Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Equipment | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MENGINTIP KANDANG DAN PERALATAN AYAM RAS PEDAGING

Diperlukan kandang yang memadai dan memenuhi syarat dalam memelihara ternak ayam broiler. (Foto: Dok. Infovet)

Untuk pemeliharaan ayam ras pedaging atau ayam broiler dibutuhkan kandang serta peralatan yang memadai dan memenuhi syarat, agar mempermudah manajemen menuju target keuntungan (profit) usaha. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau calon peternak, yaitu:

A. Pemilihan Lokasi Kandang yang Tepat
Dalam pemilihan lokasi kandang yang hendak dibangun perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

• Kondisi suhu dan lingkungan apakah sesuai dengan karakter ayam broiler yang mudah stres.
• Topografi, kontur, tekstur tanah dan sumber air harus cukup baik.
• Luas lahan tersedia harus sesuai dengan pengembangan peternakan ke depan.
• Akses transportasi dan instalansi listrik cukup tersedia.
• Jarak dengan lokasi pemukiman penduduk untuk sekarang dan mendatang cukup jauh, sehingga dapat diharapkan memperkecil risiko gangguan lingkungan sosial. Menurut Peraturan Kementerian Pertanian No. 40/Permentan/OT. 140/7/2011 tahun 2011, jarak peternakan ayam dan pemukiman minimal 500 m dari pagar terluar.
• Pembuangan air limbah pencucian kandang tidak mengontaminasi sawah/kolam/sungai penduduk sekitar.
• Perizinan sesuai peraturan daerah (Perda) setempat. Usahakan ada bukti resmi tentang pembangunan peternakan agar terhindar dari penggusuran/penutupan peternakan. Perizinan tersebut meliputi Surat Persetujuan Masyarakat Setempat, Surat Rekomendasi Desa, Surat Izin Pemerintah Kota/Kabupaten, Surat Izin Mendirikan Bangunan, Surat AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan), Surat Izin Usaha dan Surat Izin Gangguan (HO).
• Jarak antara peternakan yang akan dibangun dengan peternakan lain yang telah ada minimal 1 km, karena kebanyakan peternakan ayam broiler di Indonesia open house. Tetapi bila memakai sistem closed house, jarak tersebut bisa 500 m sesuai dengan persyaratan Environment Code of Practice for Poultry Farm in Western Australia 2014.

B. Menghitung Skala Usaha
Besarnya skala usaha atau kapasitas/daya tampung kandang sebaiknya disesuaikan dengan standar kapasitas ayam broiler dewasa yang ideal di kandang terbuka (open house), yaitu 5-16 kg/m2. Jika ayam broiler dewasa akan dipanen dengan bobot 1,8 kg/ekor, maka dari ketentuan standar kepadatan tersebut peternak dapat memelihara ayam 0-10 ekor/m2. Dengan demikian bila memiliki kandang berukuran 40 x 7 m (luas kandang 280 m2), peternak bisa memasukkan ayam 2.520-2.800 ekor (asumsi 9-10 ekor/m2).

C. Tata Letak (Layout) yang Komprehensif
Idealnya dalam suatu lokasi peternakan tersedia pos jaga,  tempat parkir, kantor, gudang pakan, mess karyawan, kantin dan bangunan pendukung lainnya (rumah genset, kandang karantina/afkir, rumah sumber, tempat pemusnahan limbah dan lain sebagainya) hendaknya dilakukan dengan baik. Tujuannya agar alur distribusi ayam, personel (manusia), pakan maupun peralatan dapat berjalan efektif. Kandang disarankan membujur ke arah Barat-Timur, sehingga intensitas sinar matahari yang masuk dalam kandang tidak berlebih.

Tata letak ini juga merupakan bagian dari biosekuriti (Biosecurity Structural) karena berperan menekan rantai penularan penyakit. Untuk sistem kandang open house sangat disarankan di satu lokasi peternakan mengaplikasikan one age farming (all in all out), dimana pada satu peternakan hanya ada satu jenis ayam dengan umur dan strain yang sama, karena lebih memudahkan dalam monitoring pemeliharaan ternak secara seragam, disamping memperkecil rasio penularan penyakit akibat variasi umur.


Untuk persyaratan teknis kandang yang baik antara lain lebar kandang maksimal 7 m agar sirkulasi udara lancar, tinggi kandang 1,8-2 m yang akan memperlancar sirkulasi udara dan mempermudah pembersihan serta disinfeksi kandang, atap kandang (genting, alumunium, asbes, rumbia/seng) dengan derajat kemiringan harus 30-35 dan ketinggian dari lantai hingga puncak atap sekitar 6-7 m, sedang dari lantai ke atap terendah kiri-kanan sekitar 2,5-3 m.

Bila sistem all in all out tidak mungkin dilakukan, maka jarak kedatangan DOC harus kurang dari satu minggu agar pengendalian penyakit lebih mudah. Juga bila DOC berasal dari beberapa perusahaan/breeding farm disarankan masing-masing DOC dipelihara pada brooding tersendiri tetapi tetap dengan perlakuan manajemen yang sama, dengan maksud mempermudah evaluasi kualitas DOC dari masing-masing sumber bibit (perusahaan pensuplai).

Bila waktu kurang dari satu minggu sulit dilakukan, maka maka saat chick-in perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• DOC yang kedatangannya berbeda dipelihara pada brooding berbeda pula.
• Jarak antar kandang yang berisi DOC yang berbeda minimal 7 m (1 x lebar kandang).
• Alur distribusi personel dan peralatan antar kandang dengan umur dan jenis DOC yang berbeda harus dibatasi, terutama pada periode starter dan pada terjadi outbreak penyakit.
• Monitoring dilakukan mulai dari ayam yang lebih muda dulu dan selanjutnya ke yang lebih tua/dewasa.
• Lakukan disinfeksi secara rutin pada masing-masing kandang.
• Program vaksinasi dibuat sama untuk semua kandang.

D. Peralatan Kandang
Berbagai peralatan kandang yang perlu dipersiapkan antara lain nampan pakan DOC (kapasitas 40-80 ekor) atau DOC feeder (kapasitas 50-80 ekor) atau tempat pakan DOC kecil (kapasitas 15-25 ekor) atau tempat pakan DOC besar (kapasitas 25-35 ekor), tempat pakan gantung (kapasitas bermacam-macam sesuai umur dan jumlah ayam yang dipelihara), tempat minum gantung (berbagai kapasitas) atau tempat minum otomatis mapun tempat minum nipple, pemanas kapasitas 750-1.000 ekor DOC/buah, disinfektan (spray kecil, spray gendong bertekanan tinggi, spray otomatis cuci kandang).

Kemudian dipersiapkan pula keranjang ayam plastik kapasitas 15-20 ekor/buah atau 12-15 ekor/buah, timbangan ayam manual atau timbangan ayam digital, sikat lantai bertangkai, ember plastik/karet, sepatu boots, selang air, kipas angin, sapu lidi besar, sekop, cangkul, termometer ruangan, spuit/alat suntik ayam, lampu bohlam kandang dan gunting bedah ayam. Semua barang-barang tersebut di atas sangat dibutuhkan dalam memulai usaha beternak ayam broiler, agar bisnis yang dijalani memberikan keuntungan yang baik. (SA)

PERAN PENTING PREHEATING

Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. (Foto: Infovet/Ridwan)

Telur yang baru saja menetas menjadi anak ayam atau biasa disebut day old chick (DOC) sangat membutuhkan lingkungan yang hangat agar bisa bertahan hidup. Biasanya induk ayam akan meletakkan DOC tersebut ke dalam sayapnya agar DOC merasa hangat. Tetapi hal ini sangat sulit dilakukan apabila jumlah populasi DOC sangat banyak.

Perusahaan penetasan telur ayam skala industri biasanya akan mengirim DOC kekandang-kandang milik perusahaan atau ke kandang mitra. Mobil pengantar DOC akan membutuhkan waktu beberapa jam untuk sampai di kandang. Diharapkan ketika DOC telah sampai di kandang atau chick-in, DOC langsung bisa merasakan lingkungan yang hangat di area brooding. Lingkungan yang hangat ini sangat menentukan keberlangsungan hidup DOC. Kegiatan menghangatkan area brooding di dalam kandang sebelum kedatangan DOC biasa disebut preheating

Preheating dilakukan dengan menggunakan bantuan gas yang terhubung dengan brooder. Ketika brooder dinyalakan, perlahan area brooding akan terasa hangat. Idealnya preheating dimulai sejak empat jam sebelum chick-in atau bisa lebih lama jika kondisi lingkungan sedang sangat dingin dan bisa lebih cepat jika kondisi lingkungan sedang panas, atau bisa disesuaikan dengan suhu litter ketika sudah mencapai 34° C. Suhu litter dapat diketahui salah satunya dengan cara menembakkan thermo gun ke arah litter.

Karena sensor suhu DOC terletak pada kakinya, hal tersebut yang mengakibatkan pengukuran suhu area brooding tidak menggunakan termometer dinding yang biasa dipasang tegak dalam sebuah ruangan untuk mengetahui suhu ruangan, tetapi menggunakan jenis termometer lain salah satunya thermo gun untuk membantu mengetahui suhu litter tempat kaki ayam berpijak.

Dampak Positif Preheating
Preheating yang dilakukan dengan metode yang tepat akan berdampak positif untuk DOC. DOC akan merasakan kenyamanan di area brooding tersebut, tidak kedinginan dan juga tidak kepanasan. Kenyamanan ini akan berdampak pada tercapainya berat badan sesuai standar ideal DOC selama pemeliharaan.

Pendugaan kenyaman atau ketidaknyamanan DOC dapat dilihat dari tingkah laku dan kondisi tembolok DOC tersebut. Jika DOC terlalu banyak makan, berkumpul di bawah lampu yang bercahaya dan ketika memegang temboloknya terasa keras, diduga DOC tersebut sedang kedinginan. Jika DOC terlalu banyak minum dan ketika memegang temboloknya terasa sangat lembek dan seperti berisi banyak air, diduga DOC tersebut sedang kepanasan.

Namun demikian, jika DOC terlihat tersebar merata di area brooding dan ketika memegang temboloknya terasa tidak keras dan juga tidak terlalu lembek, bisa dipastikan DOC sudah merasa nyaman.

Efek Negatif Tak Melakukan Preheating
Dampak negatif tidak melakukan preheating atau melakukannya tapi tidak dengan metode yang tepat, maka akan berdampak pada tidak tercapainya berat badan standar ideal bahkan bisa berdampak pada bertambahnya angka deplesi atau tingkat kematian dan culling yang tinggi.

Tentunya para peternak tidak menginginkan kondisi seperti tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukannya preheating dengan metode yang tepat agar dapat meminimalkan kemungkinan kerugian dalam beternak. ***

Ditulis oleh:
Waode Nurmayani
Alumnus Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

PERTIMBANGAN MEMILIH TEMPAT MINUM AYAM

Tempat minum DOC “Baby Drinker”. (Foto: Dok. Darmawan)

Pilihan tempat minum ayam yang berkualitas, membantu meningkatkan kualitas hidup ayam-ayam yang dipelihara. Aspek apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat minum?

Technical LE, PT Agrinusa Jaya Santosa, Darmawan S. R., menyebutkan lima pertimbangan dalam memilih tempat minum bagi ayam sebagai berikut:
 
1. Kemudahan ayam untuk minum
2. Tempat minum ayam hendaknya terbuat dari bahan yang tidak beracun, tidak bereaksi dengan bahan kimia dan tidak mudah pecah
3. Kemudahan instalasi pemasangan, perawatan dan pembersihan
4. Warna yang menarik untuk ayam
5. Biaya investasi 

Ketika datang ke toko peternakan, bisa ditemui berbagai jenis dan bentuk tempat minum ayam. Mulai dari bentuk bell drinker, PVC atau talang air, galon dan nipple. Dari berbagai bentuk tersebut ada yang sistem manual, semi-otomatis dan otomatis.

Menurut Darmawan, penggolongan tempat minum ayam terbagi menjadi dua sistem, yaitu terbuka dan tertutup.

“Sistem air minum terbuka adalah air minum tersedia di tempat/wadah terbuka, sedangkan sistem air minum tertutup adalah air berada di dalam pipa dan hanya mengalir jika dibutuhkan,” terang Darmawan kepada Infovet, Kamis (10/9).

Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem air minum terbuka dan sistem air minum tertutup, berikut uraiannya:

A. Sistem Terbuka
• Tempat Minum Manual
- Kelebihan: Biaya investasi murah. Kemudian instalasi, perawatan dan pembersihan sangat mudah. Jika terjadi biofilm mudah dibersihkan dengan hanya mencucinya.
- Kekurangan: Ketersediaan air terbatas, peternak harus mengisi ulang secara manual. Mudah terpapar kotoran (misal sekam, feses), serta air mudah tumpah jika tertabrak ayam.

• Semi otomatis (Tempat minum otomatis-bell drinker)
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada. Air tidak mudah tumpah jika tertabrak ayam, karena ada pemberat berupa air di dalam ballast bottle.
- Kekurangan: Mudah terpapar kotoran (sekam, feses). Instalasi membutuhkan pipa PVC. Mudah terbentuk biofilm di PVC, butuh tekanan air besar untuk membersihkan. Kemudian perawatan automatic mechanism harus berkala dan jika terlewat akan terjadi sumbatan yang menyebabkan kebocoran.

B. Sistem Tertutup
Nipple drinker
- Kelebihan: Ketersediaan air minum selalu ada, serta tidak mudah kotor. Perawatan dan pembersihan mudah.
- Kekurangan: Biaya investasi paling mahal. Instalasi membutuhkan keahlian khusus. Lalu, setting ketinggian nipple harus diperhatikan, tidak boleh terlambat dinaikkan. Selain itu kelurusan pipa nipple merupakan hal mutlak, jika tidak lurus akan mudah terjadi jebakan udara di dalam pipa.

Penyumbatan (Biofilm)
Lebih lanjut dijelaskan Darmawan, penggunaan sistem air minum nipple drinker perlu diperhatikan perawatan saluran pipa agar tidak mengalami penyumbatan (biofilm). Langkah pencegahan penyumbatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter air.

Upaya berikutnya, saat pemberian obat/vitamin menggunakan medicator (watering systems) jalur pipa minum dengan memperhitungkan dosis dan kebutuhan air minum, diharapkan tidak ada sisa obat maupun vitamin sebagai penyebab utama timbulnya biofilm.

Selesai pemberian obat/vitamin segera dilakukan flushing (pencucian) dengan air bertekanan tinggi. Selama flushing wajib memposisikan “flush” di regulator air.

Instalasi
Mengikuti perkembangan kondisi peternakan saat ini, terjadi pergeseran penggunaan sistem air minum terbuka ke sistem air minum tertutup. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam instalasi tempat minum, diantaranya:

• Ketinggian minimal water torn ke line nipple/regulator air minimal 3 meter
• Ketinggian nipple disesuaikan ketinggian ayam, diposisikan ayam mendongak
• Atur tekanan air dari regulator (lihat ketinggian bola di dalam end line di ujung pipa nipple):
- Hari 0-minggu pertama setinggi 5 cm
- Minggu kedua setinggi 9 cm
- Minggu keempat setinggi 14 cm
- Minggu keenam setinggi 20 cm

Instalasi tempat minum ayam sesuai umurnya. (Foto: Dok. Darmawan)

• Untuk DOC di masa brooding biasanya selain menggunakan nipple juga dibantu penggunaan tempat minum manual, dikarenakan luasan brooding area lebih sempit menyebabkan jumlah nipple tidak sepadan dengan ratio kebutuhan minum ayam. Selain itu bisa juga dengan menggunakan “Baby Drinker” sebagai pengganti tempat minum manual. Jika tempat minum manual ada kerepotan dalam penyediaan air minum dan pembersihan Baby Drinker jauh lebih mudah. Dimana penyediaan air minum menggunakan nipple dengan kombinasi talang.
• Saat masa brooding juga penting diperhatikan suhu air minum yang ada di dalam pipa. Karena pipa terpapar panas dari heater dan menyebabkan air minum menjadi hangat. Air yang hangat akan menurunkan tingkat konsumsi minum. Jaga suhu air minum di 24 °C dengan cara flushing secara berkala. (NDV)

KENYAMANAN KANDANG JADI “RUMAH IDAMAN” AYAM

Ternak ayam broiler yang dipelihara dalam kandang closed house. (Foto: Dok. Infovet)

Meskipun terbilang eksklusif karena tingginya biaya investasi, namun kandang closed house bisa dikatakan identik dengan “rumah idaman ayam”. Pasalnya, kondisi lingkungan yang dihasilkan dalam kandang closed house bisa diatur sesuai kebutuhan ayam. 

Beberapa keuntungan menggunakan kandang closed house diantaranya tidak terpengaruh perubahan lingkungan, kualitas udara yang tersedia lebih baik, pengaturan suhu, serta ayam pun menjadi lebih tenang, segar dan nyaman. Dengan manipulasi lingkungan tersebut, kepadatan ayam bisa ditingkatkan tanpa harus mendirikan bangunan kandang baru.

Kendati demikian, kandang closed house dengan segudang keunggulan tidak menjadi jaminan terbebas dari masalah stres ataupun penyakit pada ayam. Salah satu ancaman kesehatan ayam datang dari manajemen kelembapan yang buruk. Dampaknya, litter yang menggumpal akibat air dan kotoran menjadi sumber gas beracun, serta tempat berkembangnya virus dan bakteri yang mengancam kesehatan ayam. Salah satu ancaman besar dalam kandang closed house adalah munculnya amonia.

Dikenal mempunyai daya iritasi yang tinggi, keberadaan amonia dalam kandang harus diwaspadai. Dengan massa jenis lebih besar dari udara, amonia cenderung tidak mudah menguap ke atas dan terbuang ke udara. Karena itu ayam akan menghirup gas yang bisa mengiritasi mukosa membran pada mata dan saluran pernapasannya terus-menerus. 

Menurut Ritz et al., 2004, rekomendasi umum untuk kandungan amonia yang aman dan belum menimbulkan gangguan pada ayam di bawah 20 ppm. Lebih dari itu, amonia bisa menimbulkan kerugian. Selain merusak membran mata dan pernapasan, dampak lainnya membuat hambatan pertumbuhan dan penurunan produksi telur. Secara tidak langsung, amonia dengan kadar tinggi ternyata juga bisa memicu munculnya kasus infeksi penyakit-penyakit pada saluran pernapasan. Wajar saja, kerusakan membran saluran pernapasan melemahkan gerbang pertahanan terhadap infeksi bibit penyakit.

Efek lain dari tingginya kadar amonia adalah timbulnya gangguan pembentukan kekebalan tubuh, baik yang bersifat lokal maupun humoral. Pada produksi kekebalan lokal (IgA) yang terdapat dalam saluran pernapasan atas terjadi gangguan. Hal ini disebabkan rusaknya sel-sel epitel oleh iritasi amonia. Adapun kadar amonia yang tinggi dalam darah, akibat terhisap dalam jumlah besar, menyebabkan stres pada sel-sel limfosit sehingga produksi antibodi (IgG dan IgM) juga mengalami gangguan (North, 1984).

Pengaruh Amonia pada Ayam
Kadar Amonia (ppm)
Respon Petugas Kandang
Pengaruh Amonia pada Ayam
Kerusakan Pernapasan
Kerusakan Mata
Produksi Telur Menurun
Berat Badan Turun
20
Bau mulai tercium
Ringan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
25-30
Bau tercium
Ringan
Ada (+)
Sedikit
Sedikit
50-60
Bau tajam
Ada (+)
Ada (+)
Ada (+)
Ada (+)
100
Iritasi hidung
Ada (+)
Ada (+)
Ada (++)
Ada (++)
200
Iritasi mata
Ada (++)
Ada (++)
Ada (+++)
Ada (+++)
Sumber: Disease of Poultry (2003) dalam Medion online.
Keterangan: Semakin banyak tanda (+) semakin parah.

Tepat Pengaturan
Salah satu prinsip dalam menurunkan suhu adalah sistem evaporasi dengan menggunakan colling pad, yaitu uap air yang dihasilkan colling pad akan dihisap kipas dan dialirkan ke dalam kandang. Efeknya, suhu yang awalnya tinggi menjadi lebih rendah. 

“Namun, ada masalah pada setting sistem elektrikalnya,” ujar Agus Yohani Slamet, pemilik Tembalang Poultry Equipment, sekaligus pengelola website peralatankandangayam.com dan kandangclosehouse.com.

Menurut Agus, kebanyakan teknisi mengatur aktivasi colling pad hingga suhu 25 atau 26° C. Artinya, colling pad akan berjalan atau aktif dialiri air hingga mencapai suhu tersebut. Adapun kipas dibuat off atau mati pada suhu 27° C. “Dampaknya, kelembapan menjadi tinggi. Salah satu indikatornya terlihat dari sekam yang menggumpal.” Jelasnya.

Agar performa kandang closed house optimal, pengaturan perlu dilakukan pada sistem elektrikal, yaitu cooling pad dan kipas. Untuk cooling pad, aktivasi sebaiknya diatur pada suhu 28,5 atau 29° C. Sementara kipas diatur pada suhu yang sama dengan cooling pad. Artinya, suhu kandang diatur pada suhu 29° C.

Setelah pengaturan suhu, selanjutnya adalah pengaturan waktu nyala dan mati cooling pad. “Cooling pad dibuat intermiten 6 menit menyala dan 5 menit mati,” jelas Agus. Pengaturan pada cooling pad dan kipas sebaiknya dibedakan antara siang dan malam hari. Jika kipas yang menyala pada malam hari sedikit, kandang menjadi pengap. Menurut Agus, kesalahan yang sering dilakukan peternak adalah mengandalkan Temtron, misalnya untuk sistem elektrikal otomatisnya dengan paramater suhu kandang yang rendah. 

“Pengalaman di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kandang milik salah satu peternak dengan populasi 35 ribu ekor ayam bisa mencapai IP 401. Sistem elektrikal yang digunakan semi-otomatis,” ungkap Agus.

Indeks Produksi (IP) broiler merupakan parameter keberhasilan dalam beternak ayam. Di bawah 300 berarti buruk, antara 300-400 berarti baik, sedangkan di atas 400 diartikan excellent. Cara penghitungan Indeks Produksi sebagai berikut: Indeks Produksi (IP) = [Ayam hidup (%) x Berat rata-rata (kg)] : [Umur x FCR x 100%].

Dengan sistem semi-otomatis, mekanisme kerja alat tidak semata-mata diserahkan pada sistem otomatisnya. Peternak perlu melakukan pengaturan manual untuk merubah setting sehingga pengaturan saat membedakan setelan alat pada siang dan malam hari bisa dilakukan. 

Dengan pengaturan dan pengontrolan yang baik, serta rutin dan teratur, suhu lingkungan kandang akan lebih terjamin sesuai harapan ayam. Selain menghindarkan ayam dari stres akibat suhu tinggi, juga menghindari dari tingginya kelembapan yang berpengaruh pada kesehatan dan produksi. (INF)

BERBAGAI MODEL DAN JENIS BAHAN ATAP KANDANG

Atap menyesuaikan jenis dan konstruksi kandang yang didirikan. (Foto: Dok. Andy)

Kandang merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan. Jika tidak direncanakan dengan baik, akan sangat mempengarui keberhasilan pemeliharaan ternak tersebut.

Hal yang perlu diketahui sebelum mendirikan perkandangan adalah menentukan pembangunan kandang tertutup atau kandang terbuka, menentukan arah membujur kandang (barat dan timur), dimensi kandang (panjang dan lebar), maupun pemilihan bahan baku untuk kandang seperti kayu, bambu, ataupun dengan solid wall dengan bata ringan atau piu untuk kandang tertutup.

Hal yang tidak kalah penting adalah menentukan penggunaan bahan untuk atap kandang. Karena atap akan menyesuaikan jenis dan kontruksi kandang yang akan didirikan.

Atap merupakan struktur bangunaan bagian atas yang berfungsi sebagai penutup bangunan untuk melindungi struktur yang ada di bawahnya. Oleh karena itu, pemilihan bahan jenis atap cukup menentukan kenyamanan ayam, khususnya sistem kandang terbuka.

Fungsi utama atap adalah melindungi bangunan dari  suhu panas akibat radiasi sinar matahari,  tampias hujan, petir, mengurangi pergerakan angin dan debu, serta sebagai pelindung dan penutup ruangan juga berfungsi pula sebagai estetika bangunan.

Bentuk atap yang sering digunakan untuk atap bangunan kandang adalah bentuk pelana, yaitu tersusun dari dua bidang miring yang bertemu di tepi atas dalam satu garis lurus. Di daerah tropis dengan suhu dan kelembapan tinggi, banyak peternak menggunakan kandang dengan memakai monitor untuk mengantisipasi suhu udara dan memperbaiki sirkulasi udara dalam kandang (Gambar 1).

Gambar 1. Kandang dengan monitor.

Berbagai macam jenis atap yang sering dipakai untuk kandang adalah genteng, rumbia/kayu, asbes (campuran fiber semen dan pulp), seng warna, galvalum/spandek (galvanis aluminium), PVC berongga (PVC Twinwall).

Genteng adalah atap yang terbuat dari tanah liat, cukup baik dibandingkan bahan baku lainya. Hal ini dikarenakan nilai koefisien konduksi dari tanah liat relatif kecil.

Tanah liat juga memiliki kemampuan menyimpan panas, sehingga lebih cocok digunakan sebagai atap kandang di daerah dingin. Sebagian peternak menggunakan atap genteng karena lebih baik dalam melindungi ayam dari radiasi panas sinar matahari. Disamping itu genteng terbuat dari tanah liat, sehingga tidak mudah terbakar. Namun disisi lain dalam pembuatan kandang diperlukan banyak bahan untuk menopang genteng, disamping itu kontruksi bangunan harus kokoh karena harus menahan beban genteng yang relatif berat.

Gambar 2. Atap kandang genteng, asbes, galvalum (spandec).

Atap PVC berongga (PVC Twinwall) cukup baik digunakan untuk menahan radiasi dan panas, karena didalamnya terdapat rongga udara yang didesain khusus sehingga menjadi penghantar panas yang rendah. Udara adalah penahan panas alamiah yang sangat baik sehingga atap jenis ini juga dapat dijadikan pilihan untuk atap kandang di daerah tropis.

Keunggulan atap jenis ini adalah ringan, praktis dan menarik dari sisi estetika namun mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi jika digunakan untuk kandang dan kelemahan atap jenis ini adalah mudah terbakar.

Seperti diketahui bersama, iklim tropis dengan fluktuasi suhu yang cukup lebar dan kelembapan tinggi akan sangat berpengaruh terhadap produksi ayam, baik pencapaian bobot ayam pedaging (broiler) maupun hen day produksi pada ayam petelur (layer). Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi peternak untuk mencapai potensi genetik dari broiler maupun layer.

Dengan kemajuan genetik layer maupun broiler yang semakin pesat dewasa ini, dibutuhkan struktur perkandangan dan equipment yang bisa mendukung perkembangan genetik tersebut. Perkandangan sistem closed house (CH) menjadi pilihan utama peternak untuk mendapatkan hasil maksimal dalam budidaya saat ini. Hal ini dikarenakan dengan sistem CH, peternak bisa mengatur suhu dan kelembapan, serta kecepatan angin sesuai kebutuhan ayam.

Tabel 1. Suhu dan kelembapan yang nyaman bagi ayam
Broiler
Layer
Umur (Hari)
Suhu (°C)
Kelembapan (%)
Umur (Hari)
Suhu (°C)
Kelembapan (%)
1
32-29
60-70
0-3
33-31
55-60
3
30-27
60-70
4-7
32-31
55-60
6
28-25
60-70
8-14
30-27
55-60
9
27-25
60-70
15-21
28-26
55-60
12
26-25
60-70
22-24
25-23
55-60
>15
24-25
60-70
>25
25-23
55-60

Sumber : Info Medion.

Table 2. Pengaruh kelembapan terhadap suhu yang dirasakan ayam
Suhu Efektif yang Dirasakan Ayam °C
Kelembapan pada Thermohygro (%)
40%
50%
60%
70%
Suhu Kandang pada Thermohygro (°C)
30
36
33,2
30,8
29,2
28
33,7
31,2
28,9
27,3
27
32,5
29,9
27,7
26
26
31,3
28,6
26,7
25
25
30,2
27,8
25,7
24
24
29
26,8
24,8
23

Sumber: Info Medion.

Dengan mengetahui suhu dan kelembapan yang nyaman bagi ayam, maka hal terpenting adalah bagaimana mengondisikan lingkungan dalam kandang sesuai dengan kebutuhan ayam.

Untuk mendapatkan suhu ideal dalam kandang, adakalanya bisa dengan mengatur ketinggian atap dengan jarak batrei teratas (cages) atau dengan lantai (postal) khususnya pada kandang terbuka. Semakin tinggi jarak atap dengan posisi ayam akan semakin baik.

Selain itu juga kipas diperlukan jika kondisi/suhu dalam kandang masih tinggi. Prinsipnya dengan mengalirkan udara dalam kandang akan semakin meningkatkan suplai oksigen dalam kandang, sehingga lebih sejuk dan nyaman.

Sebagian besar suhu tinggi di dalam kandang diakibatkan oleh radiasi sinar matahari dan panas dari tubuh ayam itu sendiri. Radiasi sinar matahari yang sampai ke atap akan ditransmisikan sebagian dipantulkan dan sebagian diserap material atap. Transmisivitas dan reflektivitas dipengaruhi oleh sudut datang radiasi matahari. Sedangkan besarnya absorsivitas hampir konstan untuk semua sudut datang sinar matahari dari 0-90° (Takakura,1989).

Untuk mengurangi radiasi panas dari sinar matahari bisa juga dengan mengatur sudut/kemiringan atap. Semakin besar nilai sudut datang radiasi maka semakin kecil radiasi yang ditransmisikan ke dalam ruangan (Maztalers, 1977). Kemiringan atap normal yang lebih efisien dalam mentransmisikan radiasi sinar matahari yaitu 25-30° (Wulandari 2005) kandang terbuka. Sedangkan sudut atap 10° sudah lazim digunakan pada kandang closed house.

(kiri) Gambar 3. Sudut atap 25°. (kanan) Gambar 4. Sudut atap 10°.

Penambahan plafon juga bisa menjadi pilihan untuk mengurangi efek radiasi dalam kandang. Hal ini dikarenakan pada ruangan yang terbentuk antara penutup atap dengan plafon akan terjadi perpindahan panas secara konveksi, dimana udara panas akan mengalir keluar celah plafon karena perbedaan tekanan udara yang lebih tinggi.

Kandang yang berada di dataran tinggi pada saat malam hari dimana suhu cukup rendah, ini bisa diantisipasi dengan pengaturan tirai kandang dan menjaga ketebalan litter dan menjaga  tetap kering. Prinsipnya menjaga kondisi dalam kandang tetap berada pada suhu ideal dengan memperhatikan sirkulasi yang baik. Jika diperlukan bisa menambahkan pemanas dalam kandang seperti saat periode brooding (1-2 mg). Atap genteng direkomendasikan untuk kandang di daerah dingin karena sifat dari genteng dapat menyimpan panas saat siang hari, sehingga cukup hangat saat suhu dingin di malam hari.

Namun penyesuaian berbagai jenis dan model atap kandang saat ini tidaklah cukup untuk mengatasi problem suhu dan kelembapan, serta sirkulasi udara, dengan kemajuan teknologi yang semakin maju perlu dipertimbangkan aspek manajemen dan sistem perkandangan untuk  mendukung dan meningkatkan hasil produksi.

Pada prinsipnya pembangunan kandang harus mempertimbangkan hal yang paling mendasar berkaitan dengan iklim dan keadaan lingkungan yang variatif, sehingga perlu dilakukan analisis dan keputusan untuk mengatasi dampak tersebut melalui perencanaan strategis jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Inovasi perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi problem tersebut.

Inovasi sederhana dengan hasil optimal perlu dilakukan untuk mengatasi cuaca ekstrem seperti pembuatan cooling net sederhana dan tunnel door sederhana dengan pendekatan tunnel door curtain system dan inovasi sederhana lainnya. Sedangkan jangka panjang pembangunan kandang mutlak menggunakan full closed house. ***

Drh Andy Siswanto
Manager Operational Kopkar Comfeed Makmur

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer