-->

KAJIAN LIMBAH TUNGGUL JAMUR SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN AYAM PEDAGING

Lebih dari 90.000 mt limbah tunggul jamur dihasilkan setiap tahun dari produksi jamur kancing. Limbah tunggul mencakup hampir 30% dari total berat jamur. Bisakah produk sampingan pertanian ini mengurangi limbah dan menurunkan biaya pakan bagi produsen ayam pedaging?

Pennsylvania adalah pemimpin dalam produksi ayam broiler dan jamur kancing di Amerika Serikat, sehingga tampaknya tepat jika tim peneliti Penn State melakukan penelitian untuk lebih memahami bagaimana penambahan pakan broiler dengan limbah tunggul jamur mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan ayam.

Pada saat panen, kepala jamur kancing dipisahkan dan digunakan untuk konsumsi manusia, sedangkan tunggulnya dijadikan kompos sebagai hasil samping pertanian. “Sekitar 93.264 metrik ton tunggul jamur kancing dibuat kompos setiap tahunnya,” kata ketua tim peneliti John Boney, Anggota Fakultas Nutrisi Unggas Vernon E. Norris di Fakultas Ilmu Pertanian.

Boney menambahkan, “Tunggulnya berserat dan mengandung senyawa bioaktif terapeutik dengan aktivitas antimikroba dan antioksidan. Karena kandungan nutrisi dan obatnya, limbah tunggul jamur dapat menjadi bahan pakan yang layak.”

Sebanyak 480 ekor ayam broiler dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberi 6 perlakuan pakan. Kelompok kontrol tidak mendapat suplementasi jamur sedangkan kelompok lainnya diberi pakan dengan limbah tunggul jamur 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Tunggul jamur dikeringkan dalam pengering butiran kecil dan digiling untuk dimasukkan ke dalam pakan unggas.

Tim peneliti menguji kemampuan ayam dalam mencerna 17 asam amino dalam penelitian tersebut. Pertumbuhan dan kesehatan ayam dilacak.

Setelah uji coba selama 21 hari, para peneliti Penn State melaporkan bahwa ayam broiler yang diberi hingga 3% limbah tunggul jamur tumbuh dengan kecepatan yang sama dengan ayam dalam penelitian yang tidak menerima suplementasi jamur, dan pencernaan mereka tidak terpengaruh. Mereka mencatat bahwa tingkat suplementasi yang lebih tinggi, yaitu 4% dan 5%, mengakibatkan pertumbuhan melambat dan mengganggu pencernaan asam amino, atau senyawa organik yang digunakan untuk membuat protein pada ayam.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer