Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Charoen Pokphand Indonesia | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

INI PERSYARATAN BERGABUNG MENJADI MITRA PETERNAK CHAROEN POKPHAND INDONESIA

Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand Indonesia: Broiler Production with Closed House Management. Dilaksanakan Kamis 10 September 2020, dalam webinar itu Ismoyowati juga menyampaikan tentang program kemitraaan Charoen Pokphand Indonesia.

Sistem Kemitraan Charoen Pokphand Indonesia

Bentuk kemitraannya: inti-plasma. Pola kerjasamanya yaitu perusahaan sebagai penyedia sarana produksi peternakan (sapronak) di bidang peternakan ayam pedaging (broiler) yang disebut inti dan peternak yang disebut plasma.

Prinsip Dalam Kemitraan Charoen Pokphand Indonesia

Saling memerlukan, saling mempercayai, saling memperkuat, dan saling menguntungkan inti/plasma secara sadar, bebas, dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Peran dan Tanggung Jawab Perusahaan Inti

  1. Memberikan know how berupa bimbingan teknis pemeliharaan atau budidaya ayam, bimbingan manajemen dan administrasi usaha, dan bantuan pemasaran hasil budidaya/peternakan, bantuan manajemen keuangan, antara lain dengan cara menugaskan seorang petugas Technical Service (TS) untuk sewaktu-waktu mengajar dan membimbing pekerja peternakan peternak.
  2. Menyediakan atau memasok sarana produksi peternakan meliputi pakan, anak ayam umur sehari (Day Old Chicks/DOC) dan obat-obatan.
  3. Membantu mengelola penggunaan sapronak, termasuk memediasi pengalihan sapronak yang tidak digunakan kepada pihak lain melalui mekanisme jual beli, tukar-menukar, ataupun dengan cara lainnya.
  4. Membeli ayam hasil produksi/budidaya peternak.
  5. Membantu plasma dalam administrasi keuangan dan pengelolaan hutang piutang.

Peran dan Tanggung Jawab Plasma

  1. Menyediakan lahan peternakan dan tenaga kerja.
  2. Membangun kandang ayam dan menyediakan perlengkapan/peralatannya sesuai standar.
  3. Melaksanakan budidaya atau pemeliharaan ayam menurut petunjuk-petunjuk dan tata cara budidaya/pemeliharaan ayam yang ditetapkan oleh perusahaan inti.
  4. Menjalankan prosedur administrasi dan tata cara panen yang ditetapkan dan menjaga keamanan kandang dan sapronak.
  5. Menjalankan biosecurity (sistem pengamanan hayati) yang ketat, tidak mencampur ayam dari luar kandang/farm dan tidak memasukkan pakan yang tidak direkomendasikan ke kandang/farm.
  6. Melapor secara periodik perkembangan budidaya ayam kepada inti melalui media Laporan Pemeliharaan Ayam Broiler (LPAB).
  7. Menjual ayam hasil budidaya kepada inti menurut syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang disepakati.
  8. Dalam tempo kurang dari 12 jam segera memberitahu atau melapor kepada inti apabila terjadi berjangkitnya penyakit unggas.

Prosedur dan Syarat Penerimaan Mitra di Charoen Pokphand Indonesia

  • Peternak mendaftarkan diri ke pihak perusahaan untuk bergabung menjadi mitra yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh PPL dengan diadakannya survei lokasi secara langsung.
  • Jika peternak merupakan peternak yang telah dipilih langsung oleh PPL area peternak mendapatkan pilihan untuk bergabung atau tidak dengan PT Charoen Pokphand.
  • Peternak menyerahkan syarat-syarat berupa fotokopi KTP, KK, buku rekening, dan NPWP.
  • Peternak menyerahkan jaminan berupa sertifikat tanah/BPKB disertakan uang Rp 1.000/ekor. Peternak menandatangani surak perjanjian/kesepakatan kerjasama.

Untuk webinar selengkapnya bisa dilihat ulangannya di:




PENUTUPAN PROGRAM WBA BATCH #1: MENYIAPKAN SDM UNGGUL PERUNGGASAN

Webinar penutupan program WBA batch #1, Senin (10/8/2020). (Foto: Dok. Infovet)

Sehubungan berakhirnya program “Work Based Academy” (WBA) batch #1 atas kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI), dilaksanakan webinar penutup sekaligus presentasi dari beberapa peserta pada Senin (10/8/2020).

“Program ini menjadi terobosan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mengelola closed house di industri perunggasan. Program ini merupakan kolaborasi yang apik, karena tantangan ke depan adalah menyiapkan industri perunggasan secara efisien dan peran SDM sangat penting untuk menjawab tantangan itu,” ujar Koordinator WBA, Muhsin Al Anas dalam webinar penutupan WBA batch #1.

Pada kesempatan yang sama Presiden Direktur CPI, Dr Thomas Effendy, mengapresiasi suksesnya program WBA tersebut. “Program ini sangat luar biasa, karena industri perunggasan kalau ingin maju, arahnya sudah harus ke closed house untuk bersaing. Namun SDM kita masih sangat minim mengenai closed house, untuk itu dengan adanya program ini kita harap peserta mendapat pengalaman, serta menjadi SDM peternakan unggul dan bisa berkarya di bidang perunggasan khususnya closed house,” ujar Thomas.

Hal senada juga disampaikan Dekan Fapet UGM, Prof Ali Agus, yang turut hadir. Menurutnya program WBA ini merupakan sumbangsih insan peternakan untuk menyiapkan SDM perunggasan yang profesional.

“Di sini peserta mendapat banyak pengalaman untuk meningkatkan keterampilan, kompetensi dan kesiapan mereka mengenai budi daya ayam broiler pada kandang closed house. Dengan program ini kita turut membantu menyiapkan SDM unggul perunggasan dengan harapan mampu menghadapi persaingan global,” kata Prof Ali.

Adapun tiga peserta dari 20 peserta WBA terpilih turut memberikan presentasi mini project hasil dari program tersebut, diantaranya M. Tanifal alumni Fapet Andalas mengenai “Simulasi Analisa Hasil Produksi Peternakan,” kemudian Aryo Pujo Sakti alumni Fapet UGM soal “Manajemen Sexing dan Penjarangan Sesuai Kapasitas Kandang dan Planning Panen” dan Muhammad Yaser dari Institut Pertanian Bogor mengenai “Penggunaan Air Deflector untuk Meningkatkan Kecepatan Angin di Kandang.”

Program WBA sendiri memiliki tujuan mengisi kesenjangan kebutuhan industri peternakan ayam broiler terhadap profesional/tenaga kerja yang siap pakai, khususnya terkait budi daya closed house. Program juga memberikan pembekalan kepada peserta yang tidak didapatkan dalam bangku perguruan tinggi terkait praktik lapangan guna meningkatkan potensi alumni peternakan untuk tumbuh berkarir di industri yang terus berkembang ini.

Adapun materi pelatihan in class training WBA batch #1 mengenai manajemen closed house overview, bisnis broiler dan kemitraan, MKE (mekanik, kelistrikan dan energi), SHE (safety, health and environment), animal welfare, nutrisi dan manajemen pakan, pengenalan teknis dan sistem closed house, manajemen produksi, ventilasi, manajemen kasus, technical service, kepemimpinan, continues improvement dan lain sebagainya. Kemudian kegiatan on the job training dilakukan ke beberapa farm perusahaan, mitra maupun cabang.

Kesuksesan program kerja sama WBA ini akan terus dilanjutkan. Program WBA batch #2 masih akan digodok lebih lanjut dengan tetap fokus pada peningkatan SDM bidang peternakan.

“Kita akan godok lagi bersama Prof Ali Agus dan masukan dari peserta. Kita tetap fokuskan kepada peningkatan SDM unggul perunggasan. Semoga bisa ditingkatkan lagi khususnya jumlah peserta atau yang lainnya,” pungkas Thomas. (RBS)

CEGAH HARGA ANJLOK LAGI, AYAM MILIK PETERNAK MANDIRI DISERAP

Perusahaan unggas besar (integrator) membeli ayam milik peternak mandiri. (Foto: Humas PKH)

Implemantasi kerja sama antar Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), dengan perusahaan unggas besar untuk membeli ayam broiler peternak mandiri mulai dijalankan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbagan supply-demand dan mengangkat harga unggas hidup (livebird) yang jatuh ditingkat peternak hingga menyentuh Rp 4.000/kg.

“Rabu (22/4/2020) kemarin, PT Japfa Comfeed sudah melakukan pembelian livebird di farm broiler peternak mandiri milik Sugeng (anggota GOPAN) di Dramaga Tanjakan Bogor,” kata Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (23/4/2020). 

Ia menjelaskan bahwa pembelian livebird tersebut sebanyak 1.920 ekor dengan harga Rp 15.000/kg dan akan didistribusikan ke RPHU di wilayah Parung, Ciomas, Bogor. “Ini bagian dari komitmen perusahaan tersebut untuk membeli livebird sebanyak 700.000 ekor,” terang dia.

Pembelian ternak unggas mandiri juga dilakukan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Berdasarkan informasi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, CPI membeli ayam broiler dari kandang Eri, seorang peternak mandiri yang berdomisili di Desa Ngabean Boja, Kendal. 

Disebutkan bahwa jumlah ayam yang dibeli CPI pada Rabu (22/4/2020) sebanyak 4.000 ekor dengan harga 15.000/kg berat hidup. Sementara harga kesepakatan Pinsar Indonesia di pasaran adalah 10.000/kg, jadi masih ada selisih Rp 5.000 yang bisa didapatkan peternak.

“Ini juga bagian dari komitmen 1 juta ekor ayam yang akan dibeli oleh PT CPI di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur,” ujar Ketut terkait informasi ini.

Pembelian oleh PT CPI ditargetkan sebanyak 20.000 ekor/hari yang selanjutnya akan dipotong di RPHU yang berada di Salatiga. Karkas yang dihasilkan akan diolah menjadi produk olahan ayam. 

Sementara Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Sugiono, saat dihubungi menjelaskan bahwa tujuan kerja sama untuk menyerap ayam broiler dari peternak mandiri tersebut untuk membantu mengurangi supply ayam ke pasar sehingga dapat menyeimbangkan supply-demand. “Kita harap harga akan meningkat dan peternak bisa menikmati hasil,” ucap Sugiono.

Lebih lanjut ia meminta agar semua pemangku kepentingan dapat saling membantu dan berbagi dalam situasi sulit saat ini seperti adanya pandemi COVID-19, khususnya membantu peternak mandiri melalui fasilitasi pemasaran.

Sebelumnya, pada Senin (20/4/2020) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian diselenggarakan penandatanganan kerjasama antara perusahaan dan asosiasi peternak dalam pembelian ayam ras siap potong. Total ada 22 perusahaan yang akan membantu menyerap livebird sebanyak 4.119.000 ekor di Pulau Jawa. (INF)

PROGRAM MAGANG BERBASIS AKADEMIK DIGELAR DI YOGYAKARTA

Foto bersama dalam kegiatan program magang bertajuk Work-Based Academy (WBA) di Fakultas Peternakan UGM. (Foto: Istimewa)

Sebuah program magang bagi lulusan sarjana peternakan yang dilaksanakan atas kolaborasi antara universitas dan industri yang apik dimaksudkan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) terampil dalam industri perunggasan.

Program magang bertajuk Work-Based Academy (WBA) yang mengambil tema “Manajemen Closed House Broiler” dilangsungkan selama enam bulan, sejak Februari hingga Agustus 2020 mendatang, merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dengan PT Charoen Pokphand Indonesia.  

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, menjelaskan bahwa WBA adalah kegiatan pembelajaran bekerja yang berlangsung selama enam bulan untuk memberikan keterampilan pada lulusan baru sarjana peternakan di industri perunggasan, terutama dalam hal teknis budidaya ayam broiler dengan menggunakan teknologi perkandangan closed house.

“Negara tropis seperti Indonesia dengan kelembapan dan temperatur yang tinggi sering menyebabkan ayam stres, sehingga produktivitas menjadi rendah. Adanya kandang closed house membuat lingkungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ternak, sehingga produktivitas ternak akan lebih baik,” ujar Ali Agus pada kegiatan tersebut Senin (10/2/2020), di Kampus Fakultas Peternakan UGM, Bulaksumur, Yogyakarta. 

Program WBA Batch #1 ini menjadi inovasi penting dalam membangun SDM unggul untuk mengelola closed house. Andi Magdalena Siadari, yang merupakan Sekjen Charoen Pokphand Foundation Indonesia, mengemukakan bahwa program WBA akan memberikan pemahaman kepada para peserta terkait business process dalam suatu industri perunggasan.

Ia menambahkan, peserta mendapatkan keterampilan teknis dalam pengelolaan teknologi closed house sehingga mendukung operasional pemeliharaan broiler. “Lebih dari itu, para peserta program WBA diharapkan dapat diserap secara langsung oleh industri sektor perunggasan setelah mengikuti program ini. Program WBA membantu industri dalam menyiapkan SDM (man power) yang sesuai kebutuhan,” jelas Magdalena. 

Sementara menurut salah satu peserta program WBA, Alif Fahmi Amrulloh, dirinya mengaku sangat antusias dan bersyukur bisa menjadi salah satu peserta dari program tersebut.

“Selain mendapatkan keterampilan terkait closed house yang nantinya dapat digunakan dalam pemeliharaan broiler, saya berharap dapat pula meningkatkan jejaring dengan lulusan baru dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ucap Alif. 

Koordinator program WBA, Muhsin Al Anas, menambahkan, program tersebut diikuti oleh 20 orang fresh graduate program studi peternakan yang berasal dari tujuh universitas di Indonesia dan diseleksi dari 139 orang pendaftar.

Program in class training berlangsung pada 10-15 Februari 2020 di Fakultas Peternakan UGM, kemudian dilanjutkan kegiatan internship selama enam bulan, berakhir pada Agustus 2020,” katanya. (IN)

LANJUTAN EKSPOR CHAROEN POKPHAND INDONESIA, GENAP KE-200

Mentan Syahrul saat melepas keberangkatan ekspor 16 kontainer produk ternak milik CPI. (Foto: Infovet/Ridwan)

Minggu (24/11/2019), bertempat di Kantor Pusat, Jalan Ancol Barat VIII, Ancol, Jakarta Utara, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) kembali melaksanakan ekspor produk ternak sebanyak 16 kontainer yang ditujukan ke Jepang dan Timor Leste, dengan total nilai Rp 2,5 miliar. Pengiriman kali ini menandakan genapnya ekspor CPI ke-200 kontainer.

Presiden Komisaris CPI, T. Hadi Gunawan, dalam kegiatan tersebut mengatakan, ekspor ini merupakan lanjutan dari ekspor yang sudah dilakukan pada 2017 lalu ke Papua New Guinea dan pada 2018 sebanyak 3 kontainer produk olahan dan griller ayam, 20 kontainer pakan ayam dan 82.000 ekor DOC ke Timor Leste dan produk olahan ayam ke Jepang.

“Pada waktu itu ibarat ekspor tersebut sebagai lilin kecil yang baru nyala dan terus kami upayakan secara konsisten. Saat ini lilin kecil itu telah berubah menjadi obor kecil yang terus menyala dan akan kami kobarkan untuk menjadi obor yang besar,” kata Hadi dalam sambutannya dihadapan ratusan tamu undangan.

Ekspor ini, lanjut dia, akan terus dikembangkan pihaknya ke beberapa negara lain. “Kami ingin terus berkembang bukan hanya ke tiga negara langganan itu saja. Dengan dukungan pemerintah dan stakeholder, kami yakin bisa memperluas pasar seperti ke Singapura, Hongkong, Timur Tengah dan negara lain, sehingga kita dapat mengharumkan nama Indonesia dan menambah devisa negara,” tambah dia.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang turut hadir dan melepas keberangkatan ekspor, menyambut baik hal tersebut dan menegaskan produk ternak Indonesia tidak boleh kalah dari negara lain.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri, pemerintah butuh saudara untuk membangun industri peternakan ini, kita jangan mau kalah dengan Malaysia atau Thailand, kita harus lebih maju dan merdeka,” ujar Mentan Syahrul.

Ia pun menegaskan, pengembangan sektor peternakan harus dikerjakan dengan serius demi memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. “Kalau kita tidak serius, bagaimana kita bisa penuhi kebutuhan pangan masyarakat kita? Bagaimana kehidupan mereka nanti? Inilah yang harus memicu adrenalin kita untuk bersama-sama membangun pertanian dan peternakan Indonesia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, kali ini CPI menambah rentetan ekspor sebanyak 16 kontainer dengan total produk griller dan olahan ayam 64,77 ton dan pakan berisi 200 ton, yang terbagi menjadi 5 kontainer griller ayam dan 10 kontainer pakan ayam ke Timor Leste, serta 1 kontainer produk olahan ayam ke Jepang. (RBS)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer