Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Menteri Pertanian | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

CPI KIRIM PRODUK OLAHAN PERDANANYA KE QATAR

Acara pelepasan ekspor perdana PT Charoen Pokphand Indonesia ke Qatar. (Foto: Istimewa)

PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) sukses mengekspor produk olahan perdananya ke Qatar yang secara langsung dilepas oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) secara daring, Rabu (24/2/2021).

"Saya berbangga hati bahwa kita akan melepas ekspor perdana produk olahan unggas Indonesia pertama yang berhasil menembus negara Qatar dari PT Charoen Pokphand Indonesia," ujar Mentan Syahrul dalam keterangan tertulisnya.

Dijelaskan, ekspor perdana ke Qatar ini dilakukan sebanyak 3,29 ton dengan nilai Rp 220 juta dari total kontrak 21,6 ton untuk 2021 yang telah disepakati antara CPI dan pihak Qatar.

Mentan berharap, ekspor perdana ke Qatar bisa menjadi pintu masuk produk-produk olahan unggas asal Indonesia ke kawasan Timur Tengah.

Selain Qatar, adapun ekspor lanjutan ke Jepang. Pengiriman produk olahan unggas ke Jepang sebanyak 6 ton dengan nilai Rp 250 juta. Ini merupakan repeat order kesekian kalinya sejak 2018 ke PT Charoen Pokphand Indonesia.

Selain produk olahan unggas, dilakukan juga ekspor lanjutan enam kontainer pakan unggas ke Timor Leste sekitar 120.000 kg dengan nilai Rp 740 juta.

"Repeat order ini menunjukkan bahwa produk Indonesia semakin digemari. Saya juga ingin mengucapkan selamat dan apresiasi kepada PT Charoen Pokphand Indonesia atas realisasi ekspor unggas dan produknya pada 2020 sebesar 2 juta USD ke Jepang, Papua Nugini dan Timor Leste," ungkap Syahrul.

Ke depannya, ia berharap CPI bisa terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor dan menjadi memotivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada PT Charoen Pokphand Indonesia dan semua pihak terkait atas dukungan terhadap upaya ekspor komoditas peternakan Indonesia," pungkasnya.

Selama masa pandemi COVID-19, seluruh dunia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Namun untuk urusan pangan, dunia tidak dapat menunda pemenuhannya. Oleh karena itu, kebutuhan ini perlu ditangkap sebagai peluang Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia.

Berbagai komoditas peternakan Indonesia saat ini telah mampu menembus pasar global. Misalnya, daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan periode Januari-Desember 2020, tercatat mencapai 325.442 ton dengan nilai USD 964.653.078 atau setara Rp13,5 triliun.

Catatan tersebut menunjukkan bahwa volume ekspor meningkat sebesar 14,45% dan nilai ekspor meningkat sebesar 38,89%.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 (YoY), dimana volume mencapai 284.349 ton dengan nilai setara Rp10,4 triliun. (INF)

EKSPOR PREMIX VITAMIN MILIK AGRINUSA MELUNCUR KE INDIA

Mentan Syahrul (kanan) saat akan melepas keberangkatan ekspor milik PT Agrinusa Jaya Sentosa ke India. (Foto: Humas Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) melepas ekspor perdana premix vitamin dan mineral ke India dari produksi PT Agrinusa Jaya Santosa yang merupakan anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. Total premix yang diekspor sebanyak 27 ton senilai USD 213.000 atau sekitar Rp 3 miliar dari total produk yang akan diekspor senilai USD 1 juta atau Rp 15 miliar.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, dalam sambutan di acara pelepasan ekspor mengaku bahagia atas capaian ini. Ia mengapresiasi kinerja perusahaan yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan ekspor komoditas pertanian.

“Atas terealisasinya ekspor ini berarti semua yang telah diupayakan oleh pihak perusahaan telah membuahkan hasil yang baik dan kami mengapresiasi karena telah memproduksi produk yang dapat diterima negara tujuan,” ujar Mentan Syahrul, pada saat pelepasan ekspor Rabu (21/10/2020).

Melalui keterangan tertulisnya, ia menjelaskan bahwa salah satu target Kementan saat ini adalah peningkatan ekspor komoditas pertanian. Hal ini dilakukan melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS), yang mengusung tema “Maju, Mandiri dan Modern”.

Harapannya, GRATIEKS ini bisa membuka peluang ekspor lebih besar bagi para pelaku usaha peternakan dan kesehatan hewan, baik skala besar, menengah bahkan mikro dan para peternak yang siap ekspor untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Program GRATIEKS juga ditargetkan bisa meningkatkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada 2024 mendatang naik 300% menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan.

“Untuk itu, mari kita pemerintah pusat, pemerintah daerah dan para pelaku usaha bersama-sama meningkatkan ekspor dengan mencari negara tujuan baru dan mengidentifikasi permintaan produk yang dibutuhkan oleh negara lain,” imbuhnya.

Ia juga berharap dengan terbukanya akses pasar internasional ini, PT Agrinusa Jaya Santosa bisa terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor, sehingga produk peternakan Indonesia lebih mampu bersaing di perdagangan internasional dan dapat memberi motivasi bagi para pelaku usaha lainnya.

Sementara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, yang juga hadir dalam acara pelepasan ekspor menjelaskan, bahwa sediaan premix merupakan sediaan obat hewan yang dalam produksinya harus menerapkan Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB). 

Oleh karena itu, pemerintah telah melakukan pembinaan agar para pelaku usaha produsen obat hewan dapat memiliki sertifikat CPOHB guna menjamin kualitas produk obat hewan yang baik dan konsisten. Dengan demikian, harapannya produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional.

“PT Agrinusa Jaya Santosa ini merupakan salah satu produsen obat hewan di Indonesia yang telah memiliki sertifikat CPOHB, jadi kualitasnya tidak diragukan,” kata Nasrullah.

Ia juga menambahkan, komoditas peternakan Indonesia hingga saat ini memang sudah mampu menembus pasar internasional. Komoditas peternakan tersebut seperti daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering.

“Total negara tujuan ekspor produk peternakan dan kesehatan hewan sampai saat ini telah mencapai ke 97 negara,” ungkapnya.

Di sisi lain, Nasrullah mengapresiasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang telah berupaya merealisasikan ekspor produk olahan ayam, karkas ayam, susu, Hatching Eggs, DOC, vaksin  hingga premix. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan pada 2020 periode bulan Januari sampai September meningkat.

Dari angka sementara yang tercatat kinerja ekspor komoditas peternakan mencapai 235.728 ton dengan nilai USD 632.085.614 atau setara Rp 9,48 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 (YoY), dimana volume 199.135 ton dengan nilai setara Rp 7,05 triliun.

“Artinya ada peningkatan volume ekspor sebesar 18,38% dan nilai ekspor meningkat sebesar 34,32%. Saya berharap PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk terus meningkatkan kinerja ekspornya di pasar internasional,” harapnya.

Managing Director Strategic Business Unit Animal Health and Livestoxk Equipment JAPFA, Teguh Prajitno, memastikan produk yang diekspor telah melewati serangkaian proses sesuai standar internasional. 

Ia menyebut, rangkaian pelepasan ekspor ini juga dilengkapi dengan penyerahan Health Certificate Sanitary (HC) dari Balai Besar Karantina Pertanian dan Veterinary Health Certificate dari Ditjen PKH. Penerbitan sertifikat ini tentunya melalui proses yang telah terstandarisasi, dimulai dari tahapan penilaian sarana produksi, pengambilan sampel hingga pengujian sampel tersebut. 

“Maka saya katakan pelepasan ekspor perdana ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami sebagai bentuk pecapaian yang baik dalam pengakuan standar kualitas dan mutu produk Agrinusa,” tutur Teguh.

Peranan premix sendiri di dunia peternakan cukup penting. Premix dikenal sebagai bahan tambahan untuk dicampurkan ke dalam pakan unggas guna meningkatkan kandungan nutrisinya. 

Di dalamnya terdapat kandungan asam amino, vitamin dan mineral. Saat ini premix yang akan diekspor PT Agrinusa Jaya adalah premix vitamin dengan merek dagang Agrimix Bro dan Agrimix. (INF)

PESAN MENTAN SYAHRUL: CORONA DAN PERINGATAN TUHAN

Mentan Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Humas Kementan)

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menulis pesan singkat yang berisi renungan kehidupan. Pesan singkat itu ia tulis dengan judul Corona dan Peringatan Tuhan.
Dalam tulisannya, Mentan Syahrul mengajak semua manusia agar mau berusaha dan berserah diri kepada Tuhan. Penyebaran virus Corona baru (COVID-19), kata dia, harus disikapi dengan pikiran dan hati yang bersih.

“Saudaraku semua, terkhusus anak-anakku. COVID-19 rasanya menghantam semua dimensi kehidupan kita. Begitu dahsyat, bahkan luar biasa. Kehidupan sosial tercabik dan tentara aparat keamanan bersenjata, seakan kehilangan kekuatan menjaga negerinya. Politik babak belur. Banyak pemerintah seakan tak berdaya. Ekonomi semua negara anjlok. Bahkan, terjun bebas ke titik nadir,” tulis Mentan Syahrul dikutip dalam siaran persnya, Kamis (26/3/2020).

“Dari fenomena ini, Tuhan tampaknya sengaja mengingatkan. Juga memberikan peringatan bahwa duniamu sekarang telah berubah.”

Menurut Syahrul, kejadian ini adalah penanda bahwa Tuhan merupakan satu-satunya yang berkuasa dalam kehidupan. Tuhan adalah sang pencipta yang mengingatkan manusia akan pentingnya keimanan dan ketaqwaan.

“Sang Maha Kuasa ingin menunjukkan bahwa paradigma hidup telah berganti. Jangan hidup seperti kemarin. Itu jika tidak mau tergilas, lalu mati sia-sia. Your past succes quaranty nothing, if you not changes your day,” tegas dia.

“So, tangan kananmu jadikan simbol bahwa kamu bersih. Bersih di pikiranmu, bersih hatimu, bersih tubuhmu. Dan tangan kirimu, sebagai pertanda tetaplah menggapai materi duniamu, kerja keras dan tak pantang menyerah.”

Sebagai salah satu sikap syukur, Mentan Syahrul berharap masyarakat lebih banyak beribadah di rumah, bekerja dari rumah dan berbuat lebih baik dari rumah.

“Ganti metode atau cara kerjamu dengan digital (work from home). Itu berarti tidak ada lagi kerja tanpa artificial intelligence, tanpa internet of things (IoT). Dan lebih maju lagi, dengan robot yang dilengkapi kecerdasan buatan. On the spot? Bolehlah, tapi tak lebih dari validasi dan random samplingnya, untuk mengkolaborasi dengan kesesuaian fakta yang ada. Lalu, apa arti ini semua? Mari kita pikirkan bersama hikmah di balik virus Corona,” pungkasnya. (INF)

REKTOR IPB: PROGRAM PMS KUNCI KEMAJUAN PERTANIAN INDONESIA

Rektor IPB saat memberikan cinderamata kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pada acara diskusi soal pertanian di IPB. (Foto: Humas kementan)

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, mendukung penuh penerapan program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai jalan keluar atas minimnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian. Program PMS, kata Arif, bisa menjadi kunci majunya pertanian Indonesia yang berjalan secara mandiri dan modern.

“Memang seharusnya program PMS Kementan itu ada dimana-mana karena kalau bicara pertanian tidak boleh berada di menara gading yang terlalu asik dengan teori dan diskusi. Akan tetapi, anak-anak kita juga harus belajar konsep, teori dan definisi praktek di lapangan,” ujar Arif dalam Fokus Grup Diskusi yang diselenggarakan Aliansi Kebangsaan di Auditorium Andi Hakim IPB Dramaga, Bogor, Selasa (25/2/2020).

Ia menambahkan, para petani muda ke depan harus mampu membaca perubahan cuaca dan menyelesaikan tantangan hama. Petani muda wajib mengerti penanganan dampak bencana alam dan memulihkan kembali area lahan pertanian secara utuh.

“Yang akan kita hadapi ke depan adalah masalah perubahan cuaca dan juga tantangan hama, serta penanganan bencana alam. Jadi, masalah tersebut harus kita pelajari bersama, sehingga begitu mereka lulus sarjana, mereka tahu apa-apa saja yang harus dilakukan,” ucap dia.

Arif menilai, program PMS mampu menurunkan angka pengangguran karena terus mencetak generasi muda sebagai entrepreneur unggul yang menguasai bidang pertanian. “Data yang ada sekarang ini minat anak pada dunia bisnis mencapai 69%. Nah nanti kita arahkan ke usaha bidang pangan. Apalagi pertanian itu adalah sesuatu yang abadi, sesuatu yang semua orang pasti butuh makan,” ungka dia.

Di samping itu, Rektor IPB ini mengaku tertarik dengan kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan pusat data Agriculture War Room (AWR) yang dibangun Kementan secara singkat. Dari aspek intelektual, kedua terobosan ini patut diapresiasi karena erat kaitannya dengan dunia teknologi yang sedang dikembangkan kampus IPB.

Sementara Ketua Umum Aliansi Kebangsaan, Pontjo Sutowo, mendukung penuh upaya Kementan dalam menerapkan teknologi dan mekanisasi pertanian Indonesia. Teknologi, kata dia, menjadi sangat penting karena faktor diterminan bagi kemajuan peradaban sebuah bangsa agar mampu bersaing di tingkat global.

“Teknologi menjadi faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup suatu bangsa. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi di bidang pangan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita dan juga dunia,” katanya. (Rilis Kementan/INF)

MENTAN SYAHRUL AJAK MASYARAKAT TURUNKAN ANGKA STUNTING

Mentan Syahrul Yasin Limpo (Foto: Humas Kementan)

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengajak seluruh lapisan masyarakat agar melakukan gerakan bercocok tanam untuk menurunkan angka stunting pada daerah rentan rawan pangan.

“Dalam catatan saya, daerah yang rawan pangan ada 17 provinsi dan terdiri atas 267 kabupaten di 900 kecamatan. Saya harus jamin di daerah rentan itu tidak stunting,” kata Mentan Syahrul saat menghadiri talkshow Promotif Preventif Membentuk SDM Unggul Indonesia Maju 2045 di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, (19/2/2020).

Untuk mendukung hal itu, pihaknya saat ini memiliki program Family Farming dan Pertanian Masuk Sekolah (PMS) di 727 kecamatan. Dia berharap, dua program ini mampu membantu menurunkan rentan rawan pangan hingga 16%.

“Dengan program Family Farming, kita bisa memanfaatkan halaman di sekitar rumah untuk bercocok tanam. Hal itu tentunya akan lebih higenis dan terjamin kesehatannya,” ucap dia.

Syahrul mengatakan, program pertanian masuk sekolah adalah program strategis untuk menjamin adanya pertahanan kesehatan bagi masyarakat. Program ini juga memiliki nilai ekonomis karena dibekali dengan keahlian bertanam.

“Keahlian bertanam itu bisa menjadi sebuah aset di masa depan. Untuk itu program PMS sangat penting dijadikan materi pembelajaran,” jelasnya.

Disisi lain, Mentan mengaku bahwa saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menetapkan target usaha tani pada 1.600 lokasi. Langkah ini diharap mampu berkontribusi besar pada penurunan prevalensi stunting hingga 28%.

“Saya akan intervensi dengan kesiapan-kesiapan bibit terbaik dengan keterampilan mereka untuk bertanam. Saya siapkan dananya untuk bertanam,” tegas Mentan Syahrul.

Selain itu, Kementan juga menjalin kerjasama dan kesepakatan dengan berbagai lembaga negara dan kementerian lain untuk sama-sama terlibat dalam gerakan pembangunan pertanian ke depan.

Kesepakatan tersebut antara lain adalah program one health jaminan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, penyediaan pangan segar dan beragam bergizi dan aman, pengendalian resistensi antimikroba, serta pencegahan dan pengentasan daerah rentan rawan pangan.

“Selanjutnya kami melakukan pengendalian vektor binatang hewan pembawa penyakit, perizinan distribusi dan penggunaan pestisida. Lalu kami melakukan pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi, penelitian dan pengembangan, serta pertukaran data dan informasi dengan berbagai pihak,” pungkasnya. (Rilis Kementan/INF)

EKSPOR SEKTOR PERTANIAN ALAMI PENINGKATAN

Mentan Syahrul saat melepas ekspor beberapa waktu lalu. (Foto: Infovet/Ridwan)

Kepala Bada Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menyampaikan data terbaru mengenai hasil ekspor Indonesia yang mengalami peningkatan. Satu diantaranya adalah sektor pertanian. Sektor ini tercatat menyumbang angka cukup besar selama periode Desember 2019, yakni sebesar USD 370 Juta atau naik sebesar 24,35%.

“Dari semua sektor yang ada, sektor pertanian menyumbang sebanyak USD 370 juta atau naik sebesar 24,35% selama bulan Desember kemarin,” kata Suhariyanto, Kamis (16/1/2020).

Mengenai peningkatan ekspor pertanian, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, menjelaskan bahwa program peningkatan produksi dan ekspor yang dicanangkan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mulai menunjukan dampak positif.

“Saat ini kami terus menggenjot lalu lintas ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) sesuai arahan Pak Mentan Syahrul,” tutur Kuntoro melalui keterangan tertulisnya.

“Tentu kita bisa bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerja sama yang kuat. Dengan begitu, akses informasi terkait potensi komoditas ekspor di masing-masing daerah terbuka lebar dan memiliki tujuan ekspor yang bisa diakses melalui aplikasi peta potensi ekspor dan IMACE (Indonesia Maps of Agriculture Commodities Export).”

Ia menambahkan, kenaikan ekspor juga dipengaruhi oleh dibukanya akses pasar dan insentif berbagai program peningkatan. Semua upaya ini dilakukan agar pemangku kepentingan mampu bekerja secara baik. Hasilnya banyak sektor pertanian yang mengalami kenaikan ekspor, diantaranya komoditas perkebunan hingga peternakan.

Beberapa waktu lalu pun, Mentan Syahrul sempat melepas keberangkatan ekspor produk peternakan ke Timor Leste dan Jepang. Ia terus berupaya melipatgandakan ekspor produk pertanian termasuk peternakan hingga meningkat tiga kali lipat.

“Ekspor ini membuktikan bahwa kemampuan industri peternakan kita telah berkontribusi langsung kepada kepentingan nasional dalam memenuhi kebutuhan produk ternak dalam negeri. Saya yakin bahwa kita tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tetapi ke depan mampu menjadi pesaing dunia,” kata Mentan Syahrul saat melepas ekspor peternakan Desember kemarin. (INF)

PASCA ASF, DAGING BABI TETAP AMAN DIKONSUMSI

Kampanye makan daging babi yang aman dan sehat dilakukan di Pendopo BPKPAD, Humbang Hasundutan, Doloksanggul, Sumatra Utara. (Foto: Humas PKH)

Dalam rangka meningkatkan konsumsi daging sebagai sumber protein hewani serta sosialisasi tentang keamanan daging babi terkait kasus ASF (African Swine Fever), Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan bekerjasama dalam melakukan “Kampanye Makan Daging Babi yang Aman dan Sehat” yang dilaksanakan bersamaan dengan Pengangkatan Sumpah/Janji Anggota BPD Periode 2019-2025 di Pendopo BPKPAD, Humbang Hasundutan, Doloksanggul, Sumatra Utara (Sumut), Senin (30/12/2019). 

Dalam acara yang dihadiri hampir 600 orang peserta, Inspektur Jenderal Kementan, Justan Siahaan, menyampaikan bahwa Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasmin Limpo, memberi perhatian khusus pada kasus ASF. Karena menurutnya, kasus ASF dapat mengganggu penghidupan dan perekonomian masyarakat. Mentan pun telah berpesan agar diambil langkah-langkah strategis untuk membantu masyarakat menghadapi kasus ASF. 

Justan menegaskan, walaupun penyakit ASF belum ada obat dan vaksinnya, tapi penyakit ini tidak menular ke manusia. “Penyakit ASF dan juga penyakit Hog Cholera adalah penyakit yang hanya bisa menyerang ternak babi dan tidak menulari manusia. Jadi daging babi dan olahannya aman untuk dikonsumsi,” kata Justan. 

Sementara di tempat terpisah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), I Ketut Diarmita, mengatakan masyarakat tidak perlu ragu terkait keamanan daging babi dan olahannya, karena ASF bukan penyakit menular ke manusia. Pemerintah juga terus berupaya mendampingi masyarakat menghadapi masalah ini, salah satunya menyiapkan APBN 2019 sebanyak Rp 5 miliar untuk membantu operasional dan mengaktifkan 102 posko darurat.

“Kita harapkan dengan kampanye yang kita lakukan ini, masyarakat tidak perlu ragu lagi. Setelah perayaan Natal kemarin, saya harap menyambut tahun 2020 nanti masyarakat yang memang biasa mengonsumsi daging babi berbondong-bondong beli daging babi dan mengolahnya dengan baik, untuk meingkatkan asupan protein hewani keluarga,” ucap Ketut. 

Ia juga berpesan apabila dilakukan pemotongan babi sendiri, agar limbah sisa pemotongan dikubur dengan baik dan daging dari daerah tertular tidak di laliluntaskan ke daerah yang tidak tertular.

Sementara Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, mengapresiasi langkah Kementan dan berharap tingkat konsumsi daging babi di Sumut, khususnya di Humbang Hasundutan kembali meningkat dan harga daging babi pulih seperti semula.

“Beternak babi merupakan sumber penghidupan masyarakat di sini. Masyarakat Humbang Hasundutan tidak bisa dipisahkan dari beternak babi. Apabila konsumsi daging babi meningkat, artinya peternak babi lokal akan terbantu untuk pulih,” kata Dosmar.

Ke depan, menurutnya peternakan babi akan dipelihara dengan sistem cluster dan terpusat di lokasi-lokasi tertentu untuk memudahkan pengelolaan. Ia juga menyampaikan ide kemungkinan merubah fokus peternakan di Humbang Hasundutan ke ternak lain, seperti kerbau dan sapi. (INF)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer