-->

PASAR TELUR IRAN TERJEBAK DALAM BAKU TEMBAK PERANG DENGAN ISRAEL

Produksi telur di Iran tidak mengalami kerusakan langsung selama perang 12 hari dengan Israel, tetapi logistik dan penjualan ke konsumen menghadapi gangguan jangka pendek yang signifikan, ujar Mohammad Moradi, CEO Serikat Peternak Unggas Pusat, kepada pers setempat.

Laporan berkala menunjukkan bahwa pengiriman makanan ke beberapa kota di Iran mengalami kekacauan selama fase aktif konflik. Dalam beberapa kasus, kekurangan produk memicu gejolak harga. Menurut Moradi, peristiwa serupa terjadi di pasar telur.

“Selama beberapa hari ini, masalah penjualan produk menjadi topik yang sangat memprihatinkan karena kami berjuang untuk mencegah potensi “penyalahgunaan” situasi yang ada. Rekan-rekan kami di serikat dan produsen telur telah melakukan yang terbaik agar produk mencapai konsumen akhir tepat waktu, bahkan di kota-kota yang mengalami peningkatan kemacetan,” kata Moradi, seraya mencatat bahwa terlepas dari tantangan ini, produksi telur di Iran tetap berjalan tanpa gangguan.

Produsen telur Iran terutama mengaitkan gejolak harga di pasar selama perang dengan pengecer yang tidak bermoral. "Sayangnya, dalam situasi seperti itu, beberapa orang mungkin memanfaatkannya, dan itu tidak mengada-ada," tambah Moradi.

Namun, Moradi menekankan, masalah awal terkait transportasi dan logistik telur relatif singkat.

Meskipun kesepakatan damai telah dicapai, industri telur Iran sedang bersiap menghadapi eskalasi konflik baru. "Bahkan jika ada tantangan baru, langkah-langkah yang diperlukan telah diambil untuk memastikan pasokan bahan baku, transportasi, dan produksi yang berkelanjutan," kata Moradi.

Sementara itu, Moradi menyuarakan kekhawatiran bahwa konsumsi telur, yang terhambat oleh krisis ekonomi umum negara itu selama beberapa tahun terakhir, dapat menurun lebih jauh dalam beberapa bulan mendatang. Ia mencatat bahwa industri telur Iran bersiap menghadapi penurunan konsumsi telur musiman selama bulan-bulan musim panas, dan penjualan telur diperkirakan akan menurun selama 2 bulan ke depan. "Dalam situasi seperti ini, pemerintah diharapkan mendukung produsen agar mereka tidak mengalami kerugian jika terjadi kelebihan pasokan," ujar Moradi.

Iran saat ini memproduksi sekitar 115.000 ton telur per bulan, melebihi permintaan di pasar domestik. Menurut Moradi, ekspor telur tampaknya tidak tersentuh oleh perang dengan Israel. Ia memperkirakan bahwa sejak awal tahun, negara tersebut telah mengekspor sekitar 27.000 ton telur. Iran mengekspor telur terutama ke negara-negara tetangga di Timur Tengah.


Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer