnya ± 60 gram dari standar, maka saat panen usia 42 hari juga akan berbeda dari standar ± 60 gram. Berikut ini adalah faktor-faktor utama manajemen yang mempengaruhi pencapaian bobot badan umur tujuh hari:… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi November 2020 (MAS-AHD)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer